PEMBAHASAN
1.2 Input
1.2.1 Kebijakan/Peraturan K3L
Kebijakan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah rangkaian konsep
dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu
pekerjaan dalam mencapai tujuan atau sasaran. Kebijakan merupakan persyaratan
utama dalam semua sistem manajemen karena kebijakan merupakan roh dari
semua sistem, yang mampu memberikan spirit dan daya gerak untuk keberhasilan
suatu usaha (Ramli, 2010).Karena itu OHSAS 18001 mensyaratkan ditetapkannya
kebijakan K3 dalam organisasi oleh manajemen puncak.
Berdasarkaan hasil penelitian,Pembentukan Komite K3L mengacuh pada
Komitmen Kebijakan K3L UI dimana Universitas Indonesia memiliki komitmen
yang tinggi untuk mewujudkan K3L di seluruh lingkungan kampus UI.
Berdasarkan Komitmen Kebijakan K3L tersebut, maka Rektor UI mengeluarkan
Peraturan Rektor UI No.1 Tahun 2016 tentang Imlementasi Keselamatan,
111
Kesehatan Kerja dan lingkungan di UI yang penerapannya tertuang dalam Pedoman
SMK3L UIbahwa universitas dan manajemen universitas menetapkan peran, tanggung jawab
dan wewenang untuk pelaksanaan K3L yang efektif yang meliputi pembentukan organisasi K3L
baik di Universitas maupun di Fakultas.
Kebijakan K3L merupakan perwujudan dari komitmen pucuk pimpinan yang memuat
visi dan tujuan organisasi, komitmen dan tekad untuk melaksanakan keselamatan dan kesehatan
kerja, kerangka dan program kerja. Oleh karena itu, kebijakan K3L sangat penting dan menjadi
landasan utama yang diharapkan mampu menggerakkan semua partikel yang ada dalam
organisasi sehingga program K3L yang diinginkan dapat berhasil dengan baik (Ramli, 2010).
120
Tanpa sumberdaya yang memadai, program K3L tidak akan berjalan dengan baik dan
efektif. Oleh karena itu, OHSAS 18001 mensyaratkan bahwa manajemen puncak harus
menunjukan komitmennya dengan memastikan ketersediaan sumberdaya yang penting untuk
menetapkan, menjalankan, memelihara dan meningkatkan K3L serta memastikan bahwa setiap
individu yang menjalankan pekerjaan atau aktivitas yang memiliki dampak K3L telah memiliki
kompetensi dalam menjalankan pekerjaannya. Akan sangat efektif dan sangat menguntungkan
apabila sering dilakukan suatu pendekatan training tertentu, agar antara pimpinan dan anggota hadir
dan duduk bersama-sama dalam sebuah training K3L khusus. Hal ini disebabkan karena banyak
masalah-masalah K3L membutuhkan kerjasama antara mereka di dalam pemecahan masalah.
1.2.3 Anggaran
Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh
kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit atau kesatuan moneter yang berlaku untuk
jangka waktu yang akan datang (Munandar, 2001).Anggaran sangat dibutuhkan oleh sebuah
perusahaan karena anggaran dapat mencegah pengeluaran-pengeluaran bagi hal-hal atau
aktivitas-aktivitas yang tidak dibenarkan oleh undang-undang (Nafarin, 2004).
Dari hasil penelitian, belum ada anggaran yang di alokasikan khusus untuk
pengembangan K3L FKM UI. Walaupun belum ada alokasi dana khusus K3L di FKM UI, tetapi
apabila ada kegiatan yang berhubungan dengan K3L di FKM UI, dananya di ambil dari Unit
Ventura atau berdasarkan kebijakan dari manajemen Fakultas. Seyogianya ada anggaran
tetapuntuk keperluan perbaikan dan pengendalian risiko K3L yang merupakan temuan sepanjang
tahun atau minimal tertulis berupa pernyataan Dekan selaku pimpinan tertinggi di FKM UI
bahwa manajem berkomitmen mendukung pelaksanaan K3L dalam organisasi seperti
memastikan tersedianya dana yang diperlukan untuk menunjang program atau kebutuhan K3L di
FKM UI sehingga dana K3L tersebut dapat di masukkan ke dalam RKAT masing-masing
departemen atau unit.
Menurut PP No.50 tahun 2012 tentang SMK3, Perusahaan harus mengalokasikan
anggaran untuk pelaksanaan K3 secara menyeluruh antara lain untukkeberlangsungan organisasi
K3L, pelatihan SDM dalam mewujudkan kompetensi kerja dan pengadaan prasarana dan sarana
K3L termasuk alat evakuasi, peralatan pengendalian, peralatan pelindungdiri. OHSAS 18001
mensyaratkan agar manajemen puncak menunjukkan komitmennya dalam mendukung
120
pelaksanaan K3L dalam organisasi seperti memastikan tersedianya sumberdaya yang diperlukan
seperti danauntuk menunjang program K3L.
1.3 Aktivitas
1.3.1 Membentuk Tim Perumus Komite K3L
Tim adalah sebuah unit yang terdiri dari dua orang atau lebih yang berinteraksi dan
mengkoordinasikan pekerjaan mereka untuk menyelesaikan sebuah tugas spesifik (Daff, 2006).
Katzenbach dan Smith (1993) mendefinisikan tim sebagai sekelompok kecil orangdengan
keterampilan yang saling melengkapi yangberkomitmen untuk maksud bersama. Sedangkan
Lewis McClear dan Taylor (1998) menjelaskan bahwa tim adalah sekumpulan anggota yang
bekerjasama secara intensif untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Dalam penelitian ini, yang dimaksud tim perumus dalam pembentukan Komite K3L
FKM UI adalahtim kecil yang di bentuk untuk merumuskan Komite K3L di FKM UI. Anggota
tim perumus Komite K3L ini terdiri dari gabungan ahli K3, ahli KL dan perwakilan dari HMD
yang bersedia dan memiliki ketertarikan dalam upaya mewujudkan Komite K3L di FKM
UI.Menurut OHSAS 18001, untuk mencapai hasil pelaksanaan K3L yang baik, diperlukan peran
serta semua unsur agar peduli, memahami dan pada akhirnya menjalankan K3L. OHSAS 18001
menekankan bahwa setiap unsur atau elemen dalam perusahaan memiliki peran dan tanggung
jawab masing-masing mengenai K3L. Dengan demikian K3L bukan semata tanggung jawab
fungsi K3L tetapi tanggung jawab semua unsur sesuai dengan lingkup tugasnya masing-masing.
Dari hasil penelitian, tim perumus Komite K3L mengadakan rapat perdananya pada
tanggal 20 Februari untuk mempersiapkan dokumen level 1 tentang Kebijakan K3L di FKM UI,
persiapan dokumen level 2 tentang Komite K3L, serta pengumpulan dokumen POB level 3 dari
UPT K3L UI.Dalam road map SMK3, mengidentifikasi semua perundangan atau persyaratan
lain yang berkaitan dengan K3L organisasi bertujuan untuk menetukan landasan hukum bagi
pelaksanaan K3L dalam organisasi. Tanpa landasan perundangan atau persyaratan lain seperti
standar dan kode, penerapan K3L lebih sulit di lakukan.
Tim perumus Komite K3L juga melakukan pertemuan dengan pimpinan fakultas untuk
menyampaikan usulan, maksud, tujuan dan manfaatpembentukan Komite K3L kepada Dekan
selaku pimpinan fakultas untuk mendapatkan pengesahan pimpinan terkait pembentukan Komite
120
K3L FKM UI sesuai peraturan yang berlaku. OHSAS 18001 menekankan bahwa tanggung
jawab tertinggi (ultimate responsibility) mengenai K3L ada di tangan manajemen puncak.
Manajemen puncak harus mengambil tanggung jawab penuh terhadap K3L. Tanggung jawab
mengenai K3L ini tidak dapat didelegasikan atau di alihkan ke bawah, tetapi diturunkan dan
dikerahkan segala potensi sampai ke level terendah dalam organisasi sesuai dengan fungsi dan
tugasnya masing-masing. Di kampus, sangat penting untuk melibatkan juga mahasiswa sebagai
warga yang terbanyak dan merupakan saat yang baik untuk membina mereka sadar K3L sebagai
penerus bangsa.
120
yang dapat mewakili seluruh komponen atau unsur perusahaan. Dalam hal ini pengurus
menyusun daftar calon anggota KomiteK3L yang telah dipilih dan diusulkan oleh masing-
masing unit kerja baik dari pihak perwakilan pekerja maupun manajemen (Tarwaka, 2014).
Dalam penelitian ini, tim perumus Komite K3L telah menyusun daftar calon anggota
Komite K3L yang dipilih dan diusulkan kepada top managementsebagai perwakilan dari masing-
masing departemen, unit kerja maupun pihak manajemen. Sehingga keanggotaan Komite K3L
FKM UI yang diusulkan adalah sebagai berikut:
1. Ketua : Dekan FKM UI
2. Wakil Ketua : 1 orang Wakil Dekan Bid.Sumber Daya, Ventura dan
Administrasi Umum FKM UI
3. Sekretaris : 1 orang expert K3, 1 orang expert KL, 1 orang Petugas
K3dan 1 orang Manajer Umum FKM UI
4. Anggota : 7 orang ketua departemen dan 4 orang kepala unit
Padalangkah ke-1 dalam road map SMK3 dijelaskan bahwa jika organisasi telah
memiliki komitmen untuk menerapkan K3L, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah
membentuk tim pelaksana (action team). Walaupun tidak disyaratkan dalam OHSAS 18001,
pembentukan tim ini sangat penting karena menetukan keberhasilan pelaksanaannya. Tim ini
dibentuk dari berbagai unsur dalam organisasi yang terkait implementasi K3L seperti dari bidang
operasi, teknik, personalia, pelatihan dan tentunya fungsi K3L yang ada dalam organisasi.
Pembentukan tim ini hendaknya berdasarkan penetapan manajemen puncak untuk memberikan
otoritas dan legitimasi dalam menjalankan tugasnya, sekaligus sebagai perwujudan komitmen
manajemen terhadap penerapan K3L dalam organisasi ( Ramli, 2010).
Menurut Permenaker RI.No:Per.04/Men/1987 tentang P2K3 Dan Penunjukan Ahli
Keselamatan Kerja, bahwa keanggotaan P2K3 harus terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja
yang susunannya terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota. Ketua dijabat oleh salah seorang
pimpinan perusahaan yang mempunyai kewenangan dalam menetapkan kebijaksanaan.
Sekretaris dapat dijabat oleh ahli K3L atau petugas K3L atau calon yang dipersiapkan menjadi
petugas K3L. Sedangkan para anggota terdiri dari wakil unit-unit kerja yang telah memahami
permasalahan K3L. Di FKM sudah memenuhi syarat untuk pembentukan Komite K3L,
sebaiknya diadakan penggantian tiap tahun satu kali terutama keanggotaan subkomite, yang
120
terdiri dari unsur dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa agar semua orang mempunyai
kesempatan berpartisipasi aktif dalam penerapan K3L di FKM UI dan bertanggung jawab
terhadap keselamatan dan kesehatan kerja bagi dirinya sendiri dan orang lain, baik pada saat di
lingkungan kerja maupun di luar lingkungan kerja.
120
OHSAS 18001 mensyaratkan agar manajemen puncak menunjukkan komitmennya dalam
mendukung pelaksanaan K3L dalam organisasi seperti peran serta dan dukungan positif
manajemen terhadap pelaksanaan K3L dalam organisasi. Seyogiannyakebijakan Komite K3L
harus ditandatangani oleh Manajemen Puncak untuk menunjukan komitmen terhadap K3L
sekaligus menempatkan K3L setara dengan aspek lainnya dalam organisasi, kemudian kebijakan
Komite K3L tersebut ditempatkan pada lokasi/tempat yang mudah diketahui dan dibaca,
misalnya di papan pengumuman, kantin, website organisasi atau ruang rapat, sehingga semua
pihak dapat mengetahui, memahami dan melaksanakan serta memiliki komitmen yang sama
terhadap kebijakan yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil wawancara dan telaah dokumen, ada beberapa pimpinan departemen dan
unit serta beberapa perwakilan dari masing-masing departemen dan unit yang tidak menghadiri
peresmian Komite K3L dan workshop K3L pada tanggal 30 Maret 2017. Seyogianya semua
pihak harus memiliki komitmen untuk terlibat secara aktif dalam mendukung pelaksanaan dan
program K3L di tempat kerja.OHSAS 18001 mensyaratkan keterlibatan semua pihak dalam K3L
dan menekankan adanya komitmen seluruh pimpinan, tenaga kerja dan orang lain yang berada di
tempat kerja dalam menjaga dan menjalankan K3L. Tanpa adanya komitmen dari semua pihak,
implementasi K3L tidak akan berjalan dengan baik. Oleh karena itu perlu menetapkan peran
manajemen untuk tingkat atas yang di tandatangani oleh Manajemen Puncak, dimana setiap
unsur manajemen dalam organisasi memiliki peran strategis dalam mendukung dan
mengimplementasikan K3L di lingkungannya masing-masing. Karena itu, tanggung jawab ini
harus jelas tercantum dalam uraian jabatan atau tugasnya masing-masing dan menjadi salah satu
alat ukur untuk menilai kinerjanya masing-masing. Untuk itu dapat di masukkan sebagai salah
satu unsur dari Key Performance Indicator(KPI) setiap manajemen
BAB 8
SIMPULAN DAN SARAN
1.1 Simpulan
Komite K3L FKM UI adalah badan eksekusi di lingkungan FKM UI, yang merupakan
wadah kerjasama antara pimpinan, dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa untuk
mengembangkan kerja sama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan K3L.
120
Berdasarkan hasil yang telah dibahas dalam penelitian ini, maka dapat dirangkum kesimpulan
sebagai berikut:
Pembentukan Komite K3L FKM UI mengacuh padaPeraturan Rektor UI No.1 Tahun
2016 tentang Imlementasi Keselamatan, Kesehatan Kerja dan lingkungan di
Universitas Indonesia yang penerapannya tertuang dalam Pedoman SMK3L UIbahwa
universitas dan manajemen universitas menetapkan peran, tanggung jawab dan
wewenang untuk pelaksanaan K3L yang efektif yang meliputi pembentukan organisasi
K3L baik di Universitas maupun di Fakultas.
FKM UI sudah memiliki petugas K3L yang di tetapkan berdasarkanKeputusan Dekan
FKM UI No.61/UN2.F10/HKP.02.04/2015 tentang Penunjukan Petugas Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja FKM UI, yang bertugas membantu dalam pemenuhan setiap
kegiatan K3L, menerapkan SMK3L pada aspek sarana dan fasilitas, berperan serta
agar dapat terciptanya lingkungan FKM UI yang selamat dan sehat.
Belum ada anggaran yang secara khusus di alokasikan dan ditetapkan untuk
pengembangan K3L di FKM UI. Tetapi apabila ada kegiatan yang berhubungan
dengan K3L di FKM UI, dananya di ambil dari Unit Ventura atau berdasarkan
kebijakan dari manajemen Fakultas
Telah dibentuk tim kecil sebagai perumus Komite K3L FKM UI yang terdiri terdiri
dari gabungan ahli K3, ahli KL dan perwakilan dari HMD yang bersedia dan
memiliki ketertarikan dalam upaya mewujudkan Komite K3L di FKM UI
Kebijakan dan Pedoman Komite K3L FKM UI yang sisusun oleh tim perumus Komite
K3Lmasih dalam bentuk draft. Belum adanya pengesahan pedoman atau manual
Komite K3L FKM UI yang ditandatangani yang menjelaskan pelaksanaan sistem
operasional Komite K3L dan fungsi-fungsi lain secara produktif, efektif, dan efisien
serta menjelaskan organisasi dan sistem kerja Komite K3L FKM UI
Sudah ada daftar nama-nama nggota Komite K3L FKM UI yang telah dipilih dan
diusulkan sebagai perwakilan dari masing-masing departemen dan unit kerja
Komite K3L FKM UI secara lisan telah diresmikan oleh Dekan FKM UI pada tanggal
30 Maret 2017,namun secara tertulis belum ada SK pengesahan yang di tandatangani
Dekan,serta belum ada pengesahan pedoman atau manual Komite K3L FKM UI. SK
Komite K3L dan pedoman Komite K3 masih dalam bentuk draft.
120
1.2 Saran
1.2.1 Bagi Manajemen FKM UI
Mengalokasikan anggaran khusus untuk keberlangsungan organisasi K3L, pelatihan
SDM dalam mewujudkan kompetensi kerja dan pengadaan prasarana dan sarana K3L
serta keperluan perbaikan dan pengendalian risiko K3L yang merupakan temuan
sepanjang tahun atau minimal tertulis berupa pernyataan Dekan selaku pimpinan
tertinggi di FKM UI bahwa manajem berkomitmen mendukung pelaksanaan K3L
dalam organisasi seperti memastikan tersedianya dana yang diperlukan untuk
menunjang program atau kebutuhan K3L di FKM UI sehingga dana K3L tersebut
dapat di masukkan ke dalam RKAT masing-masing departemen atau unit.Oleh karena
itu manajemen harus menjadikan K3L sebagai bagian integral dari semua kegiatan,
sehingga tidak dirasakan sebagai cost.
Dekan FKM UI segera menetapkan dan mensahkan secara tertulis Komite K3L FKM
UI, Kebijakan K3L organisasi dan manual pelaksanaannya dan dikomunikasikan ke
semua pihak sehingga semua orang dapat mengetahui, memahami dan melaksanakan
kewajiban serta perannya masing-masing dalam organisasidan memiliki komitmen
yang sama terhadap kebijakan yang ditetapkan.
Dekan FKM UI harus mengambil tanggung jawab penuh terhadap K3L dengan
menurunkan dan mengerahkan segala potensi sampai ke level terendah dalam
organisasi sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing-masing seperti melibatkan juga
mahasiswa sebagai warga yang terbanyak untuk berpartisipasi aktif dalam penerapan
K3L dan merupakan saat yang baik untuk membina mereka sadar K3L sebagai
penerus bangsa
Menetapkan peran manajemen untuk tingkat atas yang ditandatangani oleh
Manajemen Puncak dalam hal ini Dekan FKM UI, dimana setiap unsur manajemen
dalam organisasi memiliki peran strategis dalam mendukung dan
mengimplementasikan K3L di lingkungannya masing-masing. Karena itu, tanggung
jawab ini harus jelas tercantum dalam uraian jabatan atau tugasnya masing-masing dan
menjadi salah satu alat ukur untuk menilai kinerjanya masing-masing. Untuk itu dapat
di masukkan sebagai salah satu unsur dari Key Performance Indicator(KPI) setiap
120
kepala departemen atau kepala unit.
120
Tempatkan kebijakan pada lokasi/tempat yang mudah diketahui dan dibaca, misalnya
di papan pengumuman, kantin, website organisasi atau ruang rapat.
Pastikan bahwa kebijakan tersebut ditinjau ulang secara berkala.
Semua dokumentasi dan data mengenai K3L harus dikendalikan dengan baik karena
sangat berguna dan diperlukan untuk mengukur kinerja K3L, keperluan analisa dan
untuk pencegahan dikemudian hari jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
8.2.3 Bagi Tim Perumus Komite K3L
Tim perumus menyiapkan petunjuk pelaksanaan atau petunjuk teknis yang sudah
disahkan atau ditandatangani oleh pucuk pimpinan sehingga penetapan Komite K3L
dapat langsung dioperasionalkan
1.2.4 Bagi Peneliti Lain
Melakukan penelitian selanjutnya untuk mengevaluasi, serta mengukur dan melihat
ketercapaian dan efektivitas pelaksanaan Komite K3L FKM UI.
praktik pancalogi pola hidup sehat yang meliputi pola makan tinggi serat rendah lemak, olahraga yang
terukur dan teratur serta hidup aktif secara fisik, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi alkohol, cukup
tidur dan cukup istirahat
Supaya gak gagal paham, kamu perlu tau 5 jenis warna tempat sampah yang tersedia.
Ternyata permasalahan terkait lingkungan kita sudah tidak bisa diremehkan lagi lho. Salah
satu dampak besar yang sering disepelekan oleh banyak warga adalah sampah.
Gara-gara tidak membuang pada tempatnya, kini sampah menyebabkan banjir, bahkan kerusakan
lingkungan dalam skala besar. Bahkan, belum lama ini beberapa laman berita yang mengulas
tentang lingkungan merilis dampak sampah plastik yang menyengsarakan beberapa biota laut.
Melihat kejadian tersebut seharusnya pintu hati kita terketuk untuk melestarikan lingkungan ini,
tidak ada kata untuk terlambat kok. Salah satu cara sederhananya adalah dengan membuang
sampah pada tempatnya.
Nah, niat baik kamu untuk membuang sampah pada tempatnya juga harus dibekali oleh
pengetahuan supaya tidak salah. Karena, setidaknya saat ini
Ada Lima Jenis Tempat Sampah Yang Kamu Perlu Ketahui, yaitu:
120
Jenis tempat sampah berwarna hijau merupakan wadah untuk sisa makanan organik. Nantinya,
sampah jenis ini bisa dijadikan pupuk kompos.
Biasanya sampah organik berupa daun-daunan, bekas sayuran, dll. Selain itu, tempat sampah
jenis ini juga berperan mempercepat pembuatan kompos.
120