Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pencampuran adalah operasi yang sangat penting, bahkan dapat
dikatakan fundamental hampir di setiap proses kimia. Pencampuran (mixing) ialah
peristiwa menyebarnya bahan-bahan secara acak di mana bahan yang satu
menyebar ke dalam bahan yang lain dan sebaliknya, dimana bahan-bahan itu
sebelumnya terpisah dalam dua fase atau lebih. Istilah pencampuran digunakan
untuk berbagai ragam operasi, di mana derajat homogenitas bahan yang
bercampur itu sangat berbeda-beda. Misalnya, satu kasus di mana dua macam gas
digabungkan dalam satu tempat hingga seluruhnya bercampur dengan baik, dan
kasus lain di mana pasir, kerikil, dan semen diaduk di dalam drum putar selama
beberapa waktu. Dalam kedua kasus itu, bahan-bahan itu pada akhirnya
bercampur, namun jelas pula bahwa homogenitasnya berbeda pula.
Keberhasilan proses operasi kimia tergantung pada efektifitas
pencampuran dan pengadukan dari fluida. Pengadukan yang dilakukan akan
menyebabkan suatu material akan bergerak secara spesifik (tertentu), sedangkan
pencampuran adalah pendistribusian yang acak dan melalui satu atau yang lainnya
dari dua atau lebih phase. Suatu material yang homogen, seperti air dingin dalam
tanki yang penuh dalam tanki dapat diaduk tetapi tidak dapat dilakukan
pencampuran sebelum ditambahkan material lain ke dalam tanki. Jadi jelaslah
bahwa pengadukan (agitasi) tidaklah sama dengan pencampuran (mixing).
Tidak seperti unit pengoperasian yang lainnya, proses pencampuran
dibutuhkan untuk melakukan beberapa tugas seperti pemompaan, perpindahan
panas dan perpindahan massa secara cepat. Peralatan pada proses pencampuran
yang digunakan untuk kepentingan komersial sangatlah banyak, misalnya
pencampuran yang digunakan untuk memproduksi bahan kimia, makanan, obat-
obatan dan lain sebagainya. Tetapi yang menjadi masalah bahwa tidak satupun
alat yang dapat melakukan fungsi dari pencampuran secara menyeluruh dan
efisien karena disebabkan biaya pengoperasian yang sangat tinggi. Sehubungan

1
2

dengan hal tersebut, maka sangatlah perlu untuk mngetahui proses pencampuran
ataupun pengadukan secara lebih dalam, tentang alat yang digunakan ataupun cara
yang tepat sehingga nantinya akan diperoleh hasil yang optimal serta dapat
menekan biaya yang digunakan seminimal mungkin.
Pada banyak operasi pengaduk sangat diperlukan untuk mencampurkan
larutan, seperti pencampuran petroleum. Peralatan campuran dikarakteristikkan
oleh kemampuannya untuk membangkitkan kapasitas ke dalam tangki yang dapat
dijelaskan dalam jumlah aliran yang dihasilkan, dan dapat dibaca secara visual.
Dengan hal ini gradien velositas dalam tanki dirancang berdasarkan pergeseran
angka. Hal ini tidak dapat dibaca secara visual dan pengukuran serta
spesifikasinya lebih komplek. Pada umumnya semua tenaga masuk ke dalam
vessel secara proporsional untuk menghasilkan kapasitas pumping (Q) dan waktu
kecepatan utama (H). Kecepatan utama secara konsep berhubungan dengan
perubahan angka aliran dan pada umumnya lebih tinggi dari kecepatan utama.
Dalam hubungannya lebih tinggi dari perubahan angka aliran. Pada
aliran turbulen, ditipekan oleh angka Reynolds Impeller 1000. Tenaga masukan ini
dipindahkan antara variasi skala besar (secara umum disebut skala makro).
Pergeseran angka pada kondisi 1000 atau lebih besar dari yang rendah sebagai
kecepatan fluktuasi skala kecil ini cukup kecil pada ukuran fisika.

1.2. Tujuan
1) Mengetahui prinsip dan cara kerja Fluid Mixing Apparatus.
2) Mengetahui faktor yang mempengaruhi perbedaan pola aliran.
3) Mengetahui pengaruh dari penggunaan baffle pada proses pencampuran.
4) Mengetahui bentuk-bentuk impeller.
5) Mengetahui perhitungan Fluid Mixing.
6) Mengetahui aplikasi dari Fluid Mixing Apparatus.

1.3. Rumusan Masalah


1) Bagaimanakah pengaruh penggunaan dari dua impeller yang berbeda (tipe
propeller & padle) terhadap kualitas campuran yang dihasilkan.
2) Bagaimanakah pengaruh penggunaan baffle dalam proses pencampuran.
3

3) Bagaimanakah pengaruh kecepatan putaran impeller yang berbeda dalam


proses pencampuran.
4) Bagaimanakah pengaruh penggunaan bahan dalam proses pencampuran.
5) Faktor-faktor yang mempengaruhi pola aliran dan kualitas campuran dalam
proses pencampuran.
6) Pengaruh kecepatan putaran impeller terhadap konduktivitas larutan garam.

1.4. Manfaat
1) Dapat mengetahui prinsip dasar dari percobaan fluid mixing apparatus.
2) Dapat mengetahui perbedaan pola aliran yang ditimbulkan oleh dua buah
impeller (Propeller & turbin).
3) Dapat mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan pola aliran yang berbeda,
seperti padatan yang digunakan, viskositas cairan, kecepatan putaran
impeller dan lain sebagainya.
4) Dapat mengetahui besarnya daya hantar listrik yang ditimbulkan sebagai
pengaruh dari kecepatan putaran.
5) Dapat mengetahui perbedaan yang terjadi pada pencampuran liquid yang
menggunakan baffle dan tidak menggunakan baffle (tidak terbentuk vortex
dan terbentuk vortex).

Anda mungkin juga menyukai