Konsep asal mesin anestesi ini diciptakan oleh seorang ahli anestesi Inggris Hendry
Edmund Gaskin Boyle pada tahun 1917. Sebelum masa ini, seorang ahli anestesi selalu
membawa sendiri semua perlengkapannya, tetapi dengan berkembangnya alat-alat yang lebih
berat, tabung penyimpanan gas yang besar, dan kelengkapan alat-alat pengaman jalan nafas, hal
ini menjadi tidak praktis.
Anestesi adalah hilangnya sensasi sakit. Pada anestesi umum hilangnya rasa sakit terjadi
pada seluruh tubuh disertai hilangnya kesadaran yang bersifat reversibel. Anestesi dibagi menjadi
dua golongan besar, yaitu anestesi umum dan anestesi lokal. Pada anestesi lokal hilangnya rasa
sakit hanya pada sebagian tubuh dan tidak disertai hilangnya kesadaran.
Mesin anestesi digunakan oleh ahli anestesi untuk mendukung pemberian anestesi. Tipe
mesin anestesi yang digunakan di negara maju adalah mesin anestesi jenis cotinuous-flow, yang
dirancang untuk memberikan secara akurat dan terus-menerus pasokan gas (seperti oksigen dan
nitrogen oksida), dicampur dengan uap agen anestesi (seperti isoflurane) yang dihantarkan
dengan aliran dan tekanan yang aman bagi pasien. Mesin anestesi modern dilengkapi ventilator,
suction unit, dan peralatan monitoring pasien.
Kesalahan penggunaan peralatan penghantar gas tiga kali lebih sering menyebabkan efek
samping dibandingkan dengan kegagalan fungsi mesin itu sendiri.
Kurangnya penguasaan alat dan kelalaian dalam pemeriksaan fungsi mesin merupakan penyebab
tersering.
Setiap kemajuan dari mesin anestesi ini dibuat dengan tujuan untuk memperbaiki dan
mengurangi efek samping yang terjadi akibat penghantaran gas oleh mesin anestesi yang sangat
penting bagi keamanan pasien.
1. Penyalahgunaan alat gas anesthesia tiga kali lebih sering dibandingkan kegagalan alat dalam
menyebabkan efek yang tidak diinginkan. Kurang familiernya dengan alat dan gagal mengecek
fungsi mesin adalah penyebab tersering. Kelalaian ini hanya merupakan 2% dari kasus-kasus
dalam ASA Closed Claim Project. Sirkuit pernafasan adalah penyebab kecelakaan yang paling
sering (39%), hamper semua kecelakaan disebabkan oleh disconnect dan misconnect.
2. Mesin Anestesi menerima gas medis dari suplai gas, mengontrol aliran yang diinginkan dan
menurunkan tekanan, jika diperlukan sampai ke batas aman, menguapkan volatile anesthetics ke
campuran gas akhir yang terhubung dengan jalan nafas pasien. Ventilator mekanik yang
tersambung ke sirkuit pernafasan tapi dapat dipisahkan dengan switch selama ventilasi spontan
atau manual.
3. Dimana suplayi oxygen dapat langsung menuju katup pengontrol aliran, nitrous oxide, udara
dan gas lain harus melewati alat pengaman terlebih dahulu sebelum mencapi katup pengontrol
aliran masing-masing. Alat ini mencegah aliran gas lain jika tekanan oxygen tidak cukup. Alat ini
mencegah pemberian campuran hipoxik ketika terdapat kegagalan suplai oksigen.
4. Sebuah pengaman yang lain adalah hubungan aliran gas nitrous oxide dengan aliran oxygen;
hal ini untuk meyakinkan konsentrasi minimum oxygen 21-25%
5. Semua vaporizer modern adalah agen spesisfik, mampu untuk memberikan konsentrasi agen
yang konstan pada perubahan temperature dan aliran gas melewati vaporizer
6. Peningkatan tekanan jalan nafas dapat menunjukkan perburukan komplains paru, peningkatan
tidak volum, atau obstruksi pada sirkuit pernafasan, ETT, atau jalan nafas pasien. Penurunan
7. Secara tradisional, ventilator mesin anestesi memiliki desain sirkuit ganda dan sumber tenaga
pneumatic dan dikontrol secara elektris. Mesin baru juga memiliki control mikroprosessor, yang
bergantung pada sensor tekanan dan aliran. Beberapa model menawarkan mesin anestesi dengan
ventilator yang menggunakan desain piston sirkuit tunggal.
8. Keuntungan utama dari ventilator piston adalah kemampuannya mengurimkan tidal volum
yang akurat ke pasien dengan komplains paru yang buruk dan kepada pasien yang sangat kecil.
9. Ketika ventilator digunakan, disconnect alarms harus difungsikan secara pasif. Mesin
anestesi paling tidak harus memiliki tiga disconnect alarms; tekanan rendah, tidak volum
exhalasi rendah, dan exhalasi karbon dioksida yang rendah.
10. .Karena spill valve ventilator tertutup selama inspirasi, aliran gas segar dari outlet mesin
memberi kontribusi terhadap tidal volum yang diberikan pada pasien
11. Penggunaan oxygen flush valve selama siklus inspirasi dari ventilator harus dihindari karena
spill valve ventilator akan tertutup dan adjustable pressure-limiting (APL) valve disingkirkan,
hembusan oxygen (600-1200mL/detik) dan tekanan sirkuit akan diteruskan ke paru-paru pasien
12. Perbedaan yang besar antara tidal volum yang di set dan diterima pasien sering terlihat di
ruang operasi selama volume-controlled ventilation. Sebabnya karena komplains dari sirkuit
pernafasan, kompresi gas, penyatuan aliran gas segar ventilator, dan kebocoran pada mesin
anestesi, sirkuit pernafasan, atau jalan nafas pasien
13. .Penghisap gas sisa membuang gas yang diventilasikan keluar dari sirkuit pernafasan oleh
APL valve dan spill valve ventilator. Polusi di ruang operasi dapat menghadapkan bahaya pada
anggota tim operasi.
14. Inspeksi rutin dari alat anestesi sebelum penggunaannya meningkatkan familiaritas operator
dan memastikan fungsinya. The United States Food and Drug Administration telah membuat
prosedur standar untuk mesin anestesi dan breathing system.
Sistem pernafasan yang paling sering digunakan di mesin anestesi adalah sistem lingkar. Sirkuit
Bain kadang-kadang digunakan. Penting untuk dicatat bahwa komposisi gas pada common gas
outlet dapat dikontrol secara tepat dan cepat dengan mengatur flowmeter dan vaporizer.
Berlawanan dari itu, komposisi gas, khususnya konsentrasi volatil anestetik, pada sirkuit
pernafasan dipengaruhi secara signifikan oleh faktor-faktor yang lain, termasuk pemgambilan zat
anestetik di paru-paru pasien, minute ventilation, aliran gas total , volume sirkuit pernafasan ,
dan adanya kebocoran gas. Penggunaan aliran gas tinggi selama induksi dan bangun menurunkan
efek dari variabel-variabel tersebut dan dapat mengurangi perbedaan antara konsentrasi zat
anestesi di fresh gas outlet dan sistem lingkar. Pengukuran dari gas anestesi yang diinspirasi dan
diekspirasi berkontribusi terhadap manajemen anestetik.
2.7.2 Spirometer
Spirometer, juga disebut sebagai respirometer, digunakan untuk mengukur volume ekshalasi tidal
di sirkuit pernafasan di semua mesin anestesi, biasanya dekat katup ekshalasi. Beberapa mesi
juga mengukur volume tidak inspirasi didekat katup inspirasi (Datex-Ohmeda Aestiva/5) atau
yang sebenarnya diberikan ke pasien dan volume tidal ekshalasi pada Y connecttor yang
tersambung ke jalan nafas pasien (cth. Datex-Ohmeda S/5 ADU).
Cara yang sering adalah menggunakan kincir yang berotasi di lengan ekspiratori di depan katup
ekspirasi dari sistem lingkar.
Aliran gas melewati kincir dalam respirometer menyebabkan rotasi mereka, yang diukur secara
elektronik, fotoelektrik, dan mekanis. Variasi yang lain menggunakan prinsip turbin ini,
volumeter atau displacement meter didesain untuk mengukur pergerakan dari sejumlah gas pada
waktu tertentu.
Perubahan pada volume tidal ekshalasi biasanya menunjukkan adanya perubahan di setting
ventilator, tapi juga dapa karena kebocoran sirkuit, sambunan terlepas, atau malfungsi ventilator.
Spirometer rentan terhadap kesalahan yang disebabkan oleh inersia, gesekan, dan pengembunan
air. Lebih lanjut, pengukuran dari volume tidal ekshalasi pada tempat ini di lengan ekspirasi
termasuk gas yang tidak diberikan kepada pasien (hilang ke sirkuit). Perbedaan antara volume
gas yang diberikan ke pasien dan volume gas yang sebenarnya mencapai pasien menjadi sangat
signifikan dengan long compliant breathing tube, pernafasan yang cepat, dan tekanan airway
yang tinggi. Masalah ini paling tidak dapat dipecahkan sebagian dengan mengukur volume tidal
pada Y connector di jalan nafas pasien.
Sebuah hot-wire anemometer (Drager Fabius GS) menggunakan kawat platinum yang
dihangatkan secara elektris didalam aliran gas. Efek pendinginan dari peningkatan alirangas pada
kawat elektroda menyebabkan perubahan tahanan listrik. Pada anemometer tahanan-konstan,
aliran gas ditentukan dari jumlah arus listrik yang dibutuhkan untuk menjaga suhu kabel tetap
konstan (dan tahanan). Kerugian nya termasuk tak mampu untukmendeteksi aliran balik dan
kemungkinan dari kawat yang dihangatkan tadi menjadi sumber api yang potensial untuk
semburan api di selang pernafasan.
Sensor aliran ultrasonik berdasar kepada diskontinuitas dari aliran gas yang dihasilkan oleh
turbulensi. Beam ultrasonik yang ke hulu dan hilir menghasilkan kristalk piezoelektrik, yang
ditransmisikan pada suduh aliran gas. Perubahan frekuensi Doppler pada beam proporsional
terhadap kecepatan aliran di sirkuit pernafasan. Keuntungan utama adalah tidak ada bagian
bergeak dan tidak tergantung dari desitas gas.
Mesin dengan flowmeter variable-orifice biasanya memakai dua sensor. Satu mengukur aliran
pada lubang inspirasi pada sistem pernafasan dan yang lainnya mengukur aliran pada lubang
ekspirasi. Sensor-sensor ini menggunakan perubahan pada diameter internal untuk menghasilkan
penurunan tekanan yang proporsional terhadap aliran gas melewati sensor. Tabung transparan
menghubungkan sensor ke transducer perbedaan tekanan didalam mesin anestesi (Datex-
Ohmeda 7900 Smart Vent). Bagaimanapun juga, karena pengembunan yang banyak, dapat terjadi
kegagalan sensor jika sensor digunakan dengan sirkuit yang dihangatkan dan dilembabkan.
Sebuah pneumotachograph adah flowmeter fixed orifice yang dapat berfungsi sebagai
spirometer. Sebuah ikatan paralel dari tabung diameter-kecil in ruang (Fleisch
pneumotachograph) atau mesh screen memberikan sedikit hambatan aliran. Tekanan turun
melewati hambatan ini di deteksi Oleh sebuah transduser perbedaan tekanan yang proporsional
terhadap derajat aliran. Integrasi dari derajat aliran dari waktu ke waktu menghasilkan volume
tidal. Lebih lanjut, analisis dari tekanan, volume dan hubungan waktu akan menghasilkan
informasi yang berharga mengenai mekanika paru dan jalan nafas. Ketidak akuratan karena
kondensasi air dan perubahan temperatur membatasi kegunaan klinis dari monitor-monitor ini
hingga adanya modifikasi dari desain untuk mengatasi masalah ini. Sebuah modifikasi
menggunakan dua tabung Pilot pada Koneksi Y. (cth. Datex-Ohmeda D-lite and Pedi-lite sensor).
Aliran gas melalui sensor menciptakan perbedaan tekanan antara tabung Pilot. Perbedaan
tekanan ini digunakan untuk mengukur aliran, arah aliran dan tekanan jalan nafas. Gas
pernafasan di sampling terus-menerus untuk mengkoreksi pembacaan aliran untuk perubahan
densitas dan viskositas.
2.8 Ventilator
Ventilator digunakan secara ekstensif di ruang operasi (OK) dan di Intensive Care Unit (ICU).
Semua mesin anestesi modern dilengkapi dengan ventilator. Dari sejarahnya, ventilator OK lebih
sederhana dan lebih kecil dibantingkan yang di ICU. Perbedaannya menjadi makin tak jelas
karena perkembangan teknologi dan adanya kebutuhan ventilator model ICU untuk pasien-
pasien sakit kritis yang datang ke OK. Ventilator dari beberapa mesin anestesi modern sudah
sama canggihnya dengan ventilator ICU dan hampir memiliki kemampuan yang sama. Setelah
mendiskusikan beberapa prinsip dasar ventilator, bagian ini akan mengulas penggunaan
ventilator berhubungan dengan mesin anestesi.
Ventilator menghasilkan aliran gas dengan menciptakan perbedaan gradien tekanan antara jalan
nafas proximal dan alvoli. Ventilator terdahulu mengandalkan dari pemberian tekanan negatif
disekitar ( dan didalam) dada (cth. Iron lung), dimana ventilator modern menciptakan tekanan
positif dan aliran gas pada jalan nafas atas. Fungsi ventilator paling baik dijelaskan dalam empat
fase dari siklus ventilasi; inspirasi, transisi dari inspirasi ke ekspirasi, ekspirasi, dan transisi dari
ekspirasi ke inspirasi. Meskipun terdapat beberapa klasifikasi skema, yang paling umum
berdasarkan karakteristik fase inspirasi dan metode siklus dari inspirasi ke ekspirasi. Klasifikasi
yang lain seperti sumber tenaga (cth. Pneumatic-high pressure, pneumatic-Venturi, atau elektrik),
desain (single-circuit system, double-circuit system, rotary piston, linear piston), dan mekanisme
kontrol (cth. Elektronik timer dan mikroprosessor).