Anda di halaman 1dari 23

Mesin Anestesi

Konsep asal mesin anestesi ini diciptakan oleh seorang ahli anestesi Inggris Hendry
Edmund Gaskin Boyle pada tahun 1917. Sebelum masa ini, seorang ahli anestesi selalu
membawa sendiri semua perlengkapannya, tetapi dengan berkembangnya alat-alat yang lebih
berat, tabung penyimpanan gas yang besar, dan kelengkapan alat-alat pengaman jalan nafas, hal
ini menjadi tidak praktis.
Anestesi adalah hilangnya sensasi sakit. Pada anestesi umum hilangnya rasa sakit terjadi
pada seluruh tubuh disertai hilangnya kesadaran yang bersifat reversibel. Anestesi dibagi menjadi
dua golongan besar, yaitu anestesi umum dan anestesi lokal. Pada anestesi lokal hilangnya rasa
sakit hanya pada sebagian tubuh dan tidak disertai hilangnya kesadaran.
Mesin anestesi digunakan oleh ahli anestesi untuk mendukung pemberian anestesi. Tipe
mesin anestesi yang digunakan di negara maju adalah mesin anestesi jenis cotinuous-flow, yang
dirancang untuk memberikan secara akurat dan terus-menerus pasokan gas (seperti oksigen dan
nitrogen oksida), dicampur dengan uap agen anestesi (seperti isoflurane) yang dihantarkan
dengan aliran dan tekanan yang aman bagi pasien. Mesin anestesi modern dilengkapi ventilator,
suction unit, dan peralatan monitoring pasien.
Kesalahan penggunaan peralatan penghantar gas tiga kali lebih sering menyebabkan efek
samping dibandingkan dengan kegagalan fungsi mesin itu sendiri.
Kurangnya penguasaan alat dan kelalaian dalam pemeriksaan fungsi mesin merupakan penyebab
tersering.

Setiap kemajuan dari mesin anestesi ini dibuat dengan tujuan untuk memperbaiki dan
mengurangi efek samping yang terjadi akibat penghantaran gas oleh mesin anestesi yang sangat
penting bagi keamanan pasien.

Prinsip Kerja Mesin Anestesi :

1. Penyalahgunaan alat gas anesthesia tiga kali lebih sering dibandingkan kegagalan alat dalam
menyebabkan efek yang tidak diinginkan. Kurang familiernya dengan alat dan gagal mengecek
fungsi mesin adalah penyebab tersering. Kelalaian ini hanya merupakan 2% dari kasus-kasus
dalam ASA Closed Claim Project. Sirkuit pernafasan adalah penyebab kecelakaan yang paling
sering (39%), hamper semua kecelakaan disebabkan oleh disconnect dan misconnect.
2. Mesin Anestesi menerima gas medis dari suplai gas, mengontrol aliran yang diinginkan dan
menurunkan tekanan, jika diperlukan sampai ke batas aman, menguapkan volatile anesthetics ke
campuran gas akhir yang terhubung dengan jalan nafas pasien. Ventilator mekanik yang
tersambung ke sirkuit pernafasan tapi dapat dipisahkan dengan switch selama ventilasi spontan
atau manual.
3. Dimana suplayi oxygen dapat langsung menuju katup pengontrol aliran, nitrous oxide, udara
dan gas lain harus melewati alat pengaman terlebih dahulu sebelum mencapi katup pengontrol
aliran masing-masing. Alat ini mencegah aliran gas lain jika tekanan oxygen tidak cukup. Alat ini
mencegah pemberian campuran hipoxik ketika terdapat kegagalan suplai oksigen.
4. Sebuah pengaman yang lain adalah hubungan aliran gas nitrous oxide dengan aliran oxygen;
hal ini untuk meyakinkan konsentrasi minimum oxygen 21-25%
5. Semua vaporizer modern adalah agen spesisfik, mampu untuk memberikan konsentrasi agen
yang konstan pada perubahan temperature dan aliran gas melewati vaporizer
6. Peningkatan tekanan jalan nafas dapat menunjukkan perburukan komplains paru, peningkatan
tidak volum, atau obstruksi pada sirkuit pernafasan, ETT, atau jalan nafas pasien. Penurunan
7. Secara tradisional, ventilator mesin anestesi memiliki desain sirkuit ganda dan sumber tenaga
pneumatic dan dikontrol secara elektris. Mesin baru juga memiliki control mikroprosessor, yang
bergantung pada sensor tekanan dan aliran. Beberapa model menawarkan mesin anestesi dengan
ventilator yang menggunakan desain piston sirkuit tunggal.
8. Keuntungan utama dari ventilator piston adalah kemampuannya mengurimkan tidal volum
yang akurat ke pasien dengan komplains paru yang buruk dan kepada pasien yang sangat kecil.
9. Ketika ventilator digunakan, disconnect alarms harus difungsikan secara pasif. Mesin
anestesi paling tidak harus memiliki tiga disconnect alarms; tekanan rendah, tidak volum
exhalasi rendah, dan exhalasi karbon dioksida yang rendah.
10. .Karena spill valve ventilator tertutup selama inspirasi, aliran gas segar dari outlet mesin
memberi kontribusi terhadap tidal volum yang diberikan pada pasien
11. Penggunaan oxygen flush valve selama siklus inspirasi dari ventilator harus dihindari karena
spill valve ventilator akan tertutup dan adjustable pressure-limiting (APL) valve disingkirkan,
hembusan oxygen (600-1200mL/detik) dan tekanan sirkuit akan diteruskan ke paru-paru pasien
12. Perbedaan yang besar antara tidal volum yang di set dan diterima pasien sering terlihat di
ruang operasi selama volume-controlled ventilation. Sebabnya karena komplains dari sirkuit
pernafasan, kompresi gas, penyatuan aliran gas segar ventilator, dan kebocoran pada mesin
anestesi, sirkuit pernafasan, atau jalan nafas pasien
13. .Penghisap gas sisa membuang gas yang diventilasikan keluar dari sirkuit pernafasan oleh
APL valve dan spill valve ventilator. Polusi di ruang operasi dapat menghadapkan bahaya pada
anggota tim operasi.
14. Inspeksi rutin dari alat anestesi sebelum penggunaannya meningkatkan familiaritas operator
dan memastikan fungsinya. The United States Food and Drug Administration telah membuat
prosedur standar untuk mesin anestesi dan breathing system.

2 Gambaran Mesin Anestesi


Dalam bentuk dasar, mesin anestesi menerima gas medis dari suplai gas, mengontrol aliran dari
gas dan menurunkan tekanannya ke level aman,; menguapkan anastetik volatile hingga campuran
gas final; dan memberikan gas ke breathing circuit yang terhubung dengan jalan nafas pasien.
Ventilator mekanis yang tersambung ke breathing circuit tapi dapat dilepaskan dengan sebuah
switch selama ventilasi spontan atau manual. Suplai oksigen tambahan dan suction regulator juga
biasanya ada pada mesin anestesi. Sebagai tambahan pada komponen keamanan standar mesin
anestesia yang paling canggih mempunyai tambahan pengaman, dan computer processor yang
mengintegrasi dan memonitor seluruh komponen, melakukan pengecekan otomatis dan
memberikan pilihan perekaman otomatis dan menghubungkan dengan monitor eksternal dan
jaringan informasi rumah sakit. Beberapa mesin didesain untuk mobilitas (cth, Draeger
Narkomed Mobile), magnetic resonance imaging kompabilitas (cth, Datex-Ohmeda Aestiva/5
MRI), Draeger Narkomed MRI-2) atau bentuk kompak (contoh, Datex-Ohmeda/5 Avance dan
Aestiva S5 Compact, Draeger Fabius Tito).
2.4 Suplai Gas
Sebagian besar mesin memiliki inlet untuk oxygen, nitrous oxide, dan udara. Model yang lebih
kecil sering tidak memiliki inlet udara dimana mesin-mesin yang lain memiliki inlet keempat
untuk helium, Heliox atau karbon dioxida. Inlet terpisah disediakan untuk suplai gas primer dari
pipa yang melewati dinding fasilitas kesehatan dan untuk suplai gas sekunder. Jadi mesin
memiliki dua pengukur tekanan gas untuk setiap jenis gas: satu dari pipa dan satu untuk silinder.

2.4.1 Inlet Pipa


Oxygen, nitrous oxide, dan sering udaa dialirkan dari suplai sentra ke ruang operasi melewati
jaringan pemipaan. Selangnya diberi kode warna dan menghubungkan ke mesin anestesi melalui
fitting diameter-index safety system (DISS) yang tidak akan tertukar. Sebuah saringan
menangkap debu dari suplai dinding dan katup satu arah mencegah aliran balik dari gas ke suplai
pemipaan. Harus diperhatikan bahwa beberapa mesin memiliki oxygen (pneumatic) power outlet
yang digunakan untuk ventilator atau untuk oxygen flowmeter tambahan. Fitting DISS untuk
oxygen inlet dan oxygen power outlet identik dan tidak boleh tertukar.

2.4.2 Inlet Silinder


Mirip dengan pipa, silinder ditempelkan ke mesin melalui hangeryoke yang menggunakan pin
index safety system untuk mencegah kesalahan. Komponen yoke meliputi pin, washer, saringan
gas, dan katup pencegah aliran balik. Silinder E yang ditempelkan ke mesin anestesi adalah
sumber gas medis tekanan tinggi dan hanya digunakan sebagai cadangan kalau suplai pipa tidak
memadai/gagal. Beberapa mesin memiliki dua silinder oxygen, jadi satu silinder dapat digunakan
ketika yang kedua sedang diganti. Tekanan silinder biasanya diukur dengan Bourdon pressure
gauge. Sebuah selang fleksibel didalam gauge ini akan menegang jika terkena tekanan gas, yang
akan mendorong roda gigi untuk memutar jarum penunjuk.

2.5 Sirkuit Pengontrol Aliran


2.5.1 Pengatur Tekanan
Tidak seperti suplai gas pipa yang umumnya bertekanan gas konstan, terdapat variasi tekanan
yang besar pada silinder yang membuat kontrol aliran lebih sulit dan berpotensi berbahaya.
Untuk keamanan dan memasikan penggunaan optimal dari gas silinder, mesin menggunakan
pengatur tekanan untuk menurunkan tekanan gas silinder ke 45-47psi, sebelum memasuki katup
aliran. Tekanan ini sedikit lebih rendah dari tekanan gas pipa untuk secara otomatis memakai gas
pipa jika silinder dibiarkan terbuka (kecuali jika tekanan pipa turun dibawah 45psig). Setelah
melewati Bourdon pressure gauge dan katup searah, gas pipa dan silinder melewati jalur yang
sama. High-pressure relief valve disediakan untuk tiap gas dan akan terbuka jika tekanan gas
suplai lebih dari batas aman mesin (95-110psig). Beberapa mesin (Datex-Ohmeda) juga
menggunakan pengatur kedua untuk menurunkan tekanan pipa dan silinder lebih jauh
(pengaturan tekanan dua tahap). Oxygen diturunkan ke 20psig dan nitrous oxide ke 38psig.
Perbedaan penurunan antara kedua gas penting untuk fungsi yang benar dari aliran
oxygen/nitrous oxide. Mesin lain (Draeger) tidak menurunkan tekanan pipa, jadi katup alirannya
menerima gas pada 45-55psig. Pengaturan tekanan dua tahap mungkin dibutuhkan untuk
flowmeter oxygen.
2.5.2 Oxygen Supply Failure Protection Device
Dimana suplai oxygen dapat langsung menuju flow control valve, nitrous oxide, udara (pada
beberapa mesin), dan gas lain harus melewati alat pengaman sebelum mencapai flow control
valve masing-masing. Pada beberapa mesin, seperti Aestiva (dan model Datex-Ohmeda terakhir)
udara dapat langsung menuju flow control valvenya; ini memungkinkan pemberian udara ketika
oxygen tidak ada. Alat ini membolehkan aliran gas-gas lain hanya jika terdapat tekanan oxygen
yang cukup.
pada alat pengaman dan mencegah pemberian campuran hipoxik kepada pasien ketika kegagalan
oxygen. Jadi selain mensuplai oxygen ke flow control valvenya, oxygen juga digunakan untuk
memberi tekanan pada alat pengaman, katup flush oxygen, dan power outlet untuk ventilator
(pada beberapa model). Alat pengaman mendeteksi tekanan oxygen melalui jalur piloting
pressure. Pada beberapa desain mesin anestesi (Datex-Ohmeda Excel), jika jalur piloting
pressure jatuh dibawah ambang batas (contoh, 20psig), katup penutup akan tertutup mencegah
pemberian gas apapun.
Mesin-mesin modern (khususnya Datex-Ohmeda) mempunyai alat pengaman secara
proporsional untuk menggantikan katup penutup model lama. Alat ini, disebut sebagai oxygen
failure protection device (Draeger) atau balance regulator (Datex-Ohmeda), secara proporsional
menurunkan tekanan nitrous oxide dan gas lain kecuali udara. Alat ini hanya menutup total
nitrous oxide dan aliran gas lain hanya jika tekanan oxygen dibawah minimum (cth. 0.5psig
untuk nitrous oxide dan 10 psig untuk gas lain).
Semua mesin memiliki sensor suplai oxygen tekanan rendah yang mengaktifkan pluit gas atau
bunyi alarm ketika tekanan gas inlet jatuh dibawah ambang (biasanya 20-35psig). Harus
ditekankan bahwa alat pengaman ini tidak melindungi terhadap penyebab hipoksia yang lain.
2.5.3 Flow Valves & Meters
Ketika tekanan telah diturunkan ke level aman, setiap gas harus melewati flow-control valve dan
diukur dengan flowmeter sebelum bercampur dengan gas lain, lalu memasuki vaporizer dan
keluar dari mesin melalui common gas outlet. Jalur gas yang dekat ke flow valve dipandang
sebagai circuit yang bertekanan tinggi dimana yang berada diantara flow valve dan common gas
outlet dipandang sebagai bagian circuit bertekanan rendah. Ketika tombol dari flow-control valve
diputar berlawanan jarum jam, sebuah jarum pada valve berpindah dari tempatnya dan
membiarkan gas mengalir melalui valve. Adanya penghentian di posisi full-off dan full-on
mencegah kerusakan valve. Touch- dan color-coded tombol kontrol membuat lebih sulit untuk
membuka gas yang salah on atau off. Sebagai pengaman tambahan, tombol oxygen biasanya
lebih besar dan menonjol keluar dibandingkan tombol yang lain, dan posisinya lebih ke kanan.
Flowmeter pada mesin anestesi diklasifikasikan sebagai constant-pressure variable-orifice atau
electronic flowmeter. Pada constant-pressure variable-orifice flowmeter, sebuah bola indikator,
bobbin atau float yang diapungkan oleh aliran gas melalui tabung (Thorpe tube) yang dindingnya
(bore) diberi penanda angka. Dekat bawah tabung, dimana diameternya kecil, gas aliran rendah
akan memberikan tekanan yang cukup dibawah float untuk mengangkatnya di dalam tabung.
Ketika float terangkat, diameter tabung melebar, memungkinkan lebih banyak gas untuk
melewati float. Float akan berhenti terangkat ketika beratnya terangkat hanya oleh perbedaan
tekanan diatas dan dibawahnya.
Flowmeter dikalibrasikan untuk spesifik gas, karena alilran melewati celah ergantung dari
viskositas gas pada aliran laminar lambat dan densitasnya pada aliran turbulen yang cepat. Untuk
meminimalisir efek dari friksi antara gas dan dinding tabung, float diidesain untuk berotasi
konstan, hingga tetap di tengah tabung. Pelapisan bagian dalam tabung dengan zat konduktiv
akan mengurangi efek listrik statis. Beberapa flowmeter mempunyai dua tabung kaca, satu untuk
aliran lambat dan satu lagi untuk aliran cepat. Kedua tabung tersusun serial dan tetap dikontrol
oleh satu katup. Desain dual taper memungkinkan sebuah flowmeter untuk dapat mengukur
aliran lambat dan cepat. Penyebab malfungsi flowmeter antara lain adanya kotoran dalam
tanbung, tabung yang tidak lurus secara vertikal dan float yang menempel di puncak tabung.
Jika terdapat kebocoran di atau setelah flowmter oksigen, campuran gas hipoksik dapat terkirim
ke pasien. Untuk mengurangi resiko, flowmeter oksigen selalu diposisikan lebih hilir
dibandingkan flowmeter yang lain (paling dekat ke vaporizer).
Beberapa mesin anestesi mempunyai pengontrol aliran dan pengukuran secara elektronik (cth
Datex-Ohmeda S/5 Avance. Pada keadaan ini terdapat cadangan flowmeter konvensional untuk
oksigen. Model lain memiliki flowmeter konvensional tetapi pengukuran elektronik. (Draeger
6400) dan tampilan digital (Draeger Fabius GS) atau tampilan digital/grafis (Datex-Ohmeda S/5
ADU. Jumlah penurunan tekanan yang disebabkan oleh restriktor flowmeter adalah dasar
pengukuran dari aliran gas pada sistem ini. Pada mesin-mesin ini, oksigen, nitrous oxida, dan
udara masing-masing memiliki alat pengukuran aliran elektronik yang berbeda sebelum akhirnya
bercampur.

a. Aliran oksigen minimum


Katup aliran oksigen biasanya didesain untuk mengirimkan aliran minimum 150 mL/mnt ketika
mesin anestesi dihidupkan. Salah satu metode menggunakan resistor aliran minimum. Alat
pengaman ini memastikan oksigen akan ikut mengalir meskipun operator terlupa untuk
mengidupkan aliran oksigen. Beberapa mesin didesain untuk mengirimkan alian minimum atau
low-flow-anestesia (<1L/mnt) dan mempunyai aliran oksigen minimum hingga 50mL/mnt (spt
Datex-Ohmeda Aestiva/5)
b. Pengontrol Rasio Oksigen/Nitrous Oksida
Sebuah pengaman lain dari mesin anestesi adalah hubungan aliran gas nitrous oksida terhadap
aliran oksigen, pengaturan ini memastikan konsentrasi minimum oksigen sebesar 21-25%.
Pengontrol rasio oksigen/nitrous oksida menghubungkan kedua katup aliran gas secara mekanis
(Datex-Ohmeda), pneumatis atau secara elektronis (Datex-Ohmeda S/5), harus diperhatikan
bahwa alat pengaman ini tidak berefek terhadap aliran gas lain (spt udara, helium atau karbon
dioksida).

2.5.4 Vaporizer (Penguap)


Anestetik volatil (seperti halothan, isoflurane, desflurane atau sevoflurane) harus diuapkan
sebelum dikirimkan ke pasien. Vaporizer mempunyai knob yang dikalibrasikan untuk konsentrasi
yang secara tepat menambahkan anestetik volatril ke campuran aliran gas dari seluruh flowmeter.
Terletak antara flowmeter dan common gas outlet. Lebih lanjut, kecuali mesin hanya bisa
menampung satu vaporizer, semua mesin anestesi harus mempunyai alat interlocking atau ekslusi
untuk mencegah penggunaan lebih dari satu vaporizer secara bersamaan.
Pada temperatur tertentu, melekul dari zat volatil dalam tempat tertutup akan berdistribusi dalam
fase cair dan gas. Molekul gas menghantam dinding kontainer, menciptakan tekanan uap dari zat
itu. Makin tinggi temperaturnya, makin tinggi kecendrungan molekul berubah dari cair ke gas,
dan makin tinggi tekanan uapnya. Penguapan memerlukan energi, yang didapat dari kehilangan
panas dari fase cair. Ketika penguapan berlangsung, temperatur zat cair turun dan tekanan uap
menurun hingga terdapat kalor yang dapat masuk ke sistem. Vaporizer memiliki ruangan dimana
gas pembawa akan larut bersama zat volatil.

2.6 Sirkuit Pernapasan

Sistem pernafasan yang paling sering digunakan di mesin anestesi adalah sistem lingkar. Sirkuit
Bain kadang-kadang digunakan. Penting untuk dicatat bahwa komposisi gas pada common gas
outlet dapat dikontrol secara tepat dan cepat dengan mengatur flowmeter dan vaporizer.
Berlawanan dari itu, komposisi gas, khususnya konsentrasi volatil anestetik, pada sirkuit
pernafasan dipengaruhi secara signifikan oleh faktor-faktor yang lain, termasuk pemgambilan zat
anestetik di paru-paru pasien, minute ventilation, aliran gas total , volume sirkuit pernafasan ,
dan adanya kebocoran gas. Penggunaan aliran gas tinggi selama induksi dan bangun menurunkan
efek dari variabel-variabel tersebut dan dapat mengurangi perbedaan antara konsentrasi zat
anestesi di fresh gas outlet dan sistem lingkar. Pengukuran dari gas anestesi yang diinspirasi dan
diekspirasi berkontribusi terhadap manajemen anestetik.

2.6.1 Desain Sirkuit Ventilator


Ventilator tradisional pada mesin anestesi memiliki desain double-circuit system dan ditenagai
secara pneumatis dan dikontrol secara elektronik. Mesin baru jugga memakai kontrol
mikroprosessor yang bergantung pada sensor aliran dan tekanan yang canggih. Kemampuan ini
melahirkan banyak mode ventilator, elektronik PEEP, modulasi volume tidal, dan perbaikan alat
keamanan. Beberapa mesin anestesi (Draeger Fabius Gs dan6400) memiliki ventilator yang
menggunakan desain piston sirkuit tunggal.

2.6.1.1 Ventilator Sistem Sirkuit Ganda


Pada desain sistem sirkuit ganda, volume tidal diberikan dari seperangkat bellow yang berisi
bahan karet atau bebas latex didalam tabung plastik yang transparan. Bellow berdiri (naik ke
atas) lebih disukai karena cepat menarik perhatian pada adanya diskoneksi sirkuit dengan
mengempes. Bellow tergantung (menurun) jarang digunakan dan tidak boleh diberi pemberat.
Ventilator yang terdahulu dengan bellow tergantung yang diberi pemberat akan tetap terisi oleh
gravitasi mesikupun terjadi diskoneksi pada sirkuit pernafasan.
Bellow pada desain ventilator sirkuit ganda menggantikan fungsi kantong pernafasan pada
sirkuit anestesi. Oksigen bertekanan atau udara dari ventilator power outlet (45-50psig) dialirkan
ke ruangan antara dinding dalam dari penutup plastik dan dinding luar dari bellow. Penekanan
dari penutup plastik akan menekan bellow kedalam, memaksa gas didalamnya menuju ke sirkuit
pernafasan lalu ke pasien. Sebuah katup kontrol aliran pada ventilator mengatur aliran gas
menuju ruangan bertekanan. Katup ini dikontrol oleh setting ventilator pada kotak kontrol.
Ventilator dengan mikroprosessor juga menggunakan aliran balik dan sensor tekanan. Jika
oksigen digunakan untuk mentenagainya secara pneumatis, oksigen akan dikonsumsi pada
derajat paling tidak sama dengan ventilasi semenit. Jadi, jika aliran oksigen segar 2L/mntdan
ventilator memberikan 6L/mnt ke sirkuit, sebanyak 8L gas/mnt paling tidak dikonsumsi,. Harap
diingat bahwa jika sistem gas rumah sakit gagal dan silinder oksigen dibutuhkan. Beberapa
mesin anestesi menurunkan konsumsi oksigen dengan memakai alat Venturi yang menarik udara
ruangan untuk menyediakan tenaga pneumatis udara/oksigen. Mesin baru memberikan pilihan
untuk menggunakan udara bertekanan untuk tenaga pneumatis. Kebocoran pada bellow
ventilator dapat mentransmisikan tekanan gas yang tinggi ke jalan nafas pasien, yang berpotensi
mengakibatkan barotrauma paru. Hal ini dapat diindikasikan dengan adanya peningkatan
konsentrasi oksigen inspirasi lebih tinggi dari yang diharapkan (jika oksigen adalah gas tunggal
yang memberikan tekanan). Beberapa mesin ventilator sudah mempunyai regulator gas yang
menurunkan tekanan (cth ke 25 psig) untuk tambahan pengaman.
Ventilator desain sirkuit ganda juga memiliki katup bernafas bebas yang mengijinkan udara dar4i
luar untuk memasuki ruangan yang kaku dan bellow akan kempes jika pasien menghasilkan
tekanan negatif dengan melakukan pernafasan spontan selama pernafasan mekanis.

2.6.1.2 Ventilator Piston


Pada desain piston, ventilator menggantikan piston yang digerakkan secara elektris. Keuntungan
utama dari ventilator piston ialah kemampuannya untuk memberikan volume tidal yang akurat
pada pasien dengan komplians paru yang buruk dan kepada pasien yang sangat kecil. Selama
ventilasi kontrol volume, piston bergerak dalam kecepatan konstan dimana selama ventilasi
kontrol tekanan, piston bergeral dengan kecepatan yang menurun. Seperti bellow, piston terisi
dengan gas dari sirkuit pernafasan. Untuk mencegah dihasilkannya tekanan negatif yang
signifikan selama downstroke dari piston, konfigurasi sistem lingkar dari diubah. Ventilator juga
harus memiliki katup relief tekanan negatif (Draeger Fabius GS) atau mampu untuk
menghentikan downstroke piston jika tekanan negatif dideteksi (Draeger Narkomed 6400).
Pemasangan dari katup relief tekanan negtarif pada sirkuit pernafasan dapat memberikan resiko
terperangkapnya udara dan potensi pelarutan oksigen dan konsentrasi volatil anestetik jika pasien
bernafas selama ventilasi mekanis dan aliran fresh gas rendah.

2.6.1.3 Katup Buang


Ketika ventilator digunakan pada mesin anestesi, katup APL pada sistem lingkar harus
dihilangkan fungsinya atau diisolasi dari sirkuit. Sebuah switch bag/ventilator menyelesaikan
masalah ini. Ketika switch ke tipe bag, ventilator dikeluarkan dan ventilasi spontan/manual
dapat dilakukan. Ketika diputar ke ventilator kantong pernafasan dan APL dikeluarkan dari
sirkuit pernafasan. Katup APL dapat secara otomatis dikeluarkan pada beberapa mesin baru
ketika ventilator dihidupkan. Ventilator memiliki katup pressure-relief (pop-off) yang disebut
katup buang, yang secara pneumatis akan tertutup selama inspirasi, jadi tekanan positif dapat
dihasilkan. Selama ekshalasi, gas bertekanan akan diventilasikan keluar dan katup buang
ventilator tidak lagi tertutup, bellow ventilator atau piston terisi selama ekspirasi dan katup
buang terbuka ketika tekanan sistem lingkar meningkat. Perlengketan pada katup ini
menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan jalan nafas yang abnormal selama ekshalasi.

2.6.1.4 Monitoring Tekanan dan Volume


Tekanan puncak inspirasi adalah tekanan sirkuit tertinggi yang terjadi selama siklus inspirasi, dan
memberikan indikasi adanya komplians yang dinamis. Tekanan plateau adalah tekanan yang
diukur selama jeda inspirasi (waktu ketika tidak ada aliran gas), dan mencerminkan komplians
statik. Selama ventilasi normal pada pasien tanpa penyakit paru, tekanan puncak inspirasi sama
dengan atau ahanya sedikit lebih tinggi dari tekanan plateau. Peningkatan pada tekanan puncak
inspirasi dan tekanan plateau menggambarkan adanya peningkatan volume tidal atau penurunan
komplians paru. Peningkatan tekanan puncak inspirasi tanpa perubahan tekanan plateau
menunjukkan adanya hambatan jalan nafas atau kecepatan aliran gas (Table 4-5). Jadi, bentung
dari gelombang tekanan sirkuit pernafasan dapat memberikan informasi penting mengenai jalan
nafas. Banyak mesin anestesi menggambarkan secara grafik mengenai tekanan sirkuit
pernafasan. Sekresi jalan nafas atau kinking dari ETT dapat disingkirkan dengan mudah dengan
menggunakan catheter penghisap. Bronkoskopi fiberoptik fleksibel akan memberikan diagnosis
pasti.
2.7 Oxygen Analyzer
Anestesia umum tidak boleh diberikan tanpa alat oxygen analyzer di sirkuit pernafasan. Tiga
jenis oxygen analyzer yang terzedia adalah polarographic (Clark electrode), galvanic (fuel cell),
dan paamagnetic. Dua tehnik pertama menggunakan sensor elektrokimia, yang bersisi katoda
dan anoda didalam gel elektrolit yang dipisahkan dari gas contoh oleh membran oxygen
permeable (biasanya Teflon). Ketika oksigen bereaksi dengan elektroda, sebuah arus listrik
dihasilkan yang proorsional dengan tekanan parsial oxygen di gas contoh. Sensor galvanic dan
polarographic berbeda dalam komposisi elektrodan dan gel elektrolit mereka. Komponen
galvanic cell mampu memberikan energi kimia yang cukup jadi reaksi tidak membutuhkan
tambahan listrik dari luar.
Meskipun harga awal dari sensor paramagnetik lebih tinggi dari sensor elektrokimia, alat
paramagnetik dapat mengkalibrasi sendiri dan tidak ada yang habis terpakai. Sebagai tambahan,
waktu pengukurannya cukup cepat untuk membedakan konsentrasi oksigen inspirasi dan
ekspirasi.
Seluruh oxygen analyzer harus mempunyai low-level alarm yang teraktivasi secara otomatis
denan menghidupkan mesin anestesi. Sensor harus diletakkan di lengan inspiratory atau
ekspiratory di sirkuit pernafasan, tetapi bukan di fresh gas line. Sebagai hasil dari konsumsi
oksigen pasien, lengan ekspirasi memiliki tekanan parsial oksigen yang lebih rendah
dibandingkan lengan inspirasi, terutama pada aliran gas yang rendah. Peningkatan kelembapan
dari gas ekspirasi tidak mempengaruhi secara signifikan dari sensor-sensor modern.

2.7.1 Carbondioksida Absorber


Carbon dioksida absorbent (Pengisap CO2) Rebreathing gas alveolar memelihara panas dan
kelembaban. CO2 pada gas yang dihembuskan harus dihilangkan untuk mencegah hiperkapni.
Secara kimiawi CO2 bergabung dengan air untuk membentuk asam karbonat. CO2 absorbent
(seperti sodalime atau baralime) mengandung garam hidroksida yang mampu menetralkan asam
karbonat. Produk akhir reaksi meliputi panas (termasuk panas netralisasi), air dan kalsium
karbonat. Sodalime adalah CO2 absorbent yang umum dan mampu menyerap untuk 23 L CO2
per 100 g absorbent.
Perubahan warna dari sebuah indikator pH oleh peningkatan konsentrasi ion hidrogen memberi
tanda terpakainya alat penyerap. Absorbent harus diganti bila 50-70 % telah berubah warna.
Meskipun butiran yang telah digunakan dapat kembali ke warna aslinya jika diistirahatkan, tetapi
pemulihan kapasitas CO2 absorbent yang terjadi tidak signifikan. Ukuran butiran menunjukkan
dengan daya serap permukaan yang tinggi dari butiran-butiran kecil dan aliran gas dengan
resistensi yang rendah dari butiran-butiran yang besar. Garam-garam hidroksida mengiritasi kulit
dan selaput lendir. Meningkatkan kekerasan sodalime dengan menambahkan silika
meminimalkan resiko menghirup debu natrium hidrokida. Karena kapur barium hidroksida
memasukkan air ke dalam struktur tersebut (air kristal), sehingga cukup keras tanpa silika.
Tambahan air ditambahkan untuk kedua absorbent selama pembungkusan untuk memberi
kondisi yang optimal untuk pembentukan asam karbonat. Sodalime komersial memiliki
kandungan air 14 19 %. Butiran penyerap dapat menyerap dan kemudian melepaskan sejumlah
volatile anestesi (anestesi yang mudah menguap) secara signifikan.
Alat ini dapat merespon untuk induksi yang tertunda atau muncul. Sodalime yang lebih kering
besar kemungkinan akan menyerap dan mengurangi anestesi inhalasi.Carbon dioksida absorbers
Butiran-butiran penyerap yang terkandung dalam satu atau dua tabung yang melekat antara
kepala dan alas lapisan. Bersama-sama, unit ini disebut absorbers (gambar 18). Meskipun besar,
tabung ganda memungkinkan penyerapan CO2 yang lebih lengkap, frekuensi perubahan
absorbent lebih sedikit/tidak banyak, dan resistensi aliran gas lebih rendah. Untuk memastikan
penyerapan lengkap, tidal volume pasien tidak boleh melebihi volume udara ruang antara butiran
penyerap, yang kurang lebih sama dengan 50% dari kapasitas penyerap. Indikator pewarna dapat
dipantau melalui dinding transparan penyerap. Terpakainya penyerap biasanya pertama terjadi
pada lokasi dimana gas dihembuskan memasuki penyerap dan sepanjang dinding tabung yang
halus. Absorbers generasi yang lebih baru dapat digunakan hingga CO2 ditemukan dalam gas
yang dihirup yang dapat diamati pada monitor gas anestesi, yang menunjukkan saatnya tabung
untuk diganti.

2.7.2 Spirometer
Spirometer, juga disebut sebagai respirometer, digunakan untuk mengukur volume ekshalasi tidal
di sirkuit pernafasan di semua mesin anestesi, biasanya dekat katup ekshalasi. Beberapa mesi
juga mengukur volume tidak inspirasi didekat katup inspirasi (Datex-Ohmeda Aestiva/5) atau
yang sebenarnya diberikan ke pasien dan volume tidal ekshalasi pada Y connecttor yang
tersambung ke jalan nafas pasien (cth. Datex-Ohmeda S/5 ADU).
Cara yang sering adalah menggunakan kincir yang berotasi di lengan ekspiratori di depan katup
ekspirasi dari sistem lingkar.
Aliran gas melewati kincir dalam respirometer menyebabkan rotasi mereka, yang diukur secara
elektronik, fotoelektrik, dan mekanis. Variasi yang lain menggunakan prinsip turbin ini,
volumeter atau displacement meter didesain untuk mengukur pergerakan dari sejumlah gas pada
waktu tertentu.
Perubahan pada volume tidal ekshalasi biasanya menunjukkan adanya perubahan di setting
ventilator, tapi juga dapa karena kebocoran sirkuit, sambunan terlepas, atau malfungsi ventilator.
Spirometer rentan terhadap kesalahan yang disebabkan oleh inersia, gesekan, dan pengembunan
air. Lebih lanjut, pengukuran dari volume tidal ekshalasi pada tempat ini di lengan ekspirasi
termasuk gas yang tidak diberikan kepada pasien (hilang ke sirkuit). Perbedaan antara volume
gas yang diberikan ke pasien dan volume gas yang sebenarnya mencapai pasien menjadi sangat
signifikan dengan long compliant breathing tube, pernafasan yang cepat, dan tekanan airway
yang tinggi. Masalah ini paling tidak dapat dipecahkan sebagian dengan mengukur volume tidal
pada Y connector di jalan nafas pasien.
Sebuah hot-wire anemometer (Drager Fabius GS) menggunakan kawat platinum yang
dihangatkan secara elektris didalam aliran gas. Efek pendinginan dari peningkatan alirangas pada
kawat elektroda menyebabkan perubahan tahanan listrik. Pada anemometer tahanan-konstan,
aliran gas ditentukan dari jumlah arus listrik yang dibutuhkan untuk menjaga suhu kabel tetap
konstan (dan tahanan). Kerugian nya termasuk tak mampu untukmendeteksi aliran balik dan
kemungkinan dari kawat yang dihangatkan tadi menjadi sumber api yang potensial untuk
semburan api di selang pernafasan.
Sensor aliran ultrasonik berdasar kepada diskontinuitas dari aliran gas yang dihasilkan oleh
turbulensi. Beam ultrasonik yang ke hulu dan hilir menghasilkan kristalk piezoelektrik, yang
ditransmisikan pada suduh aliran gas. Perubahan frekuensi Doppler pada beam proporsional
terhadap kecepatan aliran di sirkuit pernafasan. Keuntungan utama adalah tidak ada bagian
bergeak dan tidak tergantung dari desitas gas.
Mesin dengan flowmeter variable-orifice biasanya memakai dua sensor. Satu mengukur aliran
pada lubang inspirasi pada sistem pernafasan dan yang lainnya mengukur aliran pada lubang
ekspirasi. Sensor-sensor ini menggunakan perubahan pada diameter internal untuk menghasilkan
penurunan tekanan yang proporsional terhadap aliran gas melewati sensor. Tabung transparan
menghubungkan sensor ke transducer perbedaan tekanan didalam mesin anestesi (Datex-
Ohmeda 7900 Smart Vent). Bagaimanapun juga, karena pengembunan yang banyak, dapat terjadi
kegagalan sensor jika sensor digunakan dengan sirkuit yang dihangatkan dan dilembabkan.
Sebuah pneumotachograph adah flowmeter fixed orifice yang dapat berfungsi sebagai
spirometer. Sebuah ikatan paralel dari tabung diameter-kecil in ruang (Fleisch
pneumotachograph) atau mesh screen memberikan sedikit hambatan aliran. Tekanan turun
melewati hambatan ini di deteksi Oleh sebuah transduser perbedaan tekanan yang proporsional
terhadap derajat aliran. Integrasi dari derajat aliran dari waktu ke waktu menghasilkan volume
tidal. Lebih lanjut, analisis dari tekanan, volume dan hubungan waktu akan menghasilkan
informasi yang berharga mengenai mekanika paru dan jalan nafas. Ketidak akuratan karena
kondensasi air dan perubahan temperatur membatasi kegunaan klinis dari monitor-monitor ini
hingga adanya modifikasi dari desain untuk mengatasi masalah ini. Sebuah modifikasi
menggunakan dua tabung Pilot pada Koneksi Y. (cth. Datex-Ohmeda D-lite and Pedi-lite sensor).
Aliran gas melalui sensor menciptakan perbedaan tekanan antara tabung Pilot. Perbedaan
tekanan ini digunakan untuk mengukur aliran, arah aliran dan tekanan jalan nafas. Gas
pernafasan di sampling terus-menerus untuk mengkoreksi pembacaan aliran untuk perubahan
densitas dan viskositas.

2.7.3 Tekanan Sirkuit


Pengukur tekanan atau sensor elektrik biasanya digunakan untuk mengukur tekanan sirkuit
pernafasan diantaran katup unidiraksional ekspiratori dan inspiratory; lokasi tepatnya tergantung
model mesin anestesi. Tekanan sirkuit pernafasan biasanya merefleksikan tekanan jalan nafas
jika diukur dekan dengan jalan nafas pasien. Pengukuran yang paling akurat adalah ada koneksi
Y (cth D-lite dan Pedi-lite sensor). Peningkatan tekanan jalan nafas dapat menunjukkan
perburukan komplians pulmoner, peningkatan volume tidal atau hambatan pada sirkuit
pernafasan, tabung trakeal, atau jalan nafas pasien. Penurunan tekanan mungkin menunjukkan
perbaikan komplians, penurunan volume tidal, atau kebocoran di sirkuit. Jika tekanan sirkuit
diukur pada absorber CO2, tidak selalu mencerminkan tekanan pada jalan nafas pasien. Sebagai
contoh, meng klem lengan ekspirasi pada tabung pernafasan selama ekspirasi akan mencegah
nafas pasien keluar dari paru. Meskipun ada peningkatan tekanan jalan nafas, pengukur tekanan
di absorber akan terbaca nol karenan adanya katup satu arah.
Beberapa mesin menggunakan auditori fedback untuk perubahan tekanan selama penggunaan
ventilator (Drager "Respitone" dan Datex-Ohmeda "AudiTorr")

2.7.4 Adjustable Pressure-Limiting Valve


Adjustable Pressure-Limiting Valve (APL) valve, atau yang sering disebut sebagai katup pelepas
tekanan, biasanya terbuka penuh selama penafasan spontan tetapi harus tertutup sebagian selama
ventilasi manual atau yang dibantu. Katup APL sering membutuhkan penyesuaian. Jika ttidak
ditutup secara memadai, kebocoran yang besar dari sirkuit akan terjadi dan menghambat
ventilasi manual. Jika ditutup terlalu banyak atau penuh akan menyebabkan barotrauma (cth.
pneumotoraks) dan/atau gangguan hemodinamik. Sebagai pengaman tambahan, katup APL pada
mesin modern dapat berfungsi sebagai alat yang membatasi tekanan yang tidak akan bisa ditutup
penuh, batas atas biasanya 70-80 cmH2O.

2.8 Ventilator
Ventilator digunakan secara ekstensif di ruang operasi (OK) dan di Intensive Care Unit (ICU).
Semua mesin anestesi modern dilengkapi dengan ventilator. Dari sejarahnya, ventilator OK lebih
sederhana dan lebih kecil dibantingkan yang di ICU. Perbedaannya menjadi makin tak jelas
karena perkembangan teknologi dan adanya kebutuhan ventilator model ICU untuk pasien-
pasien sakit kritis yang datang ke OK. Ventilator dari beberapa mesin anestesi modern sudah
sama canggihnya dengan ventilator ICU dan hampir memiliki kemampuan yang sama. Setelah
mendiskusikan beberapa prinsip dasar ventilator, bagian ini akan mengulas penggunaan
ventilator berhubungan dengan mesin anestesi.
Ventilator menghasilkan aliran gas dengan menciptakan perbedaan gradien tekanan antara jalan
nafas proximal dan alvoli. Ventilator terdahulu mengandalkan dari pemberian tekanan negatif
disekitar ( dan didalam) dada (cth. Iron lung), dimana ventilator modern menciptakan tekanan
positif dan aliran gas pada jalan nafas atas. Fungsi ventilator paling baik dijelaskan dalam empat
fase dari siklus ventilasi; inspirasi, transisi dari inspirasi ke ekspirasi, ekspirasi, dan transisi dari
ekspirasi ke inspirasi. Meskipun terdapat beberapa klasifikasi skema, yang paling umum
berdasarkan karakteristik fase inspirasi dan metode siklus dari inspirasi ke ekspirasi. Klasifikasi
yang lain seperti sumber tenaga (cth. Pneumatic-high pressure, pneumatic-Venturi, atau elektrik),
desain (single-circuit system, double-circuit system, rotary piston, linear piston), dan mekanisme
kontrol (cth. Elektronik timer dan mikroprosessor).

2.8.1 Fase Inspirasi


Selama inspirasi, ventilator menghasilkan volume tidal dengan memproduksi aliran gas melewati
sebuah gradien tekanan. Mesin menghasilkan tekanan konstan (generator tekanan konstan) atau
aliran gas konstan (generator aliran konstan) selama inspirasi tanpa memandang perubahan pada
mekanika paru. Generator non konstan menghasilkan tekanan atau aliran gas yang bervariasi
selama siklus tetapi tetap konsisten dari nafas ke naas. Sebagai contoh, ventilator yang
menghasilkan pola aliran yang menyerupai setengah siklus dari gelombang sine (cth. Ventilator
rotary piston), akan diklasifikasikan sebagai generator aliran non konstan.

2.8.2 Fase Transisi dari Inspirasi ke Ekspirasi


Penghentian dari fase inspirasi dapat dicetuskan oleh batasan waktu yang sudah ditentukan
(durasi tetap), tekanan inspirasi yang harus dicapai, atau tidal volume yang harus diberikan.
Ventilator siklus-waktu dapat memberikan volume tidal dan tekanan puncak ekspirasi yang
bervariasi tergantung dari komplian paru. Volume tidal di sesuaikan dengan mengeset durasi dan
derajat aliran inspirasi. Ventilator siklus-tekanan tidak akan berlanjut dari fase inspirasi ke fase
ekspirasi sampai tekanan yang sudah diset sebelumnya tercapai. Jika terdapat kebocoran sirkuit
yang besar akan menurunkan tekanan puncak secara signifikan, sebuah bentilator siklus-tekanan
akan tetap dalam fase inspirasi. Dilain sisi, kebocoran yang sedikit tidak akan menurunkan
volume tidal, karenan siklus akan terhambat hingga batasan tekanan dicapai. Ventilator siklus-
volume akan memberikan volume yang ditentukan dengan waktu dan tekanan yang bervariasi.
Dalam realitasnya, ventilator modern dapat mengatasi berbagai kekurangan ventilator klasik
dengan memakai parameter siklus sekunder atau mekanisme pembatas yang lain. Contohnya
ventilator siklus-waktu dan siklus-volume biasanya memakai alat pembatas-tekanan yang
menghentikan inspirasi ketika batasan tekanan aman yang dapat disesuaikan telah tercapai.
Hampir sama dengan itu, sebuah kontrol volume yang telah ditentukan membatasi kompresi
bellow yang mengakibatkan ventilator siklus-waku dapat berfungsi seperti ventilator siklus-
volume, tergantung dari kecepatan ventilator dan kecepatan aliran inspirasi (cth. Draeger AV2+)

2.8.3 Fase Ekspirasi


Fase ekspirasi dari ventilator biasanya menurunkan tekanan jalan nafas hingga level atmosfir
atau volume yang ditentukan dari PEEP. Ekshalasi adalah pasif. Aliran keluar dari paru
ditentukan oleh hambatan jalannafas dan komplians paru. PEEP biasanya dihasilkan dengan
mengubah mekanisme katup pegas atau penekanan pneumatik dari katup ekshalasi (spill).

2.8.4 Fase Transisi dari Ekspirasi ke Inspirasi


Transisi menuju fase inspirasi berikutnya dapat berdasar pada interval waktu yang telah
ditentukan atau perubahan tekanan. Perilaku ventilator dalam fase ini bersama dengan tipe siklus
dari inspirasi ke ekspirasi menentukan mode ventilator.
Selama ventilasi kontrol, mode paling dasar dari semua ventilator, nafas berikutnya selalu terjadi
setelah interval waktu yang telah ditentukan. Jadi volume tidal dan kecepatan aliran adalah tetap
pada ventilasi volume kontrol, dimana tekanan puncak inspirasi adalah tetap pada ventilasi
tekanan kontrol. Mode ventilasi kontrol tidak didesain untuk pernafasan spontan. Pada mode
volume kontrol, ventilator menyesuaikan aliran gas dan waktu inspirasi berdasarkan kecepatan
ventilasi dan rasio I:E yang telah ditetapkan. Pada volume tekanan-kontrol, waktu inspirasi juga
berdasarkan kecepatan ventilator dan rasio I:E, tetapi aliran gas disesuaikan untuk menjaga
tekanan inspirasi yang konstan.
Kebalikannya, Intermitten Mandatory Ventilation (IMV) mengijinkan pasien untuk bernafas
spontan antara nafas yang dikontrol. Synchronized Intermitten Mandatory Vantilation (SIMV)
adalah penyempurnaan yang lebih lanjut untuk mencegah "fighting the ventilator" dan "breath
stacking", kapanpun mungkin, ventilator akan mencoba untuk memberikan nafas mekanis
mandatory dengan adanya penurunan tekanan jalan nafas yang terjadi ketika pasien akan
memulai nafas spontan.

2.9 Alarm ventilator


Alarm adalah bagian integral dari seluruh ventilator mesin anestesi modern. Kapanpun ventilator
digunakan alaram diskoneksi harus teraktifasi secara pasif. Mesin anestesi seharusnya
memiliki paling tidak tiga alarm diskonek; tekanan puncak inspirasi yang rendah, volume tidal
ekshalasi yang rendah, dan Karbon dioksida ekshalasi yang rendah. Yang pertama selalu ada di
ventilator, dimana yang dua lagi terdapat pada modul yang terpisah. Kebocoan kecil atau
diskoneksi sirkuit pernafasan parsial mungkin terdeteksi dengan penurunan yang sedikit dari
tekanan puncak inspirasi, volume ekshalasi, atau karbon dioksida akhir ekspirasi sebelum batas
alaram tercapai. Alarm ventilator lainnya yang ada seperti tekanan puncak inspirasi yang tinggi,
PEEP tinggi, tekanan tinggi jalan nafas yang menetap, tekanan negatif, dan tekanan suplai
oksigen yang rendah. Hampir semua ventilator mesin anestesi modern juga memiliki spirometer
dan analyzer oksigen yang mempunyai alaram tambahan.

Anda mungkin juga menyukai