Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PEMBAHASAN

1.1 Latar Belakang dan Tujuan

Dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik, pemerintah daerah terus
berupaya untuk meningkatkan trasparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
daerah salah satunya adalah informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan.
Laporan keuangan menjadi isu menarik untuk di kaji dan di bahas saat ini
diantaranya mengenai bagaimana pengguna memenfaatkan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD). Laporan keuangan pemerintah daerah Saat ini, hanya
disajikan untuk memenuhi fungsi pertanggungjawaban, yang seharusnya laporan
keuangan daerah digunakan sebagai media perencanaan, manajerial dan
pengawasan (Hapsari, 2008).
Menurut Bastian (2002:7) laporan keuangan pemerintah daerah merupakan
bagian dari proses pelaporan keuangan dalam pemerintah daerah yang
mempresentasikan secara terstruktur posisi keuangan dari transaksi yang di
lakukan oleh suatu entitas pemerintah daerah. Dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan menyebutkan
laporan keuangan merupakan laporan terstruktur mengenai posisi keuangan dan
transaksii yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Sedangkan dalam Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK), laporan keuangan adalah laporan yang
menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang
diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik
ekonominya. Dari beberapa pengertian yang di paparkan di atas dapat di
simpulkan bahwa Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) merupakan
laporan yang menggabarkan dampak keuangan atau posisi keuangan secara
terstruktur dari transaksi dan peristiwa lain yang di klasifikasikan berdasarkan
karakteristik ekonominya.
Informasi akuntansi yang terdapat di dalam laporan keuangan pemerintah
daerah harus bermanfaat dalam arti dapat mendukung pengambilan keputusan dan
dapat dipahami oleh para pemakai (Huang et al, 1999 dalam Xu et al, 2003). Agar
bermanfaat, informasi harus memenuhi beberapa karakteristik kualitatif yang
sebagaimana disyaratkan dalam Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi yang merupakan ukuran normatif yang perlu di wujudkan
dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.

Tujuan laporan keuangan menurut SAK No. 1 adalah menyediakan informasi


yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Sedangkan menurut (Mardiasmo:2002) tujuan umum
akuntansi dan laporan keuangan bagi organisasi pemerintah di bagi menjadi dua
yaitu:

1. Untuk memberikan informasi yang di gunakan dalam pembuatan


keputusan ekonomi, sosial, dan politik serta sebagai bukti
pertanggungjawaban (accountability) dan pengelolaan (stewardship);
2. Untuk memberikan informasi yang di gunakan untuk mengevaluasi kinerja
menejerial dan organisasi.
Mursyidi dalam bukunya Akuntansi Perintahan di Indonesia menjelaskan
bahwa tujuan umum laporan keuangan pemerintah adalah menyajikan informasi
mengenai posisi keuangan,realisasi anggaran,arus kas dan kinerja keuangan suatu
entitas pelaporan yang bermanfaat bagi pengguna dalam membuat dan
mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik, tujuan
laporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna
untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukan akuntabilitas entitas
pelaporan atas sumber daya yang di percayakan kepadanya dengan:

1. Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi,


kewajiban, dan equitas dana pemerintah;
2. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi,
kewajiban, dan equitas dana pemerintah;
3. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan
sumber daya ekonomi;
4. Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap
anggarannya;
5. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai
aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya;
6. Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai
penyelengaraan kegiatan pemerintah;
7. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan
entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.

Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan


informasi mengenai pendapatan, belanja, transfer, dana cadangan, pembiayaan,
aset, kewajiban, equitas dana, dan arus kas suatu entitas pelaporan.

Berdasarkan Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pengelolaan


Keuangan Daerah menjelaskan bahwa Kepala Daerah harus menyampaikan
Laporan Keuangan yang terdiri dari:

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)


Laporan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber
daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang
menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam
satu periode pelaporan.
2. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai
aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.
3. Laporan Arus Kas (LAK)
Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas
operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo
awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah
pusat/daerah selama periode tertentu.
4. Catatan atas Laporan Keuangan (CALK).
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian
dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan
Perubahan SAL, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas,
Neraca, dan Laporan Arus Kas.
Tuntutan dari berbagai pihak agar pemerintah daerah dapat memberikan
informasi keuangan daerah secara transparan, dewasa ini memang sangat di
tunggu-tunggu, agar informasi tersebut dapat dipergunakan dalam berbagai
kepentingan ataupun kelompok yang membutuhkan. Masing-masing pengguna
mungkin membutuhkan informasi yang berbeda dari laporan keuangan
pemerintah. Walaupun kebutuhan informasi masing-masing kelompok pengguna
laporan keuangan tersebut berbeda,namun informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan harus bertujuan umum untuk memenuhi kebutuhan informasi dari
semua kelompok pengguna, sehingga tidak dirancang untuk memenuhi kebutuhan
spesifik dari masing-masing kelompok pengguna laporan keuangan pemerintah
daerah (LKPD).

Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan pemerintah


disebut dengan pengguna laporan keuangan pemerintah. Dalam hal ini, pengguna
laporan keuangan pemerintah dapat juga diidentifikasikan dengan menelusuri
siapa pihak-pihak yang berkepentingan terhadap pemerintah (stakeholder), yang
mana berdasarkan penelitian Drebin et al. (1981) dalam Jones dan Pendlebury
(2000) menjelaskan bahwa stakeholder pemerintah tersebut dapat dikelompokkan
sebagai berikut: pembayar pajak, pemberi dana bantuan (hibah), investor,
pengguna jasa, karyawan, pemasok, dewan legislatif, manajemen (pemerintah itu
sendiri), pemilih dan badan pengawas. Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP) tahun 2010 terdapat beberapa kelompok utama pengguna laporan keuangan
pemerintah, namun tidak terbatas pada:

1. Masyarakat;
2. Wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa;
3. Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan
pinjaman; dan
4. Pemerintah.
Dengan demikian, laporan keuangan pemerintah daerah wajib menyajikan
laporan keuangan secara terstruktur dan sistematis serta sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, sehingga seluruh informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan pemerintah dapat digunakan sebagai dasar dalam
membuat perencanaan, melakukan pengendalian dan pengambilan keputusan,
terutama bagi pemerintah serta masyarakat sebagai pembayar pajak dan pemberi
amanat pengelolaan keuangan negara.
Laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) di susun untuk menyediakan
informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang di
lakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan
keuangan digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja,
transfer, dan pembiayaan dengan anggaran yang telah di tetapkan,menilai kondisi
keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan.
Laporan keuangan yang di terbitkan harus disusun sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku agar laporan keuangan tersebut dapat dibandingkan
dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau dibandingkan dengan laporan
keuangan entitas yang lain.

Tidak optimalnya pemanfaatan laporan keuangan Pemerintah Daerah


menunjukkan bahwa laporan keuangan pemerintah belum memenuhi aspek
kebermanfaatan (Fontanella, 2010). Masih terdapat banyaknya kelemahan dari
penggunaan laporan keuangan pemerintah. Hal ini disebabkan adanya kesulitan
dalam menentukan keputusan yang dipengaruhi oleh rendahnya kualitas informasi
yang telah tersedia. Lemahnya teori dan praktik akuntansi pemerintahan serta
rendahnya pemahaman Sumber Daya Manusia (SDM) pemerintahan terhadap
akuntansi pemerintahan itu sendiri menjadi masalah yang tidak bisa dihindarkan
dalam pemanfaatan laporan keuangan Pemerintah Daerah.
Dalam penulisan Laporan ini hanya berfokus pada pembahasan mengenai
penggunaan Catatan atas Laporan Keuangan (CALK). Sinaga (2011) menjelaskan
bahwa Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian
dari angka yang tertera dalam laporan realisasi anggaran, neraca, dan laporan arus
kas. IAI (2004) menambahkan pula bahwa Catatan atas Laporan Keuangan harus
disajikan secara ekonomis. Setiap pos dalam neraca, laporan realisasi anggaran
dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam
catatan atas laporan keuangan.
Menurut Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) No 04 Catatan Atas
Laporan Keuangan merupakan bentuk Laporan yang tidak terstruktur, sehingga
cara memahaminya lebih mudah untuk orang-orang atau masyarakat secara
umum. Oleh karena itu, jika Catatan atas laporan Keuangan ini dapat memuat
aspek-aspek yang memadai dan lengkap, akan dapat digunakan sebagai suatu
sumber informasi yang sangat relevan untuk pengambilan keputusan bagi
pengguna umum. Kesesuaian penyajian laporan keuangan dengan standar
akuntansi pemerintahan menjadi dasar diberikannya opini atas laporan keuangan
pemerintah. Berdasarkan isu yang terjadi saat ini latar belakang pendidikan,
pengalaman, dan faktor sosial sangat mempengaruhi pemenfaatan Catatan atas
Laporan keuangan Pemerintah Daerah.
Menurut Fortanella (2010) latar belakang pendidikan sebagai bagian dari
kapasitas sumber daya manusia yang merupakan salah satu elemen kunci dalam
penyediaan dan pemanfaatan laporan keuangan pemerintah. Dalam hal ini
pendidikan berpengaruh dalam menimbang dan memilih suatu informasi. Menurut
Gibbins (1984) pendidikan dan pengalaman sebagai unsur pengetahuan, dapat
memberikan kemampuan mengolah informasi, membandingan solusi dari berbagai
alternatif, dan mengambil tindakan. Sedangkan menurut Bonner dan Lewis (1990)
penyeleksian dan pembobotan nilai informasi tergantung dari pengetahuan, sehingga
pendidikan dan pengalaman seorang berperan penting dalam menentukan informasi
yang relevan untuk mengambil keputusan dalam perencanaan, pengelolaan, dan
pengendalian. Lemahnya teori dan praktik akuntansi pemerintahan serta
rendahnya pemahaman sumber daya pemerintahan terhadap akuntansi
pemerintahan menjadi masalah yang tidak bisa dihindarkan dalam pemanfaatan
laporan keuangan Pemda (Hapsari, 2008). Latar belakang pendidikan mempunyai
pengaruh yang sangat urgen dalam pemenfaatan laporan keuangan, penyusunan
laporan keuangan, pengambilan keputusan dalam perencanaan, pengelolaan, dan
pengendalian terhadap informasi akuntansi artinya dalam pengelolaan keuangan
daerah yang baik, SKPD harus memiliki sumber daya manusia yang
berkualitas,yang di dukung dengan latar belakang pendidikan akuntansi, sering
mengikuti pendidikan dan pelatihan dan mempunyai pengalaman di bidang
keuangan.
Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan
perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non
formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada
suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Menurut Gibbins (1984) pengalaman
diperoleh melalui praktek, khususnya praktek mengambil keputusan. minimnya
pengalaman sumber daya manusia yang ada menyebabkan pengambilan
keputusan yang dilakukan akan menjadi tidak berkualitas. Sumber daya manusia
yang sudah berpengalaman dalam dalam bidang keuangan mampu menimbang
dan memilih informasi, mongolah informasi, membandingkan solusi dari berbagai
alternatif, serta mampu mengambil tindakan atau keputusan yang berkualit.
pengetahuan akuntansi serta kesesuaian antara informasi yang dibutuhkan
dengan informasi yang tersaji di dalam pelaporan keuangan mempengaruhi
pemanfaatan pelaporan keuangan pemerintah daerah (Fortanella: 2010).
Pemanfaatan laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh pengetahuan akuntansi dan
informasi akuntansi, pengetahuan akuntansi dapat didefenisikan sebagai
seperangkat ilmu tentang sistem informasi yang menghasilkan laporan keuangan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi
pemerintahan. Seseorang dikatakan paham terhadap akuntansi adalah mengerti
dan pandai dalam memproses akuntansi menjadi sebuah informasi laporan
keuangan yang dapat di terima oleh masyarakat secara umum serta dapat di
gunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan oleh pengguna laporan
keuangan dengan berpedoman pada prinsip dan standar penyusunan laporan
keuangan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Faktor sosial mengacu pada budaya atau kebiasaan dari setiap pengguna
laporan keuangan pemerintah, yaitu lingkungan kerja pada instansi pemerintah.
Budaya sebagai norma dan nilai semula jadi daripada orang akan mempengaruhi
kesukaan pengurus ke atas ciri-ciri maklumat (Choe, 2004). Hasil dari penelitian
Williams dan Seaman (2001) bahwa budaya berdampak pada desain sistem informasi
akuntansi, dimana desain ini, menunjukkan jenis informasi yang dihasilkan.
Menurut Hofstede (1980), peranan budaya ialah sebagai gaya perilaku.
Berdasarkan peran budaya inilah maka memungkinkan pengguna kurang
memanfaatkan kemampuannya untuk menimbang dan memilih informasi, Tetapi
cenderung mengacu pada kebiasaan ketika menggunakan informasi dalam
pengambilan keputusan. Ini berarti ada hubungan antara budaya dengan
penggunaan informasi. Lingkungan serta budaya yang kurang baik akan
berpengaruh terhadap laporan keuangan yang di hasilkan, la poran keuangan yang
di hasilkan tidak bisa dipertanggungjawabkan. Faktor sosial yang kurang baik
akan dapat mengakibatkan terjadinya pengambilan keputusan yang kurang
berkualitas pada saat memanfaatkan catatan atas laporan keuangan pemerintah
daerah.

Berdasarkan penjabaran di atas, penulis ingin menguji kembali sampai


sejauh mana pemanfaatan atas catatan laporan keuangan pemerintah dan menguji
pengaruh dari tingkat pendidikan, pengalaman, faktor sosial dan pengetahuan
akuntansi terhadap pemanfaatan catatan atas laporan keuangan (CALK)
pemerintah daerah pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTT.
Oleh karena itu, laporan ini di beri judul Faktor-Faktor yang mempengaruhi
pemenfaatan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) oleh penguna laporan
keuangan Pemerintah Daerah
Tujuan dari prakek kerja Lapangan ini untuk menganalisis tingkat
pendidikan, pengalaman, pengetahuan Akuntansi dan faktor sosial pengguna
laporan keuangan pada instansi pemerintah di Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi NTT terhadap pemanfaatan Catatan Atas Laporan
Keuangan (CALK).
Berdasarkan latar belakang serta masalah yang diuraikan di atas maka
tujuan dari laporan praktek kerja lapangan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap pemenfaatan


Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) oleh pengguna laporan
keuangan pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTT;
2. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman terhadap pemenfaatan
Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) oleh pengguna laporan
keuangan pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTT;
3. Untuk mengetahui pengruh faktor sosial terhadap pemenfaatan Catatan
Atas Laporan Keuangan (CALK) oleh pengguna laporan keuangan
pada Dinas Tenaga Kerja dan Transimgrasi NTT;
1.2 Kegunaan Praktek Kerja Lapangan
1. Bagi Mahasiswa
Praktek kerja Lapangan merupakan salah satu bentuk implementasi secara
sistematis dan sinkron antara pengetahuan yang di peroleh di dunia
pendidikan dengan penerapan dalam dunia kerja secara langsung untuk
mencapai tingkat keahlian tertentu, Mengaplikasikan secara langsung
teori-teori yang di peroleh pada saat kuliah dan di terapkan dalam praktek
kerja lapangan, memperoleh informasi praktis yang berhubungan dengan
penerapan akuntansi pada sub bagian keuangan pada dinas tenaga kerja
dan transmigrasi provinsi NTT, menambah dan memperluas wawasan
akuntansi dari berbagai dimensi.
2. Bagi Akademik

Praktek Kerja Lapangan ini diharapkan dapat memberikan informasi dan


menambah ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan Catatan atas Laporan
Keuangan (CALK) yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi NTT. Serta dapat digunakan sebagai bahan acuan dan referensi
untuk Laporan PKL selanjutnya yang berhubungan dengan pemanfaatan
Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Daerah.
3. Bagi Pemerintah pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
NTT.
Laporan ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dan masukan
tambahan bagi Pemerintah Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi NTT dalam upaya evaluasi, pengambilan keputusan, dan
peningkatan kualitas kerja Pemerintah Pada Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi NTT.
1.3 Organisai/Sistematika Laporan
1.3.1 Organisasi
MAHASISWA

Nama : Bibiana Nona Lilianti Gela

NIM : 1533111016

Fakultas/Prodi : Ekonomi/Akuntansi

Semester : V (Lima)

Alamat : Jln. Dua Lontar, Kayu Putih

PEMBIMBING
Nama :
NIDN :
Alamat :
PEMBIMBING LAPANGAN

Nama : Yosef Mikhael Reong, S.Sos

NIP :

Jabatan : Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Umum

Unit :
1.3.2 Sistematika laporan

Sistematika penulisan merupakan pola dalam penyusunan laporan untuk


mendapatkan gambaran secara garis besar bab demi bab. Dengan sistematika
penulisan diharapkan para pembaca akan lebih mudah dalam memahami isi dari
sebuah laporan. Adapun sistematika penulisan darilaporan ini adalah sebagai
berikut.

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini menguraikan lebih lanjut mengenai masalah yang akan
dibahas dalam laporan ini, meliputi latar belakang masalah pemanfaatan Catatan
atas Laporan Keuangan (CALK), tujuan dan kegunaan praktek kerja lapangan,
serta organisasi/sistematika penulisan.

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN/ORGANISASI DAN AKTIFITAS PKL

Bab ini membahas mengenai sub-bab profil perusahaan/organisasi secara


spesifik (unit/divisi terkait) dengan pemanfaatan Catatan atas Laporan Keuangan
(CALK), karakteristik organisasi, mencakup struktur organisasi, praktek
akuntansi, ketentuan/peraturan terkait serta aktifitas Praktek Kerja Lapangan.

BAB III : AKTIVITAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Pada bab ini menguraikan tentang metode pelaksanaan yang terdiri dari
waktu dan pelaksanaan praktek kerja lapangan, teknik pelaksanaan, serta teknik
pengumpulan data yang berkaitan dengan Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemenfaatan Catatan Atas Laporan Keuangan oleh pengguna laporan keuangan
pemerintah.

BAB IV: PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis akan menguraikan tentang landasan teori , serta
analisis data yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
apemenfaatan Catatan Atas Laporan Keuangan oleh pengguna laporan keuangan
pemerintah daerah.

BAB V: PENUTUP

Pada bab ini penulis memberikan Kesimpulan,penjabaran tentang hal-hal


positif yang diterima selama perkuliahan yang bermanfaat/relevan terhadap
pekerjaan selama PKL, memberikan penjabaran tentang manfaat magang terhadap
pengembangan soft-skills dan kekurangan soft-skills yang dimilikinya,
memberikan penjabaran tentang manfaat PKL terhadap pengembangan
kemampuan kognitif dan kekurangan kemampuan kognitif yang
dimilikinya,mengidentifikasi kunci sukses dalam bekerja berdasarkan
pengalamannya di tempat PKL.memberikan penjabaran mengenai rencana
perbaikan/pengembangan diri, karir, dan pendidikan selanjutnya.

BAB III

AKTIVITAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN

a. Metode Pelaksaan

3.1.1 Waktu dan Lokasi


Minggu pertama

Hari/Tgl Waktu Bagian/Unit Kegiatan


Selasa, 10.00 Sekretariat Melapor diri pada instansi
1/9/2017 (kantor Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Provinsi
NTT).
Pengarahan dan pengenalan
10.00-10.30 lingkungan perkantoran serta
penempatan posisi oleh
pendamping lapangan.
10.30-12.00 Mencatat surat masuk ke
dalam buku agenda
Rabu, 07.00-09.00 Sekretariat Mencatat surat masuk,
2/9/2017 mengantar surat yang telah di
disposisi ke bagian atau unit
masing-masing untuk di tindak
lanjuti.
09.00-10.00 Merekap surat masuk selama
bulan juli
10.00-10.30 Mengelompokan kartu kendali
surat masuk sesuai dengan
tanggal selama bulan juli
10.30-12.00 Merekap daftar hadir pegawai
selama di bagian sekretariat
Kamis, 07.00-08.00
3/9/2017
,

Anda mungkin juga menyukai