Anda di halaman 1dari 7

TUGAS GENDER DAN KESEHATAN

DISKUSI KELOMPOK 1

Dosen Mata Kuliah


dr. Kemal Nazaruddin Siregar SKM. M.A., Ph.D

Nama dan NIM

Agil Oktora (1606953625)


Egidius Ulukyanan (1606953833)
Faisal Ali Ramdhani (1606953884)
Insani Sajidah (1606954003)
Meilinna (1606954123)
Rachma Pratiwi (1606954281)

S1 EKSTENSI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
2017
1. Pengertian Definisi Sehat dan Gambaran Kontinum Sehat
1.1. Definisi Sehat
a. Definisi sehat menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 dalam (Diskamara, 2009),
sehat ialah keadaan sejahtera dari badan , jiwa, dan sosial, yang memungkinkan setiap
orang hidup produkif secara sosial dan ekonomis
b. Definisi sehat menurut WHO tahun 1947 dalam ((Diskamara, 2009), sehat adalah
keadaan sejahtera, sempurna dari fisik, mental, dan sosial, yang tidak terbatas hanya
pada bebas dari penyakit atau kelemahan saja
c. Definisi sehat menurut While tahun 1977 dalam (Diskamara, 2009), sehat adalah
keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa oleh ahlinya tidak mempunyai
keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit atau kelainan
d. Definisi sehat menurut Pender tahun 1982 dalam (Sely, 2010), sehat adalah aktualisasi
(perwujudan) yang diperoleh individu melalui kepuasan dalam berhubungan dengan
orang lain, perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten.
Sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas
sosia
e. Definisi sehat menurut Zaidin Ali Tahun 1999 dalam (Kistianita, 2015), sehat adalah
suatu kondisi keseimbangan antara status kesehatan bilogis (jasmani), psikologis
(mental), sosial, dan spiritual yang memungkinkan orang tersebut hidup secar mandiri
dan produktif
1.2. Gambaran Kontinum Sehat
Rentang Sehat Rentang Sakit

Sejahtera Sehat Sehat Setengah Sakit Sakit Mat


sekali normal sakit kronis

Gambar 1. Kontinum Sehat Sakit Neuman tahun1990 dalam (MEU FK USU, 2009)
Sehat dalam suatu rentang adalah tingkat sejahtera klien pada waktu tertentu,
yang terdapat dalam rentang dari kondisi sejahtera yang optimal, dengan energi yang
paling maksimum, sampai kondisi kematian, yang menandakan habisnya energi total.

2. Kondisi Sehat Lansia dan Masalah Kesehatan Pada Lansia


2.1. Kondisi Sehat Lansia
a Memiliki motivisi untuk hidup sehat
b Dapat berinteraksi dengan kelompok sosial yang ada dilingkungan
c Berperan aktif dalam kegiatan beradasarkan keinginanya dan bukan paksaan dari
lingkungan sekitar
d Dapat menyesuaikan diri dimanapun ia berada

2.2. Masalah Kesehatan Pada Lansi menurut Kane & Ouslander dalam (Fauzan, 2002)
a Immobility (kurang bergerak)
b Instability (berdiri dan berjalan tidak stabil atau mudah jatuh)
c Incontinence (beser buang air kecil dan atau buang air besar)
d Intellectual impairment (gangguan intelektual/demential)
e Infection (infeksi)
f Impairment of vision and hearing, taste, smell, communication, convalescence, skin
integrity (gangguan panca indera, komunikasi, penyembuhan, dan kulit)
g Impaction (sulit buang air besar)
h Isolation (depresi)
i Inanition (kurang gizi)
j Impecunity (tidak punya uang)
k Iatrogenesis (menderita penyakit akibat obat-obatan)
l Insomnia (gangguan tidur)
m Immunie deficiency (daya tahan tubuh yang menurun)
n Impotence (impotensi)
Gambar 2. Potensi Lost Generation Pada Lansia

3. Apa itu Hak Asasi Manusia, Hak-Hak Sehat, dan Hak-Hak Reproduksi
3.1. Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia adalah hak-hak yang dimiliki manusia semata-semata karena ia
manusia. Umat manusia memilikinya bukan karena diberikan kepadanya oleh masyarakat
atau berdasarkan hukum positif, melainkan semata-mata berdasarkan martabatnya
sebagai manusia. Dalam arti ini, maka meskipun setiap orang terlahir dengan warna kulit
yang berbeda-beda, ia tetap mempunyai hak-hak tersebut. Inilah sifat universal dari hak-
hak tersebut. Selain bersifat universal, hak-hak itu juga tidak dapat dicabut (inalienable).
Artinya seburuk apapun perlakuan yang telah dialami oleh seseorang atau betapapun
begisnya perlakuan seseoarang, ia tidak akan berhenti menjadi manusia dan karena itu
tetap memiliki hak-hak tersebut. Dengan kata lain, hak-hak itu melekat pada dirinya
sebagai makhluk insan (Asplund, 2008).
3.2. Hak-Hak Sehat
Hak Hak sehat seperti yang tertuang pada UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
(Kementrian Kesehatan RI, 2009). Pada pasal 5 berbunyi:
(1) Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas
sumber daya di bidang kesehatan.
(2) Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, dan terjangkau.
(3) Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan
sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya.
3.3. Hak-Hak Reproduksi
Menurut Piagam IPPF/PKBI Tentang Hak-Hak Reproduksi dan Seksual dalam
(Nurianti, 2009) :
a. Hak untuk hidup
Setiap perempuan mempunyai hak untuk bebas dari risiko kematian karena
kehamilan
b. Hak mendapatkan kebebasan dan keamanan
Sertiap individu berhak untuk menikmati dan mengatur kehidupan seksual dan
reproduksinya dan tak dapat seorang pun dapat dipaksa untuk hamil, menjalani
sterilisasi dan aborsi.
c. Hak atas kesetaraan dan terbebas dari segala bentuk diskriminasi
Setiap individu mempunyai hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi
termasuk kehidupan seksual dan reproduksinya.
d. Hak Privasi
Setiap individu mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan seksual
dan reproduksi dengan menghormati kerahasian. Setiap perempuan mempunyai hak
untuk menentukan sendiri pilihan reproduksinya.
e. Hak Kebebasan Berpikir
Setiap individu bebas dari penafsiran ajaran agama yang sempit, kepercayaan,
filosofi dan tradisi yang membatasi kemerdekaan berpikir tentang pelayanan kesehatan
reproduksi dan seksual.
f. Hak Atas Informasi dan Edukasi
Setiap individu mempunyai hak atas informasi dan pendidikan yang berkaitan
dengan kesehatan reproduksi dan seksual termasuk jaminan kesehatan dan
kesejahteraan perorangan maupun keluarga
g. Hak untuk Memilihi menikah atau Tidak Serta untuk Membentuk dan Merencanakan
Sebuah keluarga
h. Hak untuk Memutuskan Apakah Ingin dan Kapan Punya Anak
i. Hak Atas Pelayanan dan Proteksi Kesehatan
Setiap individu mempunyai hak atas informasi, keterjangkauan, pilihan,
keamanan, kerahasiaan, kepercayaan, harga diri, kenyamanan, dan kesinambungan
pelayanan.
j. Hak untuk Menikmati Kemanjuan Ilmu Pengetahuan
Setiap individu mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan
reproduksi dengan teknologi mutakhir yang aman dan dapat diterima.
k. Hak Atas Kebebasan Berserikat dan Berpartisipasi dalam Area Politik
Setiap individu mempunyai hak untuk mendesak pemerintah agar
memprioritaskan kebijakan yang berkaitan dengan hak-hak kesehatan seksual dan
reproduksi.
l. Hak untuk Terbebas dari Kesakitan dan Kesalahan Pengobatan
Termasuk hak-hak perlindungan anak dari eksploitasi dan penganiayaan seksual.
Setiap individu mempunyai hak untuk dilindungi dari perkosaan, kekerasan,
penyiksaan, dan pelecehan seksual.
Daftar Pustaka

Asplund, K. D. (2008). Hukum Hak Asasi Manusia (Pertama). Yogyakarta: Pusat Studi Hak

Asasi Manusia Universitas Islam Indonesia.

Diskamara, E. R. (2009). Hubungan Ibu Hamil dengan Penyakit. FK UI, d(1953), 512.

Fauzan, Z. A. (2002). Masalah Kesehatan Pada Lansia. Universitas Sumatera Utara, (2006), 1

12.

Kementrian Kesehatan RI. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009

Tentang Kesehatan.

Kistianita, A. N. (2015). Kesehatan Lansia. Univeristas Negeri Malang, Malang.

MEU FK USU. (2009). Sosiobudaya Kesehatan Sistem Perawatan Kesehatan.

Nurianti, I. (2009). Kesehatan Reproduksi.

Sely. (2010). Konsep Sehat Sakit. Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM, 6.

Anda mungkin juga menyukai