Anda di halaman 1dari 13

BAB 7

PEMBAHASAN

1.1 Keterbatasan Penelitian


Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:
1. Data sekunder yang didapatkan hanya berupa catatan notulensi pertemuan
Tim Perumus Komite K3L, Peraturan Rektor UI mengenai Implementasi
K3L di UI, Pedoman SMK3L UI, serta Keputusan Dekan FKM mengenai
Penunjukan Petugas K3 FKM UI. Belum ada perencanaan dan pelaksanaan
yang sistematis dalam sistem pendokumentasian sehingga tidak ada
dokumen yang bersifat long life misalnya data atau dokumentasi mengenai
kasus-kasus kecelakaan atau insiden serta pelaporan pemantauan
yangterdokumentasikan.
2. Ada beberapa informan yang tidak dilakukan wawancara karena terkendala
dengan masalah keterbatasan waktu. Selain itu juga ada informan yang tidak
bersedia diwawancarai dengan alasan tidak mengetahui tentang K3L di
FKM UI

1.2 Input
1.2.1 Kebijakan/Peraturan K3L
Kebijakan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah rangkaian konsep
dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu
pekerjaan dalam mencapai tujuan atau sasaran. Kebijakan merupakan persyaratan
utama dalam semua sistem manajemen karena kebijakan merupakan roh dari
semua sistem, yang mampu memberikan spirit dan daya gerak untuk keberhasilan
suatu usaha (Ramli, 2010).Karena itu OHSAS 18001 mensyaratkan ditetapkannya
kebijakan K3 dalam organisasi oleh manajemen puncak.
Berdasarkaan hasil penelitian,Pembentukan Komite K3L mengacuh pada
Komitmen Kebijakan K3L UI dimana Universitas Indonesia memiliki komitmen
yang tinggi untuk mewujudkan K3L di seluruh lingkungan kampus UI.
Berdasarkan Komitmen Kebijakan K3L tersebut, maka Rektor UI mengeluarkan
Peraturan Rektor UI No.1 Tahun 2016 tentang Imlementasi Keselamatan,

111
Kesehatan Kerja dan lingkungan di UI yang penerapannya tertuang dalam Pedoman
SMK3L UIbahwa universitas dan manajemen universitas menetapkan peran, tanggung jawab
dan wewenang untuk pelaksanaan K3L yang efektif yang meliputi pembentukan organisasi K3L
baik di Universitas maupun di Fakultas.
Kebijakan K3L merupakan perwujudan dari komitmen pucuk pimpinan yang memuat
visi dan tujuan organisasi, komitmen dan tekad untuk melaksanakan keselamatan dan kesehatan
kerja, kerangka dan program kerja. Oleh karena itu, kebijakan K3L sangat penting dan menjadi
landasan utama yang diharapkan mampu menggerakkan semua partikel yang ada dalam
organisasi sehingga program K3L yang diinginkan dapat berhasil dengan baik (Ramli, 2010).

1.2.2 Sumber Daya Manusia


Sumberdaya manusia merupakan sumberdaya yang diperlukan untuk kelangsungan
program K3L di tempat kerja. Sumberdaya manusia yang diperlukan meliputi tenaga ahli K3L,
koordinator K3L, Management Representative dan manajemen lini yang memahami dan mampu
menjalankan K3L di lingkungan kerjanya masing-masing ( Ramli, 2010)
Berdasarkan hasil wawancara dan telaah dokumen, didapatkan bahwa dalam rangka
pemenuhan aspek K3L pada setiap kegiatan di lingkungan FKM UI makaDekan telah menunjuk
7 orang petugas K3L yang memiliki sertifikat terkait K3L yang merupakan perwakilan dari
departemen dan unit yang bertugas membantu dalam pemenuhan setiap kegiatan K3L,
menerapkan K3L pada aspek sarana dan fasilitas, berperan serta agar dapat terciptanya
lingkungan FKM UI yang selamat dan sehat.Untuk mencapai hal tersebut, organisasi harus
mengembangkan standar pelatihan bagi seluruh petugas K3L sesuai kebutuhannya. Pemahaman
atau budaya K3L tidak datang dengan sendirinya, namun harus dibentuk melalui pelatihan dan
pembinaan. Disarankan kedepannya Komite K3L dapat berfungsi dengan baik dan lebih banyak
anggota Komite dan Subkomite K3L mendapatkan pelatihan minimal diklat internal yang
diberikan oleh orang K3 dan KL seperti Pusat Kajian dan Terapan K3 (PKTK3) atau Pusat
Kajian Kesehatan Lingkungan dan Industri (PKKLI) dengan menggerakkan organisasi
mahasiswa seperti Occupational Health and Safety Community (OHSC) dan Environmental
Health Student Association (ENVIHSA) FKM UI, sehingga diharapakan semua anggota tim
Komite dan Subkomite K3L memiliki wawasan dan pengertian yang sama terhadap standar
kebijakan K3L sehingga akan mempermudah implementasinya.

120
Tanpa sumberdaya yang memadai, program K3L tidak akan berjalan dengan baik dan
efektif. Oleh karena itu, OHSAS 18001 mensyaratkan bahwa manajemen puncak harus
menunjukan komitmennya dengan memastikan ketersediaan sumberdaya yang penting untuk
menetapkan, menjalankan, memelihara dan meningkatkan K3L serta memastikan bahwa setiap
individu yang menjalankan pekerjaan atau aktivitas yang memiliki dampak K3L telah memiliki
kompetensi dalam menjalankan pekerjaannya. Akan sangat efektif dan sangat menguntungkan
apabila sering dilakukan suatu pendekatan training tertentu, agar antara pimpinan dan anggota hadir
dan duduk bersama-sama dalam sebuah training K3L khusus. Hal ini disebabkan karena banyak
masalah-masalah K3L membutuhkan kerjasama antara mereka di dalam pemecahan masalah.

1.2.3 Anggaran
Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh
kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit atau kesatuan moneter yang berlaku untuk
jangka waktu yang akan datang (Munandar, 2001).Anggaran sangat dibutuhkan oleh sebuah
perusahaan karena anggaran dapat mencegah pengeluaran-pengeluaran bagi hal-hal atau
aktivitas-aktivitas yang tidak dibenarkan oleh undang-undang (Nafarin, 2004).
Dari hasil penelitian, belum ada anggaran yang di alokasikan khusus untuk
pengembangan K3L FKM UI. Walaupun belum ada alokasi dana khusus K3L di FKM UI, tetapi
apabila ada kegiatan yang berhubungan dengan K3L di FKM UI, dananya di ambil dari Unit
Ventura atau berdasarkan kebijakan dari manajemen Fakultas. Seyogianya ada anggaran
tetapuntuk keperluan perbaikan dan pengendalian risiko K3L yang merupakan temuan sepanjang
tahun atau minimal tertulis berupa pernyataan Dekan selaku pimpinan tertinggi di FKM UI
bahwa manajem berkomitmen mendukung pelaksanaan K3L dalam organisasi seperti
memastikan tersedianya dana yang diperlukan untuk menunjang program atau kebutuhan K3L di
FKM UI sehingga dana K3L tersebut dapat di masukkan ke dalam RKAT masing-masing
departemen atau unit.
Menurut PP No.50 tahun 2012 tentang SMK3, Perusahaan harus mengalokasikan
anggaran untuk pelaksanaan K3 secara menyeluruh antara lain untukkeberlangsungan organisasi
K3L, pelatihan SDM dalam mewujudkan kompetensi kerja dan pengadaan prasarana dan sarana
K3L termasuk alat evakuasi, peralatan pengendalian, peralatan pelindungdiri. OHSAS 18001
mensyaratkan agar manajemen puncak menunjukkan komitmennya dalam mendukung

120
pelaksanaan K3L dalam organisasi seperti memastikan tersedianya sumberdaya yang diperlukan
seperti danauntuk menunjang program K3L.

1.3 Aktivitas
1.3.1 Membentuk Tim Perumus Komite K3L
Tim adalah sebuah unit yang terdiri dari dua orang atau lebih yang berinteraksi dan
mengkoordinasikan pekerjaan mereka untuk menyelesaikan sebuah tugas spesifik (Daff, 2006).
Katzenbach dan Smith (1993) mendefinisikan tim sebagai sekelompok kecil orangdengan
keterampilan yang saling melengkapi yangberkomitmen untuk maksud bersama. Sedangkan
Lewis McClear dan Taylor (1998) menjelaskan bahwa tim adalah sekumpulan anggota yang
bekerjasama secara intensif untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Dalam penelitian ini, yang dimaksud tim perumus dalam pembentukan Komite K3L
FKM UI adalahtim kecil yang di bentuk untuk merumuskan Komite K3L di FKM UI. Anggota
tim perumus Komite K3L ini terdiri dari gabungan ahli K3, ahli KL dan perwakilan dari HMD
yang bersedia dan memiliki ketertarikan dalam upaya mewujudkan Komite K3L di FKM
UI.Menurut OHSAS 18001, untuk mencapai hasil pelaksanaan K3L yang baik, diperlukan peran
serta semua unsur agar peduli, memahami dan pada akhirnya menjalankan K3L. OHSAS 18001
menekankan bahwa setiap unsur atau elemen dalam perusahaan memiliki peran dan tanggung
jawab masing-masing mengenai K3L. Dengan demikian K3L bukan semata tanggung jawab
fungsi K3L tetapi tanggung jawab semua unsur sesuai dengan lingkup tugasnya masing-masing.

Dari hasil penelitian, tim perumus Komite K3L mengadakan rapat perdananya pada
tanggal 20 Februari untuk mempersiapkan dokumen level 1 tentang Kebijakan K3L di FKM UI,
persiapan dokumen level 2 tentang Komite K3L, serta pengumpulan dokumen POB level 3 dari
UPT K3L UI.Dalam road map SMK3, mengidentifikasi semua perundangan atau persyaratan
lain yang berkaitan dengan K3L organisasi bertujuan untuk menetukan landasan hukum bagi
pelaksanaan K3L dalam organisasi. Tanpa landasan perundangan atau persyaratan lain seperti
standar dan kode, penerapan K3L lebih sulit di lakukan.
Tim perumus Komite K3L juga melakukan pertemuan dengan pimpinan fakultas untuk
menyampaikan usulan, maksud, tujuan dan manfaatpembentukan Komite K3L kepada Dekan
selaku pimpinan fakultas untuk mendapatkan pengesahan pimpinan terkait pembentukan Komite

120
K3L FKM UI sesuai peraturan yang berlaku. OHSAS 18001 menekankan bahwa tanggung
jawab tertinggi (ultimate responsibility) mengenai K3L ada di tangan manajemen puncak.
Manajemen puncak harus mengambil tanggung jawab penuh terhadap K3L. Tanggung jawab
mengenai K3L ini tidak dapat didelegasikan atau di alihkan ke bawah, tetapi diturunkan dan
dikerahkan segala potensi sampai ke level terendah dalam organisasi sesuai dengan fungsi dan
tugasnya masing-masing. Di kampus, sangat penting untuk melibatkan juga mahasiswa sebagai
warga yang terbanyak dan merupakan saat yang baik untuk membina mereka sadar K3L sebagai
penerus bangsa.

1.3.2 Menyusun Draft Pedoman Komite K3L


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang
memberi arah bagaimana sesuatu harus dilakukan atau hal (pokok) yang menjadi dasar
(pegangan, petunjuk, dan sebagainya) untuk menentukan atau melaksanakan sesuatu.
Dari hasil penelitian, tim perumus Komite K3L secara berkala melaksanakan pertemuan
untuk membahas berbagai hal terkait dengan rencana pembentukan Komite K3L seperti rencana
kegiatan dan penyusunan kebijakan serta pedoman atau manual Komite K3L. Tim perumus
Komite K3L telahmenyusunan draft kebijakan dan manual Komite K3L yang berisi petunjuk
yang menjelaskan pelaksanaan sistem operasional Komite K3L dan fungsi-fungsi lain secara
produktif, efektif, dan efisienserta menjelaskan organisasi dan sistem kerja Komite K3L FKM
UI.Diharapkan kedepannya Komite K3L FKM UI dapat berfungsi dengan baik dan memiliki
sistem dokumentasi yang baik, dimana semua dokumen penting terkait penerapan K3L di
FKMUIyang meliputi kebijakan K3L FKM UI, tujuan, rencana, prosedur K3L, instruksi kerja,
formulir, catatan dan tanggung jawab serta wewenang tanggung jawab K3L untuk semua
tingkatan di lingkungan FKM UI, terpelihara dan tersimpan dengan baik sehingga mudah untuk
digunakan kembali.
Menurut PP No.50 tahun 2012 tentang SMK3,dalam pelaksanaan K3 harus ada manual
atau pedoman yang meliputi kebijakan K3, tujuan, rencana, prosedur K3, instruksi kerja,
formulir, catatan dan tanggung jawab serta wewenang tanggung jawab K3.

1.3.3 Inventarisasi Calon Anggota Komite K3L


Inventarisasi calon anggota Komite K3L dimaksudkan untuk mendapatkan calon anggota

120
yang dapat mewakili seluruh komponen atau unsur perusahaan. Dalam hal ini pengurus
menyusun daftar calon anggota KomiteK3L yang telah dipilih dan diusulkan oleh masing-
masing unit kerja baik dari pihak perwakilan pekerja maupun manajemen (Tarwaka, 2014).
Dalam penelitian ini, tim perumus Komite K3L telah menyusun daftar calon anggota
Komite K3L yang dipilih dan diusulkan kepada top managementsebagai perwakilan dari masing-
masing departemen, unit kerja maupun pihak manajemen. Sehingga keanggotaan Komite K3L
FKM UI yang diusulkan adalah sebagai berikut:
1. Ketua : Dekan FKM UI
2. Wakil Ketua : 1 orang Wakil Dekan Bid.Sumber Daya, Ventura dan
Administrasi Umum FKM UI
3. Sekretaris : 1 orang expert K3, 1 orang expert KL, 1 orang Petugas
K3dan 1 orang Manajer Umum FKM UI
4. Anggota : 7 orang ketua departemen dan 4 orang kepala unit

Padalangkah ke-1 dalam road map SMK3 dijelaskan bahwa jika organisasi telah
memiliki komitmen untuk menerapkan K3L, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah
membentuk tim pelaksana (action team). Walaupun tidak disyaratkan dalam OHSAS 18001,
pembentukan tim ini sangat penting karena menetukan keberhasilan pelaksanaannya. Tim ini
dibentuk dari berbagai unsur dalam organisasi yang terkait implementasi K3L seperti dari bidang
operasi, teknik, personalia, pelatihan dan tentunya fungsi K3L yang ada dalam organisasi.
Pembentukan tim ini hendaknya berdasarkan penetapan manajemen puncak untuk memberikan
otoritas dan legitimasi dalam menjalankan tugasnya, sekaligus sebagai perwujudan komitmen
manajemen terhadap penerapan K3L dalam organisasi ( Ramli, 2010).
Menurut Permenaker RI.No:Per.04/Men/1987 tentang P2K3 Dan Penunjukan Ahli
Keselamatan Kerja, bahwa keanggotaan P2K3 harus terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja
yang susunannya terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota. Ketua dijabat oleh salah seorang
pimpinan perusahaan yang mempunyai kewenangan dalam menetapkan kebijaksanaan.
Sekretaris dapat dijabat oleh ahli K3L atau petugas K3L atau calon yang dipersiapkan menjadi
petugas K3L. Sedangkan para anggota terdiri dari wakil unit-unit kerja yang telah memahami
permasalahan K3L. Di FKM sudah memenuhi syarat untuk pembentukan Komite K3L,
sebaiknya diadakan penggantian tiap tahun satu kali terutama keanggotaan subkomite, yang

120
terdiri dari unsur dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa agar semua orang mempunyai
kesempatan berpartisipasi aktif dalam penerapan K3L di FKM UI dan bertanggung jawab
terhadap keselamatan dan kesehatan kerja bagi dirinya sendiri dan orang lain, baik pada saat di
lingkungan kerja maupun di luar lingkungan kerja.

1.3.4 Peresmian Komite K3L FKM UI


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, peresmian adalah proses, cara, perbuatan
meresmikan pengumuman (penetapan, pelantikan, pengangkatan, dan sebagainya) yang resmi.
Peresmian Komite K3L dalam penelitian ini adalah pengesahan secara resmi Komite K3L oleh
Dekan FKM UI untuk menetapkan keanggotaan atau siapa-siapa yang duduk dalam Komite K3L
FKM UI.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa peresmian Komite K3L telah di resmikan
secara lisan oleh Dekan FKM UI bersamaan dengan pelaksanaan workshop K3L pada tanggal 30
Maret 2017. Secara lisan, Komite K3L sudah diresmikan tetapi secara tertulis belum ada SK
pengesahanKomite K3L yang di tandatangani Dekan,serta belum ada pengesahan kebijakan dan
pedoman atau manual Komite K3L FKM UI. SK Komite K3L dan pedoman Komite K3 masih
dalam bentuk draft.
Menurut OHSAS 18001, manajemen puncak harus menetapkan dan mensahkan kebijakan
K3L organisasi. Kebijakan K3L merupakan perwujudan dari komitmen pucuk pimpinan yang
memuat visi dan tujuan organisasi, serta komitmen dan tekad untuk melaksanakan K3L,
kerangka dan program kerja. Oleh karena itu kebijakan K3L harus didokumentasikan artinya
bukan hanya dalam bentuk ungkapan lisan atau pernyataan manajemen, tetapi di buat tertulis,
tertanggal, ditandatangani, secara jelas menyatakan tujuan dan sasaran K3L, serta dijelaskan dan
disebarluaskan sehingga dapat diketahui dan dibaca oleh semua pihak berkepentingan (Ramli,
2010). Berdasarkan Pedoman SMK3L UI, Dekan dalam hal ini sebagai pucuk pimpinan harus
menjamin komitmen dan pelaksanaan K3L pada tingkat fakultas menjamin tersedia dan
dilaksanakannya prosedur, panduan teknis, dan persyaratan K3L sesuai dengan persyaratan
peraturan perundangan dan ketetapan lain di universitas.Komitmen merupakan kunci
keberhasilan pelaksanaan K3L. Menurut Frank Bird dalam bukunya Commitment, komitmen
adalah tekad yang kuat untuk melaksanakan sesuatu, dalam hal ini K3L dalam organisasinya
(Ramli,2010). Komitmen ibarat energi yang menggerakan roda kebijakan K3L. Oleh karena itu

120
OHSAS 18001 mensyaratkan agar manajemen puncak menunjukkan komitmennya dalam
mendukung pelaksanaan K3L dalam organisasi seperti peran serta dan dukungan positif
manajemen terhadap pelaksanaan K3L dalam organisasi. Seyogiannyakebijakan Komite K3L
harus ditandatangani oleh Manajemen Puncak untuk menunjukan komitmen terhadap K3L
sekaligus menempatkan K3L setara dengan aspek lainnya dalam organisasi, kemudian kebijakan
Komite K3L tersebut ditempatkan pada lokasi/tempat yang mudah diketahui dan dibaca,
misalnya di papan pengumuman, kantin, website organisasi atau ruang rapat, sehingga semua
pihak dapat mengetahui, memahami dan melaksanakan serta memiliki komitmen yang sama
terhadap kebijakan yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil wawancara dan telaah dokumen, ada beberapa pimpinan departemen dan
unit serta beberapa perwakilan dari masing-masing departemen dan unit yang tidak menghadiri
peresmian Komite K3L dan workshop K3L pada tanggal 30 Maret 2017. Seyogianya semua
pihak harus memiliki komitmen untuk terlibat secara aktif dalam mendukung pelaksanaan dan
program K3L di tempat kerja.OHSAS 18001 mensyaratkan keterlibatan semua pihak dalam K3L
dan menekankan adanya komitmen seluruh pimpinan, tenaga kerja dan orang lain yang berada di
tempat kerja dalam menjaga dan menjalankan K3L. Tanpa adanya komitmen dari semua pihak,
implementasi K3L tidak akan berjalan dengan baik. Oleh karena itu perlu menetapkan peran
manajemen untuk tingkat atas yang di tandatangani oleh Manajemen Puncak, dimana setiap
unsur manajemen dalam organisasi memiliki peran strategis dalam mendukung dan
mengimplementasikan K3L di lingkungannya masing-masing. Karena itu, tanggung jawab ini
harus jelas tercantum dalam uraian jabatan atau tugasnya masing-masing dan menjadi salah satu
alat ukur untuk menilai kinerjanya masing-masing. Untuk itu dapat di masukkan sebagai salah
satu unsur dari Key Performance Indicator(KPI) setiap manajemen

BAB 8
SIMPULAN DAN SARAN

1.1 Simpulan
Komite K3L FKM UI adalah badan eksekusi di lingkungan FKM UI, yang merupakan
wadah kerjasama antara pimpinan, dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa untuk
mengembangkan kerja sama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan K3L.

120
Berdasarkan hasil yang telah dibahas dalam penelitian ini, maka dapat dirangkum kesimpulan
sebagai berikut:
Pembentukan Komite K3L FKM UI mengacuh padaPeraturan Rektor UI No.1 Tahun
2016 tentang Imlementasi Keselamatan, Kesehatan Kerja dan lingkungan di
Universitas Indonesia yang penerapannya tertuang dalam Pedoman SMK3L UIbahwa
universitas dan manajemen universitas menetapkan peran, tanggung jawab dan
wewenang untuk pelaksanaan K3L yang efektif yang meliputi pembentukan organisasi
K3L baik di Universitas maupun di Fakultas.
FKM UI sudah memiliki petugas K3L yang di tetapkan berdasarkanKeputusan Dekan
FKM UI No.61/UN2.F10/HKP.02.04/2015 tentang Penunjukan Petugas Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja FKM UI, yang bertugas membantu dalam pemenuhan setiap
kegiatan K3L, menerapkan SMK3L pada aspek sarana dan fasilitas, berperan serta
agar dapat terciptanya lingkungan FKM UI yang selamat dan sehat.
Belum ada anggaran yang secara khusus di alokasikan dan ditetapkan untuk
pengembangan K3L di FKM UI. Tetapi apabila ada kegiatan yang berhubungan
dengan K3L di FKM UI, dananya di ambil dari Unit Ventura atau berdasarkan
kebijakan dari manajemen Fakultas
Telah dibentuk tim kecil sebagai perumus Komite K3L FKM UI yang terdiri terdiri
dari gabungan ahli K3, ahli KL dan perwakilan dari HMD yang bersedia dan
memiliki ketertarikan dalam upaya mewujudkan Komite K3L di FKM UI
Kebijakan dan Pedoman Komite K3L FKM UI yang sisusun oleh tim perumus Komite
K3Lmasih dalam bentuk draft. Belum adanya pengesahan pedoman atau manual
Komite K3L FKM UI yang ditandatangani yang menjelaskan pelaksanaan sistem
operasional Komite K3L dan fungsi-fungsi lain secara produktif, efektif, dan efisien
serta menjelaskan organisasi dan sistem kerja Komite K3L FKM UI
Sudah ada daftar nama-nama nggota Komite K3L FKM UI yang telah dipilih dan
diusulkan sebagai perwakilan dari masing-masing departemen dan unit kerja
Komite K3L FKM UI secara lisan telah diresmikan oleh Dekan FKM UI pada tanggal
30 Maret 2017,namun secara tertulis belum ada SK pengesahan yang di tandatangani
Dekan,serta belum ada pengesahan pedoman atau manual Komite K3L FKM UI. SK
Komite K3L dan pedoman Komite K3 masih dalam bentuk draft.

120
1.2 Saran
1.2.1 Bagi Manajemen FKM UI
Mengalokasikan anggaran khusus untuk keberlangsungan organisasi K3L, pelatihan
SDM dalam mewujudkan kompetensi kerja dan pengadaan prasarana dan sarana K3L
serta keperluan perbaikan dan pengendalian risiko K3L yang merupakan temuan
sepanjang tahun atau minimal tertulis berupa pernyataan Dekan selaku pimpinan
tertinggi di FKM UI bahwa manajem berkomitmen mendukung pelaksanaan K3L
dalam organisasi seperti memastikan tersedianya dana yang diperlukan untuk
menunjang program atau kebutuhan K3L di FKM UI sehingga dana K3L tersebut
dapat di masukkan ke dalam RKAT masing-masing departemen atau unit.Oleh karena
itu manajemen harus menjadikan K3L sebagai bagian integral dari semua kegiatan,
sehingga tidak dirasakan sebagai cost.
Dekan FKM UI segera menetapkan dan mensahkan secara tertulis Komite K3L FKM
UI, Kebijakan K3L organisasi dan manual pelaksanaannya dan dikomunikasikan ke
semua pihak sehingga semua orang dapat mengetahui, memahami dan melaksanakan
kewajiban serta perannya masing-masing dalam organisasidan memiliki komitmen
yang sama terhadap kebijakan yang ditetapkan.
Dekan FKM UI harus mengambil tanggung jawab penuh terhadap K3L dengan
menurunkan dan mengerahkan segala potensi sampai ke level terendah dalam
organisasi sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing-masing seperti melibatkan juga
mahasiswa sebagai warga yang terbanyak untuk berpartisipasi aktif dalam penerapan
K3L dan merupakan saat yang baik untuk membina mereka sadar K3L sebagai
penerus bangsa
Menetapkan peran manajemen untuk tingkat atas yang ditandatangani oleh
Manajemen Puncak dalam hal ini Dekan FKM UI, dimana setiap unsur manajemen
dalam organisasi memiliki peran strategis dalam mendukung dan
mengimplementasikan K3L di lingkungannya masing-masing. Karena itu, tanggung
jawab ini harus jelas tercantum dalam uraian jabatan atau tugasnya masing-masing dan
menjadi salah satu alat ukur untuk menilai kinerjanya masing-masing. Untuk itu dapat
di masukkan sebagai salah satu unsur dari Key Performance Indicator(KPI) setiap

120
kepala departemen atau kepala unit.

1.2.2 Bagi Komite dan Subkomite K3L


Melaksanakan pertemuan untuk membahas hal-hal terkait rencana sosialisasi pasca
peluncuruan penetapan Komite K3L
Melaksanakan pertemuan setiap bulanuntuk membahas masalah/isu di bidang K3L
agar lebih mampu menangani, menyusun rencana, menerapkan dan memantau
program-programnya secara efektif dan melakukan pengendalian secepatnya sesuai
urgensi, urutan prioritas dan kemampulaksanaannya.
Mendorong pimpinan departemen atau unit untuk mengaktifkan serta mendukung
pelaksana tugas harian Komite dan Subkomite K3L.
Meningkatkan fungsi anggota atau pelaksana Subkomite di masing-masing
departemen dan unit untuk melakukan supervisi atau inspeksi harian terkait masalah
atau isu K3L di lingkungan kerjanya masing-masing. Bila ada temuan, difoto dan
dilaporkan ke Ketua dan Sekretaris Subkomite agardilakukan tindakkan perbaikan
dengan melakukan kordinasi dengan departemen atau unit terkait. Jika tindakan
perbaikan tidak dapat dilakukan oleh ketua Subkomite, maka dilaporkan kepada ketua
Komite melalui sekretaris Komite K3L FKM UI.
Diharapakan kedepannya Komite K3L dapat berfungsi dengan baik dan lebih banyak
anggota Komite dan Subkomite K3L mendapatkan pelatihan sehingga diharapakan
semua anggota tim Komite dan Subkomite K3L memiliki wawasan dan pengertian
yang sama terhadap standar kebijakan K3L sehingga akan mempermudah
implementasinya.
Sebaiknya diadakan penggantian tiap tahun satu kali terutama keanggotaan subkomite,
yang terdiri dari unsur dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa agar semua orang
mempunyai kesempatan berpartisipasi aktif dalam penerapan K3L di FKM UI dan
bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesehatan kerja bagi dirinya sendiri dan
orang lain, baik pada saat di lingkungan kerja maupun di luar lingkungan kerja
Buatkan akses untuk mendapatkan atau memperoleh kebijakan Komite K3L sehingga
diketahui dan dipahami oleh setiap pihak terkait baik internal maupun eksternal
organisasi.

120
Tempatkan kebijakan pada lokasi/tempat yang mudah diketahui dan dibaca, misalnya
di papan pengumuman, kantin, website organisasi atau ruang rapat.
Pastikan bahwa kebijakan tersebut ditinjau ulang secara berkala.
Semua dokumentasi dan data mengenai K3L harus dikendalikan dengan baik karena
sangat berguna dan diperlukan untuk mengukur kinerja K3L, keperluan analisa dan
untuk pencegahan dikemudian hari jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
8.2.3 Bagi Tim Perumus Komite K3L
Tim perumus menyiapkan petunjuk pelaksanaan atau petunjuk teknis yang sudah
disahkan atau ditandatangani oleh pucuk pimpinan sehingga penetapan Komite K3L
dapat langsung dioperasionalkan
1.2.4 Bagi Peneliti Lain
Melakukan penelitian selanjutnya untuk mengevaluasi, serta mengukur dan melihat
ketercapaian dan efektivitas pelaksanaan Komite K3L FKM UI.

praktik pancalogi pola hidup sehat yang meliputi pola makan tinggi serat rendah lemak, olahraga yang
terukur dan teratur serta hidup aktif secara fisik, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi alkohol, cukup
tidur dan cukup istirahat

Supaya gak gagal paham, kamu perlu tau 5 jenis warna tempat sampah yang tersedia.
Ternyata permasalahan terkait lingkungan kita sudah tidak bisa diremehkan lagi lho. Salah
satu dampak besar yang sering disepelekan oleh banyak warga adalah sampah.

Gara-gara tidak membuang pada tempatnya, kini sampah menyebabkan banjir, bahkan kerusakan
lingkungan dalam skala besar. Bahkan, belum lama ini beberapa laman berita yang mengulas
tentang lingkungan merilis dampak sampah plastik yang menyengsarakan beberapa biota laut.

Melihat kejadian tersebut seharusnya pintu hati kita terketuk untuk melestarikan lingkungan ini,
tidak ada kata untuk terlambat kok. Salah satu cara sederhananya adalah dengan membuang
sampah pada tempatnya.

Nah, niat baik kamu untuk membuang sampah pada tempatnya juga harus dibekali oleh
pengetahuan supaya tidak salah. Karena, setidaknya saat ini

Ada Lima Jenis Tempat Sampah Yang Kamu Perlu Ketahui, yaitu:

1. Tempat sampah organik (warna hijau)

120
Jenis tempat sampah berwarna hijau merupakan wadah untuk sisa makanan organik. Nantinya,
sampah jenis ini bisa dijadikan pupuk kompos.
Biasanya sampah organik berupa daun-daunan, bekas sayuran, dll. Selain itu, tempat sampah
jenis ini juga berperan mempercepat pembuatan kompos.

2. Tempat sampah non organik (warna kuning)


Pesan Sponsor
style="text-align: justify;"> Warna kuning menjadi ciri khas bagi tempat sampah untuk jenis non
organik, seperti plastik bekas, kemasan air mineral berbahan plastik, dll.
Nah, dengan memberikan wadah terpisah pada jenis sampah ini, proses pemilihan bahan saat
daur ulang akan berjalan lebih mudah karena tidak tercampur dengan bahan jenis lainnya.

3. Tempat sampah non organik berbahaya/B3 (warna merah)


Sampah jenis ini harus dipisah karena biasanya berasal dari B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun),
yaitu sampah kaca, kemasan detergen atau pembersih lainnya, serta obat nyamuk atau pembasmi
serangga dan sejenisnya.
Hal tersebut berguna supaya sampah jenis ini tidak membahayakan kesehatan dan keselamatan
orang lain dan makhluk hidup lainnya.

4. Tempat sampah non organik berbahan kertas (warna biru)


Yup, sesuai namanya, tempat sampah berwarna biru ini diperuntukan bagi sampah jenis kertas.
Pemisahan sampah kertas bermanfaat untuk mempermudah pengerajin dan industri daur ulang
untuk mengolah sampah menjadi kebutuhan lainnya.

5. Tempat sampah residu (warna abu-abu)


Wadah jenis ini diperuntukan bagi sampah residu atau berupa ampas yang berasal dari selain
empat jenis sampah di atas.

120

Anda mungkin juga menyukai