Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapata menyelesaikan
mata kuliah PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KOTA. Kemudian salawat
beserta salam kita kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan
pedoman hidup yakni al-quran dan sunnah untuk keselamatan umat didunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN KOTA di program studi Fakultas Teknik jurusan Arsitektur
Universitas Syiah Kuala.
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 3
Kesimpulan .....................................................................................................23
Dalam kesempatan yang sama, pakar perancangan kota ITB Prof. Danisworo
mengatakan, sesungguhnya Arsitek dianggap berperan dalam pembangunan
perkotaan jika mampu mensejahterakan masyarakatnya. Peran arsitek Indonesia saat
ini dihadapkan pada tantangan pembangunan perkotaan yang semakin berat, terlebih
dengan hadirnya parameter perubahan iklim. "Arsitek dituntut untuk dapat merancang
kota dengan pendekatan yang inovatif dan out of the box.Pendekatan business as
usual diyakini tidak akan kompatibel dengan skala persoalan yang dihadapi, seperti
misalnya dalam hal penyediaan infrastruktur perkotaan," ujarnya.
Tata guna lahan pada wilayah kota berisi perencanaan penggunaan lahan
dalam suatu kawasan, yang meliputi pembagian wilayah untuk pengkhususan fungsi-
fungsi tertentu seperti perdagangan, permukiman, industri, dll. Sedangkan dalam hal
perencanaan bangunan, tata guna lahan berfungsi sebagai dasar pengembangan
lingkungan fisik yang berkaitan dengan tata bangunan dan lingkungan misalnya
peraturan tentang KDB, KLB, RTH, dll . Dengan begitu sipenulis akan membahas
perencanaan tata ruang dalam arsitektur sebagai pendukung dalam menunjukkan
sikap yang baik terhadap perancangan .
Peraturan perencanaan tata ruang juga menjadi salah satu peraturan yang
wajib diterapkan dalam pengerjaan tugas mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur
dan selama ini telah menjadi acuan dasar bagi mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur .
Pengetahuan dan penerapan peraturan tata guna lahan pada tugas SPA akan
memudahkan mahasiswa mencapai kompetensi mata kuliah tersebut sehingga
diharapkan dapat menyusun konsep, pra-rancangan, pengembangan desain, serta
membuat gambar kerja berbagai jenis proyek bangunan berlantai banyak dalam
beragam rona lingkungan. Dengan kata lain penerapan peraturan tata guna lahan pada
tugas SPA bersifat menyeluruh, tidak hanya pada tahap konsep bangunan namun juga
diterapkan dalam rancangan bangunan berupa gambar kerja.
Atas dasar latar belakang diatas, penulis perlu melakukan pembuatan makalah
yang mengkaji dan menelusuri tentang penerapan peraturan tata ruang kota pada tugas
gambar mahasiswa dalam bentuk tugas perancangan arsitektur.
Definisi Ruang: wadah yang meliputi ruang daratan, lautan, dan ruang
udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk hidup
lainnya hidup, melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidup
Definisi Tata Ruang: wujud struktur ruang dan pola ruang disusun
secara nasional, regional dan lokal.
Definisi Penataan Ruang: suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi
pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang. Hal
tersebut di atas telah digariskan dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang.
Definisi Perencanaan Tata Ruang: Perencanaan tata ruang memberikan
ekspresi geografis terhadap kebijakan-kebijakan ekonomi, sosial, budaya,
dan ekologis. Perencanaan tata ruang juga merupakan sebuah ilmu ilmiah,
teknik administrasi, dan kebijakan, yang dikembangkan sebagai
pendekatan lengkap dan antar-ilmu, yang diarahkan kepada
pengembangan regional dan organisasi fisik terhadap sebuah strategi
utama (sumber: European Regional/Spatial Planning Charter yang
diadopsi pada tahun 1983 oleh Konferensi Menteri Eropa)
2.2 Prinsip/Kaidah/Aturan
5. Penetapan Rencana
Jangka waktu rencana tata ruang wilayah provinsi adalah 20 (dua puluh)
tahun. Rencana tata ruang wilayah provinsi sebagaimana dimaksud di atas ditinjau
kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun. Dalam kondisi lingkungan strategis
tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan
peraturan perundang-undangan dan/atau perubahan batas teritorial negara dan/atau
wilayah provinsi yang ditetapkan dengan Undang-Undang, rencana tata ruang
wilayah provinsi ditinjau kembali lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima)
tahun. Rencana tata ruang wilayah provinsi ditetapkan dengan peraturan daerah
provinsi. Rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud ditetapkan dengan
peraturan daerah provinsi.
Rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud di atas ditetapkan dengan peraturan
daerah kota.
a). Tugas
Negara menyelenggarakan penataan ruang untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
di atas, negara memberikan kewenangan penyelenggaraan penataan
ruang kepada Pemerintah dan pemerintah daerah.
Penyelenggaraan penataan ruang sebagaimana dimaksud di atas
dilakukan dengan tetap menghormati hak yang dimiliki orang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Rumah Susun Bendungan Hilir 1 (Gambar 1) ini memiliki luas area 0,7 ha
dan dibatasi oleh (Gambar 5):
Utara: Rel Kereta Api dan Perumahan; Selatan : SPBU, Jalan dan Perumahan; Barat:
Perumahan; Timur: Jalan dan Perkantoran.
Dinas Tata Kota DKI Jakarta mengeluarkan peta perencanaan untuk kawasan
Rumah Susun Bendungan Hilir 1 dan sekitarnya yang didominasi untuk hunian dan
perkantoran. Di sisi Barat, Selatan dan Utara, peruntukannya didominasi oleh hunian
dengan kode Wsd (wisma sedang) dan Wkc (wisma kecil). Pada sisi Timur,
peruntukan diarahkan sebagai area hunian dengan kode Wkc (wisma kecil) dan Wsn
(wisma susun )perdagangan berada di sepanjang Jl. Penjernihan dengan kode
perencanaan Kkt (kantor jasa) dan Kpd (kantor perdagangan). Pada daerah Utara dari
lokasi juga merupakan kantor pemerintahan dengan kode Kpm.
Penggunaan Lahan
Lokasi penelitian ini hampir dikelilingi oleh kawasan perumahan antara lain
kompleks PAM dan kompleks Keuangan. Kawasan ini juga dilalui oleh jalan
Penjernihan yang cukup strategis, dimana menghubungkan 2 daerah yaitu Jakarta
Pusat dan Jakarta Selatan. Sepanjang jalan ini, banyak terdapat bangunan perkantoran
dan bangunan perdagangan (toko). Penggunaan fungsi lahan yang paling menonjol
adalah adanya SPBU Pertamina yang terletak di sebelah Tenggara rumah susun.
Posisi rumah susun ini agak masuk sekitar 100 m ke arah dalam dari Jl.
Penjernihan. Letaknya hanya 1,5 km dari persimpangan flyover Jalan Gatot Subroto
dengan Jalan Pejompongan serta 3 km dari jembatan Semanggi, sehingga memiliki
aksesibilitas yang cukup baik ke/dari rumah susun. Terutama karena Jalan
Penjernihan selalu dilewati kendaraan umum selama 24 jam.
Area kawasan rumah susun umumnya memiliki pola ruang yang teratur karena
terbentuk dari akses jalan yang ada. Rumah susun Bendungan Hilir 1 juga dikelilingi
jalan pada beberapa sisinya. Di sisi Timur terdapat Jl. Administrasi 2, (lebar jalan
sekitar 6 m, dimana kondisi lalu lintasnya relatif sepi, walaupun merupakan akses
utama menuju ke kawasan rumah susun). Jalan ini merupakan jalan lingkungan yang
menghubungkan antara kawasan perumahan dengan jalan utama yaitu Jl. Penjernihan
(jalan ini berada pada sisi Tenggara, memiliki lebar jalan sekitar 24 m, terdiri dari 6
jalur berlawanan dengan kondisi lalu lintas padat terutama pada pagi dan sore hari).
Pada sisi Utara, terdapat jalur kereta api Jabodetabek yang merupakan lintasan kereta
api jurusan Tangerang/Serpong-Jakarta. Koridor ini relatif cukup sibuk mulai dari dini
hingga malam hari dan seperti koridor kereta api lainnya di kota besar di Indonesia,
koridor inipun dipenuhi oleh perumahan liar tidak permanen pada sisi utara
berseberangan dengan rumah susun dan dipisahkan dengan tembok setinggi 2 meter .
Ruang Terbuka
Pada kawasan sekitar Rumah Susun Bendungan Hilir 1, masih terdapat banyak
ruang terbuka hijau. Yang paling menonjol adalah keberadaan Pemakaman
Petamburan yang cukup luas di sebelah Utara yang terlihat ekstrim dibandingkan
perumahan padat disekelilingnya, yaitu berupa ruang terbuka hijau dengan luas
berkisar 8 ha yang cukup luas untuk ukuran kota Jakarta. Ruang terbuka lainnya
memang lebih kecil, antara lain ruang terbuka hijau yang ada di komplek Keuangan
sebelah Barat Daya Rumah susun yang berada ditengah-tengah area perumahan.
Selanjutnya ruang-ruang terbuka hijau milik perorangan yang terdapat di halaman-
halaman kantor terutama komplek perkantoran yang ada di sisi Utara. Ruang terbuka
tersebut menjadi halaman samping dan tengah dari masing-masing
Gambar 2.3.5 Suasana di Jl. Administrasi 2, dimana jalur pejalan kaki berubah menjadi
warung dan toko Sumber : yosica Mariana ,Fakultas Sains dan Teknologi universitas
Binus ,2011
Di dalam kawasan rumah susun itu sendiri memiliki ruang terbuka yang cukup luas (Gambar
2.3.6). Saat ini, ruang terbuka tersebut hanya dimanfaatkan untuk parkir kendaraan (Gambar
2.3.7). Terkadang digunakan untuk pemanfaatan lain yang bersifat temporal seperti kegiatan
tahunan (pemilu atau acara perayaan hari kemerdekaan RI warga sekitar rusun) (Gambar
2.3.8). Di tengah kawasan rusun, terdapat ruang terbuka yang digunakan sebagai taman,
dimana pada sebagian dari taman tersebut dibangun mesjid beserta teras dan ruang
wudhunya. Kondisi taman tersebut terbengkalai dan kurang terawat sehingga penuh sampah
dedaunan dan kotor.
Gambar 2.3.7 Kondisi ruang terbuka berupa
Gambar 2.3.6 Kondisi ruang terbuka di dalam
parkir motor Sumber : yosica Mariana ,Fakultas
kawasan Sumber : yosica Mariana ,Fakultas
Sains dan Teknologi universitas Binus ,2011
Sains dan Teknologi universitas Binus ,2011
KESIMPULAN
Penyimpangan Tata Ruang juga terjadi pada ruang terbuka, seperti perubahan
dalam pemanfaatan koridor jalan menjadi tempat parkir dan berjualan dan
perubahan fungsi trotoar menjadi tempat pangkalan ojek atau warung.
Dalam perencanaan rumah susun, harus disediakan ruang non hunian untuk
berdagang baik bagi penghuni ataupun masyarakat sekitarnya, calon penghuni
harus tepat sesuai dengan tipikal rumah susun sehingga tidak ada perubahan
tekanan yang berlebihan bagi terhadap tata ruang maupun ruang terbuka.
Diharapkan adanya pengawasan yang lebih konsisten dan berkala dari
pemerintah daerah agar penyimpangan-penyimpangan tersebut dapat
dihindari.
DAFTAR PUSAKA