Allah berfirman,
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-
binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah
tempat kembali yang baik (surga). (QS. Ali Imran: 14)
Ayat di atas menjelaskan bahwa mencintai wanita dan dunia adalah fitrah manusia.
Seorang laki-laki tidak dilarang mencintai wanita selama aplikasi cintanya tidak melanggar
syariat. Seorang manusia tidak dilarang mencintai dunia selama kecintaannya tidak
mennjerumuskan kepada maksiat. Namun sadarkah, sejatinya di balik keindahan itu semua
adalah fitnah (ujian) untuk manusia?
Imam Ibnu Hajar mengatakan, Allah menyebut wanita pada urutan yang pertama
sebelum menyebut yang lainnya. Ini memberikan sinyal bahwa fitnah wanita adalah induk
dari segala fitnah.
Ungkapan Imam Ibnu Hajar ini selaras dengan hadis Nabi shallallahu alaihi
wasallam yang diriwayatkan dari Usamah Bin Zaid. Beliau bersabda,
Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah
wanita. (HR. Bukhari: 5096 dan Muslim: 2740)
Katakanlah kepada laki-laki yang beriman,Hendaklah mereka menahan pandangannya
dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. (QS. An-Nur [24] : 30).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
Ini adalah perintah dari Allah Taala kepada hamba-hambaNya yang beriman untuk
menjaga (menahan) pandangan mereka dari hal-hal yang diharamkan atas mereka. Maka
janganlah memandang kecuali memandang kepada hal-hal yang diperbolehkan untuk
dipandang. Dan tahanlah pandanganmu dari hal-hal yang diharamkan. (Tafsir Ibnu
Katsir, 6/41)
Menundukkan pandangan mata merupakan dasar dan sarana untuk menjaga
kemaluan. Oleh karena itu, dalam ayat ini Allah Taala terlebih dulu menyebutkan perintah
untuk menahan pandangan mata daripada perintah untuk menjaga kemaluan. Jika seseorang
mengumbar pandangan matanya, maka dia telah mengumbar syahwat hatinya. Sehingga mata
pun bisa berbuat durhaka karena memandang, dan itulah zina mata.
Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu untuk menikah, maka
menikahlah. Karena menikah itu lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara
kemaluan (HR. Bukhari no. 5065 dan Muslim no. 1400).
Dengan keimanan dan rasa takut dalam hatinya, seseorang bisa saja menahan pandangan
matanya dari yang haram. Akan tetapi, dalam hadits ini Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam menyatakan bahwa dengan menikah, seseorang akan lebih dapat menjaga
pandangannya dan memelihara kemaluannya. Karena dia bisa menyalurkan syahwatnya
kepada sesuatu yang halal, yaitu istrinya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda,
Sesungguhnya wanita itu maju dalam rupa setan dan membelakang dalam rupa setan. Jika
salah seorang dari kalian melihat wanita yang mengagumkannya, maka datangilah istrinya.
Karena hal itu menghilangkan apa yang terdapat dalam dirinya. (HR. Muslim no. 1403).