Anda di halaman 1dari 3

Suatu saat kau akan mengerti apa yang kurasakan.

Kalimat itu yang selalu


menguatkanku selama ini. Mungkin bagi orang lain waktu 2 tahun sudah lebih dari
cukup untuk move on dan membuka hati lagi untuk orang lain. Tapi aku? Aku tak bisa!
Bahkan hingga dia sudah bergonta-ganti pacar pun aku masih tersungkur di dasar
jurang bersama kenangan-kenanganku, kenangan-kenangan kita. Aku tak mampu bangkit!
Aku tak mampu! Kau dengar itu?

Mungkin sudah lima tahun yang lalu, tapi aku masih ingat bagaimana gigihnya
perjuanganmu untuk meluluhkan hatiku. Aku juga masih ingat seberapa besar
pengorbanan yang kau lakukan demi mendapatkan secarik nomor teleponku. Bahkan aku
selalu mengingat tingkah-tingkah konyolmu untuk mendapatkan perhatianku. Dengan
hal-hal itu, kau berhasil meluluhkan hatiku, bahkan hingga sekarang kau berhasil
membuatku tak mampu membuka hatiku untuk yang lain. Walaupun sekarang kau sudah
bersama kekasihmu yang baru, yang mungkin lebih baik dariku.

Kriiingg suara yang memaksaku untuk menutup diaryku dan berpindah menuju sumber
bunyi itu. Bagas, nama itu, nama yang sudah tak pernah menyambangi hp ku sejak 2
tahun yang lalu, muncul kembali. Dengan sigap langsung kubuka pesannya. Ra, kamu
ntar sore ada acara gak? Secercah harapan muncul kembali di benakku. Dengan senyum
yang terkembang aku membalas pesannya Gak ada. Knp? nanti sore aku jemput ya,
lagi pengen ke danau nih. Hwehwe balasan itu, balasan yang aku harapkan. Ketemuan
ya ketemuan, Mungkinkah dia ingin balikan? Lagipula, danau itu kan tempat favorit
kita dulu. Ya. Oke balasku sok jutek. Dengan bayangan-bayangan yang begitu indah,
aku mengobrak-abrik seisi lemariku mencari baju warna putih. Bagas sangat suka
kalau aku pakai baju warna putih.

Suat ini tempat yang tak pernah lagi aku kunjungi selama dua tahun terakhir masih
sama seperti terakhir aku di sini, dengan orang yang terakhir membawaku ke sini, ya
orang yang sama seperti dulu. Harapanku mulai berhamburan kesana kemari berharap
dapat mengulang kisah cinta yang pernah terhenti.

Ra bagas memecah keheningan ya? emm.. aku boleh tanya sesuatu gak? membuatku
mengalihkan pandanganku padanya. kamu udah gak suka sama aku kan? entah kenapa
mataku terasa panas mendengar pertanyaan itu aku mau pindah ke belanda untuk waktu
yang lama mungkin gak kembali ke Indonesia lagi. Aku cuma mau mastiin aja kamu udah
gak suka sama aku. Soalnya dulu Via bilang kamu sampe 1 minggu gak masuk kuliah
gara-gara aku pacaran sama Chelsea. Aku jadi kepikiran sampe sekarang. Tapi
ngelihat kamu di sini aku yakin kamu udah nemu penggantiku dan bahagia sama dia.
Degg kalimat-kalimat itu Chelsea juga bakal pindah bareng aku, kita sama-sama
mau merintis karir di sana. Hahaa.. ya itu cita-cita kami berdua. Hening
Tuhaaannn kenapa Engkau harus pertemukan kita lagi jika hanya akan membuatku
semakin sakit, semakin menganga luka ini Tuhaann. rontaku dalam hati

Ra? suara membuyarkan lamunanku. Apa? sedatar mungkin. Yaa seolah olah tak
terjadi apa-apa. pulang yuk udah malem. Hehe iya. Take care ya, jangan lupa e-
mail kalo kamu mau nikah, nanti aku kirim hadiah dari belanda deh, haha.. byee

Langkahku gontai, hidupku hancur, gaada lagi yang bisa diperjuangin. GAK ADA.
Mungkin aku bisa dikatakan mayat hidup sekarang, membiarkan kehidupan membawaku
sesuka hatinya, tanpa tujuan hidup. Berhari-hari aku masih terdiam di tempat
tidurku bersama diaryku bersama kenangan-kenangan dulu yang kini sudah hilang,
hilang dari hidupnya dan melekat selalu dalam ingatanku.

Kriingg suara hpku entah sudah berapa kali nada itu muncul sejak malam itu. Aku
bahkan tak ingat sudah berapa hari aku tak beranjak dari tempat tidurku, tak
mengindahkan hpku dan ya tentunya tak masuk kuliah. Aku juga tak ingat sudah berapa
kali aku meminta pembantuku untuk membelikanku tissue dan membuat pembantuku
bersusah payah memintaku untuk sekedar makan dan mungkin pembantuku sudah menelepon
orangtuaku. Ah aku tak peduli.

Bagas bagas bagas nama itu tak pernah hilang dari otakku. Selama aku masih bisa
bernafas masih sanggup berjalan. Tanganku mencari-cari sumber suara itu. Nada
telepon yang hanya aku berikan pada keluargaku, Via sahabatku dan Bagas yaa Bagas.
Halo? Ya ampun Raa.. lo tu ke mana aja sih? Udah 3 hari gak masuk kuliah, gak
ada kabar, di sms gak dibales, rumah lo juga keliatan sepi banget. hem.. lo di
mana? di depan rumah lo, cepet turun bukain pintu. Vi, di situ ada bel pencet
aja nanti juga ada yang bukain pintu. gerbang aja digembok, mau pencet apaan?
Gerbang lo? ya ya bentar. Muka pucat, rambut acak-acakan, baju? Masih dengan
kemeja putih malam itu dan entah segede apa bengkak di mataku hingga terasa sangat
pedih. Aku turun ke luar rumah yang super duper sepi, gak tau pada ke mana.

Jeglekk kubuka pintu rumah Surpriseee, happy birthday Zahra, Happy Birthday
Zahra Mama, papa, Kak Egi kakakku, Via dan satu lagi Bagas ya Bagas Zahraa tenang
jangan terlalu berharap lagi. Ra? membuyarkan lamunanku. Tiup lilinnya dong
pinta mamaku. Wuuss Yeeyyy... eh lu cewek ra, acak-acakan gini sihh diihh.
Kata-kata Via yang membuatku tersentak, aku masih benar-benar dalam keadaan yang
menyedihkan. Aku melihat ke arah Bagas, dia hanya diam. Apa rencanamu Tuhan? Aku
tak mengerti, aku benar-benar tak mengerti. Batinku bergejolak. Sayang, mandi
dulu sana dandan yang cantik. Kan ulang tahun, masak acak-acakan gini. Ujar mama
yang masih sibuk dengan minuman buatannya. Iya.

Aku harus pakai baju apa? Putih? Tapi untuk apa? Hitam? Ya mungkin aku pakai hitam
saja. Tapi ini harusnya hari bahagiaku? Merah? Aaaahhhh.. aku pusing. Aku obrak
abrik seluruh pakaian dalam lemariku dan aku menemukan sebuah dress kebahagiaan
sebuah dress warna ungu merupakan hadiah ulang tahunku 2 tahun yang lalu.

Wiihh.. cantiknya adik cewek gue. Komen kak Egi yang langsung saja memelukku.
Kak Egii.. lo tuh bikin dandanan gue rusak niihh. Semuanya tertawa, bahagia.
Emm.. om kayaknya ada yang mau ngomong sesuatu nih. Kata-kata Via yang membuatku
terkejut. Apa lagi? Apa Bagas mau berangkat sekarang? Apa ini pertemuan terakhir
kami? Pantas dia sering terlihat diam. Hatiku bergejolak lagi dan lagi. Oh ya?
Siapa Via? tanya papa dengan wajah datar-datar saja menurutku. Saya, om. oh
Bagas, mau ngobrol berdua apa di sini aja? tanya kak Egi yang juga sedikit
terkejut. Di sini aja kak, hehe dengan ketawanya yang khas yang benar-benar aku
rindukan.

Raa, aku minta maaf kalau sering ngebuat kamu nangis, ngebuat kamu sebel bahkan
mungkin ngebuat kamu nyesel pernah pacaran sama aku. Walaupun kita udah dua tahun
berpisah, menjalani hidup masing-masing, tapi rasa sayang ini gak pernah hilang.
Aku pengen banget ketemu kamu, jalan bareng kamu, tapi kondisi gak memungkinkan.
Makanya aku kemaren ngajak kamu ketemu, aku pengen banget berdua sama kamu lagi.
Aku sempet takut kamu gak mau tapi Via selalu bilang kalo kamu juga pasti masih
sayang sama aku, makanya aku beraniin buat sms kamu. Aku Cuma pengen mastiin
perasaanmu, aku bohong tentang semua yang aku bilang malam itu. Sebenernya chelsea
itu sepupuku. Trus selama dua tahun ini kamu kemana? Kenapa kamu bohong bilang
kesemua orang kalo chelsea pacarmu? tak terasa air mataku meleleh kembali. Aku
terkena meningitis Ra, aku gak mau bikin kamu sedih. Aku pengen kamu gak tau
tentang penyakitku dan aku pengen kamu ngelupain aku, karena dokter gak yakin kalo
aku bisa sembuh total. Air matanya, untuk pertama kalinya aku melihat air matanya
yang selama ini tak pernah terpikirkan dapat melihatnya. Tapi Ra, dokter bilang
aku udah sembuh kok, aku bener-bener sembuh, aku berharap kita bisa bersama lagi.
Genggaman tangannya yang erat, yang sudah lama tak aku rasakan. Bodoh. Kamu bodoh
hanya itu yang sanggup aku katakan. Aku memeluknya, ya aku bisa memeluknya kembali.
Ulang tahunku ke 21, ulang tahun yang begitu memberikan banyak pelajaran. Tuhan
selalu punya cara yang terbaik untuk mempertemukan hambanya dengan pasangan
hidupnya. Jangan pernah mengeluh bahkan merutuki Tuhan, karena rencana Tuhan lebih
indah dan terbaik.

Anda mungkin juga menyukai