PENDAHULUAN
Page | 1
Berdasarkan teori menurut Riant Nugroho tujuan dari program
pemberdayaan masyarakat yaitu meningkatkan kemampuan dalam program
pembangunan, kepemimpinan, mengelola usaha, rumah tangga dan meningkatkan
peran dan fungsi organisasi perempuan di tingkat lokal untuk mambantu
pembangunan di daerahnya. Jadi, pemberdayaan perempuan khususnya ibu-ibu
rumah tangga harus didukung penuh oleh pemerintah desa agar masyarakat desa
bisa hidup sejahtera khususnya di bidang ekonomi.
Page | 2
Menurut Madekhan Ali (2007: 86) yang mendefinisikan pemberdayaan
masyarakat sebagai berikut Pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah bentuk
partisipasi untuk membebaskan diri mereka sendiri dari ketergantungan mental
atau fisik. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa pemberdayaan pada perempuan
dapat menjadikan peperempuan itu mandiri dan kuat.
Sejak bergulirnya dana PNPM Mandiri pedesaan yang bersumber dari daa
pinjaman pemerintah dari ban dunia (World Bank), dana ini disalurkan khusus
untuk kelompok ib-ibu untuk mengembangkan usahanya masing-masing dalam
bentuk pinjaman modal usaha. Semenjak itu kelompoknya meningkat tiap
tahunnya untuk memperdayakan perempuan di bidang ekonomi. ( Artikel:
Pemberdayaan Perempuan di Sektor Ekonomi oleh Abdul Wahab).
Page | 3
B. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian disini yaitu:
1. Untuk memberikan sara kepada pemerintah desa untuk memberdayakan
para ibu-ibu rumah tangga dalam ekonomi.
2. Memberikan sebuah wawasan kepada para masyarakat bahwa
perempuan juga bisa menghasilkan uang tanpa harus meninggalkan
kewajibannya.
3. Untuk memberikan suatu pandangan bahwa perempuan juga bisa
menghasilkan suatu karya melalui akifitas ataukegiata yang positif.
4. Unuk mengurangi beban para suami dalam menopang perekonomian
keluarga dengan hal yang positif dan dapat membuat para perempuan
menjadi madindiri.
C. Kerangka Pemikiran
1. Grand Teori
Menurut Madekhan Ali (2007:86) yang mendefinisikan pemberdayaan
masyarakat sebagai sebuah bentuk partisipasi untuk membebaskan diri
mereka sendiri dari ketergantungan mental atau fisik.
2. Sub Teori
Paul B Horton dan Chester L Hunt (1992) mengatakan mobilitas
sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial
lainnya.
3. Skema Konseptual
Pemberdayaan
Mobilisasi Sosial
Page | 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Page | 5
bebas dalam mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan,
bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan; (b) menjangkau sumber-
sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan
pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang
mereka perlukan; dan (c) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan
keputusan keputusan yang mempengaruhi mereka (Suharto 2005).
Page | 6
sehingga dapat meminta partisipasi anggota masyarakat dalam isu-isu
pembangunannya.
Page | 7
pembangunan, tetapi praktek pembangunan yang menekankan emansipasi
dari lembaga yang tidak pantas dan setiap melemahkan situasi yang
mengarah pada perias partisipasi, pengembangan masyarakat harus menjadi
mekanisme untuk menarik kekuatan kolektif anggota masyarakat tertentu
yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin, mampu dan
cacat, dll untuk mengubah di wilayah mereka.
Page | 8
Jika dilihat dari proses operasionalisasinya, maka ide pemberdayaan memiliki
dua kecenderungan, antara lain : pertama, kecenderungan primer, yaitu
kecenderungan proses yang memberikan atau mengalihkan sebagian
kekuasaan, kekuatan, atau kemampuan kepada masyarakat atau individu
menjadi lebih berdaya. Proses ini dapat dilengkapi pula dengan upaya
membangun asset material guna mendukung pembangunan kemandirian
mereka melalui organisasi; dan kedua, kecenderungan sekunder, yaitu
kecenderungan yang menekankan pada proses memberikan
stimulasi,mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan
atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya
melalui proses dialog ( Sumodiningrat, 2002).
Page | 9
ketiga, masyarakat diharapkan sudah menerima kebebasan tambahan dan
merasa memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan dirinya dan
komunitasnya. Tahap keempat yaitu upaya untuk mengembangkan peran dan
batas tanggung jawab yang lebih luas, hal ini juga terkait dengan minat dan
motivasi untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik. Pada tahap kelima
ini hasil-hasil nyata dari pemberdayaan mulai kelihatan, dimana peningkatan
rasa memiliki yang lebih besar menghasilkan keluaran kinerja yang lebih
baik. Pada tahap keenam telah terjadi perubahan perilaku dan kesan terhadap
dirinya, dimana keberhasilan dalam peningkatan kinerja mampu
meningkatkan perasaan psikologis di atas posisi sebelumnya. Pada tahap
ketujuh masyarakat yang telah berhasil dalam memberdayakan dirinya,
merasa tertantang untuk upaya yang lebih besar guna mendapatkan hasil
yang lebih baik. Siklus pemberdayaan ini menggambarkan proses mengenai
upaya individu dan komunitas untuk mengikuti perjalanan kearah prestasi dan
kepuasan individu dan pekerjaan yang lebih tinggi.
Page | 10
disamakan dengan istilah pengembangan. Bahkan dua, istilah ini dalam batas-
batas tertentu bersifat interchangeable atau dapat di pertukarkan.
Page | 11
kesetaraan gender (Muttalib, 1993). Kriteria analisis yang digunakan dalam
metode ini adalah (1) tingkat kesejahteraan, (2) tingkat akses (terhadap
sumberdaya dan manfaat), (3) tingkat penyadaran, (4) tingkat partisipasi aktif
(dalam pengambilan keputusan), dan (5) tingkat penguasaan (kontrol).
Pemahaman akses (peluang) dan kontrol (penguasaan) disini perlu tegas
dibedakan. Akses (peluang) yang dimaksud di sini adalah kesempatan untuk
menggunakan sumberdaya ataupun hasilnya tanpa memiliki wewenang untuk
mengambil keputusan terhadap cara penggunaan dan hasil sumberdaya tersebut,
sedangkan kontrol (penguasaan) diartikan sebagai kewenangan penuh untuk
mengambil keputusan atas penggunaan dan hasil sumberdaya. Dengan demikian,
seseorang yang mempunyai akses terhadap sumberdaya tertentu, belum tentu
selalu mempunyai kontrol atas sumberdaya tersebut, dan sebaliknya.
Page | 12
Mengukur keberhasilan program pembangunan menurut perspektif gender,
tidak hanya dilihat dari peningkatan kesejahteraan masyarakat atau penurunan
tingkat kemiskinan. Tetapi lebih kepada sejauhmana program mampu
memberdayakan perempuan. Dalam mengukur pengaruh sebuah kebijakan, dan
atau program pembangunan terhadap masyarakat menurut perspektif gender,
Moser mengemukakan dua konsep penting, yakni pemenuhan kebutuhan praktis
dan kebutuhan strategis gender. Pemberdayaan perempuan berdasarkan analisis
gender adalah membuat perempuan berdaya dalam memenuhi kebutuhan praktis
gender dan kebutuhan strategis gender. Analisis kebutuhan praktis dan strategis
berguna untuk menyusun suatu perencanaan ataupun mengevaluasi apakah suatu
kegiatan pembangunan telah mempertimbangkan ataupun ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan yang dirasakan baik oleh laki-laki maupun perempuan
(Moser dalam Daulay, 2006).
Page | 13
akses sumberdaya, partisipasi yang seimbang dengan laki-laki dalam pengambilan
keputusan) memerlukan jangka waktu relatif lebih panjang.
Adam Smith termasuk salah seorang tokoh filsuf politik dan ekonomi.
Sekaligus pencetus sistem ekonomi Kapitalisme yang hadir pada abad ke 18 dan
19 di Eropa Barat. Seseorang beraliran Ekonomi klasik ini telah mengemukakan
gagasan penting yaitu Ekonomi Klasik, gagasan pasar bebas era modern dan
pembagian ketenagakerjaan. Beliau dilahirkan di OSKirkcaldy, Fife, Skotlandia
pada tanggal 5 juni 1723 dan meninggal di Edinburg, Skotlandia pada tanggal 17
juli 1970 di umur 67 tahun. Teori yang sangat terkenal dari beliau yaitu Teori
keunggulan mutlak.
Page | 14
John Stuart Mill termasuk salah seorang filsuf empiris yang terkenal dari
Inggris dimana berjasa dalam melakukan reformasi utilitarianisme Sosial di
Inggris. Beliau lahir di Pentonville, London pada tanggal 20 mei 1806 dan
meninggal pada usia 66 tahun di Avignon pada tanggal 8 mei 1873. Beliau
termasuk anak dari seseorang akademisi dan sejarawan yaitu James Mill.
Johs Stuar Mill menyatakan bahwa pengertian ekonomi adalah ilmu praktis
yang telah mempelajari tentang penagihan dan pengeluaran.
Paul Anthony Samuelson yaitu salah seorang tokoh ekonomi Amerika yang
sudah menerima gelar doktor dari Universitas Harvard dan berhasil menjadi orang
amerika pertama yang telah meraih hadiah nobel dalam bidangnya sebagai
jasanya yang sudah mengembangkan teori ekonomi statis dan dinamis. Beliau
dilahirkan di Gary, Indiana pada tanggal 15 Meil tahun 1915 dan meninggal di
usia 94 tahun di Belmont, Massachusetts pada tanggal 13 Desember 2009. Beliau
termasuk tokoh ekonomi yang sangat menonjol sebelum usianya menginjak 40
tahun.
Page | 15
tersebut atau dengan rumusan yang lebih umum yaitu rasio antara kepuasan
kebutuhan dengan pengorbanan yang diberikan.Produktivitas dari tenaga kerja di
tunjukkan sebagai rasio dari jumlah keluaran yang dihasilkan per total tenaga
kerja yang jam manusia (man hours) yaitu jam kerja dipakai unuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut (Wignjosoebroto, 2003:7). Sedarmayanti (2001:57)
mengutarakan bahwa produktivitas adalah bagaimana menghasilkan atau
meningkatkan hasil barang dan jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan
sumber daya secara efisien.Oleh karena itu produktivitas sering diartikan sebagai
rasio antara keluaran dan masukkan dalam satuan waktu tertentu. Berdasarkan
pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa secara umum produktivitas
diartikan sebagai perbandingan antara apa yang dihasilkan (output) dan masukkan
(input). Secara khusus produktivitas dapat diartikan kemampuan untuk
menghasilkan sesuatu yang meliputi peningkatan efisiensi dan kecepatan
mengasilkan suatu produk yang merupakan hasil gabungan efektifitas, efisiensi
dan keekonomian.
3 Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian terdahulu, Susanti (2010) dalam penelitiannya yang
berjudul Peran Badan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pemberdayaan
Perempuan Di Bidang Ekonomi Produktif (Studi Di Kecamatan Kepanjen Sebagai
Proyek Binaan BPM Kabupaten Kepajen ) menyatakan bahwa faktor pendukung
pelaksanaan pemberdayaan perempuan di bidang usaha ekonomi produktif
Kecamatan Kepajen adalah peranan dari Badan Pemberdayaan Masyarakat
sebagai koordinator dan fasilitator dapat dilihat dengan adanya regulasi yang jelas
beserta komitmen pemerintah daerah dalam melakukan kerjasama antar pelaku
program mulai dari tingkat desa sampai dengan kabupaten serta antar Anggota
Tim Koordinal Kabupaten.
Penelitian ini menjelaskan bahwa untuk melakukn suatu pemberdayaan
kepada perempuan yang bertanggung jawab tidak hanya satu orang untuk
mengembangkan atau memperdayakan perempuan tersebut. Tetapi semua elemen
abik itu pemerintah maupun para perempuannya harus ikut serta agar terciptanya
Page | 16
suatu perubahan untuk para perempuan ke hal yang lebih positif dan lebih baik
dalam bidang ekonomi melalui program pemberdayaan.
Page | 17
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Sumber Data
Data yang di dapatkan peneliti yaitu:
1. Data Primer
Informan pangkal: Kepala Desa Tanjungsari.
Informan kunci: perempuan (ibu-ibu rumah tangga) warga Desa
Tanjungsari
2. Data Sekunder
Internet
Buku yaitu:
1. Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,
Bandung: Refika Aditma, 2009.
2. Mubyarto, Ekonomi Rakyat dan Program IDT, Yogyakarta:
Aditya Media, 1996.
Page | 18
3. Adon Nasrullah Jamaludin, Sosiologi Perdesaan, Bandung:
Pustaka Setia, 2015.
Artikel ( Artikel: Pemberdayaan Perempuan di Sektor Ekonomi oleh
Abdul Wahab).
D. Analisis Data
Penulis mengupulkan data dengan cara wawancara mendalam, apanila
dalam wawancara mendalam masih terdapat kekurangan maka, penulis melakukan
wawancara kembali. Apabila masih terdapat kekurangan juga setelah melakukan
wawancara tersebut, maka penulis mengumpulkan data dengan mencari referensi.
Page | 19
E. Jadwal dan Tempat Penelitian
1. Tabel Jadwal Kegiatan
2 Bimbingan
proposal
3 Pengumpulan
proposal
2. Tempat penelitian
Tempat penelitian: Desa Karyajaya Kecamatan Bayongbong
Kabupaten Garut
Alasan: Penelitian ini di lakukan di Desa CIlayung Kecamatan
Tanjungsari Kabupaten Sumedang karena dekat dengan tempat tinggal
dan juga lebih mudah meneliti atau mendapatkan informasinya
karena peneliti merupakan putra daerah dari Desa Cilayung Kecamata
Tanjungsari Kabupaten Sumedang.
Page | 20
BAB IV
4.3 Analisis
Page | 21
menyadari bakat yang dimilikinya. Ketika sudah diadakan penelitian dan
mengetahui potensi yang dimiliki maka para ibu-ibu ini dapat mengembangkan
potensi yang dimilikinya untuk menaikan tarap hidupnya. Peran pemerintah disini
sangat dibutuhkan melalui program-program pemberdayaan perempuan
khususnya ibu-ibu rumah tangga
Page | 22
BAB V
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
1.2 SARAN
Page | 23
DAFTAR PUSTAKA
Page | 24