PENDAHULUAN
Konsumsi daging masyarakat Indonesia sampai saat ini masih berada di bawah
konsumsi Pola Pangan Harapan, yaitu rata-rata baru mencapai sekitar 7,66 kg/kapita/
tahun pada periode tahun 1992-1996 dan turun menjadi 5,33 kg/kapita/tahun pada
periode tahun 1998-2001 sebagai akibat krisis ekonomi (Direktorat Jenderal Bina
Produksi Peternakan, 2001). Sementara itu, berdasarkan Pola Pangan Harapan adalah
sebesar 10,1 kg/kapita/tahun (Soedjana, 1997). Di antara produk daging yang bersumber
dari usaha peternakan dan perikanan, konsumsi daging sapi menduduki urutan ketiga
setelah ikan dan produk poultry, yaitu mencapai sekitar 1,99 kg setara karkas/kapita/
tahun atau sekitar 10,3 persen dari total konsumsi daging pada tahun 2001 (GMI
database dalam Hadi et al, 2002).
Analisis usaha merupakan sebuah cara untuk mengetahui tingkat kelayakan suatu jenis
usaha yang akan kita lakukan, menilai kelangsungan usaha, stabilitas, profitabilitas dari suatu
usaha, sub usaha atapun proyek. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
seberapa tinggikah tingkat keuntungan yang dihasilkan dan berapa lamakah waktu yang
dibutuhkan untuk mengembalikan biaya investasi maupun titik impasnya. Dengan
mengetahui hal tersebut diatas, berbagai macam tindakan antisipasi dalam rangka untuk
memperbaiki dan meningkatkan keuntungan juga dapat dilakukan apabila Anda melakukan
tindakan analisa usaha ini. Proses analisa usaha dapat dilakukan dengan menggunakan
beberapa metode atau cara.
a. Biaya tetap atau juga disebut fixed cost adalah biaya yang umumnya selalu konstan, bahkan
di masa sulit. Biaya tetap tidak terpengaruh oleh perubahan-perubahan dalam aktivitas operasi
sampai pada kondisi tertentu, kondisi dimana sesuai dengan kapasitas yang tersedia.
b. Biaya variabel atau juga disebut variable cost adalah biaya yang umumnya berubah-rubah
sesuai dengan volume bisnis. Makin besar volume penjualan anda, makin besar pula biaya
yang harus anda keluarkan. Kalau contoh yang gampang, biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja dalam pembuatan sebuah produk adalah biaya variabel.
c. Biaya Semi Variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya
variabel, contoh; biaya listrik yang digunakan.(Utamy, 2013).
Pengertian Benefit Cost Ratio (B/CR)
Benefit Cost Ratio (B/CR) merupakan suatu analisa pemilihan proyek yang biasa dilakukan karena
mudah, yaitu perbandingan antara benefit dengan cost. Kalau nilainnya < 1 maka usaha itu tidak
ekonomis, dan kalau > 1 berarti usaha itu feasible. Kalau B/C R = 1 dikatakan usaha itu marginal (
tidak rugi dan tidak untung ).
Metode B/C R adalah suatu metode pengambilan keputusan terhadap suatu usaha dengan cara
memandingkan manfaat ( benefit ) dengan total biaya ( cost ) yang telah dikeluarkan.
Benefit adalah keuntungan / manfaat yang diterima oleh masyarakat yang dapat diwujudkan dalam
bentuk uang. Cost adalah pengeluaran yang harus diadakan untuk pelaksanaan usaha,
Adalah titik impas dimana keadaan jumlah pendapatan dan biaya sama atau seimbang sehingga
tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian.