the target planes is sighted by a rotating radar antenna which then locks in and

continuously tracks the target. depending upon the position and velocity of the
planes as given by the radar output data, the launch computer calculates the firing
angle in terms of launch command signal, which then amplified through a power
amplifier drives the launcher (drives motor). the launcher angular position is
feedback to the launch computer and the missile is triggered as soon as the error
between the launch command signal and the missile firing angle become zero. after
being fired the missile enters the radar beam which is tracking the target. the
control system contained within the missile now receives a guidance signal from the
beam which automatically adjusts the control surface of the missile such that the
missile rides along the beam, finally homing on to the target.
it is important to note that the actual missile launching and guidance system is
far more complex requiring control of the gun's bearing as well as elevation

Pesawat target terlihat oleh antena radar berputar yang kemudian mengunci dan terus
melacak target. Tergantung pada posisi dan kecepatan pesawat seperti yang diberikan
oleh data output radar, komputer peluncuran menghitung sudut penembakan dalam hal
sinyal perintah peluncuran, yang kemudian diperkuat melalui power amplifier drive
peluncur (drive motor). Posisi sudut peluncur adalah umpan balik ke komputer
peluncuran dan rudal dipicu segera setelah kesalahan antara sinyal perintah
peluncuran dan sudut penembakan rudal menjadi nol. Setelah dipecat rudal memasuki
balok radar yang sedang melacak target. Sistem kontrol yang terkandung di dalam
rudal sekarang menerima sinyal panduan dari balok yang secara otomatis menyesuaikan
permukaan kontrol rudal sedemikian rupa sehingga wahana rudal di sepanjang balok,
akhirnya mengarah ke sasaran.
Penting untuk dicatat bahwa sistem peluncur dan peluncuran rudal yang sebenarnya
jauh lebih kompleks yang membutuhkan kontrol terhadap bantalan senapan dan juga
elevasi.