Abstract
Pulau Biawak yang terletak di Kabupaten Indramyu, Jawa Barat memilki keunik
an dengan adanya fauna khas yaitu Varanus salvator atau biawak. Biawak di pulau ini
memiliki ukuran yang kecil, untuk keterangan morfologi dan habitatnya masih belum
dapat diketahui pasti. Maka dari itu dilakukan penelitian untuk melihat dan mengeta
hui diversitas dan ekologi biawak (Varanidae) di kawasan konservasi pulau Biawak,
Indramayu. Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga Mei 2012. Metode yang
digunakan deskriptif dengan teknik observasi menggunakan lokasi penelitian secara
purposif berdasarkan survei atas keberadaan biawak yang ditemukan pada saat sur
vei. Hasil penelitian ini menyebutkan jenis biawak pada pulau Biawak adalah Varanus
salvator, dengan habitat berada di sekitar rawa hutan mangrove, hutan kelapa dan
tepi pantai. Distribusi dari satwa ini tersebar di seluruh bagian pulau, namun paling
banyak berada di wilayah yang banyak terdapat makanannya. Sarang dari biawak
itu terbuat dari kayu pohon yang tumbang. Hewan yang berada di sekitar habitatnya
bukanlah hewan yang mengancam keselamatannya secara langsung namun dapat
menjadi kompetitor saat mencari makan.
badan. Hasil pengukuran terhadap sam Ekologi. Menurut Setiadi dan Tjondro
pel biawak terlihat panjang ekor terhadap negoro (1989) komponen habitat meliputi
kepala kurang lebih 5,5 kali panjangnya komponen biotik dan abiotik. Komponen
sedangkan panjang badan sekitar 2 kali. biotik terdiri dari aspek ekologi tumbuhan
Sampel biawak setelah dilakukan sexing dan hewan. Aspek ekologi tumbuhan meli
diperoleh berkelamin jantan. Perbedaan puti performa secara fisik, jenis, komposisi
jenis kelamin biawak terletak pada ada ti dan kemelimpahan. Aspek ekologi yang
daknya sepasang hemipenis. Dimana bila akan diamati meliputi habitat, distribusi
keluar sepasang hemipenis pada biawak dan kemelimpahan, ekologi persarangan,
saat dilakukan pemijahan disekitar kloaka dan hewan-hewan di sekitar sarang dan
maka biawak tersebut berkelamin jantan. faktor ancaman spesies.
Dari aspek jarak pulau ke daratan juga Habitat. Habitat adalah suatu daerah
menunjukan keragaman (diversitas) suatu yang merupakan kawasan yang terdiri
organisme. Tingkat keragaman semakin dari berbagai komponen fisik, biotik yang
besar jika jarak antara pulau dan daratan merupakan satu kesatuan dan dipergu
semakin kecil begitu pula sebaliknya. Sat nakan sebagai tempat hidup dan berkem
wa biawak diduga memiliki hubungan bio bangbiak (Alikodra, 1990). Beberapa
geografi pulau terhadap diversitas satwa tipe habitat yang diduga sebagai tempat
ini. Varanus salvator terdiri dari hutan rawa
mangrove, hutan kelapa dan tepi pantai.
Sifat kuantitatif (biologi). Biawak melakukan aktivitas pada hutan
Sifat kuantitatif adalah sifat yang dapat rawa karena pada tipe habitat ini biawak
diukur, ditimbang dan dihitung serta me lebih mudah menjumpai mangsa. Pada
miliki satuan pengukuran tertentu. Sifat habitat ini pula dijumpai beberapa insek
kuantitatif banyak dipengaruhi oleh faktor yang terbang dan berjalan ditepi perairan
lingkungan seperti iklim dan pakan. Sifat yang menjadai sumber pakan dari biawak.
kuantitatif dari Varanus salvator di pulau Biawak melakukan aktivitas pada hutan
Biawak ditunjukkan pada Tabel 1. kelapa karena pada tipe habitat seperti
ini biawak dapat menjumpai pakan nya
Tabel 1. Sifat kuantitatif Varanus salvator berupa kumbang kelapa. Hasriani (2004)
di pulau Biawak
mengamati biawak di pulau Soop sedang
Variabel ukuran tubuh Spesimen mengkonsumsi kumbang kelapa pada
tanaman ini. Selain itu, biawak juga me
Bobot hidup (g) 110 manfaatkan tepi pantai untuk mencari
Panjang kepala (cm) 4 ikan sebagai pakannya.
Panjang badan (cm) 12,5
Persebaran dan kelimpahan. Dari
Jarak antar mata (cm) 1,2
hasil eksplorasi dengan mengetahui ke
Jarak antar moncong (cm) 0,6
beradaan biawak pada tiap plot peng
Panjang ekor (cm) 32,3
amatan maka dapat diduga kepadatan bi
Panjang total tubuh (cm) 53,7
awak di pulau Biawak sebanyak 43 ekor.