Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

T o p i k : P e r a w a t a n B a y i S e h a r i -
h a r i S u b T o p i k : P e r a w a t a n T a l i
P u s a t S a s a r a n : K e l u a r g a
P a s i e n T e m p a t : R u a n g T u n g g u I R D
L a n t a i I I H a r i t a n g g a l : ! a k t u :
" # m e n i t P e n y u l u h : D e $ i % D e w i %
D i a n a % & u ' h a % R e s t u
1.Tujuan Instruksional Umum (T.I.U)
Setelah 'ilakuakn penyuluhan% klien mampu mengetahui pentingnya perawatan tali pusat
2.Tujuan Instruksional !usus (T.I. )

Setelah 'iberi penyuluhan sasaran 'apat :

&en(elaskan tu(uan perawatan tali pusat

&en(elaskan kembali alat yang perlu 'ipersiapkan 'alam merawat tali pusat

&en(elaskan bagaimana )ara merawat tali pusat


".#at$ri P$n%ulu!an

Tu(uan perawatan tali pusat

Persiapan alat perawatan tali pusat

*ara perawatan tali pusat


& . # $ t o ' $
*eramah% 'iskusi% 'an &emperagakan Teknik+
. # $ ' i a
Leat,let 'an Banner
. # a t $ r i
Terlampir+
*. $+iatan P$n%ulu!an
o!aktuKegiatan PenyuluhanKegiatan Peserta
1
. + " m e n i t P e m b u k a a n : .+&emberi
s a l a m / + & e n ( e l a s k a n t u ( u a n p e n yu l u h a n " + & e n y e b u t k a n m a t e r i p o k o k
b a h a s a n y a n g a k a n 'isampaikan& e n ( a w a b s a l a m m e n ' e n g a r k a n
' a n memperhatikan/ + . # m e n i t P e l a k s a n a a n
: & e n ( e l a s k a n m a t e r i p e n yu l u h a n s e ) a r a b e r u r u t a n 'an teratur +&ateri :. + T u ( u a n
perawatan tali pusat / + B a h a y a y a n g t i m b u l a p a b i l a t a l i p u s a t
t i ' a k terawat" + * i r i 0 ) i r i i n , e k s i t a l i p u s a t 1 + * a r a m e r a w a t t a l i
p u s a t & e n y i m a k ' a n memperhatikan" + . /
m e n i t 2 $ a l u a s i . + & e n yi m p u l k a n i n t i
p e n yu l u h a n / + & e n y a m p a i k a n s e ) a r a s i n g k a t
m a t e r i penyuluhan" + & e m b e r i k e s e m p a t a n p a ' a r e s p o n ' e n
u n t u k bertanya1 + & e m b e r i k e s e m p a t a n p a ' a r e s p o n ' e n
u n t u k men(awab pertanyaan yang 'ia(ukan& e n y i m a k
' a n memperhatikan1 + 3
m e n i t P e n u t u p . + & e n yi m p u l k a n m a t e r i ya n g t e l a h
' i s a m p a i k a n / + & e n y a m p a i k a n t e r i m a k a s i h a t a s p e r h a t i a n ' a n waktu yang
telah 'iberikan" + & e n g u ) a p k a n s a l a m &en(awab salam
,. E-aluasi
a + P r o s e ' u r : P o s t t e s t b+Bentuk pertanyaan : Pertanyaan langsung) + S o a l
pertanyaan :
2

Sebutkan tu(uan perawatan tali pusat

Sebutkan persiapan alat tali pusat



Sebutkan )ara pearwatan tali pusatR242R2 SI5ant% orman 4 6 4+ 5ary *unningham+ /#..+
Dasar-dasar Ginekologi & Obstetri.
7akarta:25*
3
PERAWATAN TALI PUSAT

2.2 Tali Pusat

2.2.1 Pengertian Tali Pusat

Tali pusat atau umbilical cord adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam

kandungan, karna melalui tali pusat inilah semua kebutuhan untuk hidup janin di penuhi

(Sodikin, 2009:1).

Tali pusat atau umbilical cord adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam

kandungan, di katakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama 9 bulan 10

hari menyerupai zat-zat gizi dan oksigen janin (www.wordpress.com).

2.2.2 Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat merupakan tindakan keperawatan yang bertujuan merawat

tali pusat pada bayi baru lahir agar tetap kering dan mencegah terjadinya infeksi

(Aziz,2009:59).

Perawatan tali pusat merupakan suatu tindakan yang sangat sederhana yaitu

dengan membersihkan daerah sekitar tali pusat agar selalu bersih dan kering dan selalu

mencuci tangan dengan air bersih serta menggunakan sabun sebelum merawat tali pusat

(Sodikin,2009:1).

2.2.3 Penyebab terjadinya infeksi pada tali pusat

Infeksi tali pusat adalah suatu penyakit toksemik akut yang disebabkan

oleh Clostridium tetani dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa disertai

gangguan kesadaran.

http://boycellyess.blogspot.com/2011/03/perawatan-tali-pusat-pada-bayi-baru.html

Merupakan hasil dari klostrodium tetani (Kapitaselekta, 2000) bersifat anaerob,

berbentuk spora selama diluar tubuh manusia dan dapat mengeluarkan toksin yang

dapat mengahancurkan sel darah merah, merusak lekosit dan merupakan tetanospasmin
yaitu toksin yang bersifat neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme

otot. (Ilmu KesehatanAnak,1985).

2.2.3.1 Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya infeksi tali pusat

pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut

1. Faktor kuman

Staphylococcus aereus ada dimana-mana dan didapat pada masa awal

kehidupan hampir semua bayi, saat lahir atau selama masa perawatan. Biasanya

Staphylococcus aereus sering dijumpai pada kulit, saluran pernafasan, dan

saluran cerna terkolonisasi. Untuk pencegahan terjadinya infeksi tali pusat

sebaiknya tali pusat tetap dijaga kebersihannya, upayakan tali pusat agar tetap

kering dan bersih, pada saat memandikan di minggu pertama sebaiknya jangan

merendam bayi langsung ke dalam air mandinya karena akan menyebabkan

basahnya tali pusat dan memperlambat proses pengeringan tali pusat.

2. Faktor Maternal

Status sosial-ekonomi ibu, ras, dan latar belakang. Mempengaruhi

kecenderungan terjadinya infeksi dengan alasan yang tidak diketahui sepenuhnya.

Ibu yang berstatus sosio- ekonomi rendah mungkin nutrisinya buruk dan tempat

tinggalnya padat dan tidak higienis. Bayi kulit hitam lebih banyak mengalami

infeksi dari pada bayi berkulit putih.

3. Faktor Neonatatal

a. Prematurius ( berat badan bayi kurang dari 1500 gram), merupakan faktor resiko

terjadinya infeksi. Umumnya imunitas bayi kurang bulan lebih rendah dari pada

bayi cukup bulan. Transpor imunuglobulin melalui plasenta terutama terjadi

pada paruh terakhir trimester ketiga. Setelah lahir, konsentrasi imunoglobulin

serum terus menurun, menyebabkan hipigamaglobulinemia berat. Imaturitas

kulit juga melemahkan pertahanan kulit.Kerentanan neonatus terhadap infeksi

dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kulit dan selaput lendir yang tipis

dan mudah rusak, kemampuan fagositosis dan leukosit immunitas masih rendah.

b. Defisiensi imun. Neonatus bisa mengalami kekurangan IgG spesifik, khususnya

terhadap streptokokus atau Haemophilus influenza. IgG dan IgA tidak melewati
plasenta dan hampir tidak terdeteksi dalam darah tali pusat. Dengan adanya hal

tersebut, aktifitas lintasan komplemen terlambat, dan C3 serta faktor B tidak

diproduksi sebagai respon terhadap lipopolisakarida. Kombinasi antara defisiensi

imun dan penurunan antibodi total dan spesifik, bersama dengan penurunan

fibronektin, menyebabkan sebagian besar penurunan aktivitas opsonisasi.

c. Laki-laki dan kehamilan kembar. Insidens infeksi pada bayi laki- laki empat kali

lebih besar dari pada bayi perempuan.

4. Faktor Lingkungan

a. Ada defisiensi imun bayi cenderung mudah sakit sehingga sering memerlukan

prosedur invasif, dan memerlukan waktu perawatan di rumah sakit lebih lama.

Penggunaan kateter vena/ arteri maupun kateter nutrisi parenteral merupakan

tempat masuk bagi mikroorganisme pada kulit yang luka. Bayi juga mungkin

terinfeksi akibat alat yang terkontaminasi.

b. Paparan terhadap obat-obat tertentu, seperti steroid, bisa menimbulkan resiko

pada neonatus yang melebihi resiko penggunaan antibiotik spektrum luas,

sehingga menyebabkan kolonisasi spektrum luas, sehingga menyebabkan

resisten berlipat ganda.

c. Pada bayi yang minum ASI, spesies Lactbacillus dan E.colli ditemukan dalam

tinjanya, sedangkan bayi yang minum susu formula hanya didominasi oleh

E.colli.

d. Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai neonatus yaitu :

Pada masa intranatal atau saat persalinan. Infeksi saat persalinan terjadi

karena yang ada pada vagina dan serviks naik mencapai korion dan amnion.

Akibatnya, terjadi amniotis dan korionitis, selanjutnya kuman melalui umbilikus

masuk dalam tubuh bayi.

Infeksi paska atau sesudah persalinan. Infeksi yang terjadi sesudah

kelahiran umumnya terjadi akibat infeksi nosokomial dari lingkungan di luar

rahim (misal melalui alat- alat : penghisap lendir, selang endotrakhea, infus,

selang nasogastrik, botol minuman atau dot). Perawat atau profesi lain yang ikut

menangani bayi dapat menyebabkan terjadinya infeksi nosokomil. Infeksi juga

dapat terjadi melalui luka umbilikus


http://boycellyess.blogspot.com/2011/03/perawatan-tali-pusat-pada-bayi-baru.html

5. Proses persalinan

Pada proses persalinan lakukan pengikatan putung tali pusat atau jepit dengan

klem plastik tali pusat (bila tersedia) (APN,2008:99).

Persalinan yang tidak sehat atau yang dibantu oleh tenaga non medis,

terjadi pada saat memotong tali pusat menggunakan alat yang tidak steril dan tidak

diberikan obat antiseptik. Untuk perawatan tali pusat juga tidak lepas dari

masih adanya tradisi yang berlaku di masyarakat.

6. Faktor tradisi

Sebagian masyarakat misalnya dengan memberikan berbagai ramuan-

ramuan atau serbuk-serbuk yang dipercaya bisa membantu mempercepat kering

dan lepasnya potongan tali pusat. Ada yang mengatakan tali pusat bayi itu harus

diberi abu-abu pandangan seperti inilah yang seharusnya tidak boleh dilakukan

karena justru dengan diberikannya berbagai ramuan tersebut kemungkinan

terjangkitnya tetanus lebih besar biasanya penyakit tetanus neonatorum ini

cepat menyerang bayi, pada keadaan infeksi berat hanya beberapa hari setelah

persalinan jika tidak ditangani biasa mengakibatkan meninggal dunia.

http://boycellyess.blogspot.com/2011/03/perawatan-tali-pusat-pada-bayi-baru.html

2.2.4 Tanda dan Gejala

Tanda-tanda yang perlu dicurigai oleh orang tua adalah apabila timbul bau

menyengat dan terdapat cairan berwarna merah darah atau bisa juga berbentuk

nanah di sisa tali pusat bayi. Hal tersebut menandakan sisa tali pusat mengalami

infeksi, lekas bawa bayi ke klinik atau rumah sakit, karena apabila infeksi telah

merambat ke perut bayi, akan menimbulkan gangguan serius pada bayi.

http://boycellyess.blogspot.com/2011/03/perawatan-tali-pusat-pada-bayi-baru.html
2.2.5 Pencegahan dan Penanganan

2.2.5.1 Pencegahan

Untuk pencegahan awal tetanus dapat diberikan penyuluhan pada ibu hamil

trimester III Agar tali pusat tidak terinfeksi, perlu dilakukan inspeksi tali pusat, klem

dilepas, dan tali pusat diikat dan dipotong dekat umbilikus kurang dari 24 jam

setelah bayi lahir. Ujung dari potongan diberikan krim klorheksidin untuk mencegah

infeksi pada tali pusat, dan tidak perlu dibalut dengan kasa dan dapat hanya diberi pengikat

tali pusat atau penjepit tali pusat yang terbuat dari plastik .

http://boycellyess.blogspot.com/2011/03/perawatan-tali-pusat-pada-bayi-baru.html
Dalam keadaan normal, tali pusat akan lepas dengan sendirinya dalam waktu lima

sampai tujuh hari. Tapi dalam beberapa kasus bisa sampai dua minggu bahkan lebih

lama. Selama belum pupus, tali pusat harus dirawat dengan baik. Agar tali pusat tidak

infeksi, basah, bernanah, dan berbau. Bersihkan tali pusat bayi dengan sabun saat

memandikan bayi. Keringkan dengan handuk lembut. Tidak peru di olesi dengan

alkohol 70% atau betadine, karena yodium yang dikandung betadine dapat masuk ke

peredaran darah bayi dan menyebabkan gangguan pertumbuhan kelenjar gondok.

Biarkan terbuka hingga kering, dapat dibungkus dengan kasa steril. Jangan mengolesi tali

pusat dengan ramuan atau menaburi bedak, karena dapat menjadi media yang baik

bagi tumbuhnya kuman, termasuk kuman tetanus.

http://boycellyess.blogspot.com/2011/03/perawatan-tali-pusat-pada-bayi-baru.html

2.2.5.2. Penanganan

Infeksi pada bayi dapat merupakan penyakit yang berat dan sangat sulit diobati.

Jika tali pusat bayi terinfeksi oleh Staphylococcus aereus, sebagai pengobatan lokal

dapat diberikan salep yang mengandung neomisin dan basitrasin. Selain itu juga

dapat diberikan salep gentamisin. Jika terdapat granuloma, dapat pula dioleskan dengan

larutan nitras argenti 3%.

http://boycellyess.blogspot.com/2011/03/perawatan-tali-pusat-pada-bayi-baru.html
2.2.6 Langkah-langkah perawatan tali pusat

1. Ketika mengganti popok atau diaper, pastikan memasangnya di bagian bawah perut

bayi (di bawah tali pusat), ini untuk menjaga agar tali pusat tidak terkena air kencing

atau kotoran bayi.

2. Gunakan pakaian yang agak longgar untuk sirkulasi udara di sekitar tali pusat,

sampai tali pusat puput.

3. Jangan pernah menarik-narik tali pusat, walaupun seakan-akan tampak sudah

terlepas.

4. Mandikan bayi dengan menggunakan washlap atau sponge bath dan air hangat

sampai tali pusat puput.

5. Adanya sedikit pendarahan adalah normal sebelum dan sesudah tali pusat puput.

Gunakan kasa steril, lalu bersikan bagian sekeliling pangkal tali pusat dengan

menggunakan kasa steril yang dibasahi larutan alkohol 70%.

6. Bersihkan tali pusat setiap hari secara teratur dengan mengeringkan tali pusat dengan

kasa steril, lalu bersihkan bagian sekeliling pangkal tali pusat dengan menggunakan

kasa steril yang dibasahi larutan alkohol 70%.

7. Jangan pernah meletakkan ramuan atau bubuk apa pun kebagian pangkal tali pusat

bayi.

8. Ketika tati pusat sudah puput, biarkan area pusar sembuh dalam beberapa hari. Tidak

perlu menggunakan plester untuk menutupinya, tapi biarkan kering secara alamiah

untuk mencegah infeksi. Teruskan menggunakan popok atau diaper dibawah perut

untuk memberi tempat bagi pusat yang belum sembuh. (dr.Suririnah:80,2009)

2.3 Penyuluhan

2.3.1 Pengertian

Penyuluhan merupakan terjemahan dari conseling, yang merupakan bagian dari

bimbingan. Penyuluhan merupakan jantung usaha bimbingan secara keseluruhan

(counseling is the heatt of guidance program). Ruts strang (1958) yang dikutip oleh

sukardi (1995) menyatakan, guidance is broader counseling is a most important tool of

guidance (Machfoedz dkk. ,2005). Konseling menjadi strategi utama dalam proses

bimbingan dan merupakan teknik standar serta tugas pokok seorang konselor di pusat

pendidikan (Nurishsan, 2005). Sebelum membahas lebih lanjuttentang penyuluhan atau


konseling, akan disampaikan terlebih dahulu beberapa batasan tentang bimbingan.

(maulana.2009:135)

Menurut Natawijaya (1987) yang dikutip oleh sukardi (1995) dalam buku proses

bimbingan dan penyuluhan,bimbingan diartikan sebagai proses pemberian bantuan

kepada individu yang dilakukan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu

tersebut dapat memahami dirinya sendiri. Bimbingan membantu individu mencapai

perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk soaial. Lebih rinci, Nurishsan

(2005) mengatakan bahwa bimbingan berisi penyampaian informasi yang berkenaan

dengan masalah pendidikan,pekerjaan, pribadi, dan masalah social yang disajikan dalam

bentuk pelajaran. Informasi dalam bimbingan dimaksud mengembangkan kesehatan

mental, perubahan sikap, dan tingkah laku. (Maulana, 2009:136-137).

Dalam konsepsi kesehatan secara umum, penyuluhan kesehatan diartikan sebagai

kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan cara menyabar luaskan pesan dan

menanamkan keyakinan. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya sadar, tahu, dan

mengerti, tetapi juga mau dan dapat melakukan anjuran yang berhubungan dengan

kesehatan (azwar, 1983). Dengan pengertian tersebut , petugas penyuluhan kesehatan

harus menguasai ilmu komunikasi dan menguasai pemahaman yang lengkap tentang

pesan yang akan disampaikan. Penyuluhan kesehatan bertujuan mengubah prilaku

kurang sehat menjadi sehat. Prilaku baru yang terbentuk, seperti bahasan sebelumnya,

biasanya hanya terbatas pada pemahaman sasaran (aspek kognitif), sedangkan

perubahan sikap dan tingkah laku merupakan tujuan tak langsung. (maulana, 2009:137).

2.3.2 Perencanaan penyuluhan kesehatan

Perencanaan penyuluhan kesehatan masyarakat secara teknis telah dirumuskan

tahun 1985, yang itu masih bernama pusat penyuluhan kesehatan masyarakat

Departemen kesehatan RI. Kegiatan perencanaan dapat dijumpai pada setiap tingkatan

administrasi, mulai dari tingkat pusat sampai tingkat daerah (puskesmas), hanya bobot

dan sifatnya yang berbeda. Di tingkat pusat dan provinsi, perencanaan lebih terfokus

pada soal-soal kebijakan dan stategi pelaksaan , sedangkan di tingkat yang lebih rendah

lebih ditujukan pada operasionalisasinya. Di bagian ini, penulis mengangkat kembali

perencanaan penyuluhan kesehatan , untuk relevan dilaksanakan saat ini. Kenyataan di


lapangan ,penggunaan penyuluhan kesehatan sampai saat ini masih tetap dilaksanakan.

Prioritas didasarkan pada beratnya dampak dari masalah tersebut sehingga perlu

diprioritaskan penanggulangannya, pertimbangan politis, dan sumber daya yang ada

(maulana, 2009:137).

.3.2 Menetukan tujuan penyuluhan

Secara sederhana, skema tahap tahap perencanaan digambarkan sebagai berikut:

Hasil Antara:
Pengertian
Sikap
Norma
dll
Perilaku Sehat
Status Kesehatan
Kelompok Sasaran
PKM
(Penyuluhan Kesehatan Masyarakat)

Gambar. Skema langkah- langkah perencanaan

Berdasarkan gambar diatas tujuan jangka panjang adalah status kesehatan yang

optimal, tujuan jangka menengah adalah perilaku sehat, dan tujuan jangka pendek

adalah terciptanya pengertian, sikap dan norma. Akan tetapi, terdapat juga anggapan

bahwa tujuan jangka panjang adalah terciptanya perilaku sehat dan tujuan jangka

menengah adalah terciptanya pengertian, sikap dan norma. Sementara tujuan jangka

pendek adalah jangkauan kelompok sasaran, misalnya menjangkau 60 % atau 80 %

kelompok sasaran atau terlaksananya kegiatan penyuluhan (Maulana,2009:142).

Apapun tujuan yang dipilih,hal yang terpenting adalah tujuan harus jelas, realitas

(bisa dicapai), dan dapat diukur. Jika program sekarang yang akan dikembangkan segi

penyuluhan nya sudah berjalan beberapa lama, perlu diperhatikan seberapa jauh

penyuluhan waktu lalu, tujuan penyuluhan waktu itu, apa kegitan dan bagaimana hasil
penyuluhan waktu itu. Berdasarkan informasi tersebut, tentukan tujuan penyuluhan

yang akan dikembangkan sekarang (Maulana,2009:143).

2.3.3 Menentukan sasaran penyuluhan

Sasaran program dan sasaran penyuluhan tidaklah selalu sama, dalam

penyuluhan, yang dimaksud sasaran adalah individu atau kelompok yang akan di beri

penyuluhan. Penentuan kelompok sasaran menyangkut pula starategi (misalnya, tujuan

penyuluhan agar ibu-ibu balita menimbang kan anaknya setiap bulan. Sasaran

penyuluhan mungkin buka hanya untuk ibu dan balita, tetapi juga untuk orang-orang

yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan keluarga).(Maulana,2009:143).

2.3.4 Menentukan isi penyuluhan

Isi harus di tuangkan kedalam bahasa yang mudah di pahami oleh sasaran, dapat

dilaksanakan oleh sasaran dengan sasaran yang mereka miliki, atau terjangkau oleh

sasaran. Dalam menyusun isi penyuluhan, harus di kemukakan keuntungan jika sasaran

melaksanakan apa yang di anjurkan dalam penyuluhan tersebut dan perlu di pahami

dasar-dasar komunikasi (Maulana,2009:143).

2.3.5 Menentukan metode penyuluhan yang akan di gunakan

Di tahap ini, tentukan cara menyampaikan pesan-pesan trsebut kepada sasaran

agar tujuan tercapai. Metode atau cara bergantung pada aspek atau tujuan apa yang akan

di capai, apakah aspek pengertian, sikap, atau keterampilan. Jika tujuan yang akan di

capai adalah aspek pengertian, pesan cukup disampaikan dengan lisan atau disampaikan

melalui tulisan. Jika tujuan untuk mengembangkan sikap positif, sasaran perlu

menyaksikan kejadian tersebut, baik meliahat langsung, melalui film, slide, maupun

foto. Untuk mengembangkan keterampilan, sasaran harus diberikan kesempatan

mencoba sendiri. Sasaran umum, ungkapan berikut dapat dipakai untuk menentukan

metode kalau saya dengar, saya lupa; kalau saya lihat,saya akan ingat; kalau saya

kerjakan, saya akan tahu. (lihat pembahasan lebih lanjut tentang metode pada Bab 10

tentang Metode dan Media Promosi Kesehatan). (Maulana,2009:143).

2.3.6 Memilih alat peraga atau media penyuluhan

Setelah menentukan metode, selanjutnya tentukan media apa yang akan

digunakan untuk menunjang pendekatan tadi, misalnya poster, leaflet, atau media lain.
(lihat pembahasan lebih lanjut tentang alat peraga pada Bab metode dan

Media),(Maulana,2009:144).

2.3.7 Menyusun rencana penilaian (evaluasi)

1. Pastikan dalam tujuan yang telah dijabarkan sudah secara khusus dan jelas

mencantumkan waktu evaluasi, tempat pelaksanaan evaluasi, dan kelompok sasaran

yang akan dievaluasi.

2. Apa jenis indikator atau kriteria yang akan dipakai dalam penilaian.

3. Perlu dilihat kembali,apakah tujuan penyuluhan sudah sejalan dengan tujuam

program.

4. Kegiatan kegiatan penyuluhan apa yang akan dievaluasi.

5. Metode dan instrumen yang akan digunakan untuk evaluasi tersebut.

6. Siapa yang akan melaksanakan evaluasi.

7. Sarana sarana apa (alat, biaya, tenaga, dan lain-lain) yang diperlukan untuk

evaluasi, dan tempat sarana tersebut diperoleh.

8. Apakah terdapat fasilitas dan kesempatan untuk mempersiapkan tenaga-tenaga yang

akan melaksanakan evaluasi tersebut.

9. Bagaimana rencana untuk memberikan umpan balik hasil valuasi ini kepada para

pimpina program.

(Maulana,2009:144).

2.3.8 Menyusun rencana kerja atau rencana pelaksanaan

Setelah menetapkan pokok-pokok kegiatan penyuluhan termasuk waktu, tempat,

dan pelaksanaannya yang dicantumkan dalam suatu daftar. Bentuk jadwal pelaksanaan

bermacam-macam, contohnya adalah yang terdapat pada table dibawah ini:

Tabel Salah satu contoh jadwal pelaksanaan

Pokok-pokok Waktu Ket.

kegiatan jan feb mar apr Mei juni juli agust sept okt nov des
1.

2.

3.

4. Dst.

(Maulana,2009:145)

Posted by Yuyun Krismawanti at 22:12 No comments: Email ThisBlogThis!Share to


TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

Anda mungkin juga menyukai