NIM : 06111381520043
A. Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian rasa tampak mata
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca,menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan
peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
3.1 Memahami konsep pengukuran berbagai besaran yang ada pada diri, makhluk
hidup, dan lingkungan fisik sekitar sebagai bagian dari observasi, serta pentingnya
perumusan satuan terstandar (baku) dalam pengukuran
4.1 Menyajikan hasil pengukuran terhadap besaran-besaran pada diri, makhluk hidup,
dan lingkungan fisik dengan menggunakan satuan tak baku dan satuan baku
NAMA: LIA NOVITA SARI
NIM : 06111381520043
D. Tujuan Pembelajaran
a. Nilai-nilai karakter (sikap)
1. Disiplin : Tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan
2. Jujur : Selalu dapat dipercaya dalam perkataan,tindakan,dan pekerjaan
3. Bertanggung jawab dan Toleransi : Menjalankan tugas dan kewajiban
yang seharusnya di lakukan sebagai siswa
4. Menghargai pendapat dan mampu memberikan penghargaan kepada orang
lain dalam aktivitas sehari-hari
b. Akademik (pengetahuan)
1. Melalui Penjelasan guru, peserta didik dapat memahami pengertian
pengukuran dengan benar
NAMA: LIA NOVITA SARI
NIM : 06111381520043
E. Materi Pembelajaran
Pengukuran Fisika
Untuk mencapai suatu tujuan tertentu, di dalam fisika,kita biasanya melakukan
pengamatan yang diikuti dengan pengukuran. Pengamatan suatu gejala secara umum
tidaklah lengkap bila tidak dilengkapi dengan data kuantitatif yang didapat dari hasil
pengukuran. Lord Kelvin, seorang ahli fisika berkata, bila kita dapat mengukur apa
yang sedang kita bicarakan dan menyatakannya dengan angka-angka, berarti kita
menghetahui apa yang sedang kita bicarakan itu. Sedangkan arti dari pengukuran itu
sendiri adalah membandingkan sesuatu yang sedang diukur dengan besaran sejenis
yang ditetapkan sebagai satuan, misalnya bila kita mendapat data pengukuran panjang
sebesar 5 meter, artinya benda tersebut panjangnya 5 kali panjang mistar yang
memiliki panjang 1 meter.
Dalam hal ini, angka 5 menunjukkan nilai dari besaran panjang, sedangkan
meter menyatakan besaran dari satuan panjang. Dan pada umumnya, sesuatu yang
dapat diukur memiliki satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan
angka kita sebut besaran. Panjang, massa dan waktu termasuk pada besaran karena
dapat kita ukur dan dapat kita nyatakan dengan angka-angka. Akan tetapi kebaikan
NAMA: LIA NOVITA SARI
NIM : 06111381520043
dan kejujuran misalnya. Tidak dapat kita ukur dan tidak dapat kita nyatakan dengan
angka-angka. Tapi walaupun demikian, tidak semua besaran fisika selalu mempunyai
satuan. Beberapa besaran fisika ada yang tidak memiliki satuan. Antara lain adalah
indek bias, koefisien gesekan, dan massa jenis relative.
a. Pengukuran menggunakan Jangka Sorong
Untuk melakukan pengukuran yang mempunyai ketelitian 0,1 mm diperlukan jangka
sorong. Jangka sorong mempunyai fungsi-fungsi pengukuran, yaitu: Pengukuran
panjang bagian luar benda. Pengukuran panjang rongga bagian dalam benda.
Pengukuran kedalaman lubang dalam benda. Jangka sorong sendiri mempunyai
bagian-bagian sebagai berikut: Rahang yang tetap (biasa disebut rahang tetap),
memiliki skala panjang yang disebut skala utama.Rahang yang dapat digeser-geser
(disebut rahang geser), yang memiliki skala pendek yang disebut nonius atau vernier.
Rahang tetap terdapat skala-skala utama dalam satuan cm dan mm. Sedangkan pada
rahang geser terdapat skala pendek yang terbagi menjadi 10 bagian yang sama besar.
Skala inilah yang disebut sebagai nonius atau vernier. Panjang 10 skala nonius itu
adalah 9 mm, sehingga panjang 1 skala nonius adalah 0,9 mm. Jadi selisih antara
skala nonius dan skala utama adalah 0,1 mm.atau 0,01 cm. Sehingga dapat ketelitian
jangka sorong adalah 0,1 mm. Contoh pengukuran dari jangka sorong adalah sebagai
berikut. Bila diukur sebuah benda didapat hasil bahwa skala pada jangka sorong
terletak antara skala 5,2 cm dan 5,3 cm. Sedangkan skala nonius yang keempat
berimpit dengan salah satu skala utama. Mulai dari skala keempat ini ini kekiri, selisih
antara skala utama dan skala nonius bertambah 0,1 mm atau 0,01 cm setiap melewati
satu skala. Karena terdapat 4 skala, maka selisih antara skala utama dan skala nonius
adalah 0,4 mm atau 0,04 cm. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan kalau
panjang benda yang diukur tersebut adalah 5,2 cm+0,04 cm=5,24 cm.
NAMA: LIA NOVITA SARI
NIM : 06111381520043
b) Nilai skala ratusan dan puluhan di geser, tapi skala satuan dan 1/100 nya di
putar. Cara memakainya hampir sama dengan yang no.1 tadi. Cuma
bedanya, waktu membaca yang dengan nilai 0-10. Misalkan sudah terbaca
antara skala ratusan dan puluhannya (100+20). Lalu kamu putar skala
satuannya (dalam 1 skala satuannya, dibagi lagi 10 skala), lihat skala yang
terlewatkan dari angka nol (misal 5.6 g).
wr.wb mengabsen
Guru mengecek daftar Peserta didik
hadir peserta didik,dan menyimak tujuan
mendata jika ada yang yang disampaikan
tidak hadir dan datang oleh guru
terlambat
Guru membuka
pelajaran dengan
memberikan motivasi
belajar kepada peserta
didik agar dalam
semester ini prestasinya
dapat meningkat
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Menyampaikan Peserta didik Disiplin, tepat, 45 menit
2. Inti informasi untuk menyimak dan waktu, jujur
Sikap (Afektif)
No Sikap Yang Ditanamkan Penilaian (Check List)
1. Disiplin (tepat waktu)
2. Kebersihan dan Kerapian
3. Sopan santun
4. Tanggung Jawab
Pengetahuan ( Kognitif)
Pertanyaan :
1. Jelaskan definisi pengukuran !
2. Berikan contoh alat ukur untuk mengukur panjang
3. Berikan contoh alat ukur untuk mengukur massa
4. Tuliskan bagian-bagian dari mikrometer sekrup dan jangka sorong beserta besar
ketelitiannnya
5. Bagaimana cara mengkalibrasi neraca ohaus? Jelaskan secara singkat !
Jawaban :
NAMA: LIA NOVITA SARI
NIM : 06111381520043
1. Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur
yang digunakan sebagai satuan.
2. Penggaris/ mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup.
3. Neraca ohaus, neraca digital, timbangan.
4. Bagian mikrometer sekrup : ruang ukur tetap, ruang ukur gerak, kunci penyetel,
rangka, skala putar dengan silinder putar, skala tetap dengan silinder tetap, dan
gigi putar ( Ketelitian : 0,01 mm)
Bagian jangka sorong : rahang tetap atas, rahang sorong atas, tombol kunci, skala
utama, skala nonius, benda rahang tetap bawah, dan rahang sorong bawah.
(ketelitian : 0,05 mm)
5. Cara Mengkalibrasi neraca ohaus ialah dengan mengatur skala putar agar tepat di
angka nol, dan seluruh lengan beban di angka nol.
Mengetahui Palembang,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
(......................................) (......................................)
NIP: