Disusun Oleh :
TUGAS AKHIR
Disusun oleh :
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Sipil Dosen Pembimbing Tugas Akhir
Menyatakan bahwa seluruh hasil penelitian ini adalah hasil karya saya
sendiri. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa ada beberapa bagian dari karya
ini adalah bukan hasil karya sendiri, maka saya siap menanggung resiko dan
konsekuensi apapun.
Mohammad Rusli
KATA PENGANTAR
Penulis
Katakanlah Muhammad SAW sekiranya samudra menjadi tinta untuk
mencatat kalimat Tuhanku, pasti samudra akan kering sebelum habis kalimat
Tuhanku dicatat,sekalipun kami datangkan sebanyak itu lagi
(QS. Al Kahfi: 100)
Allah pasti akan mengangkat derajat orang yang beriman dan berpengetahuan
di antaramu beberapa tingkat lebih tinggi
(QS. Al Mujadilah:11)
Pelajarilah ilmu dan ajarkan pada manusia,dalam mencari ilmu bukanlah suatu
aib jika kita gagal dalam suatu usaha tapi yang merupakan aib adalah jika kita
tidak berusaha dari kegagalan itu
( Ali bin Abi Thalib )
Carilah Ilmu sampai ke negri Cina dan bila perlu sampai ke liang kubur
Bila hidup adalah untuk bekerja dan berkarya dia akan panjang dan tak
berakhir ,keindahan begitu manis dimata, karena ia berlenggang dalam irama
yang sama dengan hidup kita. Pengetahuan menjadi berharga untuk kita,
karena kita tidak pernah punya waktu untuk melengkapkannya, Dan segalanya
akan selesai dan berakhir di surga abadi...Wahai mahasiswa, ingatlah itu dalam
hati, berjuang dan bergembiralah (Rus_Lee)
Karyaku ini akan kupersembahkah buat orang- orang yang begitu
berharga dalam hidupku:
Kedua orang tuaku, Papa dan Mama ( Anwar Lanasi S.sos, M.Kes
dan Hj. Kalsum Pettalolo ) yang selalu memberi cinta, perhatian,
teladan dan selalu curahkan segala tenaga dan pikiran untuk masa
depanku dan kebahagiaanku.
Papa dan Mama yang yang selalu memberi dukungan dan yang selalu
menjadi lentera dalam hidupku.
Buat Pak Mujiman dan Warga Dusun Jaten.thanks banget atas dukungan
bapak dan warga jaten.
Sobat sobatku Civil Angk. 2003 kalian emang sobat sobat sejatiku yang
selalu ada dalam suka dan duka.i love u gays
Teman teman Kelembagaanku PSM UII, LEM FTSP, KOPMA FTSP, LPM
FTSP dan HMI MPO FTSP UII. Tetap semangat ya.., Selalu berjuang untuk
kemaslahatan ummat..
Buat semuanya yang telah dukung aku, yang ga dapat aku sebutin one by
one yang tua maupun yang muda. Makasi banget..
DAFTAR ISI
Halaman Judul .. i
Halaman Pengesahan ...................... ii
Halaman Pernyataan .......................................................................................... iii
Kata Pengantar.....................................................................................................iv
Motto ...................................................................................................................vi
Halaman Persembahan ................................................................................... vii
Special Thanks To ......... ................................................................................... viii
Daftar Isi ............................................................................................................. ix
Daftar Tabel ..................................................................................................... xii
Daftar Gambar .................................................................................................. xiii
Intisari................................................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian.............................1
1.2. Rumusan Masalah.....3
1.3. Tujuan Penelitian .........3
1.4. Manfaat Penelitian .......3
1.5. Batasan Masalah ..4
BAB VI PEMBAHASAN
6.1. Umum.........................................................................................70
6.2. Tinjauan Laju Infiltrasi ......................................................................73
6.3. Tinjauan Perhitungan Debit Limpasan ..............................................74
6.4. Tinjauan Perencanaan Dimensi Sumur Resapan ...............................74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Derajat Permeabilitas Tanah..15
Tabel 3.2. Koefisien Run Off ( ) Untuk Drainase Muka Tanah .................... 17
Tabel 3.3. Koefisien Penyebaran Hujan ( ) ................................................... 18
Tabel 3.4. Jarak Minimum Sumur Resapan ..................................................... 28
Tabel 5.1. Hasil Pengujian Pada Titik I ........................................................... 41
Tabel 5.2. Hasil Pengujian Pada Titik II .......................................................... 41
Tabel 5.3. Hasil Pengujian Pada Titik III ......................................................... 42
Tabel 5.4. Hasil Pengujian Pada Titik IV ......................................................... 42
Tabel 5.5. Hasil Pengujian Pada Titik V .......................................................... 42
Tabel 5.6. Hasil Pengujian Pada Titik VI ......................................................... 42
Tabel 5.7. Data Curah Hujan ............................................................................ 43
Tabel 5.8. Perhitungan Laju Infiltrasi Pada Tititk I .......................................... 45
Tabel 5.9. Hasil Perhitungan Laju Infiltrasi Cara Infiltrometer........................ 48
Tabel 5.10. Skew Curve Faktor (K) ................................................................... 49
Tabel 5.11. Perhitungan Jumlah Rata-rata, SD dan g ........................................ 50
Tabel 5.12. Perhitungan HMM ( Hujan Harian Maksimum ) ............................ 51
Tabel 5.13. Perhitungan Intensitas Hujan Menurut Metoda Van Breen ............ 52
Tabel 5.14. Perhitungan Intensitas Hujan Menurut Metoda Hasper Den W ...... 53
Tabel 5.15. Uji Kecocokan Intensitas Hujan ( I ) dengan PUH 2 Tahun .......... 57
Tabel 5.16. Persamaan Intensitas Hujan Menurut
Van Breen dengan Pola Talbot........................................................ 59
Tabel 5.17. Intensitas Hujan Menurut Van Breen dengan Pola Talbot .... ......... 60
Tabel 5.18. Perhitungan Debit Kawasan .............................................................61
Tabel 5.19. Perhitungan Analisis Jumlah Sumur Resapan
Pada Setiap Kawasan........................................................................63
Table 5.20. Hasil Perhitungan Debit Air Yang Masuk Ke Sumur Resapan
Dan Jumlah Sumur Yang Dibutuhkan ............................ 65
Tabel 5.21. Hasil Perhitungan Debit air yang mengalir di permukaan.............. 67
Tabel 5.22. Hasil Perhitungan Dimensi Saluran ................................................ 69
DAFTAR GAMBAR
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Emka Geasil dan Abdul Gofur, 2004, Daya Infiltrasi Tanah Di
Daerah Dusun Setran, Sumberarum, Moyudan, Sleman
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar daya infiltrasi pada
limpasan permukaan tanah di daerah dusun Setran, Sumberarum, Moyudan,
Sleman dimana kedalaman muka air tanah dilokasi tersebut 1,50 m dari
permukaan tanah, dan juga untuk mengetahui apakah metode Horton bisa sesuai
dengan rumusan umum yang biasa dipakai, selanjutnya mengetahui apakah sistem
resapan horizontal efektif digunakan pada daerah tersebut. Dengan melakukan
studi kasus pada Pondok Pesantren KBIH BINA UMAT.
Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk mengukur laju infiltrasi
lapangan hanya menggunakan cara konvensional yaitu dengan membuat
galian/lubang uji dengan ukuran panjang, lebar, dan tinggi ( 50x50x70 ) cm3.
Rumus Horton dapat digunakan sebagai pembanding dan peresapan yang efektif
adalah menggunakan sistem resapan horizontal yaitu dengan pipa berlubang pada
sisinya yang di letakkan secara horizontal dibawah permukaan tanah disekitar
bangunan, karena daerah tersebut muka air tanahnya dekat dengan permukaan
tanah.
Dari hasil penelitian tersebut daya infiltrasi rerata dusun setran, Desa
Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman dari 10 titik pengujian
12,76355 cm/jam. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai referensi bagi
warga daerah tersebut dalam pengembangan sistem pembuangan atau peresapan
yang tepat dan efisien dari gedung hunian atau gedung-gedung lainnya.
2.2 Chairullah dan Furqon, 2005, Laju Infiltrasi Pada Areal Kampus
Terpadu Universitas Islam Indonesia Dengan Menggunakan Metode
Horton
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk meneliti berapa besar laju
infiltrasi pada area Kampus Terpadu UII. Penelitian ini dilakukan dengan
membandingkan hasil dari penelitian tahun-tahun sebelumnya.
2.4 Abdul Ghoni dan Manzri Erizon, 2006, Study Efektifitas Sumur
Resapan Untuk Rumah Tinggal
Tujuan penelitian ini secara garis besar adalah untuk mencari besar laju
infiltrasi pada kawasan Ngelempong serta menghitung besar debit air buangan
dari aktifitas air kamar mandi yang selanjutnya digunakan untuk merencanakan
dimensi sumur resapan untuk rumah tinggal.
Pada penelitian ini cara/metode yang dpergunakan dalam pengujian laju
infiltrasi adalah cara konvensional. Penelitian dengan cara konvensional
dilakukan dengan cara yaitu dengan membuat lubang yang berukuran ( 1 x 1 x
1) m3.
Hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa daya infiltrasi tanah
pada dusun Ngelempong adalah 23,35 cm/jam. Air buangan dari aktifitas kamar
mandi rata-rata warga Dusun Ngelempong adalah 0,10 l/det. Dari kedua data
diatas didapat dimensi sumur resapan dengan diameter 0,6 m dan dengan
kedalaman sumur resapan 3,80 m.
Dari uraian-uraian mengenai tinjauan penelitian terdahulu di atas, terdapat
beberapa persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu
diantaranya metode yang dipergunakan untuk mengukur besar laju infiltrasi.
Penelitian-penelitian terdahulu pada umumnya mempergunakan cara/ metode
pengujian, yaitu ring infiltrometer dan konvensional. Sedangkan untuk penelitian
yang akan dilakukan mempergunakan cara yaitu hanya dengan pengujian
Infiltrometer dan ditambah menggunakan metode zero run off. Letak perbedaan
penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada letak
penambahan konsep zero run off yang sebagian besar pada penelitian sebelumnya
belum menyentuh ke arah konsep tersebut.
BAB III
LANDASAN TEORI
3.2 Infiltrasi
Proses masuknya air dari atas (surface) kedalam tanah disebut Infiltrasi.
Sedangkan laju infiltrasi (ft) adalah daya infiltrasi maksimum yang ditentukan
oleh kondisi permukaan termasuk lapisan atas dari tanah. Besarnya laju infiltrasi
dinyatakan dalam cm/jam.
1. Air dituangkan sampai silinder penuh dan tunggu sampai air tersebut
seluruhnya terinfiltrasi. Hal ini perlu dilakukan untuk menghilangkan
retak - retak yang merugikan pengukuran,
2. Air dituangkan kembali kedalam silinder hingga penuh,
3. Setelah air penuh, stop watch dihidupkan, dan air didiamkan selama 5 menit,
4. Setelah 5 menit didiamkan, penurunan yang terjadi diukur dan dicatat pada
tabel yang telah disiapkan,
5. Air dituangkan kembali secepatnya kedalam silinder sampai penuh, kemudian
didiamkan kembali selama 5 menit. Besar penurunan muka air setelah 5 menit
diukur dan dicatat kembali pada tabel pencatatan.
6. Hal tersebut dilakukan secara terus menerus, sampai laju penurunan muka air
tersebut konstan. Dalam hal ini berarti laju infiltrasi sudah tetap.
Kerugian menggunakan cara ini adalah :
(1) Struktur tanah akan berubah pada saat memasukkan pipa kedalam tanah,
demikian pula struktur tanah permukaan.
(2) Terjadinya aliran air mendatar sesudah air melewati ujung pipa sebelah
bawah. Pengaruh ini dikurangi dengan memasang pipa lain yang bergaris
tengah lebih besar serta mengisi ruang diantaranya dengan dengan air
double ring
Keuntungan menggunakan cara ini adalah aliran horizontal tidak meluas karena
dibatasi oleh ring infiltrometer tersebut.
3.2.2 Rumus Horton
Rumus Horton (Garg, 1993) memberi hasil hitungan Laju Infiltrasi dalam
hubungan dengan waktu, yaitu :
k = Konstanta Geofisik
t = Waktu
Atau,
Log ( f(t) - fc ) - log (f0 - fc) = kt log e(3.4)
1
t= [Log ( f (t ) f c ) log( f o f c )] ...(3.5)
k log e
Atau,
1 1 .....(3.6)
t= log( f (t ) f c ) + log( f o f c )
k log e k log e
Persamaan diatas sama dengan persamaan Y= mX + C (3.7)
Dengan, Y = t
1
m= ....(3.8)
k log e
x = Log ( f(t) - fc) (3.9)
1
C= Log ( f o f c ) ...(3.10)
k log e
S n xbxl
f (t ) = .(3.11)
(lxb ) + 2[(l + b )x(n 0,5S n )]
Dengan,
f(t) = Laju Infiltrasi (cm/jam)
Sn = Penurunan air ke-n , dimana Sn = S (n+1)
b = Lebar galian (m)
l = Panjang galian (m)
h = Tinggi galian (m)
3.3.1 Dalamnya genangan diatas permukaan tanah dan tebal lapisan jenuh
Tanah Permeable disebut tanah yang mudah dilalui oleh air, sedangkan
tanah impermeable adalah tanah yang sulit dilalui oleh air. Contoh tanah yang
permeable adalah tanah pasir dan kerikil, oleh karena itu jenis tanah ini sangat
cocok sekali untuk sistem drainase pipa dibawah muka tanah. Contoh tanah
impermeable adalah tanah lempung murni, sehingga ini dihindari untuk kegunaan
sistem drainase pipa.
Tabel dibawah ini memberikan beberapa jenis tanah dan koefisien
permeabilitas tanah.
Tabel 3.1 Derajat permeabilitas tanah
Permebilitas k
Jenis Tanah Derajat Permeabilitas
(cm/det)
Kerikil (gravel) 101 - 10-1 High Permeability
-1 -4
Kerikil Halus, Pasir 10 - 10 Medium Permeability
Pasir sangat halus,
Lumpur-pasir, lumpur 10-4 - 10-7 Low Permeability
tak padat
Very Low Permeability
lempung homgen 10-7 - 10-10
(Impervious)
Dengan,
Q = Debit aliran (m3/det)
= koefisien run off
= koefisien penyebaran hujan
It = Intensitas hujan
A = Luas area aliran / Luas daerah tangkapan (DAS), (m2)
C = Koefisien Limpasan
I = Intensitas curah hujan, m3/det (menggunakan Intensitas hasil
perhitungan Metoda Log Pearson Type III )
Koefisien run off merupakan nilai bandingan antara bagian hujan yang run
off dimuka bumi dengan hujan total terjadi. Berikut ini disampaikan berbagai nilai
koefisien run off dari permukaan bumi. Koefisien run off tersebut sebagian besar
mempunyai nilai antara, tetapi sebaiknya untuk analisis, di pergunakan nilai
terbesar atau nilaimaksimum. Atau nilai pada sisi kanan dari tabel yang di
gunakan.
Dengan nilai khas yaitu nilai asimetrinya (skewness) hampir sama dengan
nol dan dengan kurtosis 3.
3.6.2 Distribusi Log Normal
1 (Y Y ) 2
P( X ) = e exp ...................................................(3.14)
X 2 2 Y
2
Y = Log X ................................................................................(3.15)
Dengan,
P(X) = Peluang Log Normal
X = Nilai Variat Pengamatan
Y = Deviasi Standar Nilai Variat Y
Y = Nilai Rata-rata Populasi Y
Dengan nilai khas yaitu nilai asimetrinya (skewness) 3 dan selalu bertanda
positif. Atau nilai skewness Cs kira-kira sama dengan 3 kali nilai koefisien Variasi
Cv.
Logr =
log x .................................................................................(3.17)
n
3. Hitung harga Standar Deviasi :
SD =
(log x log r ) 2
..................................................................(3.18)
n 1
4. Hitung koefisien kemencengan :
n (log x log r ) 2
g= ......................................................................(3.19)
(n 1)(n 2) SD 3
5. Hitung logaritma hujan atau banjir dengan periode ulang T dengan rumus :
Log XT = log r + K. SD .......................................................................(3.20)
Dengan,
log x = logaritma hujan harian maksimum (mm/24jam)
Log r = rata rata x
N = banyaknya data
R = Deviasi Standar
g = koefisien skew
log XT = Curah hujan maksimum dalam PUH (mm/24jam)
K = Skew Curve Factor
11300 Rt
0<t1, maka R= .............................(3.28)
t + 3,12 100
1218 t + 54
Dan Rt = X t .............................(3.29)
X t (1 t ) + 1272t
Dengan,
t = durasi hujan ( menit)
R, R1 = curah hujan menurut hasper - der weduwen
Xt = curah hujan harian maksimumyang terpilih,
(mm/ 24jam)
Untuk menentukan intensitas hujan menurut Hasper Der Weduwen
digunakan rumus sebagai berikut:
R
I= ......................................................................................(3.30)
t
Dengan,
I = intensitas hujan ( mm/jam)
R = curah hujan
a=
(I .lt ) ((l t ).I ) ............................................................................(3.32)
2 2
(7.I ) (I .I )
2
b=
(I .lt ) ((l 2 t ).7 ) ..............................................................................(3.33)
(7.I 2 ) (I .I )
a=
[I t ][I ] [I t ].[I ] ..................................................................(3.38)
2 2
[ ]
n I 2 [I ][I ]
b=
[I t ][I ] n[I t ] .......................................................................(3.39)
2
[ ]
n I 2 [I ][I ]
Dengan,
[] = jumlah angka- angka dalam tiap suku
N = banyaknya data.
Kemudian dilakukan penggambaran kurva IDF yang dimaksudkan untuk
menggambarkan persamaan persamaan intensitas hujan wilayah perencanaan
yang dapat di gunakan untuk perhitungan limpasan (run off) dengan rumus
rasional dan besarnya kemungkinan terjadinya intensitas hujan yang berlaku
untuk lamanya curah hujan sembarang.
c. Dasar sumur dan sela-sela antara galian tanah dan dinding tempat air
meresap diisi dengan ijuk dan kerikir sebagai pemecah energi dan filter
atau saringan.
Sumber : TEKNISIA VOL IX, No.2, Agustus 2004, Oleh Ir. H. Harbi Hadi, MT
Gambar 3.5 Sumur resapan air hujan dengan konstruksi bata kosongan
Sunjoto (1988), telah membuat suatu formula untuk analisis tinggi air
dalam sumur yang kemudian formula tersebut dikembangkan lagi untuk
mempermudah menganalisis secara matematis. Formula tersebut didasarkan pada
imbangan air dalam sumur dan diturunkan secara matematis dengan mendasarkan
pada besaran Faktor Geometri yang lazim digunakan dalam equifer atau
pengujian pompa dengan formula :
Q
F . K .T
H= 1 e . R .......................................................................(3.40)
2
F .K
Dengan,
H = Kedalaman efektif sumur (m)
Q = Debit air masuk (m3/det)
F = Faktor Geometrik (m)
K = Koefisien permeabilitas tanah = Laju Infiltrasi (m/det)
T = Waktu Pengaliran (Durasi dominan hujan), (det)
R = Radius sumur (m)
Debit air masuk merupakan fungsi luas kawasan dan perkerasan, intensitas
hujan yang dihitung berdasarkan formula rasional. Faktor geometri tergantung
pada bentuk sumur resapan itu sendiri. Untuk menentukan nilai faktor geometri
dapat dilihat pada Gambar 3.6
Qo = F x K x H (3.41)
Dengan,
Qo = Debit air hujan (m/det)
F = Faktor Geometrik (m)
K = Koefisien permeabilitas tanah = Laju Infiltrasi (m/det)
H = Kedalaman sumur resapan (m)
Kedalaman sumur resapan dapat dihitung dari tinggi muka air tanah, bila
dasar sumur berada dibawah muka air tanah tersebut, dan diukur dari dasar sumur
bila muka air tanah berada dibawahnya. Dasar ini seyogyanya berada pada lapisan
tanah dengan permeabilitas besar.
Gambar 3.6 Faktor geometri untuk sumur resapan dengan berbagai kondisi
(Sunjoto, 1989)
Gambar 3.7 Konstruksi resapan air hujan dan air limbah rumah tangga dengan
pipa berlubang.
Gambar 3.8 Tampak atas bidang resapan suatu gedung atau rumah tinggal.
untuk rancangan sumur resapan horizontal pada daerah yang muka air
tanahnya dangkal dapat dihitung dari daya infiltrasi tanahnya. Perhitungan
pendemensian sumur resapan horizontal dihitung dengan menggunakan formula
(ITB HMTL 1990)
.(3.42)
Dengan,
ABR = Luas bidang rasapan
Aatap = Luas atap yang dilayani (m2)
R24j = Curah hujan rata-rata maksimum (mm/24 jam)
0,7 = Hujan yang jatuh 30% melimpas, 70% meresap (dasar perhitungan
Horton)
0,9 = Curah hujan harian di Indonesia terkonsentrasi selama 4 jam efektif
sebesar 90% dari 24 jam (dasar perhitungan V.Breen)
30
Untuk T dicari dengan menggunakan : T = , nilai Z diambil dari Sn
Z
rerata. Sn adalah penurunan air ke-n, dimana Sn = S (n+1) . Sn rerata adalah Sn di
setiap titik penelitian dijumlahkan, lalu dibagi dengan banyaknya titik penelitian.
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Persiapan
4.1.1 Data Primer
Data yang didapat dari pengukuran dilapangan yang dilakukan di Dusun
Jaten, Desa Bimomatani, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Data tersebut antara
lain adalah besar penurunan muka air yang diukur menggunakan ring
infiltrometer.
4.2.3 Peralatan
Untuk menunjang terlaksananya penelitian ini diperlukan berbagai macam
peralatan, antara lain sebagai berikut :
Pengujian dengan menggunakan Ring Infiltrometer
1. Pulpen/pensil
2. Penghapus/Tip eks
3. Tabel pencatatan
4. Balok kayu
5. Ring infiltrometer
6. Palu
7. Meteran
8. Ember
9. Gayung
10. Stop watch
11. Serta alat pendukung lainnya
Mulai
Persiapan
Pengumpulan Data
Analisis :
- Metode Ring Infiltrometer ( Teori Horton )
- Pengujian Kadar Air,Permeabilitas Tanah dan
Laju Infiltrasi ( Lab. Mekanika Tanah FTSP UII )
- Perhitungan Limpasan
- Perhitungan Dimensi Sumur Resapan dan Saluran
Pembahasan
Selesai
Dengan,
k = Konstanta Geofisik
t = Waktu
Berikut contoh perhitungan laju infiltrasi pada titik satu sesuai tabel 5.1 hal 33 :
t t Penurunan f lap f - fc fc ft
log (f - fc) k (-k x t)
(Menit) (Jam) (cm) (cm/jam) (cm/jam) (cm/jam) (cm/jam)
5 0,0833 2 24 18 1,2553 6 14,448 -1,2040 11,3999
10 0,1667 1,2 14,4 8,4 0,9243 6 14,448 -2,4080 6,7560
15 0,2500 1 12 6 0,7782 6 14,448 -3,6120 6,1620
20 0,3333 0,6 7,2 1,2 0,0792 6 14,448 -4,8160 6,0097
25 0,4167 0,5 6 0 #NUM! 6 14,448 -6,0200 6
30 0,5000 0,5 6 0 #NUM! 6 14,448 -7,2240 6
35 0,5833 0,5 6 0 #NUM! 6 14,448 -8,4280 6
T
Log (fo-
(0,333 0,25) =
(x 0,25)
( 0,0792 0,778) (0,5 0,770 )
x=
(0,333 0,25)(0,5 0,778) + 0,25
( 0,0792 0,778)
X = 0,283
1
m=
k log e
m=
(0,283 0,083)
1,255
0,2
m=
1,255
1
m=
k log e
1 1
k log e = =
m 0,2
1,255
k log e = 6,275
k log 2,718 = 6,275
k , 0,4343 = 6,275
0,275
k= = 14,448
0,4343
Dari nilai k diatas maka rumus laju infiltrasi terhadap waktu dapat
dihitung dengan memasukkan nilai k, yaitu :
f(t) - fc = (f0 - fc),e-kt
Dari hasil perhitungan Tabel 5.8 dapat dibuat sebuah grafik perbandingan
antara f(t) Horton dengan f(t) Lapangan terhadap waktu (t)
Laju
Waktu
Untuk hasil perhitungan laju infiltrasi pada titik selanjutnya dapat dilihat
pada Tabel 5.9
Tabel 5.9 Hasil Perhitungan Laju Infiltrasi Cara Infiltrometer
No Laju infiltrasi
Lokasi (cm/jam)
1 6
2 12
3 19,2
4 2,4
5 6
6 24
(ri r )
2
SD =
n 1
0,267 2
SD = = 0,172
10 1
n. (ri r )
3
g=
(
(n 1)(. n 2). SD 3 )
10 x0,017
g= = 0,448
(
(10 1)(. 10 2). 0,172 3 )
Untuk koefisien skew (g) = 0,448 0,45, dari Tabel 5.10 didapat harga k = -
0,066
Log RT = 2,054 + (-0,066),(0172) = 2,04
RT = anti log 2,04 = 109,65 mm/hari
Tabel 5.12 Perhitungan HMM ( Hujan Harian Maksimum)
PUH RT
K K,SD Log RT
(tahun) (mm/hari)
2 -0,066 -0,01 2,04 109,65
5 0,816 0,14 2,19 154,88
10 1,317 0,23 2,28 190,55
2
54 RT + 0,007 RT
IT =
t C + 0,31RT
Dengan, IT = Intensitas Hujan (mm/jam) pada PUH T
Tc = Waktu konsentrasi (menit)
RT = Curah Hujan Maksimum PUH T (mm/hari)
Hasil Perhitungan Intensitas Hujan dengan menggunakan Metode Van Breen
dapat dilihat pada Tabel 5.13
Tabel 5.13 Perhitungan Intensitas Hujan Menurut Metoda Van Breen
Durasi Intensitas Hujan (mm/hari) dengan PUH (tahun)
2 5 10
(menit)
109,65 154,88 190,55
5 154,015 160,932 164,567
10 136,510 147,061 152,654
20 111,226 125,439 133,348
40 81,162 96,934 106,428
60 63,892 78,985 88,551
80 52,682 66,645 75,817
120 38,997 50,778 58,881
Contoh Perhitungan :
2
54 RT + 0,007 RT
IT =
t C + 0,31RT
11300 Rt
R=
t + 3,12 100
Rt = Curah Hujan
R
I=
t
Dengan, I = Intensitas hujan
R = Curah hujan
Tabel 5.14 Perhitungan Intensitas Hujan Menurut Metoda Hasper Der Weduwen
PUH Durasi Durasi Xt
Rt R I
(Tahun) (Menit) (jam) (mm/Hari)
5 0,08 81,946 48,696 608,699
10 0,17 93,166 54,601 321,181
20 0,33 101,361 58,010 175,787
2 40 0,67 109,65 107,383 58,635 87,515
60 1 109,650 57,425 57,425
80 1,33 110,866 55,867 42,006
120 2 112,157 52,690 26,345
5 0,08 96,029 57,065 713,307
10 0,17 117,268 68,726 404,271
20 0,33 134,884 77,195 233,925
5 40 0,67 154,88 149,172 81,453 121,572
60 1 154,880 81,112 81,112
80 1,33 158,023 79,630 59,872
120 2 161,420 75,833 37,917
5 0,08 104,152 61,891 773,643
10 0,17 132,867 77,868 458,047
20 0,33 158,705 90,828 275,236
10 40 0,67 190,55 181,167 98,923 147,647
60 1 190,550 99,793 99,793
80 1,33 195,821 98,678 74,194
120 2 201,606 94,713 47,356
Contoh Perhitungan :
1218 t + 54
Rt = X t
X t (1 t ) + 1272t
1218 x0,08 + 54
Rt = 109,65 = 81,946mm / hari
109.65 x(1 0,08) + 1272 x0,08
11300 Rt
R=
t + 3,12 100
11300 81,946
R= = 48,696mm / hari
0,08 + 3,12 100
R
I=
t
48,696
I= = 608,699mm / hari
0,08
a
I=
t +b
a=
(I .lt ) ((l t ).I )
2 2
(7.I ) (I .I )
2
b=
(I .lt ) ((l t ).7 )2
(7.I ) (I .I )
2
Jenis II (Sherman)
a
I=
tn
[log I ][(log t ) ] [log t. log I ][log t ]
2
log a =
n[(log t ) ] [log t ][log t ]
2
a
I=
t +b
a=
[I t ][I ] [I t ].[I ]
2 2
[ ]
n I 2 [I ][I ]
b=
[I t ][I ] n[I t ] 2
[ ]
n I 2 [I ][I ]
n = Jumlah data
Nilai data yang dihasilkan oleh (persamaan Talbot, Sherman, dan
Ishiguro) dibandingkan dengan nilai Intensitas (persamaan Van Breen dan Hasper
Der Weduwen), Hasil perhitungan uji kecocokan pada perhitungan menunjukkan
bahwa dengan menggunakan metoda least square dihasilkan bahwa intensitas
hujan metoda Van Breen menggunakan persamaan pola Talbot mempunyai selisih
Terkecil,
Hasil Perhitungan Uji kecocokan Intensitas Hujan (I) Metode Van Breen
Dengan Rumus talbot, Sherman dan Ishiguro dapat dilihat pada Tabel 5.15
Tabel 5.15 Uji kecocokan Intensitas Hujan (I) Dengan PUH (Periode Ulang Hujan) 2 tahun
No t I lt I2 I2t log t log I log t x log I (log t)2 t0,5 I x t0,5 I2 x (t0,5)
1 5 154,015 770,073 23720,510 118602,5 0,70 2,19 1,53 0,49 2,24 344,387 53040,7
2 10 136,510 1365,096 18634,870 186348,7 1,00 2,14 2,14 1,00 3,16 431,681 58928,6
3 20 111,226 2224,521 12371,237 247424,7 1,30 2,05 2,66 1,69 4,47 497,418 55325,9
4 40 81,162 3246,460 6587,191 263487,6 1,60 1,91 3,06 2,57 6,32 513,31 41661,1
5 60 63,892 3833,493 4082,129 244927,7 1,78 1,81 3,21 3,16 7,75 494,902 31620,0
6 80 52,682 4214,533 2775,358 222028,6 1,90 1,72 3,28 3,62 8,94 471,199 24823,6
7 120 38,997 4679,683 1520,794 182495,3 2,08 1,59 3,31 4,32 10,95 427,195 16659,5
Jumlah 638,482 20333,859 69692,0872 1465315,2 10,36 13,40 19,18 16,85 43,84 3180,09 282059,3
Variabel Talbot Sherman Ishiguro anti log a Sherman Persamaan Tetapan Jenis I ( Talbot ), yaitu I = a/(t+b)
a 6005 2,5505 518,0206 355,2221 Persamaan Tetapan Jenis II ( Sherman ), yaitu I = a/tn
b 33,99 0,698613 Persamaan Tetapan Jenis III ( Ishiguro ), yaitu I = a/(t0,5+b)
n 0,43012
Lanjutan Tabel 5.15
Contoh Perhitungan :
Dilakukan dengan PUH 2 tahun
a=
(I .lt ) ((l t ).I )
2 2
(7.I ) (I .I )
2
a=
(6969,0872 x 20333,859 ) ((1465315,2 x638,482 )) = 6005,26mm / jam
(7 x69692,0872 ) (638,482 x638,482 )
( I .lt ) ((l 2 t ).7 )
b=
(7.I 2 ) (I .I )
b=
(638,482 x 20333,859 ) ((1465315,2 x638,482 )x7 ) = 33,9915mm / jam
(7 x69692,0872 ) (638,482 x638,482 )
a
I Talbot =
t +b
6005,26
I Talbot = = 154,015mm / jam
5 + 33,9915
Selisih = I van Breen I Talbot = 154,015 154,015 = 0 mm/jam
Dari persamaan diatas, maka dapat dicari Intensitas Hujan untuk daerah
perencanaan, seperti pada Tabel 5,17
Tabel 5.17 Intensitas Hujan menurut Van Breen dengan pola Talbot
Durasi PUH (tahun) (mm/jam)
2 5 10
(menit)
109,65 154,88 190,55
5 154 161 165
10 137 147 153
20 111 125 133
40 81 97 106
60 64 79 89
80 53 67 76
120 39 51 59
Dalam perncanaan dimensi sumur resapan dari debit air hujan, ada
beberapa faktor yang sangat mendasar diantaranya laju infiltrasi, faktor geometri,
debit air yang akan ditampung, dan radius sumur resapan,
Perhitungan dimensi sumur resapan ini dimaksudkan agar air hujan yang
jatuh dikawasan dan mengalir ke sumur resapan tidak meluap, Perhitungan sumur
resapan dengan menggunakan rumus Sunjoto dimana dalam hitungan faktor
geometri ditentukan dengan menyesuaikan bentuk sumur resapan yang kita
rancang dengan metode penelitian laju infiltrasi yang dilakukan (Gambar 3.8),
Dalam hal ini, penelitian dengan ring infiltrometer menggunakan rumus (3.14)
karena peresapannya hanya terjadi pada dasar sumur resapan.
Dengan Rumus :
Q=CxIxA
Contoh Perhitungan :
Q=CxIxA
Q1 = A dasar sumur x V
Q2 = A dinding sumur x V
V=kxI ;V=k
i = Gradien Hidraulik
Hasil perhitungan analisis jumlah sumur dapat dilihat pada Tabel 5.19
Tabel 5.19 Perhitungan Analisis Jumlah Sumur Resapan yang dibutuhkan setiap Kawasan :
Kawasa Q Tinggi A dasar A dinding Jumlah
v Q1 Q2 Q sumur
n Limpasan rencana Rencana sumur sumur sumur
1 1.415E-02 1.2 3 4.5216 22.608 1.667E-05 7.538E-05 3.769E-04 4.523E-04 32
2 6.980E-03 1.2 3 4.5216 22.608 3.333E-05 1.507E-04 7.535E-04 9.042E-04 8
3 1.282E-02 1.2 3 4.5216 22.608 5.333E-05 2.411E-04 1.206E-03 1.447E-03 9
4 6.980E-03 1.2 3 4.5216 22.608 6.667E-06 3.015E-05 1.507E-04 1.809E-04 39
5 4.112E-03 1.2 3 4.5216 22.608 1.667E-05 7.538E-05 3.769E-04 4.523E-04 10
6 5.406E-03 1.2 3 4.5216 22.608 6.667E-05 3.015E-04 1.507E-03 1.809E-03 3
Untuk hasil Perhitungan Analisis Jumlah Sumur Resapan selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran
A dasar Sumur = * ( rencana2 ) = * (1,2)2 = 4,5216 m2
Q sumur = Q1 + Q2
= 7,538E-05 + 3,769E-04
= 4,523E-04 m3/det
= (0,0004523 * 32)
= 0,01447 m3/det
= 7500 x 0,51 x 0, 2
= 765 m3/hari
Dari hasil diatas untuk mendapatkan jumlah sumur resapan yang
diletakkan di lokasi tersebut dihitung perbandingan debit yang dapat ditampung
oleh sumur dengan debit air yang masuk ke sumur, sehingga menjadi :
Q 1 hari = 39,079 m3/hari
= 20 buah
Dari hasil perhitungan diatas maka didapat jumlah sumur yang digunakan
yaitu 20 buah. Berikut ini ditampilkan hasil perhitungan pada Tabel 5.20
Tabel 5.20 Hasil Perhitungan Debit air yang masuk ke sumur resapan dan Jumlah
Sumur yang dibutuhkan
Qp = 0,002778 * c * I * A
I = 8531,43 / ( Tc + 48,013 )
A = Luas DAS, Ha
L S Tc I A Q
Lokasi C
(Km) (%) (menit) (mm/jam (Ha) (m3/det)
1 0.75 0.05 10.106 146.794 0.51 0.75 0.156
2 0.25 0.05 4.337 162.969 0.51 0.25 0.058
3 0.25 0.05 4.337 162.969 0.56 0.25 0.063
4 0.25 0.05 4.337 162.969 0.56 0.25 0.063
5 0.25 0.05 4.337 162.969 0.56 0.25 0.063
6 0.75 0.05 10.106 146.794 0.56 0.75 0.171
7 0.5 0.05 7.396 153.973 0.55 0.5 0.118
8 0.5 0.05 7.396 153.973 0.55 0.5 0.118
9 0.25 0.05 4.337 162.969 0.55 0.25 0.062
10 0.5 0.05 7.396 153.973 0.55 0.5 0.118
11 0.15 0.05 2.927 167.482 0.41 0.15 0.029
12 0.15 0.05 2.927 167.482 0.41 0.15 0.029
13 0.1 0.05 2.142 170.102 0.36 0.1 0.017
Q=VxA
Q=AxV
Q = 0,156 m3/det
h
b=h
A = b x h = h x h = h2
= 5,59 h2/3
Q=AxV
h = 0,26 m = 26 cm
b = h = 0,26 = 26 cm
5 cm
26 cm 31 cm
26 cm
Untuk hasil perhitungan dimensi saluran lainnya disajikan dalam Tabel 5,22
Tabel 5.22 Hasil Perhitungan Dimensi Saluran
Lokasi A V Q Ax V (8/3)h h (m) b (m)
1 h2 5,59h2/3 0,156 5,59 h8/3 0,027904 0,26 0,26
2 h2 5,59h2/3 0,058 5,59 h8/3 0,010326 0,18 0,18
3 h2 5,59h2/3 0,063 5,59 h8/3 0,011338 0,19 0,19
4 h2 5,59h2/3 0,063 5,59 h8/3 0,011338 0,19 0,19
5 h2 5,59h2/3 0,063 5,59 h8/3 0,011338 0,19 0,19
6 h2 5,59h2/3 0,171 5,59 h8/3 0,030639 0,27 0,27
7 h2 5,59h2/3 0,118 5,59 h8/3 0,021043 0,24 0,24
8 h2 5,59h2/3 0,118 5,59 h8/3 0,021043 0,24 0,24
9 h2 5,59h2/3 0,062 5,59 h8/3 0,011136 0,19 0,19
10 h2 5,59h2/3 0,118 5,59 h8/3 0,021043 0,24 0,24
11 h2 5,59h2/3 0,029 5,59 h8/3 0,005119 0,14 0,14
12 h2 5,59h2/3 0,029 5,59 h8/3 0,005119 0,14 0,14
13 h2 5,59h2/3 0,017 5,59 h8/3 0,003043 0,11 0,11
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Umum
Dari tabel diatas terlihat hasil analisis laju infiltrasi pada masing-masing
lokasi beragam. Hal ini dikarenakan ada beberapa factor yang mempengaruhi,
antara lain :
1. Kemiringan tanah,
2. Adanya bangunan,
3. Kondisi penutup permukaan ( pepohonan dan rumput ),
4. Pemempatan oleh injakan orang atau hewan dan lalu lintas kendaraan,
5. Kondisi tanah (tekstur tanah), dan lain-lain.
Untuk perhitungan dan analisis selanjutnya, data hasil uji ifiltrasi yang
digunakan adalah data masing masing lokasi titik pengujan tersebut. Hal ini
diambil dengan pertimbangan bahwa dengan menggunakan masing-masing titik
maka dapat mereduksi faktor-faktor yang dapat merugikan dalam pengukuran dan
juga dapat menghasilkan suatu ketepatan dalam mereduksi perhitungan.
Debit air hujan diolah dari data curah hujan maksimum hasian daerah studi
yang di ukur Dinas POO setempat. Untuk perhitungan dipergunakan curah hujan
harian maksimum pada 10 tahun terakhir yaitu pada tahun 1996 2005, seperti
yang tertera pada Tabel 5.8 halaman 34. Pada perhitungan debit curah hujan pada
penelitian kali ini dihitung mulai dari analisis frekuensi curah hujan dengan
menggunakan metode Log Pearson Type III, dengan periode ulang harian 2, 5,
dan 10 tahun sampai pada perhitungan intensitas hujan dengan menggunakan
beberapa metode seperti Intensitas Hujan Metode Van Breen dan Hasper-
Weduwen. Hasil perhitungan Analisis Frekuensi Curah Hujan dapat dilihat pada
Tabel 5.12 Halaman 42 dan untuk hasil perhitungan Intensitas Hujan dapat dilihat
pada Tabel 5.17 halaman 50. Kedua hasil tersebut masing masing digunakan
untuk perhitungan desain sumur resapan danperhitungan untuk mendesai dimensi
saluran pada limpasan permukaan dengan konsep zero run off.
rencana
Kawasan Tinggi Rencana (m) Jumlah sumur (buah)
(m)
1 1,6 4 18
2 1,6 4 5
3 1,6 4 5
4 1,6 4 22
5 1,6 4 6
6 1,6 4 2
0,5 m
4m
1.6 m
7.1 Kesimpulan
7.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai dimensi sumur resapan
dengan PUH diatas 10 tahun.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai besarnya debit curah
hujan pada rumah tinggal dengan mempertimbangkan bentuk atau tipe
rumah dalam satu kawasan rumah tersebut.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai dimensi sumur resapan
dengan mengacu pada luas kawasan tiap-tiap rumah yang ada.
4. perlu dilakukan penelitian pada daerah yang berbeda keadaan tekstur
tanahnya, macam lapisan tanahnya (karateristik tanah) dan pengaruh
kedalaman muka air tanahnya.
5. Perlu dilakukan penelitian tentang penerapan sumur resapan dikawasan
pemukiman padat yang baik dari tata letak sampai pada kedalam sumur
resapan, dimana ketersediaan lahan untuk sumur resapan sanagat terbatas
dengan masih tetap mangacu pada konsep zero run off.
DAFTAR PUSTAKA
A. R, Herianto dan Hastuti., 1997, Penelitian Besarnya Air Resapan dan Aliran
Limpasan Dikawasan Kampus terpadu UII, Tugas Akhir Strata I, Jurusan
Teknik Sipil, FTSP, UII, Yogyakarta.
Abdul Ghoni dan Manzri Erizon., 2006, Penelitian Efektifitas Sumur Resapan
Rumah Tinggal, Tugas Akhir Strata I, Jurusan Teknik Sipil, FTSP, UII,
Yogyakarta.
Chairullah dan Furqon., 2005, Laju Infiltrasi Pada Areal Kampus Terpadu
Universitas Islam Indonesia dengan Menggunakan Metode Horton, Tugas
Akhir Strata I, Jurusan Teknik Sipil, FTSP, UII, Yogyakarta.
Emka Geasil dan Abdul Gofur., 2004, Penelitian Laju Infiltrasi Tanah di
Daerah Dusun Sentran, Sumbararum, Moyudan, Sleman, Yogyakarta,
Tugas Akhir Strata I, Jurusan Teknik Sipil, FTSP, UII, Yogyakarta.
Ferna dan nurmin., 2004, Besarnya Daya Infiltrasi Permukaan Tanah Areal
Kampus Terpadu, Tugas Akhir Strata I, Jurusan Teknik Sipil, FTSP, UII,
Yogyakarta.
Harto, Sri, Br, 1993, Analisis Hidrologi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Ruzardi, 2003, Modul Kuliah Drainase Perkotaan, Jurusan Teknik Sipil, FTSP,
UII, Yogyakarta.
Siswoyo, Eko, 2004, Drainase Lingkungan, Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP,
UII, Yogyakarta.