TRAUMA CAPITS
Skin/ Kulit
Connecting Tissue/
Jaringan Penyambung
Aponeurosis/ Jaringan Ikat
Loose Areolar Tissue/ Jar.
Penunjang Longgar
Perikranium
Duramater
Arachnoid
Piamater
Otak
Fungsi
koordinasi dan
Fungsi keseimbangan
memori
Kesadaran dan
kewapadaan.
Pusat
kardiorespiratorik.
KLASIFIKASI TRAUMA KEPALA
Min : 3
GLASSGOW COMA SCALE
Max : 15
Mekanisme Trauma
Perdarahan di dalam
rongga subarachnoid
akibat robeknya pembuluh
darah dan permukaan
otak, hampir selalu ada
pad cedera kepala yang
hebat.
Tanda dan gejala :
Nyeri kepala, penurunan
kesadaran, hemiparese,
dilatasi pupil ipsilateral dan
kaku kuduk
Perdarahan Intracerebral
1. Pemeriksaan Pupil
Untuk mengetahui ukuran dan reaksi terhadap cahaya.
Perbedaan diameter antara dua pupil yang lebih besar
dari 1 mm adalah abnormal.
3. Pemeriksaan Neurplogis
Pemeriksaan neurologis dilaksanakan terhadap saraf
kranial dan saraf perifer. Tonus, kekuatan, koordinasi,
sensasi dan refleks harus diperiksa dan semua hasilnya
harus dicatat
Glasgow Coma Scale : GCS
GCS merupakan sistem skoring yang didasari pada tiga
pengukuran, yaitu : respon pembukaan mata, respon
motorik, dan respon verbal
RAWAT ?
RE-EVALUASI
RUJUK ?
PENILAIAN DISABILITY
STATUS
NEUROLOGIS
Glassgow
Coma Scale LATERALISASI
(GCS)
PUPIL
MOTORIK
Lateralisasi
PUPIL MOTORIK
Aktif :
Diameter
Perbedaan keaktifan
ekstremitas
Obat-obatan
Makanan-cairan
Pembedahan
PENATALAKSANAAN
1. Dexamethason / kalmetason sebagai pengobatan anti
edema serebral, dosis sesuai dg berat ringannya trauma.
2. Therapi hiperventilasi (trauma kepala berat) untuk
mengurangi vasodilatasi
3. Pemberian analgetik
4. Pengobatan anti edema dengan laruitan hipertonis yaitu
manitol 20% glukosa 40% atau gliserol.
5. Antibiotik yang mengandung barier darah otak (pinicilin)
atau untuk infeksi anaerob diberikan metronidazole.
6. Makanan atau cairan infus dextrose 5%, aminofusin,
aminofel (18 jam pertama dari terjadinyakecelakaan) 2-3
hari kemudian diberikan makanan lunak.
7. Pembedahan
SUMMARY TRAUMA KAPITIS
Anatomi Vaskularisasi baik Perdarahan >>
GCS
EYE:4 VERBAL:5 MOTORIK:6
GCS
Penilaian STATUS
NEUROLOGIS
Lateralisasi
Pengelolaan ReEvaluasi
A-B-C-D
dr Esti Sidharta MARS
Adalah cedera yang disebabkan oleh benturan
pada dinding dada yang mengenai tulang rangka
dada, pleura paru-paru, diafragma ataupun isi
mediastinal baik oleh benda tajam maupun
tumpul yang dapat menyebabkan gangguan
system pernafasan
ANATOMI
Ventilasi :
proses mekanis dimana
udara luar masuk kedalam
tubuh melalui mulut atau
hidung, faring, trakea,
bronkus, alveoli kemudian
keluar
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi : Ekspansi
I
Auskultasi : Vesikuler
A
Perkusi : Sonor
P
Palpasi : Krepitasi
P
TRAUMA THORAKS SPESIFIK
Flail Chest
Open Pneumothoraks
Tension Pneumothoraks
Hematothoraks
Tamponade Jantung
FLAIL CHEST
Fraktur lebih satu kosta
pada dua tempat atau
lebih pada masing2 kosta
FLAIL CHEST
Penyebab : tumbukan pada sternum atau sisi lateral dada
Segmen bebas
Gerakan
Paradoksal
DIAGNOSIS FLAIL CHEST
Anamnesis : Riwayat trauma (+)
Gejala : Nyeri dada, sesak
Tanda : Gerakan pernafasan Paradoksal
Pem. Fisik :
Inspeksi : Jejas, Paradoksal
Auskultasi : Vesikuler
Perkusi : Sonor
Palpasi : Krepitasi (+)
Pemeriksaan Fisik :
* Inspeksi : Jejas (+), tak simetris
* Auskultasi : Suara nafas (-)
* Perkusi : Hipersonor
PENANGANAN
KASSA OKLUSIF TIGA SISI
Tutup defek / luka dengan kassa steril yang kedap
TENSION PNEUMOTORAKS
Pemeriksaan Fisik :
* Inspeksi : Distensi vena leher, Deviasi Trakhea
Jejas (+), ekspansi tdk simetris
* Auskultasi : suara nafas (-)
* Perkusi : hipersonor
* Palpasi : krepitasi (-)
PENANGANAN
Tension Pneumotoraks
NEEDLE TORAKOSINTESIS:
Dekompresi
- Lokasi : sic 2, midclav line
- Antiseptik daerah sekitar
- Anestesi lokal
- Tusuk dengan needle yg besar
- Tutup ujung needle dengan handscoon yang
telah dibuat lubang Buat mekanisme ventil
HEMOTORAKS
PENANGANAN
Shock CIRCULATION
TAMPONADE JANTUNG
Diagnosis Tindakan
Flail Chest Ventilasi, Posisi nyaman,
Analgetik
Open Pneumotoraks Kassa Oklusif 3 sisi
Tension Pneumotoraks Needle Torakosintesis
Hemotoraks Penanganan Shock
Tamponade Jantung Perikardiosintesis
Pem.Fisik Flail Chest Open Tension Hemotoraks Tamponade
Pneumotoraks Pneumotoraks Jantung
Inspeksi -Jejas -Jejas -Distensi Vena -Jejas -Jejas
-Paradoksal -Asimetris -Deviasi Trakhea -Asimetris
-Jejas
-Asimetris
Auskultasi Vesikuler Tdk Terdengar Tdk Terdengar Tdk Terdengar Vesikuler
Perkusi Sonor Hipersonor Hipersonor Redup Sonor
Palpasi Krepitasi (-) (-) (-) (-)
Dinding anterior :
kulit, fasia superfisialis, otot-otot
abdomen, fasia tranversalis, lemak
ekstraperitoneal dan peritoneum
perietalis
Abdomen berisi :
Organ pencernaan
Endokrin
System urogenital
Pembuluh darah besar
Ruang Abdomen
Ruang Peritoneal
( ruang abdomen sebenarnya )
berisi usus besar dan halus,
limpa, hepar, lambung, kandung
empedu dan organ reproduksi
Ruang Retroperitoneal
( ruang potensial dibelakang
rongga peritoneal ) berisi ginjal,
ureter, kandung kemih, organ
reproduksi, vena cava inferior,
aorta abdomen, pancreas,
sebagian duodenum, kolon dan
rectum
Untuk penilaian
Empat Kuadran
Trauma tumpul
Trauma abdomen tanpa penetrasi ke dalam rongga
peritoneum.
Kerusakan umumnya terjadi akibat jepitan antara
trauma dengan tulang belakang lumbal.
Keadaan yang sering dijumpai adalah perforasi gaster
atau ruptura hepar
Penyebab : jatuh, pukulan, kecelakaan kendaraan
bermotor, cedera akibat berolahraga, benturan.
Trauma tembus
Merupakan trauma abdomen dengan penetrasi ke
dalam rongga peritoneum.
Penyebab : tusukan benda tajam atau luka tembak
CIRCULATION
Anatomi
Pem Fisik IAPP
Tanda & Gejala
Umum Perdarahan tanda2 shock
Tanda rangsang peritoneal
Penatalaksanaan :
CIRCULATION
Hentikan perdarahan
Thanks
EstiSidharta
Peritonitis
Indikasi DPL
Equivocal, yaitu pada keadaan gejala klinik yang meragukan
misalnya trauma jaringan lunak lokal disertai dengan trauma
tulang yang gejala kliniknya saling mengaburkan
Unreliable, yaitu jika kesadaran pasien menurun setelah trauma
kepala atau intoksikasi
Impractical, yaitu untuk mengantisipasi kemungkinan pasien
membutuhkan anestesia umum yang lama untuk trauma lainnya
Kontra-indikasi DPL
Absolute: indikasi yang jelas untuk tindakan laparotomi
Relative: secara teknik sulit dilakukan seperti kegemukan
(morbid obesity), pembedahan abdominal sebelumnya, kehamilan
lanjut, koagulopati