1 Latar belakang
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan teori hak ?
2. Apakah yang dimaksud dengan teori keutamaan ?
1.3 Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui teori hak
2. Untuk mengetahui teori keutamaan
2.1 TEORI HAK
Pendahuluan
Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah
pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu
perbuatan atau perilaku. Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi,
karena berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang
logam yang sama. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua
manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran
demokratis.
Hak bisa berasal dari sebuah sistem hukum yang memungkinkan atau
mengizinkan seseorang untuk bertindak dalam suatu cara tertentu atau yang
mewajibkan orang lain bertindak dalam suatu cara tertentu terhadapnya; inilah
yang disebut hak hukum (legal right). Hak juga bisa berasal dari sistem moral
yang tidak tergantung pada sistem hukum tertentu. Hak untuk bekerja, misalnya,
tidak dijamin oleh suatu konstitusi suatu negara tertentu, namun banyak yang
menyatakan bahwa ini adalah hak yang dimiliki oleh semua negara. Hak-hak
semacam ini yang disebut hak moral atau hak asasi manusia, didasarkan pada
aturan dan prinsip-prinsip moral yang menegaskan bahwa manusia diizinkan atau
diberi kewenangan untuk melakukan sesuatu atau berhak memiliki sesuatu. Tidak
seperti hak hukum, hak moral tidak terbatas pada yurisdiksi tertentu. Jika manusia
memiliki hak moral untuk tidak disiksa, misalnya, maka hak ini juga dimiliki oleh
semua orang di dunia, apa pun sistem hukum di negara tempat mereka berada.
Hak moral merupakan hak yang menetapkan larangan atau kewajiban pada
orang lain yang memungkinkan seseorang untuk memilih dengan bebas apa pun
kepentingn atau aktivitas yang akan dilakukannya. Hak-hak moral semacam ini
memiliki tiga karakteristik penting yang memberikan fungsi pemungkinan dan
perlindungan.
a. Hak moral sangat erat hubungannya dengan kewajiban. Jadi, hak moral
memberikan kewajiban korelatif pada orang lain baik itu kewajiban
untuk tidak ikut campur tangan atau kewajiban untuk melakukan sesuatu
yang positif.
b. Hak moral memberikan otonomi dan kesetaraan bagi individu dalam
mencari kepentingan-kepentingan mereka.
c. Hak moral memberikan dasar untuk membenarkan tindakan yang
dilakukan seseorang dan untuk melindungi atau membantu orang lain.
Hak negatif (negative rights) dapat digambarkan dari fakta bahwa hak-hak
yang termasuk di dalamnya dapat didefinisikan sepenuhnya dalam kaitannya
dengan kewajiban orang lain untuk tidak ikut campur dalam aktivitas-aktivitas
tertentu dari orang yang memiliki hak tersebut. Contohnya, jika saya memiliki hak
privasi, maka ini berarti semua orang, termasuk atasan saya, berkewajiban untuk
tidak ikut campur dalam urusan atau aktivitas-aktivitas pribadi saya. Jika saya
punya hak untuk menggunakan, menjual, atau menghancurkan aset-aset bisnis
pribadi saya, maka ini berarti semua orang lain berkewajiban untuk tidak
mencegah saya untuk menggunakan, menjual, atau menghancurkan prperti bisnis
pribadi saya.
Aturan etis apa yang membatasi perjanjian kontrak? Sistem peraturan yang
mendasari hak dan kewajiban kontraktual secara umum diinterpretasikan
mencakup sejumlah batasan moral:
a. Kedua belah pihak dalam kontrak harus memahami sepenuhnya sifat dari
perjanjian yang mereka buat.
b. Kedua belah pihak dilarang mengubah fakta perjanjian kotraktual dengan
sengaja.
c. Kedua belah pihak dalam kontrak tidak boleh menandatangani perjanjian
karena paksaan atau ancaman.
d. Perjanjian kontrak tidak boleh mewajibkan kedua belah pihak untuk
melakukan tindakan-tindakan yang amoral.
e. Perjanjian kontrak yang melanggar salah satu dari empat syarat di atas,
atau lebih, dianggap batal.
Dasar dari orang memiliki hak moral adalah seseorang memiliki hak
hukum karena dia tinggal di suatu tempat yang memberlakukan hukum yang
menjamin hak-hak tersebut. Dasar yang lebih baik bagi hak moral diberikan oleh
teori etis yang dikembangkan oleh Immanuel Kant (1724 1804).Teori Kant
didasarkan pada prinsip moral yang disebut perintah kategoris (categorical
imperatives) dan yang mewajibkan semua orang diperlakukan sebagai makhluk
yang bebas dan sederajat dengan orang lain. Kant memberikan setidaknya dua
cara untuk merumuskan prinsip moral.
Sebuah tindakan secara moral benar bagi seseorang dalam suatu situasi
jika, dan hanya jika, alasan orang tersebut melakukan tindakan itu adalah alasan
yang dipilih semua orang dalam situasi yang sama.
Contohnya, kita sering mengatakan pada orang lain yang melakukan kesalahan
atau akan melakukan kesalahan: Bagaimana rasanya jika dia melakukan itu pada
Anda? atau Bagaimana rasanya jika Anda menjadi dirinya? yang dalam hal ini
mengacu pada reversibilitas. Atau kita mungkin bertanya, Bagaimana jika semua
orang melakukan hal seperti itu? yang dalam hal ini mengacu pada
universalisabilitas.
Sebuah tindakan secara moral benar bagi seseorang jika, dan hanya jika,
dalam melakukannya orang tersebut tidak hanya memanfaatkan orang lain sebagai
sarana dalam meraih kepentingan-kepentingannya, namun juga menghargai dan
mengembangkan kapasitas mereka untuk memilih secara bebas bagi diri mereka
sendiri.
a. Kebijaksanaan
b. Keadilan
Contoh : asisten rumah tangga yang mempunyai hak untuk mendapatkan gaji
bulanannya setelah ia melakukan kewajibannya mengurus rumah dan sebagainya.
Contoh keutamaan :
Suka bekerja keras : mau terus berjuang dalam bekerja, sehingga pada akhirnya
dapat menikmati hasil jerih payahnya yang baik.
Hidup yang baik : tidak pernah melakukan hal hal yang dapat merugikan
sekitarnya,dapat menikmati hidup dengan tenang, nyaman dan tentram.
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Agoes Sukrisno dan Ardana. I Centik (2011). Etika Bisnis dan Profesi-Tantangan
Membangun Manusia Seutuhnya. Penerbit Salemba Empat Jakarta