Anda di halaman 1dari 83

TRAUMA CAPITIS

TRAUMA CAPITS

Cidera pada kepala yang dapat menyebabkan


kerusakan yang kompleks di kulit kepala, tulang
tempurung kepala, selaput otak, dan jaringan
otak itu sendiri,

Merupakan suatu trauma mekanik yang secara


langsung atau tidak langsung mengenai kepala
dan mengakibatkan gangguan fungsi neurologis
Anatomi Kepala

Kulit Kepala/ Scalp


Tulang Tengkorak
Meningen
Otak
Kulit Kepala/ SCALP

Skin/ Kulit
Connecting Tissue/
Jaringan Penyambung
Aponeurosis/ Jaringan Ikat
Loose Areolar Tissue/ Jar.
Penunjang Longgar
Perikranium

Vaskularisasi baik Perdarahan >>


Tulang Tengkorak

Struktur tulang yang menutupi dan


melindungi otak, terdiri dari tulang
kranium dan tulang muka.

Terdiri dari 3 lapisan:


lapisan luar, diploe dan lapisan
dalam.
Meningen

Adalah selaput yang menutupi otak dan medula spinalis ,


berfungsi sebagai pelindung jaringan dibawahnya

Duramater
Arachnoid
Piamater
Otak

o Merupakan suatu struktur


gelatin, berat pada orang
dewasa sekitar 14 kg.
o Otak terdiri dari :
Proensefalon serebrum
dan Diensefalon
Mesensefalon (otak tengah)
Rhombensefalon pons,
medula oblongata dan
serebellum
Fungsi emosi, motorik dan Fungsi sensorik dan
pusat ekspresi bicara. orientasi ruang.

Fungsi
koordinasi dan
Fungsi keseimbangan
memori

Kesadaran dan
kewapadaan.

Pusat
kardiorespiratorik.
KLASIFIKASI TRAUMA KEPALA

Mekanisme Beratnya Cedera Morfologi


Trauma Cedera
Trauma CKB : GCS 3-8 Fraktur
Tumpul CKS : GCS 9-12 Kranium
Trauma CKR : GCS 13-15 Lesi
Tembus Intrakranial

Min : 3
GLASSGOW COMA SCALE
Max : 15
Mekanisme Trauma

Trauma tumpul Trauma tembus


biasanya berkaitan disebabkan oleh luka
dengan kecelakaan tembak ataupun tusukan
kendaraan bermotor,
jatuh, atau pukulan
benda tumpul
Beratnya Cedera

CKR CKS CKB


GCS 13-15 9-12 3-8

Pingsan <10 mnt 10 mnt - 6 jam >6 jam

Amnesia < 1 hari 1 - 7 hr 7 hari

Defisit Tdk ada + +


Neurologis
CT Scan N Abnormal Abnormal
Kepala
Morfologi Cedera

Fraktur kranium Lesi Intra Cranial


Dapat terjadi pada atap atau 1. Cedera otak difus
dasar tengkorak. 2. Perdarahan Epidural
Fraktur Basis Cranii 3. Perdarahan Subdural
4. Kontusio dan perdarahan
intraserebral
Fraktur Basis Kranii

Perdarahan/ cairan dari


hidung & telinga
Racoon eyes/ Brill
Hematome
Battle Sign
Epidural Hematoma

Terdapat pengumpulan darah di antara


tulang tengkorak dan duramater akibat
pecahnya arteri meningeal media.
Dapat terjadi dalam beberapa jam sampai
1-2 hari.
Lokasi yang paling sering yaitu di lobus
temporalis dan parietalis.
Gejala-gejala yang terjadi :
Penurunan tingkat kesadaran, Nyeri
kepala, Muntah, Hemiparesis, Dilatasi
pupil ipsilateral, Pernapasan dalam cepat
kemudian dangkal irreguler, Penurunan
nadi, Peningkatan suhu.
Subdural Hematoma

Terkumpulnya darah antara duramater


dan jaringan otak, dapat terjadi akut
dan kronik
Terjadi akibat pecahnya pembuluh
darah vena perdarahan lambat dan
sedikit.
Periode akut terjadi dalam 48 jam - 2
hari atau 2 minggu dan kronik dapat
terjadi dalam 2 minggu atau beberapa
bulan.
Tanda-tanda dan gejalanya adalah :
nyeri kepala, bingung, mengantuk,
menarik diri, berfikir lambat, kejang dan
oedem pupil
Subarachnoid Hematoma

Perdarahan di dalam
rongga subarachnoid
akibat robeknya pembuluh
darah dan permukaan
otak, hampir selalu ada
pad cedera kepala yang
hebat.
Tanda dan gejala :
Nyeri kepala, penurunan
kesadaran, hemiparese,
dilatasi pupil ipsilateral dan
kaku kuduk
Perdarahan Intracerebral

Perdarahan di jaringan otak


karena pecahnya pembuluh
darah arteri, kapiler, vena.
Tanda dan gejala: Nyeri kepala,
penurunan kesadaran,
komplikasi pernapasan,
hemiplegi kontralateral, dilatasi
pupil, perubahan tanda-tanda
vital.
Pemeriksaan Awal
1. Pemeriksaan Kesadaran GCS : Glasgow Coma Scale

1. Pemeriksaan Pupil
Untuk mengetahui ukuran dan reaksi terhadap cahaya.
Perbedaan diameter antara dua pupil yang lebih besar
dari 1 mm adalah abnormal.

3. Pemeriksaan Neurplogis
Pemeriksaan neurologis dilaksanakan terhadap saraf
kranial dan saraf perifer. Tonus, kekuatan, koordinasi,
sensasi dan refleks harus diperiksa dan semua hasilnya
harus dicatat
Glasgow Coma Scale : GCS
GCS merupakan sistem skoring yang didasari pada tiga
pengukuran, yaitu : respon pembukaan mata, respon
motorik, dan respon verbal

Skor dari masing-masing komponen dijumlahkan dan


memberikan total nilai GCS. Nilai terendah adalah 3
sedangkan nilai tertinggi adalah 15.
Fungsi utama dari GCS bukan sekedar merupakan
interpretasi pada satu kali pengukuran, tetapi skala ini
menyediakan penilaian objektif terhadap tingkat
kesadaran dan dengan melakukan pengulangan dalam
penilaian dapat dinilai apakah terjadi perkembangan ke
arah yang lebih baik atau lebih buruk
GCS Respon Nilai
Kategori Respon
Respon Buka Mata Spontan 4
Perintah verbal 3
Nyeri 2
Tidak ada respon 1
Respon Motorik Mengikuti perintah 6
Mengetahui letak rangsang nyeri 5
Fleksi terhadap nyeri 4
Fleksi abnormal (dekortikasi) 3
Ekstensi (deserebrasi) 2
Tidak ada respon 1
Respon Verbal Orientasi baik dan bicara 5
Disorientasi dan berbicara 4
Kata-kata yang tidak tepat 3
Suara yang tidak berarti 2
Tidak ada respon 1
Total Trauma Score 15
Koma <8
PENILAIAN

AIRWAY BREATHING CIRCULATION DISABILITY

RAWAT ?

RE-EVALUASI
RUJUK ?
PENILAIAN DISABILITY

STATUS
NEUROLOGIS

Glassgow
Coma Scale LATERALISASI
(GCS)

PUPIL

MOTORIK
Lateralisasi

PUPIL MOTORIK

Aktif :
Diameter
Perbedaan keaktifan
ekstremitas

Refleks cahaya kanan dan kiri


Pupil

Refleks Cahaya Anisokor


PENATALAKSANAAN

Obat-obatan

Makanan-cairan

Pembedahan
PENATALAKSANAAN
1. Dexamethason / kalmetason sebagai pengobatan anti
edema serebral, dosis sesuai dg berat ringannya trauma.
2. Therapi hiperventilasi (trauma kepala berat) untuk
mengurangi vasodilatasi
3. Pemberian analgetik
4. Pengobatan anti edema dengan laruitan hipertonis yaitu
manitol 20% glukosa 40% atau gliserol.
5. Antibiotik yang mengandung barier darah otak (pinicilin)
atau untuk infeksi anaerob diberikan metronidazole.
6. Makanan atau cairan infus dextrose 5%, aminofusin,
aminofel (18 jam pertama dari terjadinyakecelakaan) 2-3
hari kemudian diberikan makanan lunak.
7. Pembedahan
SUMMARY TRAUMA KAPITIS
Anatomi Vaskularisasi baik Perdarahan >>

Cedera Kepala CKR-CKS-CKB

GCS
EYE:4 VERBAL:5 MOTORIK:6

GCS
Penilaian STATUS
NEUROLOGIS
Lateralisasi

Pengelolaan ReEvaluasi
A-B-C-D
dr Esti Sidharta MARS
Adalah cedera yang disebabkan oleh benturan
pada dinding dada yang mengenai tulang rangka
dada, pleura paru-paru, diafragma ataupun isi
mediastinal baik oleh benda tajam maupun
tumpul yang dapat menyebabkan gangguan
system pernafasan
ANATOMI

Paru-paru : lobus kanan & kiri


Pleura parietal & viseral
Silinder berongga dengan 12 pasang
Mediastinum jantung, pembuluh darah
kosta
besar, trakea, bronkhus dan esophagus
ANATOMI lanjutan
FISIOLOGI

Ventilasi :
proses mekanis dimana
udara luar masuk kedalam
tubuh melalui mulut atau
hidung, faring, trakea,
bronkus, alveoli kemudian
keluar
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi : Ekspansi
I

Auskultasi : Vesikuler
A

Perkusi : Sonor
P

Palpasi : Krepitasi
P
TRAUMA THORAKS SPESIFIK

Flail Chest

Open Pneumothoraks

Tension Pneumothoraks

Hematothoraks

Tamponade Jantung
FLAIL CHEST
Fraktur lebih satu kosta
pada dua tempat atau
lebih pada masing2 kosta
FLAIL CHEST
Penyebab : tumbukan pada sternum atau sisi lateral dada
Segmen bebas

Gerakan
Paradoksal
DIAGNOSIS FLAIL CHEST
Anamnesis : Riwayat trauma (+)
Gejala : Nyeri dada, sesak
Tanda : Gerakan pernafasan Paradoksal

Pem. Fisik :
Inspeksi : Jejas, Paradoksal
Auskultasi : Vesikuler
Perkusi : Sonor
Palpasi : Krepitasi (+)

Pem. Penunjang : Rontgen Thoraks


Penanganan
Oksigen
Posisi nyaman
Analgetik
OPEN PNEUMOTHORAKS

Defek pada dinding dada


Udara masuk melalui defek
Sucking Chest Wound
Suara Bubbling
DIAGNOSIS
Anamnesis : Riwayat trauma (+)
Gejala : Nyeri, sesak nafas

Pemeriksaan Fisik :
* Inspeksi : Jejas (+), tak simetris
* Auskultasi : Suara nafas (-)
* Perkusi : Hipersonor

PENANGANAN
KASSA OKLUSIF TIGA SISI
Tutup defek / luka dengan kassa steril yang kedap
TENSION PNEUMOTORAKS

Akumulasi udara sistem


seperti katup
Paru kolaps mendorong
mediastinum kesisi yang
berlawanan
DIAGNOSIS
Anamnesis : Riwayat trauma
Gejala : Nyeri dada, sesak nafas, gelisah

Pemeriksaan Fisik :
* Inspeksi : Distensi vena leher, Deviasi Trakhea
Jejas (+), ekspansi tdk simetris
* Auskultasi : suara nafas (-)
* Perkusi : hipersonor
* Palpasi : krepitasi (-)
PENANGANAN
Tension Pneumotoraks

NEEDLE TORAKOSINTESIS:
Dekompresi
- Lokasi : sic 2, midclav line
- Antiseptik daerah sekitar
- Anestesi lokal
- Tusuk dengan needle yg besar
- Tutup ujung needle dengan handscoon yang
telah dibuat lubang Buat mekanisme ventil
HEMOTORAKS

Perdarahan di rongga pleura


2.500 3.000 cc
Hipovolemia
DIAGNOSIS HEMOTORAKS
Anamnesis : Riwayat trauma (+)
Gejala : Tanda Syok (+)

Pemeriksaan fisik paru :


* Inspeksi : Jejas (+), tak simetris
* Auskultasi : Suara nafas (-)
* Perkusi : Redup
* Palpasi : Krepitasi (-)

PENANGANAN

Shock CIRCULATION
TAMPONADE JANTUNG

Jantung diselimuti oleh membran fibrosa yang


kuat, fleksibel tetapi tidak elastis yang disebut
Perikard

Ruang antara jantung dan perikard disebut


Ruang Pericard cairan lubrikan
Truma tembus / trauma tumpul
Darah yang masuk ke ruang perikard karena robeknya miokard
atau pembuluh darah

Diagnosis Klasik TRIAS BECK


1. Peningkatan tekanan vena
2. Penurunan tekanan arteri
3. Suara jantung menjauh

Mungkin tidak bergejala cidera dada dan syok.


Indikasi PERIKARDIOSINTESIS
bila penderita dalam keadaan syok
hemoragik tidak memberikan respon
pada resusitasi cairan
SUMMARY
TRAUMA THORAKS :
- Trauma tumpul & tajam
- Anatomi
- Pem. Fisik Thoraks : I A P P
- 5 Trauma Thoraks serta tindakan:

Diagnosis Tindakan
Flail Chest Ventilasi, Posisi nyaman,
Analgetik
Open Pneumotoraks Kassa Oklusif 3 sisi
Tension Pneumotoraks Needle Torakosintesis
Hemotoraks Penanganan Shock
Tamponade Jantung Perikardiosintesis
Pem.Fisik Flail Chest Open Tension Hemotoraks Tamponade
Pneumotoraks Pneumotoraks Jantung
Inspeksi -Jejas -Jejas -Distensi Vena -Jejas -Jejas
-Paradoksal -Asimetris -Deviasi Trakhea -Asimetris
-Jejas
-Asimetris
Auskultasi Vesikuler Tdk Terdengar Tdk Terdengar Tdk Terdengar Vesikuler
Perkusi Sonor Hipersonor Hipersonor Redup Sonor
Palpasi Krepitasi (-) (-) (-) (-)

Tanda Shock Sesak Sesak, gelisah Tanda Shock Tanda Shock


Trauma Abdomen

Abdomen sering terkena trauma.


Motralitas ditentukan oleh beratnya trauma &
keterlambatan diagnosis
Kematian disebabkan oleh perdarahan atau peradangan
dalam rongga peritoneum
Trauma Abdomen

Perdarahan akibat trauma yang merusak hepar, limfa,


aorta atau vena abdominalis, pembuluh darah besar
dari mesenterium, mesokolon dan omentum, dan
kerusakan organ retroperitoneal.

Peritonitis difusa akibat tercecernya isi usus kedalam


rongga peritoneum akibat kebocoran usus.
Anatomi

Dinding anterior :
kulit, fasia superfisialis, otot-otot
abdomen, fasia tranversalis, lemak
ekstraperitoneal dan peritoneum
perietalis

Abdomen berisi :
Organ pencernaan
Endokrin
System urogenital
Pembuluh darah besar
Ruang Abdomen
Ruang Peritoneal
( ruang abdomen sebenarnya )
berisi usus besar dan halus,
limpa, hepar, lambung, kandung
empedu dan organ reproduksi

Ruang Retroperitoneal
( ruang potensial dibelakang
rongga peritoneal ) berisi ginjal,
ureter, kandung kemih, organ
reproduksi, vena cava inferior,
aorta abdomen, pancreas,
sebagian duodenum, kolon dan
rectum
Untuk penilaian
Empat Kuadran

Untuk memahami fisiologi:


Organ berongga : lambung,
usus dan kandung kemih
Solid : hati, limpa dan
pancreas
Vaskuler
Etiologi

Trauma tumpul
Trauma abdomen tanpa penetrasi ke dalam rongga
peritoneum.
Kerusakan umumnya terjadi akibat jepitan antara
trauma dengan tulang belakang lumbal.
Keadaan yang sering dijumpai adalah perforasi gaster
atau ruptura hepar
Penyebab : jatuh, pukulan, kecelakaan kendaraan
bermotor, cedera akibat berolahraga, benturan.
Trauma tembus
Merupakan trauma abdomen dengan penetrasi ke
dalam rongga peritoneum.
Penyebab : tusukan benda tajam atau luka tembak

Tusukan benda tajam


Jejas pada kutis dan subkutis otot abdomen
peritoneum, dpt mencederai organ intraperitoneal
/organ retroperitoneal (bila trauma dari arah
belakang).
Luka tembak
Kerusakan multi-organ akibat kecepatan tembus
peluru dan perputaran yang terjadi
Luka yang terjadi berupa laserasi yang lebih besar
dari diameter peluru.
Dapat terjadi perdarahan luas dan perforasi usus
yang multipel
TRAUMA TUMPUL
Dapat mengakibatkan
perdarahan organ padat :
limpa, hati, pankreas, ginjal dan
perforasi organ berongga
Inspeksi : jejas, hematom
Distensi abdomen
Tanda shock dan anemi
Tanda peritonitis
TRAUMA TAJAM
Pada eksplorasi ternyata luka
menembus fascia dan otot
dinding perut,
Tampak usus atau omentum
atau organ lain
Luka tusuk rongga dada
(thorak) dibawah puting susu,
dianggap juga sebagai trauma
abdomen perlu observasi
apakah ada tanda akut
abdomen
.
Berdasarkan organ yang terkena, tipe cedera dapat dibagi
menjadi dua yaitu:
Pada organ padat seperti hepar, limpa dengan gejala
utama perdarahan.
Pada organ berongga seperti usus, saluran empedu
dengan gejala utama adalah peritonitis
DIAGNOSIS

Anamnesis Lengkap & Teliti


Riwayat kejadian/ Biomekanik
Tanda & Gejala : jejas/ perdarahan, Tanda shock

Pemeriksaan Fisik IAPP


o Inspeksi : Jejas (-)
o Auskultasi : Bising usus (+)
o Perkusi : Timpani
o Palpasi : Nyeri tekan (-)
Tanda dan gejala umum

Tanda Shock dan penurunan kesadaran


Jejas di daerah perut
Pada luka tusuk prolaps isi perut
Pada trauma tumpul Adanya darah, cairan atau udara
bebas dalam rongga perut
Tanda Rangsang Peritoneal

Nyeri tekan, nyeri lepas, kekakuan dinding perut, nyeri


di daerah perut
Pekak hati menghilang
Bising usus melemah/ menghilang
PENATALAKSANAAN

CIRCULATION

Observasi tanda shock


Kontrol perdarahan luar Ringer Laktat hangat
Balut luka terbuka IV 2 Line
Jarum Besar
Guyur
EVISERASI : tutup dengan kasa steril yang lembab dan
selama transport selalu dibasahi dengan NaCl
Benda masih menancap jangan dicabut karena sebagai
tampon
SUMMARY

Anatomi
Pem Fisik IAPP
Tanda & Gejala
Umum Perdarahan tanda2 shock
Tanda rangsang peritoneal
Penatalaksanaan :
CIRCULATION
Hentikan perdarahan
Thanks

EstiSidharta
Peritonitis

Peritonitis adalah peradangan pada peritonium yang


merupakan pembungkus visera dalam rongga perut
Peritonitis adalah suatu respon inflamasi atau supuratif dari
peritoneum yang disebabkan oleh iritasi kimiawi atau invasi
bakteri
Peritonitis dapat disebabkan oleh kelainan di dalam abdomen
berupa inflamasi dan penyulitnya misalnya perforasi
appendisitis, perforasi tukak lambung, perforasi tifus
abdominalis. Ileus obstruktif dan perdarahan oleh karena
perforasi organ berongga karena trauma abdomen
Adanya darah atau cairan dalam rongga peritonium akan
memberikan tanda tanda rangsangan peritonium
Rangsangan peritonium menimbulkan nyeri tekan dan
defans muskular, pekak hati bisa menghilang akibat udara
bebas di bawah diafragma. Peristaltik usus menurun sampai
hilang akibat kelumpuhan sementara usus.
DPL

Indikasi DPL
Equivocal, yaitu pada keadaan gejala klinik yang meragukan
misalnya trauma jaringan lunak lokal disertai dengan trauma
tulang yang gejala kliniknya saling mengaburkan
Unreliable, yaitu jika kesadaran pasien menurun setelah trauma
kepala atau intoksikasi
Impractical, yaitu untuk mengantisipasi kemungkinan pasien
membutuhkan anestesia umum yang lama untuk trauma lainnya
Kontra-indikasi DPL
Absolute: indikasi yang jelas untuk tindakan laparotomi
Relative: secara teknik sulit dilakukan seperti kegemukan
(morbid obesity), pembedahan abdominal sebelumnya, kehamilan
lanjut, koagulopati

Anda mungkin juga menyukai