PENDAHULUAN
Latar Belakang
Poliuria adalah bagian dari volume besar urin dengan peningkatan frekuensi
berkemih. Keluaran urin normal sehari-hari pada orang dewasa adalah sekitar 1-2 liter.
Poliuria didefinisikan sebagai output urin harian lebih dari 3 liter.
Poliuria juga merupakan gejala yang sangat subjektif dan satu yang menyajikan jauh lebih
sering daripada frekuensi berkemih. Bagian Sering sejumlah kecil urin menunjukkan masalah
yang sama sekali berbeda. Hal ini sangat penting untuk menilai frekuensi berkemih dan
volume urin total. Penyebab poliuria biasanya juga menyebabkan dari polidipsia. Beberapa
penyebab umum dari poliuria ialah diabetes insipidus, diabetes mellitus, dan minum air yang
berlebihan.1,2,3,4
Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
1. Menambah ilmu, wawasan, dan pengetahuan mengenai poliuria.
2. Memenuhi persyaratan bagi mahasiswa untuk menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Ilmu
Penyakit Dalam RSUD Kota Semarang.
Tujuan Khusus
Mengetahui secara mendalam dan dapat menentukan diferensial diagnosis pada pasien yang
mengalami poliria.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Ginjal
Ginjal merupakan organ pada tubuh manusia yang menjalankan banyak fungsi untuk
homeostasis, yang terutama adalah sebagai organ ekskresi dan pengatur kesetimbangan
cairan dan asam basa dalam tubuh. Terdapat sepasang ginjal pada manusia, masing-masing di
sisi kiri dan kanan (lateral) tulang vertebra dan terletak retroperitoneal (di belakang
peritoneum). Selain itu sepasang ginjal tersebut dilengkapi juga dengan sepasang ureter,
sebuah vesika urinaria (buli-buli/kandung kemih) dan uretra yang membawa urine ke
lingkungan luar tubuh.5
2
Gambar 1. Struktur Anatomi Ginjal6
Unit fungsional ginjal disebut nefron. Nefron terdiri dari korpus renalis/Malpighi (yaitu
glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus
3
kontortus distal yang bermuara pada tubulus pengumpul. Di sekeliling tubulus ginjal tersebut
terdapat pembuluh kapiler,yaitu arteriol (yang membawa darah dari dan menuju glomerulus)
serta kapiler peritubulus (yang memperdarahi jaringan ginjal). Berdasarkan letaknya nefron
dapat dibagi menjadi: (1) nefron kortikal, yaitu nefron di mana korpus renalisnya terletak di
korteks yang relatif jauh dari medula serta hanya sedikit saja bagian lengkung Henle yang
terbenam pada medula, dan (2) nefron juxta medula, yaitu nefron di mana korpus renalisnya
terletak di tepi medula, memiliki lengkung Henle yang terbenam jauh ke dalam medula dan
pembuluh-pembuluh darah panjang dan lurus yang disebut sebagai vasa rekta.5
Ginjal diperdarahi oleh a/v renalis. A. renalis merupakan percabangan dari aorta
abdominal, sedangkan v.renalis akan bermuara pada vena cava inferior. Setelah memasuki
ginjal melalui hilus, a.renalis akan bercabang menjadi arteri sublobaris yang akan
memperdarahi segmen-segmen tertentu pada ginjal, yaitu segmen superior, anterior-superior,
anterior-inferior, inferior serta posterior. Ginjal memiliki persarafan simpatis dan
parasimpatis. Untuk persarafan simpatis ginjal melalui segmen T10-L1 atau L2, melalui
n.splanchnicus major, n.splanchnicus imus dan n.lumbalis. Saraf ini berperan untuk
vasomotorik dan aferen viseral. Sedangkan persarafan simpatis ginjal melalui n.vagus. Ginjal
mempunyai beberapa fungsi yaitu :
4
1. Mengatur volume cairan dalam tubuh
Kelebihan cairan dalam tubuh dikeluarkan sebagai urine encer dalam jumlah besar.
Kekurangan air atau kelebihan keringat menyebabkan urine diekskresikan lebih pekat
sehingga susunan dan volume cairan tubuh dapat dipertahankan relative normal.
2. Mengatur Keseimbangan osmotic dan keseimbangan ion
Ini terjadi jika plasma terdapat pemasukan atau pengeluaran abnormal dari ion
ion.Akibat pemasukan garam atau penyakit ginjal akan meningkatkan eksresi ion ion
penting urine : Na, K, Cl, Ca dan Fosfat.
3. Mengatur keseimbangan Asam basa dalm tubuh
Hal ini terjadi karena makanan yang dimakan.Apabila banyak makan sayur urine akan
basa.Jika asam terjadi karena campuran makanan.
4. Ekskresi sisa sisa hasil metabolisme
Bahan bahan yang diekskresikan oleh ginjal antara lain zat toksik,obat,hasil
metabolism hemoglobin dan bahan kimia.
5. Fungsi hormonal dan metabolisme
Ginjal akan mengeksresikan hormone renin yang berfungsi dalam mengatur tekanan
darah. Serta hormone dihidroksi kolekalsifenol atau vitamin D aktif untuk absorbsi
ion kalsium dalam usus.
6. Pengatur tekanan darah
Memproduksi enzim renin, angiotensin dan aldosteron untuk mengatur tekanan
daraah.
7. Pengeluaran zat beracun
Ginjal mengeluarkan polutan dan bahan kimia asing dari tubuh.5,8
Fisiologi Ginjal
Terdapat tiga proses dasar yang berperan dalam pembentukan urine: Filtrasi glomerulus,
reabsorbsi tubulus, dan sekresi tubulus. Pada saat darah mengalir melalui glomerulus, terjadi
filtrasi plasma bebas-protein menembus ke dalam kapsul bowman. Proses ini dikenal sebagai
filtrasi glomerulus. Pada saat filtrat mengalir melalui tubulus, zat-zat yang bermanfaat bagi
tubuh dikembalikan ke plasma kapiler peritubulus. Perpindahan bahan-bahan yang sifatnya
selektif dari bagian dalam tubulus (lumen tubulus) ke dalam darah ini disebut sebagai
reabsorbsi tubulus. Zat-zat yang direabsorbsi tidak keluar dari tubuh melalui urin, tetapi
diangkit oeleh kapiler peritubulus ke system vena dan kemudian ke jantung untuk kembali
5
diedarkan. Dari 180 liter darah yang disaring setiap harinya, rata-rata 178,5 liter diserap
kembali, sisanya 1,5 liter akan dikeluarkan sebagai urin. Proses ginjal ke-3, sekresi tubulus,
yang mengacu pada perpindahan selektif zat-zat dari darah kapiler peritubulus ke dalam
lumen tubulus, merupakan rute kedua bagi zat dari darah untuk masuk ke dalam tubulus
ginjal.
6
Poliuria
Poliuria adalah suatu keadaan dimana volume air kemih dalam 24 jam meningkat
melebihi batas normal disebabkan gangguan fungsi dalam mengkonsenterasi air kemih.
Definisi lain adalah volume air kemih lebih dari 3 liter/hari, biasanya menunjukan gejala
klinik bila jumlah air kemih antara 4-6 liter/hari. Poliuria biasanya disertai dengan gejala lain
akibat kegagalan ginjal dalam memekatkan air kemih antara lain rasa haus, dehidrasi dan
lain-lain.10
7
aktif maka akan terjadi peningkatan permeabilitas terhadap air, sehungga air
kemih berkurang, sebaliknya bila reseptor V1 yang aktif maka permeabilitas turun
dan akibatnya jumlah air kemih meningkat.10
8
Gambar 6. Algoritme Poliuria10
Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus merupakan penyakit yang jarang terjadi, kurang lebih 3 per 100.000
orang. Pasien tampil dengan poliria yang nyata dan polipsi dengan osmolalitas serum
yang tinggi (>295) dan tidak sesuai dengan osmolalitas air kemih yang rendah.
Diabetes insipidus disebabkan adanya insufisiensi atau tidaknya hormon anti diuretic
(ADH/AVP) atau pekanya tubulus ginjal terhadap rangsangan AVP. Biasanya pasien
tidak sanggup untuk mempertahankan air bila mendapatkan tambahan cairan.
9
Sehingga kekurangan AVP atau disebut diabetes insipidus akan mempunyai sindroma
klinik seperti kenaikann pengeluaran urin, yang hipotonik dan hal ini berbeda dengan
diabetes mellitus yang bersifat hipertonik.10
Vasopressin arginin (AVP), ADH alami pada manusia, adalah octapeptide mirip
dengan struktur oksitosin. AVP disintesis dalam badan sel neuron dalam nukleus
supraoptik dan paraventrikular hipotalamus anterior dan perjalanan sepanjang saluran
supraopticohypophyseal ke hipofisis posterior. Di sini, akan disimpan dalam granul
sekretori berkaitan dengan protein pembawa, neurophysin, di dilatations terminal
neuron sekretori yang menempel pembuluh darah.
Rangsangan utama untuk sekresi AVP adalah hiperosmolalitas dan beredar penurunan
volume efektif, yang dirasakan oleh osmoreseptor dan baroreseptor masing-masing.
Osmoreseptor adalah sel khusus di hipotalamus yang melihat perubahan dalam cairan
ekstrasel (ECF) osmolalitas. Baroreseptor terletak di sinus karotis, arkus aorta, dan
10
atrium kiri; reseptor ini berpartisipasi dalam kontrol nonosmolar rilis AVP dengan
menanggapi perubahan volume sirkulasi efektif.
Tiga reseptor dikenal mengikat AVP di membran sel jaringan target: V1A, V1b (juga
dikenal sebagai V3), dan V2; ini menengahi berbagai efek AVP.
Reseptor V1A adalah reseptor sel otot pembuluh darah halus tetapi juga ditemukan
pada sejumlah sel-sel lain, seperti hepatosit, miosit jantung, trombosit, otak, dan testis.
V1A reseptor sinyal oleh aktivasi fosfolipase C dan elevasi kalsium intraseluler, yang,
pada gilirannya, merangsang vasokonstriksi. V1b (V3) reseptor yang ditemukan
terutama di hipofisis anterior, di mana mereka merangsang sekresi ACTH.
Biasanya, sekresi AVP dihentikan pada saat osmolalitas plasma turun di bawah 275
mOsm / kg. Penurunan ini menyebabkan peningkatan ekskresi air, yang mengarah ke
urin encer dengan osmolalitas 40-100 mOsm / kg. Ketika osmolalitas plasma
meningkat, AVP disekresi, yang menghasilkan peningkatan reabsorpsi air dan
peningkatan osmolalitas urine sebanyak 1.400 mOsm / kg. Pengurangan 8-10% volume
sirkulasi juga secara signifikan meningkatkan pelepasan AVP. Di kebanyakan negara
fisiologis, reseptor volume dan osmoreseptor bertindak dalam konser untuk menambah
atau mengurangi pelepasan AVP. Namun, penurunan volume sirkulasi aktual atau
efektif adalah stimulus utama untuk sekresi AVP dan lebih diutamakan daripada
osmolalitas ekstraseluler ketika osmolalitas normal atau berkurang. Akhirnya, AVP
11
juga dirilis dalam menanggapi rangsangan stres, seperti sakit atau kecemasan, dan
dengan berbagai obat-obatan. Yang dirilis AVP dengan cepat dimetabolisme di hati dan
ginjal dan memiliki waktu paruh 15-20 menit. 12
Polidipsi Psikogenik
Polidipsi psikogenik adalah penyakit neurotik yang jarang terjadi, ditandai oleh
meminum air yang kompulsif, kadang-kadang dapat mencapai 15 hingga 20 L/hari.
Meskipun kapasitas fungsi ginjal pada polidipsi psikogenik adalah normal, asupan air
yang banyak akan melampaui kapasitas ekskresi normal, sehingga menyebabkan
hiponatremi ringan.13
12
BAB III
KESIMPULAN
Poliuria adalah bagian dari volume besar urin dengan peningkatan frekuensi berkemih.
Keluaran urin normal sehari-hari pada orang dewasa adalah sekitar 1-2 liter. Poliuria
didefinisikan sebagai output urin harian lebih dari 3 liter. Bagian Sering sejumlah kecil urin
menunjukkan masalah yang sama sekali berbeda. Hal ini sangat penting untuk menilai
frekuensi berkemih dan volume urin total. Beberapa penyebab umum dari poliuria ialah
diabetes insipidus, dan diabetes mellitus, dimana peningkatan glukosa dalam darah akan
berakibat terjadinya kelebihan ambang batas pada ginjal untuk memfiltrasi dan reabsorbsi
glukosa. Kelebihan ini kemudian menimbulkan efek pembuangan glukosa melalui urin
(glukosuria). Ekskresi molekul glukosa yang aktif secara osmosis menyebabkan kehilangan
sejumlah besar air (diuresis osmotik) dan berakibat peningkatan volume air atau poliuria.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Gerber GS, Brendler CB. Evaluation of the urologic patient: In: Wein AJ, ed.
2011:chap 3.
2. Landry DW, Bazari H. Approach to the patient with renal disease. In: Goldman L,
Schafer AI, eds. Cecil Medicine. 24th ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier;
2011:chap 116.
3. Ferri FF. Polyuria. In: Ferris Clinical Advisor 2014. 1st ed. Philadelphia, Pa:
14
12. Syndrome of Inappropriate Antidiuretic Hormone Secretion, available at :
http://emedicine.medscape.com/article/246650-overview#showall. Accessed on
November 30, 2014.
13. Sudoyo, Aru W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. Simadibrata K, Marcellus.
Setiati, Siti. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI
15