Anda di halaman 1dari 6

Muhammad Insan Noor Muhajir

15602241027
PKO A 2015
Sosiologi Olahraga

Politisasi Ranah Sepak Bola

Sepakbola telah menjadi cabang olahraga yang paling menarik hati di

seantero bumi. Olahraga ini bisa dimainkan dan dinikmati oleh siapapun,

dimanapun, dan kapanpun dengan cara amat sederhana. Dengan realitas demikian

pantaslah dikatakan sepakbola sebagai suatu bahasa universal. Tidak hanya sebagai

olahraga, sepakbola dalam konteks global adalah bahasa pemersatu yang dapat

merekatkan persaudaraan kehidupan antar bangsa.

Sebagai bahasa yang universal, sepakbola selalu saja terasa hingar-

bingarnya. Sensasi olahraga sepakbola pun tak luput juga dinikmati masyarakat di

Indonesia baik itu hanya sebatas bermain mengisi waktu senggang, hobi, amatiran

hingga profesional-profesional yang hidup di sepakbola. Geliat sepakbola di

Indonesia sungguh menjadi sebuah harapan kita bersama akan hadirnya sepakbola

yang bisa memanjakan seluruh masyarakat Indonesia. Memanjakan penonton

karena hadirnya tontonan sepakbola yang berkualitas serta para pemain yang

berimbas kepada hadirnya industri sepakbola. Untuk mewujudkan ini semua kita

membutuhkan sebuah komitmen bersama mengenai manajemen pengelolaan

persepakbolaan yang bebas dari intervensi apapun. Urusan sepakbola tidak bisa dan

jangan sampai menjadi alat-alat politis yang kental akan kepentingan-kepentingan

jahat para pemodal maupun individu haus kuasa.

Sepakbola bukanlah menjadi olahraga kuasa mengkuasai, namun sepakbola

berkaitan dengan bagaimana kita berusaha menyatukan kemajemukan kita bersama

melalui sebuah kompetisi yang sehat, kompetitif tanpa mengabaikan nilai-nilai

sportifitas. Realitas yang kita hadapi bersama saat ini sungguh jauh berbeda dan

1
Muhammad Insan Noor Muhajir
15602241027
PKO A 2015
Sosiologi Olahraga

mengecewakan harapan besar akan sepakbola. Hasrat kuasa acapkali menciderai

dan memporak-porandakan agenda persepakbolaan Indonesia. Tak luput kebijakan-

kebijakan sepakbola disisipi dengan kepentingan.

Sepak Bola dijadikan Sebagai Alat Politik

Sebagaiaman kita saksikan begitu buruknya nasib pesepakbola Indonesia

mulain dari tunggakan gaji pemain, skandal pengaturan skor, lambannya

pengembangan infrastruktur hingga pembentukan tim nasional yang disusupi

kepentingan-kepentingan. Ini semua pada akhirnya menjadi jawaban awal kita

semua akan nasib sepakbola Indonesia yang miskin akan prestasi.

Langkah-langkah penyelamatan oleh beberapa pihak dianggap perlu untuk

dilakukan, yang pada akhirnya berujung kepada keluaranya sanksi dari FIFA

sebagai otoritas tertinggi sepakbola dunia. Masyarakat sepakbola Indonesia pada

akhirnya menjadi saksi dan korban akan pertunjukkan kuasa mengkuasai terlepas

dari niatan baik perbaikan nasib sepakbola Indonesia. Lantas yang menjadi

pertanyaan kita bersama, akan dibawah kemana sepakbola Indonesia? Ke sebuah

tatanan sepakbola yang baik efek dari reformasi sepakbola yang keras

didengungkan untuk diperjuangkan atau justru malah sebaliknya menuju mati

surinya sepakbola Indonesia.

2
Muhammad Insan Noor Muhajir
15602241027
PKO A 2015
Sosiologi Olahraga

Menjamin kompetisi

Kesadaran kita bersama akan potensi sepakbola Indonesia harus segera

ditindaklanjuti dengan sesegera mungkin dalam sebuah tata kelola yang menjamin

sepakbola bisa dinikmati semua orang. Pemerintah harus menjamin hadirnya

lapangan sepak bola disetiap daerah bahkan setiap desa, jangan biarkan rakyat

kehilangan lapangan sepakbolanya dikarenakan ego pemutus kebijakan untuk

dijadikan kawasan bisnis.

Pemikiran dimana sebenarnya kekurangan atau kelemahan PSSI dalam

membina persepakbolaan di Indonesia tentu akan selalu menjadi perdebatan yang

menarik. Penulis berusaha mengkaji berdasarkan teori Bompa (1983) dimana

prestasi optimal dapat dicapai melalui pembinaan yang sinergis dan

berkesinambungan seluruh komponen pendukung prestasi. Komponen pendukung

tercapainya prestasi optimal satu diantaranya adalah dilaksanakannya kompetisi

yang berkualitas.

Kualitas kompetisi yang rendah menyebabkan prestasi optimal yang

menjadi tujuan organisasi atau klub belum dapat terwujud. Konflik pengelolaan

klub dan kompetisi yang terjadi dalam tubuh PSSI selama tahun 2010-2011 sangat

mempengaruhi kualitas kompetisi di Indonesia. Prestasi tim nasional dalam

berbagai kejuaraan masih belum membanggakan, kinerja pengurus PSSI dan klub

anggota dalam melaksanakan kompetisi teryata belum mampu membawa

pengelolaan kompetisi sepakbola Indonesia berada di standar profesional (versi

AFC).

3
Muhammad Insan Noor Muhajir
15602241027
PKO A 2015
Sosiologi Olahraga

Selain itu, pemutus otoritas sepakbola negeri ini harus bisa menjamin

hadirnya sebuah kompetisi yang dipelopori masayarakat dalam sebuah ajang

tanding antar kampung (tarkam). Jika ini semua sudah hadir pemerintah daerah

tinggal mendukung melalui program-program penguatan sehingga akan muncul

bibit-bibit muda terbaik nusantara melalui sebuah kompetisi dari level akar rumput.

Industri Sepakbola Indonesia

Dalam sebuah kesempatan mantan Ketua PSSI Nurdin Halid di era

kepemimpinannya pernah mengatakan bahwa arah industri sepakbola dunia adalah

masuk ke dalam arus sepakbola modern yang mengglobal. Sepakbola Indonesia

harus terlibat dalam panggung raksasa persepakbolaan dunia yang semakin

mengglobal dan kompetitif. Strategi dan tahapan untuk mencapai visi sepakbola

industri dijabarkan lagi dalam berbagai program strategis yang tertuang di dalam

blueprint sepakbola Indonesia 2007-2020, melaui kompetisi yang dikemas dalam

industri PSSI berharap lahirnya prestasi tim nasional Indonesia.

Industri sepakbola selain bermanfaat bagi seluruh komponen yang terlibat langsung

dalam kegiatan sepakbola juga sangat membantu program pemerintah untuk

meningkatkan roda perekonomian. Firmansyah yang dikutip kompas (2009: 1)

dalam iklim otonomi daerah diharapkan setiap pemerintah daerah dapat menggali

potensi olahraga daerahnya. Olahraga tidak bisa dilihat sebagai alat pengembang

sumber daya manusia saja, juga dilihat sebagai peluang dan sumber potensi

ekonomi daerah.

Tanda-tanda atau indikator industrialisasi sepakbola atau pengelolaan klub

dan kompetisi yang profesional di Indonesia menurut Subardi (2010: 4) sudah mulai

4
Muhammad Insan Noor Muhajir
15602241027
PKO A 2015
Sosiologi Olahraga

terlihat. Kompetisi ISL (Indonesia Super League) atau LSI (Liga Super Indonesia)

yang merupakan kompetisi sepakbola profesional di Indonesia pada musim

kompetisi 2009-2010 dikuiti 18 tim. Pertandingan LSI berjumlah 306 selama satu

musim, live TV: 113 pertandingan, melibatkan jumlah penonton sebanyak:

2.067.500 orang, rata-rata penonton tiap pertandingan: 10.712 orang dengan durasi

selama 8 bulan. Liga Super Indonesia berhasil bekerja sama dengan PT. Djarum

sebagai sponsor Utama. Perputaran uang dari industri sepakbola di Indonesia

diperkirakan bisa menembus Rp. 3 triliun (Kompas, 2010: 29). Kompetisi Djarum

LSI dan Liga Ti-phone Divisi Utama 2010 yang dikemas secara profesional

diharapkan menjadi pendorong dan penarik terciptanya industri dengan nilai

ekonomi tinggi. Klub peserta ISL jika selama 1 musim mengeluarkan rata-rata 20

miliar rupiah untuk menjalani kompetisi maka uang 360 milyar rupiah telah beredar

untuk kegiatan sepakbola. Edisi terakhir persepakbolaan Indonesia sebelum

dibekukan FIFA juga menunjukkan geliat industri yang sama. Hal ini ditandai

dengan hadirnya QNB perusahaan asing asal Qatar sebagai sponsor utama

perputaran kompetisi sepakbola tertinggi negeri ini. selain itu, mengenai hak

siarpun sudah ditangani dengan serius televisi berbayar asing. Hal ini semua

menunjukkan telah berjalan dengan baik industrialisasi persepakbolaan Indonesia.

Pada akhirnya, kita semua berharap carut marut tata kelola serta tarik

menarik kepentigan politis adalam persepakbolaan Indonesia segara berakhir. Kita

semua merindukan hadirnya sepakbola Indonesia yang sehat, indah serta

membanggakan dengan hadirnya prestasi-prestasi baik level klub maupun tim

nasional di level regional asia maupun dunia. Majulah sepakbola Indonesia.

5
Muhammad Insan Noor Muhajir
15602241027
PKO A 2015
Sosiologi Olahraga

Referensi :

Hidayat, Novendra. 2015. Opini: Politisasi Ranah Sepak Bola. Diakses dari

http://bangka.tribunnews.com/2015/06/13/opini-politisasi-ranah-sepakbola

Anda mungkin juga menyukai