PRISMA
MAHESA UNGGUL, JAKARTA UTARA
1
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008 M / 1429 H
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SAPI POTONG PT. PRISMA
MAHESA UNGGUL, JAKARTA UTARA
Oleh :
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada
Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis
2
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008 M / 1429 H
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
3
Ir. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si
NIP: 131 861 314
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang berjudul Analisis Strategi Pemasaran Sapi Potong Pt. Prisma
Mahesa Unggul, Jakarta Utara, telah diuji dan dinyatakan lulus dalam Sidang
Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, pada hari Senin tanggal 24 Maret 2008. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis
Tim Penguji
Penguji I Penguji II
Mengetahui,
Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Ir. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si
NIP. 150 317 956 NIP: 131 861 314
4
PERNYATAAN
5
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SAPI POTONG
PT.PRISMA MAHESA UNGGUL, JAKARTA UTARA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian Pada Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
Patih Megawanda gulam
102092026393
Menyetujui
6
Mengetahui
Ketua Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis
RINGKASAN
Sapi potong sebagai salah satu sumber penghasil makanan, dengan produk
yang dihasilkan berupa daging, memiliki kandungan protein guna memenuhi
standar konsumsi masyarakat terhadap daging. Diiringi dengan meningkatnya
pertumbuhan ekonomi sebesar 1,5% sampai 5,0%. Pada tahun 2005 konsumsi
daging sapi potong juga mengalami peningkatan sebesar 2,8%. Tingginya laju
permintaan daging sapi potong di indonesia tidak diikuti dengan peningkatan di
sektor produksi, sehingga para pelaku dibidang bisnis sapi potong harus
memenuhi permintaan konsumen dengan cara impor.
PT. Prisma Mahesa Unggul (PMU) merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang sapi potong. Dengan banyaknya pesaing yang juga memiliki spesifikasi
yang sama PT. PMU memiliki kesulitan dalam memasarkan sapi potong-nya.
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor strategis baik internal maupun eksternal
yang berpengaruh terhadap pemasaran sapi potong PT. PMU.
2. Merumuskan alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan PT.
PMU.
3. Menyusun prioritas strategi pemasaran bagi PT. PMU
Jenis data yang digunakan ini terdiri dari data primer, sekunder, dan
tersier. Pengumpulan data sendiri dilakukan dengan observasi langsung
dilapangan melalui wawancara dan pengisian kuisioner. Data diolah dengan
menggunakan analisis implementasi bauran pemasaran beserta dengan
penggunaan matriks IFE-EFE dan I-E. Serta SWOT guna melihat kesesuaian
7
staretegi yang akan diterapkan, kemudian analisis prioritas strategi menggunakan
matriks QSPM.
Berdasarkan hasil data yang diolah diidentifikasi faktor kekuatan strategis
internal diantaranya ialah: kualitas sapi potong yang baik. Sistem pengendalian
yang terjaga/ stok yang tidak pernah kosong. Adanya Holding Company sebagai
penunjang modal dan subsidi. Pelayanan terhadap konsumen yang baik. Lahan
kandang dan TPH milik perusahaan sendiri. Penjualan langsung dikandang
sehingga konsumen bisa memilih langsung. Lokasi TPH perusahaan strategis dan
mudah dijangkau. Adanya usaha penyewaan lahan bagi usaha sapi potong lain.
Teridentifikasi faktor strategis yang menjadi kelemahan dalam perusahaan
antara lain: tidak konsekuennya tenaga kerja terhadap job desc yang ada.
Terbengkalainya feedlot. Lemahnya manajemen pemasaran. Visi dan misi yang
tidak jelas.
Faktor strategis eksternal yang menjadi peluang bagi perusahaan ialah:
nilai tukar rupiah terhadap dollar. Hubungan dengan usaha lokal yang sejenis.
Permintaan akan daging sapi yang terus meningkat. Adanya kawasan perdagangan
bebas serta kemungkinan ekspor. Ketersediaan tenaga kerja lepas disekitar TPH.
Peluang untuk recruitment freshgraduate
Faktor strategis eksternal yang menjadi ancaman bagi perusahaan ialah:
isu penyakit tertentu. Posisi tawar konsumen sama kuat yang apabila terdapat
perbedaaan harga maka konsumen dapat memilih perusahaan lain. Kebijakan
pemerintah menaikan haraga BBM. TDL, dan Telephone. Kerentanan terhadap
inflasi. Masuknya pemain asing sebagai pengimpor sekaligus tempat pemotongan.
Hasil dari pembobotan dan peratingan pada matriks IFE sebesar 3,1dan
EFE sebesar 2,338, yang memperlihatkan respon PT. PMU terhadap peluang
maupun ancaman yang berdampak pada PT. PMU adalah sedang. Posisi dari
matriks I-E sendiri berada pada sel IV yang berarti strategi yang diterapkan ialah
strategi penetrasi atau strategi pengembangan pasar maupun diversivikasi
konsentrik.
Matriks SWOT digunakan untuk melihat strategi yang sesuai bagi
perusahaan dengan faktor-faktor kekuatan maupun ancaman yang teridentifikasi.
Hasil yang didapatkan ialah strategi sebagai berikut: Strategi SO:
mengembangkan pasar dengan menambah jumlah stok sapi serta menjual daging
daging dalam bentuk eceran dipasar tradisional dengan menempatkan tenaga
penjualan untuk memotong jalur distribusi. Meningkatkan promosi secara kontinu
dengan menambah media promosi. Strategi WO didapat : menambah tenaga kerja
dibidang pemasaran dalam manajerial perusahaan. Merumuskan visi misi
perusahaan yang berwawasan global secara jelas. Menambahkan stok dan
mengaktifkan kembali feedlot.
Strategi ST didapat: pemberian sertifikat mutu. Tentang tata cara
pemotongan langsung. Menjadi supplier untuk restaurant maupun rumah makan.
Strategi WT didapatkan: pemeriksaan hewan ternak secara teratur dengan
menggunakan jasa tenaga ahli. Membangun loyalitas konsumen dengan
memberikan potongan harga setelah beberapa kali pembelian di TPH perusahaan.
8
Matriks QSPM diolah melalui prioritas yang dipilih melalui responden
berdasarkan strategi yang telah didapatkan dari matriks SWOT. Proritas tersebut
yaitu:
1. Mengembangkan pasar dengan menambah jumlah stok sapi serta menjual
daging dalam bentuk eceran di pasar tradisional dengan menempatkan
tenaga penjualan, untuk memotong jalur distribusi
2. Menambahkan stok sapi dengan mengaktifkan kembali feedlot
3. Membangun loyalitas konsumen dengan memberikan potongan harga
setelah beberapa kali pemotongan di TPH PT. PMU
4. Meningkatkan promosi secara kontinu melalui beberapa media promosi
5. Menjadi supplier untuk restaurant maupun rumah makan
6. Pemeriksaan kesehatan hewan ternak secara teratur dengan menggunakan
jasa tenaga ahli
7. Mendapatkan sertifikat halal tentang tata cara pemotongan langsung dari
MUI
8. Merumuskan serta mengkomunikasikan visi, misi perusahaan secara jelas
9. Menambah tenaga kerja pemasaran (marketer) dalam manajerial
perusahaan
Dari hasil penelitian ini beberapa hal yang dapat disarankan, antara lain :
1. Pihak manajemen disarankan untuk saat ini agar dapat lebih fokus kepada
strategi yang telah dihasilkan oleh penulis, yang didapat serta termasuk
kedalam prioritas strategi dari hasil penelitian ini.
2. Perusahaan agar lebih mengenali karakter usaha dimana perusahaan
berada, dengan begitu perusahaan dapat menyesuaikan diri terhadap
faktorfaktor yang menjadi karakteristik usaha dibidang peternakan, serta
menyesuaikan pada kondisi pasar saat ini
3. Perlu diadakan penelitian lanjutan terhadap sembilan prioritas strategi
yang telah ada, serta melihat kesinambungannya terhadap faktor strategis
internal perusahaan maupun eksternal perusaahaan.
9
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum. Wr. Wb
10
7. Pimpinan dan Pengelola perpustakaan Fakultas Sains dan Teknologi yang
telah memberikan fasilitas buku dan skripsi untuk mengadakan studi
kepustakaan.
8. Ayahanda Utama Setiawan dan Ibunda Anisah dan adik Cipta KG yang telah
memberikan dukungan bagi penulis..
9. Rekan-rekan mahasiswa Agribisnis 2002 yang telah memberikan dukungan
dan sumbangsih pemikirannya kepada penulis.
Akhirnya hanya kepada Allah semua itu diserahkan. Semoga amal baik
mereka diterima oleh Allah SWT., Amin.
Wassalamualaikum. Wr. Wb
11
DAFTAR ISI
12
2.1.10 Strategi Generik ............................................................. 27
2.1.11 Matriks SWOT ............................................................... 29
2.1.12 Matriks QSPM ............................................................... 30
2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................. 31
2.3 Kerangka Pemikiran................................................................... 34
13
5.1.4 Aspek Pemasaran ........................................................... 60
14
DAFTAR TABEL
Tabel
1 : Proyeksi Kebutuhan Daging Sapi Potong............................................... 2
2 : Penilaian Bobot Strategis IFE dan EFE ................................................. 40
3 : Matriks IFE ........................................................................................... 42
4 : Matriks EFE ........................................................................................... 42
5 : Tingkat Pendidikan Karyawan PT PMU ................................................ 53
6 : Harga Karkas dan Sapi PT PMU ........................................................... 59
7 : Daftar Importir/supplier Pada PT PMU ................................................. 56
8 : Daftar Para Kompetitor PT PMU ........................................................... 71
9 : Penentuan Skor Faktor Strategis Internal ............................................... 82
10 : Penentuan Skor Faktor Strategis Eksternal ........................................... 83
11 : Prioritas Strategi Pemasaran PT PMU .................................................... 92
15
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1 : Sistem Agribisnis sapi Potong ............................................................... 6
2 : Komponen Konsep Pemasaran .............................................................. 14
3 : Empat Komponen Konsep Pemasaran.................................................... 19
4 : Proses Bauran Pemasaran ....................................................................... 20
5 : Kekuatan-Kekuatan Dalam Persaingan Industri ..................................... 25
6 : Model Strategi Generik .......................................................................... 28
7 : Diagram Kerangka Pemikiran ................................................................ 36
8 : Matriks Internal-Eksternal ..................................................................... 43
9 : Matriks SWOT ....................................................................................... 45
10 : Struktur Organisasi PT. PMU ................................................................ 51
11 : Pengadaan Sapi Potong pada PT PMU .................................................. 56
12 : Matriks Internal-Eksternal ..................................................................... 85
13 : Matriks SWOT ....................................................................................... 87
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1 : Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal .............................................. 98
2 : Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal ........................................... 103
3 : Rata-rata Bobot Faktor dan Rating Faktor Strategis Internal ................ 107
4 : Rata-rata Bobot Faktor dan Rating Faktor Strategis Internal ................ 108
5 : Penilaian Nilai Daya Tarik Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif -
QSPM...................................................................................................... 109
17
BAB I
PENDAHULUAN
Melalui kontribusinya pada tahun 2003 sebesar Rp 325 milyar kemudian, pada
tahun 2004 sebesar Rp 354 milyar. (BPS tahun 2005, dalam Statistik Peternakan
2005: 34). Salah satu subsektor pertanian adalah peternakan dengan produk yang
dihasilkan seperti daging, telur dan susu yang dapat memenuhi sumber protein
Sapi potong sebagai salah satu sumber penghasil makanan, dengan produk
standar konsumsi masyarakat terhadap daging, sebesar 6 gr/ kapita/ hari (Statistik
meningkat 1,5% per tahun, dan pertumbuhan ekonomi meningkat dari 1,5%
sampai 5,0%. Pada tahun 2005, konsumsi daging sapi meningkat dari 1,9 kg/
penyediaan stok melalui pembelian sapi impor guna menutupi stok lokal yang
terbatas. Untuk tahun 2005, permintaan daging sapi mencapai 597,7 ribu ton,
(Purba, 2006:1).
18
Berdasarkan data BPS tahun 2000 dalam Poultry (2006:1), jumlah
penduduk pada tahun 2000 sebesar 206,3 juta dengan tingkat pertumbuhan 1,49%
/tahun. Populasi sapi potong di dalam negeri sebanyak 11,6 juta ekor dan dari
populasi tersebut diperkirakan sebesar 1,5 juta ekor sapi dipotong per tahun untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi akan daging sapi. Adapun data perkiraan proyeksi
akan konsumsi daging sapi potong memberikan peluang yang cukup besar
PT. Prisma Mahesa Unggul (PMU). Adapun sapi yang dijual adalah sapi potong
PT. PMU memiliki TPH yang digunakan sebagai tempat pemotongan serta
penjualan sapi.
19
Banyaknya perusahaan dengan produk dan sistem usaha yang sejenis
tertentu. PT. PMU dalam hal ini memiliki kesulitan dalam memasarkan sapi
potong disebabkan, tingginya tingkat permintaan dalam industri sapi potong dan
yang bergerak dibidang sapi potong telah melakukan beberapa cara, diantaranya
dengan impor tetapi, kesamaan dalam cara memasarkan produk dengan pesaing
lainnya dan juga tidak kontinunya promosi yang berfungsi sebagai akses bagi
sejenis diatas tetapi PT. PMU berusaha meminimalisir hal tersebut dengan,
pemilihan sapi potong impor yang stabil dalam hal kontinuitasnya kemudian,
sistem bisnisnya dengan cara menjadi pedagang sapi potong, yang memberikan
Berikut ini adalah gambaran pendapatan PT. PMU, melalui data penjualan
yang diolah mulai tahun 2004, hal ini dilakukan karena aktivitas bisnis yang
dilakukan oleh PT. PMU merupakan bentuk yang berbeda sejak perusahaan
tersebut pertama kali didirikan. Adapun data pendapatan PT. PMU selengkapnya
20
Tabel 2. Pendapatan PT. PMU Tahun 2004-2006
manajer pemasaran, manajer operasi serta, manajer keuangan dari PT. PMU.
berkualitas serta pemberian hutang terhadap sapi yang dibeli, hal tersebut yang
terbengkalainya feedlot yang merupakan aset perusahaan. Tidak jelasnya visi dan
misi dari PT. PMU, yang menyebabkan perbedaan cara dalam mengelola
perusahaan yang berdampak pada pemasaran dari sapi potong PT. PMU.
tentang strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan pada PT. PMU.
21
1.2. Perumusan Masalah
ini adalah
PT. PMU?
PT. PMU.
22
2. Sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi PT. PMU dalam
laba perusahaan.
23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
agribisnis peternakan sapi potong, dapat dipandang sebagai suatu sistem industri
usaha yang secara manajemen terpisah tapi saling memiliki keterkaitan. Adapun
24
1. Subsistem Praproduksi :
sapi potong. Jenis usaha atau industri yang terlibat dalam subsistem ini
Subsistem produksi ternak adalah inti dari agribisnis sapi potong karena
utama yang dihasilkan adalah daging ternak. Daging sapi yang dihasilkan
tergantung dari pemilihan jenis sapi potong. Terdapat beberapa jenis sapi
yang biasa digunakan untuk pemotongan, baik dari jenis lokal maupun
a.Sapi Bali
b.Sapi Madura
c.Sapi Hereford
d.Sapi Brahman.
daging sapi potong menjadi pengalengan daging dan sosis adalah sebagian
25
2.1.2. Prospek Bisnis Sapi Potong
Prospek beternak sapi potong di Indonesia masih tetap terbuka lebar dalam
waktu yang lama. Hal ini disebabkan permintaan daging sapi dari tahun ke tahun
1. Tantangan
dalam negeri, masih diperlukan impor daging dan sapi potong sekitar
2730%.
26
c. Peningkatan produksi sapi potong relatif lambat dibandingkan dengan
mencapai 1,08%/tahun.
d. Daya saing antara ternak sapi lokal dengan sapi potong ex impor masih
lemah. Pada saat-saat tertentu harga sapi lokal lebih rendah dari sapi ex
produktivitas ternaknya.
e. Usaha pembibitan sapi potong sangat kurang diminati investor atau swasta
dengan usaha ternak skala besar dan menengah, sehingga terkesan kurang
potong di Indonesia.
f. Usaha budidaya sapi potong kurang berorientasi kepada pasar dan profit.
ternak pada posisi sebagai usaha pokok, sehingga usaha masih berskala
non ekonomis.
27
2. Peluang
sapi potong baik sapi lokal maupun sapi ex impor. Sumberdaya lahan yang
ketersediaan air, jenis sapi potong yang dipelihara. Luasnya lahan sawah,
tanah dan kotoran sapi sebagai pupuk organik. Sementara lahan sawah dan
tanaman yang dapat diolah sebagai pakan sapi, sedangkan kebun dan hutan
28
daging, tenaga kerja, energi dan pupuk. Sumberdaya genetik tersebut
berupa ternak asli Indonesia, atau ternak yang sudah sejak lama
populasi sapi tersebut, sebagian 4550% adalah sapi asli Indonesia, yang
Brahman Cross, dan persilangan sapi lokal dengan sapi impor (Simmental,
Indonesia Timur dapat dikatakan sentra produksi Sapi Bali. Oleh karena
OIE), sehingga memberikan iklim investasi yang lebih baik dan memiliki
29
untuk meningkatkan produksi dan produktivitas ternak. Petugas fungsional
masing-masing
Permintaan dari negara lain terhadap ternak dan produk ternak lokal
Indonesia cukup tinggi. Jenis sapi potong yang cukup diminati negara
tetangga kita Malaysia adalah sapi Bali, baik sapi bakalan, bibit, maupun
dari jumlah tersebut baru sebagian kecil, yaitu sekitar 850 ekor yang telah
diekspor ke negara tersebut pada tahun 2003. Ekspor ternak sapi potong
saing tinggi.
30
g. Regulasi untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif
peraturan yang terkait dengan usaha ternak potong antara lain UU No. 6
/1967, SNI Bibit Ternak, SK Menteri Pertanian tentang Ijin Usaha, dsb.
berhubungan dengan modal, tenaga kerja, dan jumlah produksi yang akan
dihasilkan. Skala usaha peternakan sendiri terdiri dari skala kecil, menengah, dan
besar, selain itu skala usaha peternakan juga berhubungan dengan perizinan.
Untuk usaha peternakan skala kecil (peternakan rakyat) tidak perlu mengurus izin
pendirian usaha kepada pemerintah, tetapi cukup dengan melaporkan saja. Namun
macam ternak memiliki ketentuannya sendiri namun untuk sapi potong harus
sebanyak 100 ekor campuran (Rahardi dan Hartono, 2005:24 dan 33).
31
menentukan mana sajakah pasar target yang paling dapat dilayani oleh organisasi,
dengan cara memutuskan berbagai produk, jasa dan program apa saja yang paling
tepat untuk melayani semua pasar yang sudah dipilih sebelumnya, dan mengajak
setiap orang dalam organisasi untuk selalu berfikir serta melayani para pelanggan.
Konsep utama dari pemasaran adalah pertukaran nilai antara dua kelompok
pembeli dan penjual. Hal ini berarti bahwa fungsi utama rencana pemasaran
adalah :
konsumen.
32
Pemasaran
pemasaran. Menutut Kotler (2004:12) konsep inti pemasaran ada pada empat
membelinya.
ekonomis yang diukur oleh satuan uang yang sedang atau telah terjadi
33
4. Pertukaran dan Transaksi
perdagangan nilai-nilai produk dan jasa antara dua pihak atau lebih.
6. Pasar
Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau
Pemasar adalah seseorang yang mencari satu atau lebih calon pembeli
untuk terlibat dalam pertukaran nilai atau harga. Calon pembeli adalah
mungkin bersedia dan mampu terlibat dalam pertukaran nilai atau harga.
34
2.1.5. Strategi Pemasaran
memberikan proporsi nilai yang konsisten dan membangun citra yang berbeda
kepada pasar (Henderson dalam Kotler, 2004:191). Karena jika suatu bisnis tidak
berpikir, dan berdasarkan itu unit bisnis diharapkan untuk mencapai sasaran-
produk, harga, distribusi, dan promosi yang diberikan oleh pesaing. Dengan cara
35
Menurut Sunny & Hor (2003:13), strategi pemasaran terfokus pada
mencari dan memberi kepada pelanggan, serta memiliki nilai yang berbeda untuk
pemasaran sebagai serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang
kelompok-kelompok kebutuhan.
36
2) Targeting merupakan proses mengevaluasi dan membandingkan
berbagai segmen pasar serta memilih salah satu atau lebih diantaranya
sebagai pasar sasarn yang dinilai berpotensi yang paling besar untuk
1. Produk
37
Bagaimana cara perusahaan menentukan apa yang mereka jual.
(Kotler 2004:158).
4) Membuat sesuatu yang tidak pernah diminta oleh siapapun namun akan
Cara terakhir melibatkan resiko yang lebih besar, namun berpeluang untuk
2. Harga
38
Penentuan harga berdasarkan permintaan pasar. Harga dari sebuah produk
dijual dan dipasarkan serta kegunaan dari produk itu sendiri bagi konsume.
Karena fungsi harga sendiri salah satunya ialah sebagai informasi tentang
dan harga yang dibayarkan atas produk tersebut adalah hal yang mana
3. Distribusi
perusahaan tersedia pada waktu yang tepat bagi pasar target. Kesuksesan
4. Promosi
39
dan membujuk konsumen untuk membeli produk tersebut. (Kotler,
2004:18).
dari liam kiat utama yaitu : iklan, pemasaran langsung, promosi penjualan,
personal lainaya
Gambar 3.
40
Gambar 3. Empat Komponen Pemasaran Dalam Bauran Pemasaraan
Sumber: Kotler, (2002:18)
menjadi pembeli suatu barang maupun jasa dari sebuah perusahaan. Namun
didalam aplikasinya suatu proses bauran pemasaran suatu perusahaan, kerap kali
dalam Gambar 4.
41
Gambar 4. Proses Bauran Pemasaran
Sumber: Sunny & Hor, (2003:117)
kritis untuk proses bauran pemasaran dan memberi dampak langsung bagi strategi
Langkah 1.
perusahaan memiliki tujuan pemasaran yang jelas maka tujuan produk akan
Langkah 2.
dilakukan dengan cara mengetahui produk apa yang harus ditawarkan pada
42
konsumen, bagaimana produk harus dikemas diberi label dan merek, kemudian
Langkah 3.
perusaha
kiat pemasaran dirancang untuk memberikan maanfaat bagi pelangan. Hal ini
menciptakan kerangka kerja untuk manajer dalam setiap fungsi seperti pemasaran,
bagi manajer pemasaran, strategi ini biasanya meliputi empat komponen yaitu;
43
2. Strategi fungsional untuk komponen tempat. Mengidentifikasi dimana,
aspek produksi dan operasi, aspek keuangan, aspek sumberdaya manusia serta
atau keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani
dalam sumber daya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat
44
2.1.6.2 Lingkungan Eksternal Perusahaan
luas dari pada faktor internal. Pengamatan pada lingkungan eksternal dengan
lingkungan industri.
1) Lingkungan Makro
karakter statistik dari pasar yang anda tuju, mencakup skala atau ukuran,
45
kebijakan fiskal, dan neraca pembayaran (TH.Goh dan Kheng-Hor,
2003:47).
(d) Teknologi
perusahaan, karena alasan keamanan dan tenaga kerja serta alasan lainnya.
46
kebijaksanaan yang mengarah pada perkembangan perusahaan (Bloom dan
Boone 2006:45)
Masyarakatlah yang membentuk keyakinan dan nilai dasar pada diri kita,
berinteraksi dengan orang lain. Setiap daerah memiliki nilai dasar yang
2) Lingkungan Mikro
pesaing, perantara pemasaran dan pemasok, pelanggan adalah individu dan rumah
tangga yang membeli produk atau jasa untuk dikonsumsi. Perusahaan dapat
berhubungan dengan data atau profil pelanggan dan tingkat permintaan dalam
menilai pelanggan.
memproduksi produk atau jasa tertentu. Ruang lingkup pemasok terbatas jika
kondisi ketenagakerjaan.
47
3). Lingkungan Industri
Kekuatan bersaing pada lingkungan industri bergantung pada lima faktor yaitu,
(pelanggan), ancaman terhadap produk dan jasa substitusi (jika ada), kekuatan
lingkungan industri.
Pendatang Baru
48
2.1.7 Perumusan Strategi
ini meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai
bidang fungsional dari suatu usaha, dan matriks ini juga memberikan dasar untuk
didasarkan pada analisis total skor faktor internal dan faktor eksternal.
49
2.1.7.4. Matriks SWOT
adalah matriks swot matriks ini dapat menggambarkan secara jelas, bagaimana
dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan
1) Strategi SO
2) Strategi ST
3) Strategi WO
4) Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha
(Rangkuti 2006:31).
50
2.1.7.5. Matriks QSPM
sukses eksternal dan internal yang dikenali sebelumnya, format dasar QSPM
terdiri dari faktor-faktor kunci eksternal dan internal dan baris teratas terdiri dari
strategi alternatif yang layak. Secara spesifik, kolam kiri QSPM terdiri dari
informasi yang diperoleh langsung dari matriks IFE dan matriks EFE, dalam
setiap faktor yang diterima dalam matriks IFE dan matriks EFE.
Baris paling atas dari QSPM terdiri dari strategi alternatif yang diturunkan
dari matriks SWOT matriks BCG, matriks IE, dan matriks Grand Strategy.
Secara konsep, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi
berdasarkan pada sejauh mana faktor-faktor sukses kritis eksternal dan internal,
berapapun jumlah strategi dapat menyusun suatu set, tetapi hanya strategi dalam
Menurut Porter dalam David, (2005:247) strategi generik adalah salah satu
semakin ketat, perusahaan harus memilih prinsip berbisnis, yaitu produk dengan
harga tinggi atau produk dengan biaya rendah, atau bukan kedua-duanya.
Berdasarkan prinsip ini terdapat tiga strategi generik dapat dilihat pada Gambar 6.
51
Gambar 6 model Strategi Generik
Sumber: Porter, dalam David (2006:34)
keputusan untuk membangun persepsi pasar potensial terhadap suatu produk /jasa
jual produk yang murah, sehingga biaya produksi, promosi maupun riset dapat
ditekan, bila perlu produk yang dihasilkan hanya sekedar meniru produk dari
perusahaaan lain.
pasar yang kecil untuk menghindar dari pesaing dengan menggunakan strategi
kepemimpinan.
52
Strategi ini menghendaki agar perusahaan melakukan pengawasan yang
lebih terhadap distributor, pemasok, dan para pesaingnya, misal melalui merger,
B. Strategi intensif.
C. Strategi diversifikasi.
ini makin kurang populer karena ditinjau dari tingkat kesulitan manajemen dalam
D. Strategi bertahan.
penyelamatan.
adalah penelitian yang dilakukan oleh Yanti (2003) dengan judul Strategi
Pemasaran Daging Sapi Segar (Kasus Pasar Swalayan Tip Top Jakarta).
yang berkualitas tinggi oleh konsumen dan aktivitas pemenuhan yang dicapai
melalui hasil produksi lokal dan impor serta persaingan banyaknya usaha sejenis
53
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor internal
dan eksternal perusahaan yang merupakan peluang dan ancaman dari perusahaan
dengan menggunakan alat analisis Martiks IFE dan EFE, I-E serta analisis SWOT
Dengan dilihat dari identifikasi matriks IFE dan EFE, maka akan didapat
kesimpulan dari strategi yang disarankan kepada perusahaan. Dalam matriks I-E,
terdiri dari startegi SO, memanfaatkan letak perusahaan yang strategis sebagai
dilakukan.
54
2.3. Kerangka Pemikiran
dengan melihat tujuan awal dari berdirinya perusahaan, yaitu mendapatkan profit
informasi tersebut dianalisis didalam matriks IFE dan EFE yang akan
menggambarkan faktor kunci internal dan eksternal, kemudian total skor dari
kedua matriks tersebut dipetakan kedalam matriks IE hal ini dilakukan untuk
pendekatan lain dalam strategi pemasaran, dengan acuan strategi generic dan
kondisi bauran pemasaran pada perusahaan yang berguna melihat kecocokan dari
mengetahui keunggulan dan kelemahan empat tipe strategi yang akan digunakan
55
Alat bantu bagi pengambilan keputusan untuk penentuan strategi yang
QSPM merupakan teknik yang menunjukan strategi alternatif mana yang terbaik.
Pada matriks ini diberikan pembobotan yang sesuai dengan matriks IFE dan EFE,
strategi yang paling cocok diterapkan terlebih dahulu pada perusahaan tersebut
adalah strategi yang memiliki total skor terbesar. Dapat dilihat pada Gambar 7
56
PT. Prisma Mahesa Unggul
Matriks IE
Matriks QSPM
57
BAB III
METODE PENELITIAN
PT. PMU merupakan contoh yang sesuai mengenai, penerapan strategi pemasaran
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat,
dan gambar. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data
Data kualitatif diperoleh dari data primer yang diperoleh dari sumber
internal perusahaan, sumber data penelitian ini berasal dari pihak manajemen
Data kuantitatif diperoleh dari data sekunder yang didapat dari badan pusat
58
penelitian yang dilakukan. Sedangkan untuk data tersier diperoleh dari situs-situs
internet.
dengan sengaja dan terdiri dari manajer beserta tenaga kerja. Wawancara dan
yang berpengaruh terhadap perusahaan serta penentuan bobot dan peringkat untuk
promosi) yang dijalankan oleh perusahaan selama ini. Analisis ini digunakan
yang tepat sehingga mampu menembus pangsa pasar yang lebih luas.
59
3.4.1. Analisis Matriks IFE dan EFE
kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Cara yang digunakan dalam melakukan
b. Beri bobot pada masing-masing faktor dalam kolom 2 dengan skala mulai
dari 3 (sangat penting) sampai dengan 1 ( tidak penting) pemberian bobot ini
jumlah dari pembobotan itu tidak boleh melebihi skor total 1,00 penentuan
menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1,2 dan 3 skala yang
60
1 = jika indikator horizontal kurang penting daripada indakator vertikal
Faktor Strtaegis
Eksternal A B C Total
A
B
C
Total
Bobot setiap variabel yang diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel
sebagai berikut yang bersumber dari Kinear dan Taylor, (1988 : 314)
Xi
1 = n
Xi
i =1
Keterangan:
I = 1,2,3 ...
n = jumlah variabel
61
c. Hitung peringkat (rating) dalam kolom 3 untuk masing-masing factor
dilakukan penelitian.
1= rendah,respon kurang
Nilai dari tiap pembobotan tersebut dikaliakan dengan peringkat pada tiap
faktor dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk
Matriks EFE, total nilai yang dibobot antara 1,0-4,0 dengan rata-rata 2,5
Matriks IFE, total nilai yang dibobot antara 1,0-4,0 dengan rata-rata 2 total
jika dibawah 2 menunjukan posisi internal yang lemah. Matriks EFE dan
62
Tabel 4. Matriks IFE
Matriks I-E disusun berdasarkan dua dimensi kunci, yaitu skor bobot total
IFE pada sumbu x dan skor bobot total pada EFE pada sumbu y. Skor bobot total
1,00 hingga 1,99 merepresentasikan posisi internal yang lemah, skor 2,00 hingga
posisi rata-rata, dan skor 3,00 hingga posisi 4,00 posisi kuat. Matriks I-E dapat
dibagi dalam tiga daerah utama yang implikasinya strategi yang berbeda.
63
2) Organisasi yang berada disel III, V dan VII dapat dikelola dengan
I II III
Tinggi
3,0
IV V VI
Rendah
1,0
64
3.4.3. Analisis Matriks SWOT
strategi SO, strategi WO, strategi ST, WT. Mencocokan faktor-faktor eksternal
SWOT dan memerlukan penilaian yang baik serta tidak ada satupun kecocokan
65
Internal Kekuatan S Kelemahan W
Eksternal Daftar Kekuatan Daftar Kelemahan
prioritas strategi dengan melihat alternative strategi yang dapat diperoleh dari
matriks SWOT, berdasarkan pada faktor-faktor eksternal dan internal yang telah
internal dalam kolom kiri dari QSPM. Informasi ini diambil dari matriks
diimplementasikan.
66
d. Menetapkan nilai daya tarik (AS) yang menunjukan daya tarik relatif dari
e. Menghitung total nilai daya tarik yang merupakan hasil perkalian bobot
f. Menghitung jumlah total nilai daya tarik nilai ini menunjukan strategi
manakah yang paling menarik dari alternatif strategi yang ada semakin
1. Manajemen Strategi.
mencapai tujuanya.
2. Pemasaran
pasar target yang paling dapat dilayani oleh organisasi, memutuskan berbagai
produk, jasa, dan program apa saja yang paling tepat untuk melayani, semua
pasar yang sudah dipilih sebelumnya, dan mengajak setiap orang dalam
67
3. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
5. Analisis SWOT
6. Matriks QSPM
7. Feedlot
68
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
bergerak dibidang penjualan daging sapi potong berikut dengan jasa pemotongan
sapi hidup yang telah dipesan, sapi-sapi yang berada didalam PT. PMU sebagian
besar ialah sapi impor berasal dari australia. PT. PMU merupakan salah satu
dalam unit bisnis dari sebuah Holding company Sahabat indonesia. Yang
PT. PMU berdiri pada 19 april 2001 didirikan oleh Bapak Probo Prasetyo.
Sebagai pemilik holding company yang juga menjabat sebagai direktur utama
pada divisi lainya. Ide atau gagasan awal untuk mendirikan PT. PMU karena
hobinya terhadap bisnis dibidang peternakan, khususnya sapi. Dimulai dari alasan
menjadi importir sapi dan memiliki feedlot di daerah Ciamis Bandung namun
karena sistem pembayaran yang tidak berjalan dengan baik, yaitu piutang tak
Dengan kejadian tersebut PT. PMU membuat sistem baru, dimulai dengan
membangun TPH (tempat pemotongan hewan) di daerah Parung dan PT. PMU
tidak lagi melayani pembelian sapi dengan cara hutang. Adapun pembelian
maupun jasa pemotongan produk dibayar dengan cara tunai untuk menghindari
kerugian. Pembelian dan penyediaan produk diawali dengan membeli sapi yang
siap dijual dari importir, seperti PT. Juang Jaya dan PT. Eldres yang berada
69
daerah Lampung dan Cileungsi. Pembelian sebanyak 4 rit perbulanya dimana 1 rit
terdapat 13 sapi, setelah sapi berada di TPH PT. PMU sapi kemudian dijual
sistem menjual sapi hidup utuh secara langsung, dalam bentuk karkas.Untuk
Dalam perkembanganya pemasaran sapi dari PT. PMU mulai dikenal oleh
sapi potong yang dapat menyediakan harga yang lebih murah, atau paling tidak
blok D/1A Jakarta Utara dan TPH yang berada di jalan Kampung Pasiran RT
03/RW 01 kelurahan Sawangan Depok, yang terdiri dari 3 kandang sapi serta
tempat pemotongan dimana terdapat saluran limbah dan timbangan sapi. Jarak
TPH perusahaan dengan pemukiman penduduk kurang lebih 200 meter dengan
70
daerah yang berbeda diharapkan bisa memaksimalkan fungsi bagi pemasaran
PT. PMU belum memiliki visi atau misi secara tertulis, selama ini segala
profit dan memuaskan konsumen dengan produk yang berkualitas. Dengan cara
71
4.5. Struktur Organisasi Dan Ketenagakerjaan
dikelola oleh perusahaan induk, yang memiliki seorang direktur utama sekaligus
pemilik dari semua divisi di dalam PT. Sahabat Indonesia. Direktur utama
memiliki tugas sebagai penentu kebijakan yang berkaitan dengan sistem bisnis
maupun perencanaan usaha selanjutnya, bentuk dari tugas yang dikerjakan antara
lain penanaman bagi perusahaan, perundingan dengan manajer yang terkait guna
membawahi dan bekerjasama dengan staf dan tenaga lepas, dalam melaksannakan
tugasnya. Bagian struktur organisasi PT. PMU dapat dilihat pada Gambar 10.
Direktur utama
72
1. Direktur Utama : memiliki tugas dan wewenang sebagai pengambil keputusan
pedagang tradisional.
dengan pemilihan yang baik pada saat pembelian pada importir, mengontrol
sapi pada saat di TPH dan pakan produk kebersihan kandang, serta proses
pemotongan.
sapi yang berada di TPH maupun kantor PMU. Juga pembuatan laporan
pembukuan dan gaji pekerja yang harus dibayar. Dalam hal ini manajer
keuangan dibantu oleh 1 orang staf keuangan, serta 1 orang akunting guna
Saat ini PT. PMU memiliki karyawan berjumlah 15 orang yang memiliki
bermacam disiplin ilmu, jumlah karyawan tersebut terdiri dari 1 orang sebagai
pemilik dan penanam modal, 3 orang menjabat di bagian manajer serta 1 orang
staf keuangan dan 1 orang akunting berikut dengan 10 orang tenaga lepas yang
tingkat pendidikan karyawan di PT. PMU mulai dari tingkat SMU atau sederajat
sampai strata -1 (S1). Tingkat pendidikan karyawan PT. PMU dapat diihat pada
Tabel 5.
73
Tabel 6. Tingkat Pendidikan karyawan PT. PMU
PT. PMU buka setiap senin-jumat sedangkan bagi TPH sendiri buka setiap
hari yakni hari senin-minggu, bagi manajer selaku pengawas rotasi pengawasan
untuk TPH dibagi dengan cara kordinasi antara 3 manajer hanya 1 manajer yang
tetap berada di TPH dan libur per 3 hari setelah masa kerja. Untuk aktivitas kantor
PT. PMU dimulai pada pukul 08.00-17.00 sementara itu untuk TPH dimulai jam
21.00-04.00 dinihari.
PT. PMU mulai diresmikan pada 19 april 2001 pada awalnya perusahaan
ini bergerak pada bisnis impor sapi potong, namun dikarenakan buruknya
daerah Ciamis dan pindah ke Parung pada 23 agustus 2004. Dengan mengganti
memiliki TPH sendiri. Sapi yang dijual pada umunya sapi impor asal Australia.
Perusahaan sendiri membagi aktivitas dalam 2 bagian, yaitu kantor perusahan dan
TPH perusahaan untuk tenaga kerja yang berada di kedua tempat. PT. PMU
74
memperkejakan karyawan tetap sebanyak 6 orang dan tenaga kerja lepas 10 orang
akunting
2. 10 orang tenaga lepas yang terdiri dari tukag jagal, tenaga penjualan daan
tenaga operasional
menurun dikarenakan konsumen sapi potong juga ialah sebagian besar, ialah
penjaja makanan olahan seperti pedagang bakso dan konsumsi untuk rumah
tangga.
bahwa sapi potong yang berada di PT. PMU bebas dari penyakit, dengan cara
pemeriksaan pada saat sapi sampai di TPH hingga, dengan saat sebelum
pemotongan dan juga penjagaan kualitas berupa pemberian pakan serta penjagaan
kebersihan kandang.
ialah, bauran pemasaran. Dengan begitu dapat diperlihatkan bentuk awal dari
perusahaan dengan sistem bisnis yang lama guna mengidentifikasi kesulitan pada
75
sistem pemasaran perusahaan serta sebagai rujukan perumusan strategi pemasaran
yang tepat.
cukup untuk menampung 1000 ekor sapi potong, merupakan tempat yang
yang dimulai, dari supplier yang berasal dari Lampung dan Cileungsi yang
menunggu pembeli.
sebagai produk utama. Sapi yang dijual PT. PMU merupakan sapi impor
dengan berat rata-rata 350-400. sapi potong yang dijual PT. PMU
dialami oleh sapi potong yang dijual oleh PT. PMU. Juga dengan
tersedianya stok sapi potong yang dimiliki oleh PT. PMU sehingga
peningkatan.
76
3 Promosi: PT. PMU memiliki tujuan mendapatkan loyalitas dengan cara
silaturahmi service hal ini digunakan agar pelanggan dapat terus membeli
tetap pada 1 penjual. Promosi yang dilakukan PT. PMU lebih bergantung
kali hanya diterapkan pada hari raya dengan cara penyebaran atau
penempelan brosur.
77
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan eksternal. Analisis lingkungan internal, mengacu pada lingkungan yang ada
eksternal berfungsi untuk, melihat peluang dan ancaman yang didapat oleh
kekuatan, kelemahan serta peluang dan ancaman yang dimiliki oleh perusahaan.
yang efektif dapat menjadi landasan yang stabil dalam penggunaan, sumber daya
78
5.1.1.1. Aspek Operasional dan Pemeliharaan
Kegiatan utama PT. PMU adalah menjual sapi potong hidup, berikut
potong yang berkualitas baik. Adapun tata cara pengadaan produk diperlihatkan
pada Gambar 11
Pembelian
Penjualan
1. Pembelian
langsung ke supplier yang berasal, dari Lampung dan Cileungsi, Jawa Barat,
sejumlah empat rit perbulan, dimana satu rit berisi tiga belas ekor sapi, dengan
umur 2,5-3 tahun. Sapi diantarkan setelah pemesanan satu hari sebelumnya, sapi
diantarkan dengan melalui jalur transportasi darat. Jika berada diluar daerah, PT.
PMU mengirimkan tenaga kerja untuk memilih langsung. Pemesanan sapi sendiri
dapat dilakukan dengan frekwensi sebanyak satu bulan dua kali hanya jika
79
2. Penjagalan atau Pemotongan
Setelah sapi diterima oleh Tempat Pemotongan Hewan (TPH) PT. PMU,
sapi terlebih dahulu dimasukan ke kandang atau diistirahatkan selama dua hari
dengan tujuan agar pada saat waktu penyembelihan, darah dapat keluar sebanyak
mungkin. Dikarenakan kuatnya sapi meronta dan pengeluaran darah dapat dengan
sempurna. Hal ini dimaksudkan agar ternak tidak mengalami stress dan
Setelah sapi diperiksa oleh petugas dan dinyatakan sehat, lalu sapi dibawa
keluar dari kandang dengan mengikuti rute kandang menuju tempat pemotongan.
Setelah itu tubuh dan lantai sapi disiram dengan air dingin menggunakan selang,
dengan maksud agar tubuhnya menjadi bersih dan terjadi kontraksi yang
menyebabkan darah dibagian tepi tubuh, menuju kebagian dalam tubuh pada saat
pengulitan juga memudahkan sapi untuk terjatuh, dikarenakan lantai yang telah
b. Penyembelihan
80
dengan pisau yang menusuk leher kearah jantung, untuk menghindari pencemaran
kulit dan karkas dari kotoran atau sisa saluran pencernaan. Sapi harus benar-benar
sudah mati, setelah itu baru aman memisahkan kepala sapi dari tubuhnya.
c.Pengulitan
dengan posisi tubuh sapi berada diatas dan kepalanya dibawah, menggunakan alat
karkas.
Penyiapan karkas atau daging utuh dari sapi, ialah dengan cara,
keempat kaki dan pengulitan tubuh lalu selanjutnya karkas ditimbang dan
3. Penjualan
yang sekarang ini dilakukan oleh konsumen. Yaitu pembayaran pada saat sapi
telah dijual dipasar. Pekerja PT. PMU yang ditugaskan untuk menagih
pemotongan.
81
5.1.1.2. Aspek keuangan
Pembahasan aspek keuangan PT. PMU dilihat dari modal awal setelah
usaha PT. PMU ialah sebesar Rp 600.000.000 dan pendapatan utama perusahaan
dari penjualan sapi, melalui harga jual per kilo sapi hidup ialah sebesar Rp 18.000,
dengan berat rata-rata seekor sapi 450 kg. Maka, dengan begitu harga seekor sapi
ialah Rp 8.100.000. Dalam 1 minggu penjualan sapi PT. PMU, sebanyak 1 rit atau
sebanyak 13 sapi maka dalam 1 bulan, penjualan sapi ialah sejumlah 52 ekor.
Karkas 18.000
Bull 19.000
Hyper 18.000
Cow 17.500
Sumber: PT. PMU 2006
Terdiri dari 1 orang direktur utama, 3 orang manajer yang terbagi menjadi
orang akunting. Ditambah dengan 10 orang tenaga kerja lepas yang berada di
82
TPH. Komposisi tenaga kerja perusahaan saat ini adalah 5 orang sarjana
divisi seringkali tercampur, antara divisi satu dengan yang lainya, peran manajer
sebagai pihak pengawas sekaligus perencana seringkali tidak maksimal. Pada saat
waktu kerja aktif dikantor PT. PMU antara pukul 09.00-16.00, manajer seringkali
tidak berada dikantor dikarenakan waktu kerja TPH yang berlainan. TPH mulai
aktif pada pukul 21.00-04.00 dinihari, dan hanya 3 manajer yang berkaitan
menjadi pengawas.
dengan sistem perusahaan pada umumnya. Yaitu dengan cara melamar dan
mewawancarai para pelamar. Kecuali, untuk tenaga lepas, PT. PMU mencari dari
tanggung jawab dari perusahaan, seperti dengan adanya TPH dan upah untuk
tenaga lepas yang di miliki oleh perusahaan yang juga merangkap sebagai tenaga
83
1. Produk
Produk yang ditawarkan oleh PT. PMU adalah sapi potong impor.
konsumen. Selama ini sapi dibeli melalui importir dalam keadaan sudah siap
potong. Dengan berat sapi sekitar 350-400Kg. Pemesanan sapi dilakukan setelah
kapasitas stok di TPH menyisakan, 2-3 ekor sapi. Dalam hal kualitas sapi, yang
ditawarkan oleh perusahaan selama ini belum memiliki riwayat terkena serangan
berkaitan dengan produk diberi perhatian lebih, dengan cara berbicara langsung
dengan manajer yang berada di TPH. Hal ini diterapkan untuk mendapatkan
penyakit tertentu dan efek produk pada dampak inflasi maupun kurs dollar, tetapi
kesulitan dari perusahaan sebenarnya datang dari produk, yang tidak memiliki ciri
yang ditawarkan pada usaha sejenis. Dengan adanya kendala tersebut seharusnya
perusahaan, dapat mencampur produk sapi potong impor dengan sapi potong
lokal, dengan cara mengaktifkan kembali feedlot yang telah ditutup. Dengan
begitu PMU bisa menggunakan 2 divisi yaitu divisi ternak dan divisi daging.
2. Promosi
Suatu produk yang bermutu atau berkualitas sekalipun, tidak akan dapat
membuat konsumen untuk datang dan membeli, oleh karena itu untuk
84
ini promosi yang dilakukan oleh PT. PMU meliputi pelayanan kepada pelanggan
serta tenaga kerja lepas pada pelanggan. Berikut juga dengan tanggapan langsung
sapi potong berikut dengan jasa pemotongannya. Aktivitas seperti ini dilakukan
hanya pada saat waktu tertentu, misalkan Idul Adha, melalui mesjid-mesjid dan
didalam PT. PMU minimal dan berjalan tidak kontinu sehingga informasi
mengenai pasar tertentu, dan akses yang memadai pada konsumen dikarenakan
kedekatan kultur suatu daerah, sehingga informasi yang ingin disampaikan oleh
85
3.Distribusi
penjualan serta distribusi produk pada konsumen. Sapi yang dipasarkan oleh
PT. PMU dibeli dari beberapa importir, diantaranya ialah PT. Eldres, Juang Jaya
dahulu melihat profil importir dari produk yang ditawarkan, seperti mutu sapi
serta kontinuitas stok dan pasokan, hal ini dilakukan agar perusahaan dapat
konsumen. Untuk memastikan produk dapat diakses oleh konsumen, maka hal
yang harus terdapat di perusahaan ialah pemilihan lokasi, dalam hal ini PT. PMU
memilih lokasi yang strategis, dekat dengan jalan utama menuju pasar Parung
yang juga berasal kebanyakan dari ketiga daerah tersebut. Konsumen ini juga
maupun konsumen yang kurang luas dalam hal ini, seharusnya perusahaan bisa
langsung dan rumah makan yang memiliki bahan baku daging sapi potong.
Dengan cara memotong sapi sendiri dan mengatur pembagian daging antara pasar
86
tradisional dan supllier rumah makan. Dengan adanya perkembangan teknologi
perusahaan dapat membagi jenis usaha dan memperluas pasar, karena dengan
4. Harga
yang menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Dalam hal ini PT. PMU
melalui importir sejumlah Rp16.000/Kg sapi hidup, dan juga setelah melihat
harga dipasaran. Hal yang menjadi kendala dalam penetapan sistem pembayaran
sejauh ini, PT. PMU memberlakukan pembayaran tunai pada penjualan produk
dengan cara melihat frekwensi pembelian yang dilakukan oleh konsumen, dengan
begitu konsumen bisa dikenakan potongan harga ketika mencapai pembelian pada
87
5.1.2. Analisis Lingkungan Eksternal
manajemen dalam menetukan strategi pemasaran. Strategi ini sebagai bentuk dari
merupakan area dimana suatu tren maupun isu secara mudah dapat mengubah
suatu rangkaian strategi dari suatu perusahaan. Lingkungan terlihat sebagai suatu
aspek yang tidak dapat dikendalikan secara penuh oleh perusahaan, tetapi
selanjutnya.
tadi ialah demografi, ekonomi, lingkungan sosial dan budaya serta teknologi dan
lingkungan alam.
88
1. Demografi
yang menjadi bagian suatu populasi dalam suatu daerah, penentuan pasar
berpotensial atau tidaknya suatu daerah tertentu dapat dilihat dari besarnya jumlah
penduduk yang bernaung didalamnya. Dalam hal ini kantor maupun TPH PT.
PMU berada di wilayah Propinsi Jawa Barat D.K.I Jakarta yang kebutuhan sapi
potong untuk konsumsi cukup besar. Tercatat 36% pertahun total konsumsi untuk
jabar dan DKI (Yusdad & Ilham,2003:188) dengan adanya kesempatan tersebut
2. Ekonomi
tukar terhadap dollar karena akan mempengaruhi harga beli sapi, dan berimplikasi
pada penetapan harga sapi. Juga dengan adanya inflasi yang merupakan indikator
produk.terlihat pada tahun 2006 laju inflasi sebesar 14,55% (Bank Indonesia
masyarakat. Dengan stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar serta situasi yang
produk, kenaikan harga bahan bakar minyak pada waktu 1 oktober 2005
89
3. Sosial budaya dan lingkungan sekitar
dan juga terdapat ritual dari, kebudayaan maupun perayaan acara tertentu yang
Dengan begitu peluang permintaan pada daging sapi potong masih terbuka luas,
selama PT. PMU dapat menjangkau konsumen untuk dapat menggunakan sapi
sekitarnya, dalam hal ini penggunaan tenaga kerja disekitar TPH dapat
perusahaaan dengan daerah dimana TPH PMU berada. Limbah yang dihasilkan
PT. PMU merupakan bau darah setelah pemotongan maupun, aroma sapi yang
berada dikandang dirasa tidak terlalu mengganggu penduduk karena jarak antara
TPH dengan rumah penduduk yang terdekat ialah 200 m dan dibatasi, oleh
tembok. Selain itu akibat dari kontribusi yang diberikan oleh PT. PMU kepada
4. Teknologi
aktifitas tertentu dan menambah nilai, dari proses tersebut dalam aspek ini,
90
PT. PMU menerapkan teknologi dalam hal diantaranya ialah, transportasi untuk
tenaga kerja atau manual. Semua ini diterapkan oleh PT. PMU dikarenakan
segmen konsumen perusahaan, yang lebih yakin terhadap tata cara pemotongan
tradisional.
Kondisi usaha suatu negara dipengaruhi oleh situasi secara umum keadaan
politik dan hukum dimana usaha tersebut dijalankan, hubungan secara langsung
Dalam hal ini instansi yang terkait ialah Departemen Pertanian yang
berfungsi sebagai lembaga proteksi bagi perusahaan sapi lokal dan kebijakan
pemasukan bibit ternak dari luar negeri, dan juga Surat Keputusan Direktur
91
5.1.2.2. Lingkungan Mikro
1. Pemasok (Supplier)
PT. PMU menjual sapi potong impor asal Australia, pembelian produk
sendiri melalui perusahaan yang bergerak di dalam impor sapi potong. Pemilihan
sapi potong impor sendiri ditentukan dari konsistensi sapi itu sendiri. Sebenarnya
sapi asal indonesia khususnya sapi bali lebih disukai, tetapi karena kontinuitas
sapi yang tidak konstan maka PT. PMU lebih mengkhususkan pada penjualan sapi
berkualitas seperti yang diiginkan serta kontinuitas sapi dan pemesanan yang
cepat berikut dengan pengantaran sapi potong. Para supplier di PT. PMU dapat
Nama Alamat
PT. Eldress Cileungsi
PT. Juang jaya Lampung
PT. G.G.L.C Lampung
Sumber: Wawancara pada PT. PMU 2006
92
Para importir biasanya mengirimkan produk setelah 1 hari pemesanan
pengiriman yang dilakukan importir dalam sebulan ialah sebanyak 4 rit atau
sebanyak 52 sapi potong tetapi pemesanan dapat dilakukan bila stok di kandang
sudah mulai menyisakan 2-3 ekor sapi. Berat sapi yang dikirim oleh importir ialah
2. Perantara Pemasaran
Selama ini PT. PMU memasarkan sapi potong secara langsung kepada
pengantaran jika ada pelanggan yang memesan produk dan meminta untuk
diantarkan.
penggunaan leaflet maupun brosur hal tersebut, dilakukan apabila terdapat momen
tertentu seperti idul adha. Selama ini PT. PMU lebih dikenal melalui promosi
93
3. Pelangan PT. PMU
Sebagian besar konsumen atau pelanggan PT. PMU adalah pedagang sapi
pemasaran sapi potong miliknya, dengan cara mendirikan TPH di daerah Parung
dikarenakan lokasi TPH dekat dengan ketiga derah tersebut, oleh karena itu
pedagang banyak yang membeli langsung sapi potong dan dipotong ditempat.
Mayoritas pelanggan PT. PMU adalah pedagang dikarenakan sapi potong yang
dijual oleh PT. PMU merupakan sapi yang djual secaara utuh sehingga para
Sampai saat ini keberadaan PT. PMU bagi masyarakat khususnya belum
diketahui secara luas, walaupun letak TPH yang berada di daerah perlintasan
antara Parung maupun Depok dan Ciputat hal ini dikarenakan promosi yang
4. Pesaing
lingkup yang terdekat lokasi di lokasi TPH PMU yang berada di parung. Tercatat
3 TPH yang berada di daerah yang sama dan juga untuk sekarang ini terdapat
potong pada pelanggan PT. PMU yaitu, pedagang tradisional. Tidak ada pesaing
yang dirasa terlalu kuat dalam hal ini terkecuali jika adanya pemain asing yang
mulai banyak bergerak didalam bisnis ini, dikarenakan sapi yang mereka tawarkan
94
sama dan bisa menawarkan harga yang lebih murah, dikarenakan sapi yang
Kekhawatiran PT. PMU ada disaat penetapan harga, karena tidak adanya
harga yang rata-rata pada usaha yang sejenis dan pemberian hutang pada
pedagang tradisional yang merugikan bagi perkembangan PT. PMU dan usaha
yang sejenis. Daftar para pesaing PT. PMU dapat dilihat pada Tabel 8.
Nama Lokasi
Jagal Reni Kel sawangan Depok, jl kampung pasiran RT 01/RW
01
Jagal Asep Kel sawangan depok, jl kampung pasiran RT 06/Rw 04
Jagal H.Taufik Jl raya curug sawangan Depok
Sumber: PT. PMU 2006
berpengaruh terhadap pemasaran sapi potong di PT. PMU. Hasil analisis pada
Eksternal (I-E), guna mengetahui posisi perusahaan dalam satu diagram dan
95
dilaksanakan. Hasil identifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan
5.2.1. Kekuatan
Produk yang dijual oleh PT. PMU ialah sapi potong impor Australia yang
telah dipilih berdasarkan berat yang telah disepakati yaitu 300-400 Kg. Sebelum
pemeriksaan dan sterilisasi dari penyakit, yang dilakukan oleh petugas kesehatan
yang terdapat dari dinas kesehatan negara yang bersangkutan, kemudian setelah
kebersihan kandang pun jadi faktor yang menentukan demi terjaganya sapi dari
bakteri penyakit seperti mulut dan kuku. Ketika sampai pada masa pemotongan
proses yang dilakukan mengacu pada kualitas yang akan dihasilkan. Setelah
Teknik pemotongan yang meminimalisir sapi dari kerusakan pada daging yang
2. Sistem pengendalian yang terjaga dan stok yang tidak pernah kosong
perusahaan untuk menjaga kontinuitas sapi yang berada di TPH, sehingga jika
96
perusahaan untuk memenuhi persedian adalah, dengan pemilihan supplier yang
telah dipilih berdasarkan kualitas sapi yang baik dan kontinuitas yang terjaga,
setelah itu ialah waktu pengiriman sapi potong yang dilakukan oleh supllier ke
TPH perusahaan, pengiriman sapi selama ini hanya dilakukan dengan waktu 1
3. PT. PMU merupakan SBU dari salah satu Holding company dari
Sahabat Indonesia
PT. PMU berdiri pada 19 April 2001 dan menjadi salah satu divisi bagi
maintanance. Dalam perusahaan induknya PT. PMU menjadi divisi yang bergerak
dibidang peternakan hal ini disebabkan, pemilik dari perusahaan ialah Probo
Kerugian PT. PMU yang membuat perusahaan memperkecil skala usahanya lalu
sekarang tetap disubsidi oleh Sahabat indonesia dalam bentuk gaji karyawan dan
pada saat harga sedang turun sehingga bisa dijadikan sebagai stok dan dijual pada
97
4. Pelayanan terhadap konsumen yang baik
perusahaan berdiri juga terdapat TPH lain yang memiliki jenis usaha yang sama
dan rata-rata merupakan usaha keluarga, kesulitan dari PT. PMU ialah berada di
lingkungan yang sama dengan usaha keluarga tersebut tetapi PT. PMU mampu
mengelola konsumen dengan cara kedekatan yang diterapkan oleh manajer yang
berada di saat pemotongan dan menanggapi keluhan dan saran mengenai sapi
potong yang dihasilkan dari PT. PMU, dan tidak jarang informasi mengenai pasar
dan harga didapatkan dari konsumen. Meskipun PT. PMU tidak memberlakukan
sistem hutang tetapi, PT. PMU memberikan pembayaran diakhir hanya saja sapi
perusahaan sapi potong, karena dapat dijadikan sebagai aset bagi PT. PMU selain
terhindar dari kewajiban untuk membayar sewa tempat, PT. PMU juga bisa
harus menyewa jasa tempat pemotongan, sehingga berdampak pada harga yang
98
6. Penjualan langsung dikandang sehingga konsumen bisa memilih
langsung
yang baik sesuai dengan standar mereka, dalam hal ini PT. PMU memberlakukan
memilih sapi yang lain. Tetapi sistem ini hanya diberlakukan pada konsumen
yang membayar dalam bentuk tunai, apabila terdapat konsumen yang menunda
Tata cara dalam sistem ini ialah jika terdapat konsumen yang membeli sapi
pada malam atau dini hari tetapi menunda pembayaran karena akan menjual
terlebih dahulu produk tersebut dipasar, setelah itu maka pihak dari PT. PMU
PT. PMU saat ini ialah penjualan sekaligus tempat pemotongan sapi, selain
diuntungkannya dengan diterimanya usaha ini oleh masyarakat sekitar juga karena
kedekatanya dengan pasar, berdiri di jalan yang dilintasi oleh jalur transportasi
pelanggan maupun pengantaran sapi yang telah dipesan maupun dipasok yang
99
8. Adanya usaha penyewaan lahan bagi usaha sapi potong lain
dimanfaaatkan dengan disewakan kepada usaha sapi potong lain dan PT. PMU
mendapat keuntungan dari tiap sapi yang dipotong sebesar Rp 20.000 dari rata-
rata pemotongan sapi ditempat tersebut sekitar 100 ekor/bulan. Hal ini
5.2.2. Kelemahan
jumlah tersebut untuk saling mengerjakan tugas yang didapat, 3 orang manajer
harus saling menutupi pekerjaan manajer lain, hal ini disebabkan 2 orang manajer
memiliki kesibukan lain selain di PT. PMU. Juga jam kantor yang berbeda
dengan operasi TPH, yang membuat 3 manajer ini harus saling membagi jadwal
perusahaan.
Permasalahan dikantor PT. PMU ditangani oleh satu orang staf, dengan
keputusan tertentu.
100
2. Terbengkalainya feedlot
Usaha awal PT. PMU adalah bergerak dibidang penggemukan oleh karena
itu PT. PMU memiliki feedlot didaerah ciamis, tapi dikarenakan perubahan usaha
yang dilakukan oleh PT. PMU. Feedlot harus dikosongkan dan pindah kedaerah
Manajer pemasaran PT. PMU hanya terdiri dari satu orang, dan disertai
dengan tenaga penjualan yang terdiri dari 10 orang, yang terdiri dari tenaga lepas,
tertentu.
tetapi dalam penyampaianya tidak sampai kepada staf maupun akunting dan
101
5.2.3. Peluang
Dollar, sehingga jika nilai tukar dari Rupiah melemah dan sulit di duga, maka
akan berdampak pada harga. Menurut PT. PMU nilai tukar saat ini cenderung
stabil berkisar pada Rp 9.090 Rp. 9.110. Sehingga PT. PMU tidak kesulitan
penjualan dan pemotongan sapi, terdapat juga usaha sejenis yang bisa
dimanfaatkan dengan hubungan baik untuk bekerja sama dalam hal penetapan
Tingkat konsumsi daging sapi potong pada tahun 2002 BPS dalam poultry
(2006:4) sebesar 2,14 kg/kap/tahun dan diperkirakan akan terus meningkat pada
tahun 2010 sebesar 2,72 kg/kap/tahun, (Apfindo dalam Sihombing 2005:1). Maka
dengan data tersebut permintaan konsumen akan terus ada jika direspon dengan
102
4 Adanya kawasan perdagangan bebas serta kemungkinan ekspor
mengharapkan Indonesia dapat mengekspor 10.000 ekor sapi potong, dan dari
jumlah tersebut baru sebagian kecil, karena yang mampu dipenuhi oleh Indonesia
membuat lulusan baik di Jakarta maupun diluar Jakarta yang belum mendapatkan
Kesulitan suatu usaha untuk masuk kedalam lingkungan yang baru ialah
tersebut PT. PMU menerima tenaga lepas dari penduduk sekitar dengan
kualifikasi sebagai tukang potong maupun sebagai petugas kandang dan tenaga
103
5.2.4. Ancaman
Terjangkitnya penyakit mulut dan kuku yang diidap oleh hewan ternak,
dirasa sebagai ancaman terbesar bagi PT. PMU, karena sebagian konsumen akhir
dari PT. PMU ialah pedagang makanan olahan dan rumah tangga, hal ini tentunya
akan mengurangi volume pembelian konsumen pada PT. PMU. Tetapi walaupun
begitu sejauh ini PT. PMU belum pernah mendapati sapi yang mereka jual
sebagai konsumen, usaha sejenis yang ada diantaranya dimiliki oleh keluarga atau
pendududk dari daerah tersebut, sehingga tidak ada pembukuan yang mencatat
kerugian maupun keuntungan secara pasti terhadap usaha mereka. Potongan harga
hingga pemberian hutang dapat dikenakan pada konsumen, hal ini dirasa
merugikan bagi PT. PMU karena perbedaaan harga yang terjadi pada sapi
104
3. Kebijakan pemerintah menaikan harga BBM, TDL, dan Telephone
disusul TDL serta tarif telephone telah berdampak langsung terhadap masyarakat,
Sapi potong yang ditawarkan oleh PT. PMU merupakakan produk impor
oleh karena itu, proses produksi yang mempengaruhi pada penyediaan produk
harga pada sapi yang di tawarkan, dan juga tingginya tingkat inflasi pada tahun
untuk bergerak di jenis usaha yang sama dapat berpengaruh, pada usaha lokal
yang sejenis maupun PT. PMU. Karena pihak asing dapat menjadi pengimpor
sekaligus pedagang dan hal ini, dapat berpengaruh pada pilihan konsumen karena
105
5.3. Perumusan alternatif strategi perusahaan
masing faktor terhadap kondisi PT. PMU dalam memasarkan produknya. Faktor-
faktor strategis eksternal pada matriks EFE, gabungan dari dua matriks tersebut
kelemahan tersebut kemudian diberi bobot dan rating oleh para responden. Hasil
106
Tabel 10. Penentuan Skor Faktor Strategis Internal
KELEMAHAN
Tidak konsekuenya tenaga kerja terhadap job desc 0,066 1,4 0,092
yang ada
Terbengkalainya feedlot 0,069 2 0,138
Lemahnya manajemen pemasaran 0,071 1,6 0,113
Visi dan misi yang tidak jelas 0,082 1,4 0,114
Jumlah 1.000 3,1
strategis internal sebesar 3,1 menunjukan bahwa PT. PMU belum maksimal dalam
Tabel IFE juga menunjukan bahwa kualitas sapi potong yang baik merupakan
kekuatan utama perusahaan dengan nilai 0,4 diikuti dengan adanya peran Holding
Company sebagai pensubsidi bagi PT. PMU dengan nilai 0,38 juga sistem
Faktor kelemahan PT. PMU adalah adalah faktor dengan nilai terkecil
yaitu, tidak konsekuenya tenaga kerja terhadap job desc yang ada dengan nilai,
107
0,092 serta dengan lemahnya manajemen pemasaran dengan nilai 0,113 serta visi
PT. PMU merupakan perusahaan yang memiliki aspek kekuatan dalam sisi
internal. Faktor-faktor seperti kualitas sapi potong yang baik, serta adanya
khas dalam pengelolaan manajerial yang baik. Karena dengan adanya aspek
tersebut PT. PMU mampu mengungguli pesaingnya dalam tingkatan bisnis sapi
Faktor kelemahan dalam sisi internal PT. PMU merupakan gambaran dari
sapi potong impor. Kelemahan ini dapat ditunjukan melalui variabel seperti tidak
konsekuenya tenaga kerja terhadap job desc yang ada yang berdampak pada
tingkat pemahaman terhadap permasalahan yang ada karena tidak sesuai dengan
keahlian. Kemudian visi dan misi yang tidak jelas yang mengakibatkan tidak
faktor startegi eksternal PT. PMU yang berupa peluang (opportunities) dan
ancaman, faktor-faktor peluang dan ancaman tersebut kemudian diberi bobot dan
rating. Hasil pembobotan dan pemberian rating dapat dilihat pada Tabel 10.
108
Tabel 11. Penentuan Skor Faktor Strategis Eksternal
ancaman. Tabel EFE diatas juga menujukan bahwa peluang utama bagi PT. PMU
adalah. Faktor nilai tukar Rupiah yang stabil terhadap Dollar, ini ditunjukan
dengan nilai 0,367 diikuti oleh faktor permintaan akan daging sapi yang
Ancaman utama bagi PT. PMU adalah faktor yang menunjukan skor
terkecil yaitu, faktor isu penyakit dengan nilai 0,123 dan kerentanan terhadap
109
Berdasarkan hasil identifikasi faktor eksternal didapati bahwa, PT. PMU
memiliki peluang yang tidak dapat sepenuhnya diraih dikarenakan faktor ancaman
yang tidak dapat ditanggulangi secara tepat. Seperti faktor peluang mengenai nilai
tukar terhadap Rupiah yanag stabil terhadap Dollar maka dapat direspon dengan
pembelian stok sapi yang lebih banyak, tetapi dengan adanya ancaman seperti isu
Matriks IE dihasilkan dari tahap input matriks IFE dan EFE. Matriks IE
total nilai yang telah terboboti dari matriks IFE dan EFE. Hasil dari matriks IE
Hasil dari pembobotan dan peratingan pada matriks IFE sebesar 3,1
menunjukan bahwa PT. PMU memiliki faktor internal yang tergolong kuat dalam
melakukan aktivitas penyediaan produk. Nilai matriks EFE sebesar 2,338 yang
Apabila hasil dari matriks IFE dan EFE tersebut dipetakan kedalam
matriks IE, maka posisi dari PT. PMU pada saat ini adalah pada sel ke IV matriks
110
Total skor bobot IFE
I II III
Tinggi
3,0
IV V VI
Rendah
1,0
sesuai adalah tumbuh dan kembangkan atau growth and build yang berarti bahwa
strategi ini disesuaikan dengan kekuatan dari sisi internal perusahaan untuk
karakteristik usaha dari PT. PMU diantaranya ialah. Penetrasi pasar atau market
diversvikasi konsentrik
Hasil yang dapat diterapkan bagi strategi perusahaan ialah, usaha untuk
111
serta kesinambunganya dengan pasar setempat, dengan begitu maka, dapat
diupayakan. PT. PMU-lah yang mendekati peluang pasar yang lebih besar,
PT. PMU juga dapat memperkenalkan produk baru yang masih terkait dengan
produk awal, hal ini dapat lebih efektif dikarenakan akses produk yang lebih dekat
terhadap konsumen.
dan EFE, maka tahap selanjutnya adalah menyusun faktor-faktor internal dan
serta peluang dan ancaman, maka matriks SWOT dapat memaparkan dengan jelas
yang dimiliki untuk merespon peluang dan mengatasi ancaman. Adapun matriks
ini akan menghasilkan empat jenis strategi yang dapat diterapkan yaitu: strategi S-
O, W-O, S-T dan W-T matriks SWOT dari PT. PMU dapat dilihat pada
Gambar 13
112
Stregth Weakness
1. Kualitas sapi potong yang baik. 1. Tidak konsekuennya tenaga kerja dengan
IFE 2. Sistem pengendalian yang terjaga dan stok tidak jobdesc.
pernah kosong 2. Terbengkalainya feedlot PT. PMU.
3. Adanya Holding company sebagai penunjang 3. Lemahnya manajemen pemasaran sehingga
modal dan subsidi bagi perusahaan perusahaan kesulitan mengembangkan pasar
4. Pelayanan terhadap konsumen yang baik 4. Visi dan misi perusahaan yang tidak jelas.
5. Lahan kandang dan TPH milik perusahaan sendiri
6. Penjualan langsung dikandang sehingga
konsumen bisa memilih langsung
7. Lokasi TPH perusahaan strategis mudah
dijangkau
8. Adanya usaha penyewaan lahan bagi TPH lain
EFE
Opportunity SO WO
1. Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar yang mulai stabil. 1. Mengembangkan pasar dengan menambah jumlah 1. Menambah tenaga kerja dibidang pemasaran
2. Hubungan dengan perusahaan lokal yang sejenis stok sapi serta menjual daging dalam bentuk eceran di (marketer) dalam manajerial PT. PMU (W1,
3. Permintaan akan daging sapi yang meningkat pasar tradisional dengan menempatkan tenaga W3, O3, O4, O6)
4. Adanya kawasan perdagangan bebas penjualan, untuk memotong jalur distribusi. ( S1,S2, 2. Merumuskan serta mengkomunikasikan visi
AFTA,kemungkinan ekspor. S3, S4, S5.O1, O2, O3) misi perusahaan secara jelas (W4, O4, O5,O6)
5. ketersediaan tenaga kerja lepas disekitar TPH 2. Meningkatkan promosi secara kontinu melalui 3. Menambah stok dengan mengaktifkan kembali
6. adanya peluang untuk recruitment freshgraduate beberapa media promosi. (S1, S2, S3, S4, S6,S7, O3, feedlot (W2, O3, O4, O5, O6)
O5)
Threat ST WT
1. Isu penyakit tertentu. 1. Mendapatkan sertifikat halal, tentang tata cara 1. Pemeriksaan kesehatan hewan ternak secara
2. Posisi tawar konsumen sama kuat, yang apabila terdapat pemotongan langsung.dari MUI (S2, S4, S6, T1, teratur dengan menggunakan jasa tenaga ahli
perbedaan harga maka konsumen maka konsumen dapat T2 ) (W1, T1, T2.)
memilih perusahan lain 2. Menjadi supplier untuk restaurant maupun rumah 2. Membangun loyalitas konsumen dengan
3. Kebijakan pemerintah menaikan menaikan harga BBM, makan. ( S1, S2, S3, T2, T5 ) memberikan potongan harga setelah beberapa
TDL, Telephone kali pembelian di TPH perusahaan. (W1,W3,
4. Masuknya pemain asing sebagai pengimpor sekaligus T2, T5)
tempat pemotongan
5. Kerentanan terhadap inflasi
96
5.3.4.1. Strategi S-O
PT. PMU miliki untuk meraih peluang yang ada. Alternatif strategi yang
(Memanfaatkan S1, S2, S3, S4, S6, untuk meraih O3, O5).
yang diantaranya kualitas sapi potong yang baik, sistem pengendalian yang
tukar Rupiah terhadap Dollar yang mulai stabil serta hubungan dengan
PT. PMU yang terbiasa untuk didatangi oleh konsumen, kerap kali dirugikan
dengan adanya konsumen yang juga berada di rantai distribusi dari usaha sapi
potong. Solusi untuk masalah ini dapat dilakukan dengan cara modifikasi
97
aktifitas bisnis perusahaan yang mengunakan tenaga penjualan dipasar yang
telah, merubah produk awal yaitu sapi potong menjadi produk baru yaitu
daging sapi potong tetapi hal ini, masih ada keterkaitanya terhadap produk
perusahaan.
produk satu dengan yang lainya dan juga tindakan perusahaan untuk
98
tujuan bisnis yang jelas. Alternatif ini diterapkan sebagai langkah awal dalam
potong yang cukup oleh karena itu, dibutuhkan kembali pengaktifan feedlot
Strategi ini dibuat dengan melihat kekuatan yang PT. PMU miliki untuk
berikut:
dari MUI (Memanfaatkan S2, S4, S6, untuk menghadapi T1, T2)
kehalalan akan produk yang dimakan. Banyaknya usaha yang sejenis dengan
PT. PMU membuat kesulitan konsumen jika tidak terdapat ciri khas dalam PT.
PMU oleh karena itu, dikembangkan alternatif strategi yang dapat menghadapi
faktor ancaman seperti isu penyakit dan juga posisi tawar konsumen yang
kuat.
99
menghubungkan kekuatan dari PT. PMU untuk mengatasi ancaman dari
lingkungan eksternal.
PT. PMU dan menghindari ancaman yang ada dengan sebaik-baiknya. Alternatif
Kelemahan yang dimiliki oleh PT. PMU akibat dari tidak konsekuennya
kepada tidak tepatnya pemilihan sapi potong yang akan dijual PT. PMU guna
Strategi tersebut juga sekaligus menghindari sapi potong PT. PMU dari isu
penyakit tertentu serta, untuk mendapatkan loyalitas konsumen maka, PT. PMU
tetap PT. PMU, yang mana hal ini diharapkan dapat mengatasi persaingan akibat
masuknya pemain asing dalah bidang bisnis yang sama dengan PT. PMU.
100
Pilihan alternatif strategi pemasaran yang dapat dijalankan oleh PT. PMU
ialah strategi S-O, dimana strategi ini merupakan strategi agresif yang dimiliki
Strategi kedua kedua yang dapat dilaksanakan oleh PT. PMU adalah
sebagai berikut :
PT. PMU
jelas
Strategi ketiga yang dapat dijalankan oleh PT. PMU adalah strategi S-T,
dimana startegi ini merupakan strategi derivatif (Bersifat mengambil alih dari
pihak lawan). Altenatif strategi yang dapat dilaksanakan ialah sebagai beikut :
1. mendapat sertifikat halal tentang tata cara pemotongan langsung dari MUI
Strategi keempat yang dapat dijalankan oleh PT. PMU adalah strategi W-
101
1. Pemeriksaan hewan ternak secara teratur dengan menggunakan jasa tenaga
ahli
MUI
perusahaan.
Oleh sebab itu dibutuhkan adanya peringkat untuk menentukan suatu prioritas.
102
Penentuan pemilihan prioritas strategi menggunakan melalui matriks QSPM
pengolahan faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang telah ada, pada
matriks SWOT.
strategis eksternal dan internal dapat dilihat pada lampiran.5. Hasil total skor daya
tarik matriks QSPM yang menghasilkan prioritas strategi pemasaran di PT. PMU
103
menggunakan jasa tenaga ahli
7 Mendapatkan sertifikat halal tentang tata cara pemotongan 5,036
langsung dari MUI
8 Merumuskan serta mengkomunikasikan visi, misi perusahaan 4,917
secara jelas
9 Menambah tenaga kerja pemasaran (marketer) dalam 4,641
manajerial perusahaan
Sumber : Data primer diolah, 2007
Matrtiks QSPM secara konsep merupakan daya tarik relatif dari berbagai
tenaga kerja langsung yang dapat dialih fungsikan menjadi penjual daging
ini merupakan prioritas strategi yang berkaitan dengan produk dan juga
pasar.
dilakukan dalam periode yang sama. Aspek promosi dalam PT. PMU
104
merupakan akses bagi konsumen yang akan menghasilkan keuntungan
bagi PT. PMU dengan, hanya mengandalkan flyer yang disebarkan hanya
pada hari raya qurban, PT. PMU tentunya tidak dapat menaikan
strategi pemasaran.
jalur distribusi.
PT. PMU
105
2. Meningkatkan promosi secara kontinu melalui beberapa
media promosi
secara jelas.
manajerial perusahaan
106
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
kualitas sapi potong yang baik, adanya Holding compay sebagai penunjang
modal dan subsidi bagi perusahaan, sistem pengendalian yang terjaga dan
stok yang tidak pernah kosong. Sedangkan faktor strategis internal yang
dengan job desc yang ada, visi dan misi perusahaan yang tidak jelas,
strategis eksternal yang menjadi peluang utama bagi PT. PMU diantaranya
adalah: nilai tukar Rupiah terhadap Dollar yang stabil, dan dengan adanya
eksternal yang menjadi ancaman utama adalah: isu penyakit tertentu yang
107
Meningkatkan promosi secara kontinu dengan menambahkan media
promosi
tenaga ahli
diantaranya ialah:
6.2 Saran
108
4. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan, bahwa PT. PMU membutuhkan
jumlah stok sapi serta menjual daging dalam bentuk eceran dipasar
109
DAFTAR PUSTAKA
BPS Statistik Peternakan. Tingkat Impor Ternak dan Hasil Ternak Tahun 1998-
2004. (Jakarta : Departemen Pertanian RI, 2006)
Kinear, Thomas C & James R, Taylor. Riset Pemasaran Pendekatan Terpadu Ed-
3 (Jakarta : Erlangga, 1988).
110
______ Philip dan Armstrong, Gary. Dasar-dasar Pemasaran Ed.9 (Jakarta :
Indeks, 2004)
Stoner, James AF, et-al. Manajemen Edisi 1 Bahasa Indonesia. (Jakarta : PT.
Prenhalindo : 1996)
Sunny, T.H. Goh & Hor-Kheng-khoo. Marketing Wise Ed.1 (Jakarta : PT. Buana
Ilmu Populer, 2003)
Tripomo, Tedjo & Udan. Manajemen Strategis Ed-1 (Bandung : Rekayasa Sains :
2005).
Yanti, Yuni, Linda, Strategi Pemasaran Daging Sapi Segar ( Kasus Di Pasar
Swalayan TIP TOP, Jakarta). [Skripsi].Bogor: IPB, Fakultas peternakan.
2003.
111
Lampiran 1 Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal
Responden 1
Nama : Nyoman karya
Jabatan : Manajer pemasaran
Responden 2
112
Nama : Irvan harahap
Jabatan : Manajer operasional
113
Responden 3
Nama : Surjono senti
Jabatan : Manajer keuangan
Faktor-faktorInternal A B C D E F G H I J K L M Total
Kualitas sapi yang baik A 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 31
Adanya peusahaan induk sebagai penunjang
modal dan subsidi bagi PT PMU B 1 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 31
Pelayanan terhadap konsumen yang baik C 1 1 1 2 3 2 1 1 3 3 1 3 22
Sistem pengendalian yang terjaga,stok sapi
dikandang yang tidak pernah kosong D 2 1 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 30
Lokasi TPH perusahaan strategis mudah
dijangkau E 2 1 2 2 2 3 3 3 3 2 1 3 27
Penjualan langsung dikandang, sehingga
konsumen bisa memilih langsung F 1 1 1 1 2 3 3 2 3 2 1 3 23
Recruitment tenaga kerja di sekitar TPH G 1 1 2 1 1 1 1 1 3 2 1 3 18
Adanya usaha penyewaan lahan bagi TPH lain H 1 2 3 2 1 1 3 2 3 2 3 3 26
Lahan kandang TPH merupakan milik
PT.PMU I 2 2 3 1 1 2 3 2 3 3 2 3 27
Tidak konsekuenya tenaga kerja dengan job
desc J 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1 17
Lemahnya manajemen pemasaran PT PMU
sehingga kesulitan mengembangkan pasar K 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 3 18
Visi dan misi perusahaan yang tidak jelas L 2 2 3 2 3 3 3 1 2 1 3 3 28
Terbengkalainya feedlot M 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 14
Total 17 17 26 18 21 25 30 22 21 31 30 20 34 312
Responden 4
Nama : Indah wulan sari
Jabatan : Staf keuangan
114
Faktor-faktor Internal A B C D E F G H I J K L M Total
Kualitas sapi yang baik A 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 30
Adanya peusahaan induk sebagai
penunjang modal dan subsidi bagi PT
PMU B 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 27
Pelayanan terhadap konsumen yang baik C 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 28
Sistem pengendalian yang terjaga,stok
sapi dikandang yang tidak pernah kosong D 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 1 28
Lokasi TPH perusahaan strategis mudah
dijangkau E 1 1 1 1 2 2 1 1 3 3 1 1 18
Penjualan langsung dikandang, sehingga
konsumen bisa memilih langsung F 1 2 1 2 2 3 2 2 3 3 2 2 25
Recruitment tenaga kerja di sekitar TPH G 1 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 25
Adanya usaha penyewaan lahan bagi TPH
lain H 1 2 2 1 3 2 2 2 3 3 2 2 25
Lahan kandang TPH merupakan milik
PT.PMU I 2 2 1 2 3 2 2 2 3 2 2 2 25
Tidak konsekuenya tenaga kerja dengan
job desc J 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 2 18
Lemahnya manajemen pemasaran PT
PMU sehingga kesulitan mengembangkan
pasar K 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 18
Visi dan misi perusahaan yang tidak jelas L 1 1 1 1 3 2 1 2 2 1 2 2 19
Terbengkalainya feedlot M 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 26
Total 18 21 20 20 30 23 23 23 23 30 30 29 22 312
Responden 5
Nama : Liaw ceming
Jabatan : Akunting
Faktor-faktor Internal A B C D E F G H I J K L M To
Kualitas sapi yang baik A 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3
115
Adanya peusahaan induk sebagai penunjang
modal dan subsidi bagi PT PMU B 1 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3
Pelayanan terhadap konsumen yang baik C 2 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3
Sistem pengendalian yang terjaga,stok sapi
dikandang yang tidak pernah kosong D 2 2 2 3 3 3 3 2 3 1 3 3
Lokasi TPH perusahaan strategis mudah
dijangkau E 2 2 2 1 2 3 2 3 1 3 1 1
Penjualan langsung dikandang, sehingga
konsumen bisa memilih langsung F 1 1 2 1 2 3 2 1 3 3 3 3
Recruitment tenaga kerja di sekitar TPH G 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 3
Adanya usaha penyewaan lahan bagi TPH lain H 1 1 1 1 2 2 3 2 3 3 3 3
Lahan kandang TPH merupakan milik PT.PMU I 1 2 1 2 1 3 3 2 3 3 3 3
Tidak konsekuenya tenaga kerja dengan job desc J 1 1 1 1 3 1 1 1 1 2 2 3
Lemahnya manajemen pemasaran PT PMU
sehingga kesulitan mengembangkan pasar K 1 1 1 2 1 1 3 1 1 2 2 3
Visi dan misi perusahaan yang tidak jelas L 2 2 1 1 3 1 3 1 1 2 2 3
Terbengkalainya feedlot M 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1
Total 16 18 18 17 25 25 32 23 21 30 28 26 34
Responden 1
Nama : Nyoman karya
Jabatan : Manajer pemasaran
116
meningkat
Hubungan baik dengan perusahaan lokal
yang sejenis B 2 1 2 2 1 2 2 1 1 14
Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar yang
mulai stabil C 2 3 2 3 1 3 2 2 2 21
Adanya kawasan perdagangan bebas
AFTA serta kemungkinan untuk ekspor D 1 2 2 2 1 2 1 1 1 13
Banyaknya pengangguran E 1 2 1 2 1 1 1 1 1 11
Masuknya pemain asing sebagai pengimpor
sekaligus tempat pemotongan F 3 3 2 3 3 2 2 1 2 21
Posisi tawar konsumen sama kuat yang
apabila terdapat perbedaan harga maka
konsumen dapat memilih TPH lain G 1 2 1 2 3 2 1 1 1 14
Kebijakan pemerintah menaikan harga
BBM, TDL, Telephone H 3 2 2 3 3 2 3 2 2 22
Kerentanan harga sapi impor terhadap
inflasi I 3 3 2 3 3 3 3 2 2 24
Isu penyakit tertentu J 3 3 2 3 3 2 3 2 2 23
Total 19 22 15 23 25 15 22 14 12 13 180
Responden 2
Nama : Irvan harahap
Jabatan : Manajer operasional
117
Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar yang
mulai stabil C 2 3 3 3 3 1 3 2 2 22
Adanya kawasan perdagangan bebas
AFTA serta kemungkinan untuk ekspor D 3 1 1 1 1 1 1 2 2 13
Banyaknya pengangguran E 2 2 1 3 1 1 1 1 1 13
Masuknya pemain asing sebagai
pengimpor sekaligus tempat pemotongan F 3 1 1 3 3 3 3 3 3 23
Posisi tawar konsumen sama kuat yang
apabila terdapat perbedaan harga maka
konsumen dapat memilih TPH lain G 3 2 3 3 3 1 1 2 2 20
Kebijakan pemerintah menaikan harga
BBM, TDL, Telephone H 3 3 1 3 3 1 3 2 2 21
Kerentanan harga sapi impor terhadap
inflasi I 3 3 2 2 3 1 2 2 1 19
Isu penyakit tertentu J 3 3 2 2 3 1 2 2 3 21
Total 24 20 14 23 23 13 16 15 17 15 180
Responden 3
Nama : Surjono senti
Jabatan : Manajer keuangan
118
Banyaknya pengangguran E 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1
Masuknya pemain asing sebagai
pengimpor sekaligus tempat pemotongan F 1 1 2 2 2 3 3 2 3 1
Posisi tawar konsumen sama kuat yang
apabila terdapat perbedaan harga maka
konsumen dapat memilih TPH lain G 2 1 1 3 3 1 3 2 3 1
Kebijakan pemerintah menaikan harga
BBM, TDL, Telephone H 1 1 1 3 3 1 1 3 3 1
Kerentanan harga sapi impor terhadap
inflasi I 2 3 1 3 3 2 2 1 3 2
Isu penyakit tertentu J 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Total 12 13 13 22 24 17 17 19 16 27 18
Responden 4
Nama : Indah wulan sari
Jabatan : Staf keuangan
Responden 5
Nama : Liaw ceming
Jabatan : Akunting
Faktor-faktorEksternal A B C D E F G H I J Tot
Permintaan akan daging sapi yang meningkat A 2 2 2 3 2 2 2 2 2
Hubungan baik dengan perusahaan lokal yang
sejenis B 2 3 3 3 2 2 3 1 3 2
Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar yang mulai
stabil C 2 1 3 3 3 3 3 2 3 2
Adanya kawasan perdagangan bebas AFTA serta
kemungkinan untuk ekspor D 2 1 1 3 1 3 1 1 3
119
Banyaknya pengangguran E 1 1 1 1 3 1 1 1 3
Masuknya pemain asing sebagai pengimpor
sekaligus tempat pemotongan F 2 2 1 3 1 2 3 2 3
Posisi tawar konsumen sama kuat yang apabila
terdapat perbedaan harga maka konsumen dapat
memilih TPH lain G 2 2 1 1 3 2 3 2 3
Kebijakan pemerintah menaikan harga BBM,
TDL, Telephone H 2 1 1 3 3 1 1 2 3
Kerentanan harga sapi impor terhadap inflasi I 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2
Isu penyakit tertentu J 2 1 1 1 1 1 1 1 1
Total 17 14 13 20 23 17 17 19 14 26 18
120
Lampiran 3. Rata-rata Bobot faktor dan Rating Faktor Strategis Internal
MATRIKS IFE
No. FAKTOR RATING RATAAN BOBO
STRATEGIS INTERNAL R1 R2 R3 R4 R5 RATING R1 R2 R3
A Kualitas produk yang baik 4 4 4 4 4 4 0.090 0.080 0.09
B PT. PMU merupakan SBU dari salah satu Holding 4 4 4 4 4 4 0.077 0.080 0.09
Company, Sahabat Indonesia.
C Pelayanan terhadap konsumen yang baik 4 3 3 4 3 3.4 0.090 0.087 0.07
D Sistem pengendalian yang terjaga stok tidak pernah 4 4 4 3 4 3.8 0.090 0.083 0.09
kosong
E Lokasi TPH perusahaan strategis 4 4 4 3 4 3.6 0.080 0.083 0.08
F Penjualan langsung dikandang sehingga konsumen bisa 4 4 3 3 3 3.6 0.074 0.083 0.07
memilih langsung
G Recruitment tenaga kerja di sekitar TPH 4 3 3 3 3 3.2 0.064 0.077 0.05
H Adanya usaha penyewaan lahan bagi TPH lain 3 3 4 4 3 3.4 0.038 0.074 0.08
I Lahan kandang, TPH, feedlot merupakan milik 4 4 3 4 4 3.8 0.074 0.080 0.08
perusahaan sendiri
J Tidak adanya jobdesc yang jelas antar karyawan 2 1 2 1 1 1.4 0.067 0.071 0.05
K Lemahnya manajemen pemasaran sehingga perusahaan 1 1 2 2 2 1.6 0.093 0.061 0.05
kesulitan mengembangkan pasar
L Visi,misi dan tujuan perusahaan yang tidak jelas 2 1 1 2 1 1.4 0.083 0.074 0.09
M Tebengkalainya feedlot 2 2 2 2 2 2 0.080 0.067 0.04
1.000 1.000 1.00
121
a Permintaan akan daging sapi meningkat 3 2 4 3 4 3.2 0.094 0.067 0.13
b Hubungan baik dengan usaha lokal yang sejenis untuk 2 2 3 4 3 2.2 0.078 0.089 0.12
mengantisipasi kehabisan stok maupun keinginan
untuk joint
c Nilai rupiah terhadap dollar yang mulai stabil 2 4 4 3 4 3.4 0.117 0.122 0.12
d Adanya kawasan perdagangan bebas AFTA 2 2 4 3 3 2.8 0.072 0.072 0.07
e Peluang untuk recruitment freshgraduate 2 2 3 2 3 2.4 0.061 0.072 0.06
f Masuknya pemain asing sebagai pengimpor sekaligus 1 4 2 1 1 1.8 0.117 0.128 0.10
sebagai pedagang dan pemotongan
g Posisi tawar konsumen sama kuat sehingga apabila 3 2 2 1 2 2 0.078 0.113 0.10
terdapat perbedaan harga produk konsumen dapat
memilih perusahaan lain
h Kebijakan pemerintah menaikan harga BBM, TDL, 3 2 2 2 2 2.2 0.122 0.117 0.09
TELPON
i Kerentanan terhadap inflasi 1 3 1 2 1 1.6 0.133 0.105 0.11
j Isu penyakit tertentu 1 1 2 1 2 1.4 0.128 0.117 0.05
Lampiran 5 Penilaian Nilai Daya Tarik Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif- QSPM
KELEMAHAN
122
Terbengkalainya feedlot 0.063 2 0.126 2 0.126 2 0.
Lemahnya manajemen pemasaran sehingga perusahaan kesulitan mengembangkan
pasar 0.067 4 0.268 3 0.201 3 0.
visi, misi dan tujuan perusahaan yang tidak jelas 0.075 3 0.225 3 0.225 3 0.
PELUANG
Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar yang mulai stabil 0.117 3 0.351 3 0.351 2 0.
Hubungan dengan perusahaan lokal yang sejenis 0.106 3 0.318 2 0.212 2 0.
Permintaan akan daging sapi yang meningkat 0.099 4 0.106 3 0.297 3 0.
Adanya kawasan perdagangan bebas, AFTA serta kemungkinan ekspor 0.08 2 0.16 2 0.16 2 0
Banyaknya pengangguran 0.069 2 0.138 2 0.138 2 0.
ANCAMAN
Isu penyakit tertententu 0.098 3 0.294 3 0.294 2 0.
Posisi tawar konsumen sama kuat, yang apabila terdapat perbedaan harga maka
konsu 0.102 3 0.306 3 0.306 3 0.
men dapat memilih perusahaan lain
Kebijakan pemerintah menaikan harga BBM, TDL, Telephone 0.103 3 0.309 2 0.206 2 0.
Kerentanan terhadap inflasi 0.112 3 0.336 2 0.224 2 0.
Masuknya pemain asing sebagai pengimpor sekaligus tempat pemotongan 0.114 3 0.342 3 0.342 3 0.
Jumlah Total nilai daya tarik 1 5.617 5.424 4.
123
124