Oleh :
M. Husnan
Kepala Sekolah pada SDN 1 Sekotong, Kecamatan Sekotong
Abstrak: Salah satu tugas Kepala Sekolah adalah melaksanakan supervisi di sekolah yang menjadi
tanggung jawabnya. Untuk melaksanakan supervisi kunjungan kelas secara efektif diperlukan
keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal. Oleh karena itu, setiap Kepala Sekolah harus
memiliki dan menguasai konsep supervisi kunjungan kelas yang meliputi: pengertian, tujuan dan fungsi,
prinsip-prinsip, dan dimensi-dimensi substansi supervisi kunjungan kelas. Salah satu upaya yang
dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi npendidikan adalah melalui peningkatan
kompetensi guru dalam proses belajar mengajar yang dilakukan melalui pembinaan supervisi kunjungan
kelas kepala sekolah. Tujuan dari penelitian Tindakan Sekolah ini adalah untuk mengetahui sejauh
mana peningkatan kompetensi guru dalam proses pembelajaran melalui supervisi kunjungan kelas di
SDN 1 Sekotong Kec. Sekotong. Dalam penelitian tindakan ini dilakukan dalam 3 siklus, dari hasil
tindakan yang dilakukan terbukti dapat meningkatkan kompetensi guru dengan mencapai standar
ideal.Dari 59 % pada Siklus l,dapat meningkat menjadi 67,80 % pada siklus II, dan siklus ke III
meningkat menjadi 80,20 %. Hasil penelitian Tindakan Sekolah ini menunjukkan bahwa penerapan
supervisi kunjungan kelas Kepala Sekolah dapat meningkatkan kompetensi guru dengan ketuntasan
mencapai 100 % , tanggapan guru adalah sangat positif terhadap pembinaan yang dilakukan kepala
sekolah melalui supervisi kunjungan kelas .
PENDAHULUAN
Menurut Glickman, (27: 2007) mengatakan banyak pengaruh terhadap tujuan dan fungsi
salah satu tugas Kepala Sekolah adalah supervisi kunjungan kelas. Memberikan pengaruh,
melaksanakan supervisi di sekolah yang menjadi pengaruhnya relatif sangat kecil artinya bagi
tanggung jawabnya. Untuk melaksanakan supervisi peningkatan Kompetensi guru dalam mengelola
kelas secara efektif diperlukan keterampilan proses pembelajaran. Supervisi kelas sama sekali
konseptual, interpersonal dan teknikal. Oleh karena bukan penilaian unjuk kerja guru. Apalagi bila
itu, setiap Kepala Sekolah harus memiliki dan tujuan utama penilaiannya semata-mata hanya
menguasai konsep supervisi kelas yang meliputi: dalam arti sempit, yaitu mengkalkulasi kualitas
pengertian, tujuan dan fungsi, prinsip-prinsip, dan keberadaan guru dalam memenuhi kepentingan
dimensi-dimensi substansi supervisi kunjungan akreditasi guru belaka.
kelas. Hal ini sangat berbeda dengan konsep
Adanya Kepala Sekolah dalam supervisi kunjungan kelas. Secara konseptual,
melaksanakan supervisi kelas hanya datang ke supervisi kelas adalah serangkaian kegiatan
sekolah dengan membawa instrument pengukuran membantu guru mengembangkan kemampuannya
kinerja. Kemudian masuk ke kelas melakukan mengelola proses pembelajaran demi pencapaian
pengukuran terhadap kinerja guru yang sedang tujuan pembelajaran. Supervisi kelas merupakan
mengajar. Setelah itu, selesailah tugasnya, seakan- upaya membantu guru-guru mengembangkan
akan supervisi kelas sama dengan pengukuran kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran.
kinerja guru dalam proses pembelajaran. Perilaku Dengan demikian, berarti, esensi supervisi kelas
supervisi kelas sebagaimana diuraikan di atas itu sama sekali bukan menilai kinerja guru dalam
merupakan salah satu contoh perilaku supervisi mengelola proses pembelajaran, melainkan
kelas belum baik. Perilaku supervisi kunjungan membantu guru mengembangkan kemampuan
kelas yang demikian tidak akan memberikan profesionalismenya.
_____________________________________
Meskipun demikian, supervisi kelas tidak terdiri dari 14 orang guru, masing masing sekolah
bisa terlepas dari penilaian unjuk kerja guru dalam diambil 4 orang guru. PTS yang dilakukan di SD
mengelola pembelajaran. Apabila di atas Binaan adalah pembinaan melalui supervisi kelas
dikatakan, bahwa supervisi kelas merupakan dalam upaya peningkatan capaian kompetensi
serangkaian kegiatan membantu guru sekolah.
mengembangkan kemampuannya mengelola Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus,
proses pembelajaran, maka menilai unjuk kerja kegiatan dilaksanakana dalam semester Ganjil
guru dalam mengelola proses pembelajaran tahun pelajaran 2013-2014. Durasi penelitian 6
merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa pekan efektif dilaksanakan mulai bulan 27
dihindarkan prosesnya. Penilaian kinerja guru September sampai dengan 14 Oktober 2013.
dalam mengelola proses pembelajaran sebagai Dalam pelaksanaan tindakan,rancangan dilakukan
suatu proses pemberian estimasi Kompetensi kerja dalam 3 siklus yang meliputi ; (a) perencanaan,(2)
guru dalam mengelola proses pembelajaran, tindakan,(3) pengamatan,(4) refleksi. Rancangan
merupakan bagian integral dari serangkaian Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) menurut
kegiatan supervisi kunjungan kelas. Agar supervisi Kemmis dan Mc.Taggar ( Depdiknas,2000 )
kelas dapat membantu guru mengembangkan adalah seperti gambar berikut :
kemampuannya, maka untuk pelaksanaannya 1. Rencana ( Plan ) : adalah rencana tindakan
terlebih dahulu perlu diadakan penilaian apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki,
kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan aspek meningkatkan atau perubahan perilaku, sikap
yang perlu dikembangkan dan cara sebagai solusi.
mengembangkannya. 2. Tindakan ( Action ) : adalah apa yang
Dalam melaksanakan supervisi ini Kepala dilakukan oleh peneliti / Kepala Sekolah
Sekolah perlu mengembangkan model supervisi sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau
yang dapat membantu guru dalam perubahan yang diinginkan.
mengembangkan profesionalismeya. salah satu di 3. Observasi ( Observation ) : adalah mengamati
antaranya melalui supervisi kunjungan kelas. atas hasil atau dampak dari tindakan yang
Sehubungan dengan hal di atas peneliti selaku dilaksanakan atau dikenakan terhadap guru.
Kepala Sekolah di SDN 1 Sekotong mengadakan 4. Refleksi ( reflection ) : adalah peneliti
suatu penelitian dalam upaya meningkatkan mengkaji,melihat,dan mempertimbangkan
Kompetensi guru dengan judul : Meningkatkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari
Kompetensi Guru Dalam Proses Pembelajaran pelbagai keriteria.
Melalui Supervisi Kelas di SDN 1 Sekotong 5. Revisi ( recived plan ) : adalah berdasarkan
Kecamata Sekotong Kab. Lombok Barat Tahun dari hasil refleksi ini,peneliti melakukan revisi
Pelajaran 2013-2014 . terhadap rencana awal.
1. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui : Penerapan supervisi kelas dapat Dalam penelitian Tindakan Sekolah an ini
meningkatkan kompetensi guru dalam proses variabel yang akan diteliti adalah Meningkatkan
pembelajaran di SDN 1 Sekotong Kecamatan Kompetensi guru melalui pembinaan supervisi
Sekotong tahun pelajaran 2013-2014 ; kelas di SDN 1 Sekotong. Variabel tersebut dapat
Efektivitas supervisi kelas dalam dituliskan kembali sebagai berikut : Variabel
meningkatkan kompetensi guru di SDN 1 Harapan yaitu Peningkatan Kompetensi guru di
Sekotong Kecamatan Sekotong tahun pelajaran SDN 1 Sekotong Kecamatan Sekotong . Adapun
2013-2014 indikator yang akan diteliti dalam variabel harapan
terdiri dari :Kemampuan meningkatnan capaian
METODE PENELITIAN kompetensi guru
1. Kemampuan dalam perencanan dan
Subyek dalam penelitian ini adalah Guru
pelaksanaan pembelajaran di sekolah
SDN 1 Sekotong yang merupakan sekolah tempat
2. Kemampuan menguasai materi bimbingan dan
peneliti menjadi Kepala Sekolah tahun pelajaran
pembinaan Kepala Sekolah
2013-2014. Adapun data dan nama guru SDN 1
3. Keefektifan guru dalam pencapaian
Sekotong priode 2013/2014
kompetensi guru..
PTS akan dilakukan pada guru SDN 1
Variabel Tindakan yaitu Pembinaan melalui
Sekotong Kecamatan Sekotong .Tahun Pelajaran
supervisi kelas. Sedangkan variabel tindakan
2013-2014. SDN 1 Sekotong Kecamatan Sekotong
memiliki indikator sebagai berikut :
____________________________________________
Pelaksanaan pembinaan pada siklus II ini tes formatif III. Adapun data hasil penelitian
masih terdapat kekurangan-kekurangan. Maka pada siklus III tercantum pada lampiran 10,
perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada tabel 4.3. Berdasarkan lampiran 10, tabel 4.2
siklus III antara lain: diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar
a) Kepala Sekolah dalam pembinaan 80,20 % dan dari 14 orang guru secara
hendaknya dapat membuat guru keseluruhan sudah mencapai ketuntasan
termotivasi dalam membuat program dan dalam meningkatkan Kompetensi guru. Maka
rencana sekolah.. secara kelompok ketuntasan telah mencapai
b) Kepala Sekolah harus lebih dekat dengan 100 % ( termasuk kategori tuntas ). Hasil
guru sehingga tidak ada perasaan malu pada siklus III ini mengalami peningkatan
dalam dalam bertanya tentang masalah lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan
yang dihadapi oleh sekolah. hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi
c) Kepala Sekolah harus lebih sabar dalam oleh adanya peningkatan kemampuan Kepala
melakukan pembinan kepada guru Sekolah dalam menerapkan pembinaan
terutama dalam merumuskan melalui supervisi kunjunghan kelas sehingga
kesimpulan/menemukan konsep. guru menjadi lebih memahami tugasnya
d) Kepala Sekolah harus mendistribusikan sehingga dapat meningkatkan Kompetensi
waktu secara baik sehingga kegiatan guru. Di samping itu ketuntasan ini juga
pembinaan dapat berjalan efektif. dipengaruhi oleh kerja sama dari guru dengan
e) Kepala Sekolah sebaiknya menambah Kepala Sekolah dalam melaksanakan
lebih banyak contoh contoh program tugasnya masing masing.
pembelajaran dan penilaian dengan format 3) Refleksi
format yang sudah distandardisasi oleh Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah
Departemen Pendidikan Nasional,dalam terlaksana dengan baik maupun yang masih
hal ini Lembaga Penjaminan Kompetensi kurang baik dalam proses pembinaan melalui
Pendidikan ( LPMP ) baik di Tingkat supervisi kunjunghan kelas. Dari data-data
Provinsi maupun tingkat Pusat. yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai
berikut:
Pelaksanaan Kegiatan Siklus III
a) Selama proses pembinaan Kepala Sekolah
1) Tahap Perencanaan
telah melaksanakan semua pembinaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan
dengan baik. Meskipun ada beberapa
perangkat pembinaan yang terdiri dari
aspek yang belum sempurna, tetapi
rencana pembinaan 3, soal tes formatif 3 dan
persentase pelaksanaannya untuk masing-
alat-alat pembinaan lainnya yang
masing aspek cukup besar.
mendukung.
b) Berdasarkan data hasil pengamatan
2) Tahap kegiatan dan pengamatan
diketahui bahwa guru aktif selama proses
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk
pembinaan berlangsung.
siklus III dilaksanakan pada tanggal 07 s.d 14
c) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya
Oktober 2013 di SDN 1 Sekotong Kecamatan
sudah mengalami perbaikan dan
Sekotong tahun pelajaran 2013-2014 dengan
peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
jumlah 14 orang guru. Dalam hal ini peneliti
d) Hasil pembinaan guru oleh Kepala
bertindak sebagai Kepala Sekolah . Adapun
Sekolah melalui supervisi kunjunghan
proses pembinaaan mengacu pada rencana
kelas pada siklus III mencapai ketuntasan.
pembinaan dengan memperhatikan revisi pada
4) Revisi Pelaksanaan
siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan
Pada siklus III Kepala Sekolah telah
pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus
melaksanakan pembinaan dengan baik dan
III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan
dilihat dari peningkatan Kompetensi guru
bersamaan dengan pelaksanaan proses belajar
pelaksanaan pembinaan sudah berjalan
mengajar berlangsung.
dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi
Pada akhir proses pembinaan guru diberi
terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan
penilaian formatif III dengan tujuan untuk
untuk tindakan selanjutnya adalah
mengetahui tingkat capaian Kompetensi guru
memaksimalkan dan mempertahankan apa
dalam melaksanakan tugasnya yang telah
yang telah ada dengan tujuan agar pada
dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah
pelaksanaan pembinaan selanjutnya baik
_____________________________________
____________________________________________
DAFTAR PUSTAKA