Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KELOMPOK

KOPERASI
KEWIRAKOPERASIAN

Makalah Ini Disusun Demi Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Koperasi
Dosen Pengampu :
Meyta Pritandhari, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 3
NO. NAMA NPM KELAS
1 Melinda Eka Putri 15210058 B
2 B
3 B
4 B

PRODI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang
Kewirakoperasian. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah Koperasi di Universitas Muhammadiyah Metro,
Lampung.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Metro, Oktober 2017

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Koperasi merupakan Badan Usaha yang didirikan dengan asas kekeluargaan
dan memiliki tujuan mensejahterakan masyarakat pada umumnya dan
kesejahteraan anggota pada khususnya. Seiring dengan berdirinya koperasi,
memberikan dampak positif terhadap perekonomian di dunia, termasuk di
Indonesia. Bahkan ketika terjadi krisis ekonomi di Indonesia pada tahun 1998,
koperasi ikut mengambil bagian untuk tetap menjadi Badan Usaha yang
mmpertahankan eksistensi tujuannya bagi masyarakat tanpa tenggelam oleh
krisis moneter yang telah melanda Indonesia.
Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki banyak koperasi yang
tersebar hampir di seluruh bagian Indonesia, yang semuanya tersebar di berbagai
daerah. Karena adanya koperasi yang turut serta menyokong perputaran roda
perekonomian negara tanpa bertujuan menarik keuntungan dari anggotanya
maupun masyarakat, tak heran apabila koperasi inilah yang banyak dipilih dan
digunakan oleh masyarakat untuk mendukung kegiatan ekonomi di Indonesia.
Koperasi memiliki kendala dan resiko yang lebih kecil, dibanding dengan
bentuk badan usaha lainnya yang berkecenderungan untuk mencari laba. Jadi
banyak dikembangkan sebagai kekuatan ekonomi rakyat yang mudah tetapi dapat
menjadi pondasi yang kuat dalam pembangunan. Seiring berjalannya waktu, di era
globalisasi ini persaingan dalam perekonomian makin ketat, sehingga diperlukan
jiwa jiwa wirausaha dalam pembangunan koperasi agar tetap lestari dan utuh.
BAB II
KEWIRAKOPERASIAN

A. Pengertian Kewirakoperasian dan Wirausaha Koperasi


a. Pengertian Kewirakoperasian
Kewirakoperasian adalah suatu sikap mental positif dalam berusaha secara
koperatif, dengan mengambil prakarsa inovatif serta keberanian mengambil
resiko dan berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi, dalam
mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyata serta peningkatan kesejahteraan
bersama.
Dari definisi tersebut terkandung beberapa unsur yang patut diperhatikan :
1. Kewirausahaan koperasi merupakan sikap mental positif dalam
berusaha secara koperatif. Ini berarti wirakop (orang yang
melaksanakan kewirakoperasian) harus mempunyai keinginan untuk
memajukan organsasi koperasi, baik itu usaha koperasi maupun usaha
anggotanya. Usaha itu harus dilakukan secara koperatif dalam arti
setiap kegiatan usaha koperasi harus mementingkan kebutuhan
anggotanya.
2. Tugas utama wirakop adalah mengambil prakarsa inovatif, artinya
berusaha mencari, menemukan, dan memanfaatkan peluang yang ada
demi kepentingan bersama (Drucker, 1998, h.30). Bertindak inovatif
tidak hanya dilakukan pada saat memulai usaha tetapi juga pada saat
usaha itu berjalan, bahkan pada saat usaha koperasi berada dalam
kemunduran.
3. Wirakop harus mempunyai keberanian mengambil resiko. Karna
dunia penuh dengan ketidakpastian, sehingga hal-hal yang diharapkan
kadang-kadang tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi di
lapangan. Oleh karena itu dalam menghadapi situasi semacam itu
diperlukan seorang wirausaha yang mempunyai kemampuan
mengambil resiko. Tentu saja pengambilan resiko ini dilakukan
dengan perhitungan-perhitungan yang cermat.
4. Kegiatan wirakop harus berpegang teguh pada prinsip identitas
koperasi, yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai
pelanggan. Kepentingan anggota harus diutamakan agar anggota mau
berpartisipasi aktif terhadap koperasi. Karena itu wirakop bertugas
meningkatkan pelayanan dengan jalan menyediakan berbagai
kebutuhan anggotanya.
5. Tujuan utama setiap wirakop adalah memenuhi kebutuhan nyata
anggota koperasi dan meningkatkan kesejahteraan bersama. Tugas
seorang wirakop sebenarnya cukup berat karena banyak pihak yang
berkepentingan di lingkungan koperasi, seperti anggota, perusahaan
koperasi, karyawan, masyarakat di sekitarnya, dan lain-lain. Seorang
wirakop terkadang dihadapkan pada masalah konflik kepentingan di
antara masing-masing pihak.
6. Kewirausahaan dalam koperasi dapat dilakukan oleh anggota,
menajer, birokrat yang berperan dalam pembangunan koperasi dan
katalis, yaitu orang yang peduli terhadap pengembangan koperasi.
Keempat jenis wirakop ini tentunya mempunyai kebebasan bertindak
dan insentif yang berbeda-beda yang selanjutnya menentukan tingkat
efektivitas yang berbeda-beda pula.

b. Pengertian Wirausaha Koperasi


Wirausaha koperasi adalah orang yang mempunyai kemampuan dan
kemauan dalam inovasi atau mendapatkan strategi bagi pengembangan
koperasi. Di atas pundak wirausaha koperasi diharapkan koperasi akan
mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantages) dari badan usaha
lain yang menjadi saingannya. Sebenarnya competitive advatanges dapat
diperoleh melalui strategic asset, reputation dan architecture koperasi, tetapi
peranan wirakop dalam menciptakan inovasi lebih dominan dalam
menciptakan competitive advantages.
Strategic asset adalah asset yang diperoleh melalui hak monopoli, lisensi,
paten dan hak penguasaan lainnya yang umumnya diberikan oleh
pemerintah. Perkembangan koperasi di Indonesia (khususnya KUD) pada
umumnya diperoleh karena strategic asset, seperti kebijaksanaan pemerintah
yang mengharuskan di wilayah kecamatan hanya terdapat satu KUD,
ketentuan bidang ekonomi yang hanya boleh diusahakan oleh koperasi untuk
tidak diusahakan oleh badan usaha lainnya, dan masih banyak ketentuan-
ketentuan lain yang sebenarnya sangat menguntungkan bagi koperasi. Tetapi
karena badan usaha lainnnya (BUMN dan Swasta) yang mempunyai modal
cukup besar juga diberikan strategic asset maka kita tidak dapat
mengharapkan koperasi memperoleh competitive advantages dari strategic
aseet ini.
Demikian juga dengan reputation (nama baik), koperasi tidak akan
memperoleh competitive advantages, karena sampai saat ini koperasi masih
belum mempunyai reputasi yang baik di mata masyarakat. Bahkan banyak
kritik-kritik tajam yang ditujukan pada koperasi, terutama karena koperasi
yang dijadikan sebagai alat pembangunan belum mampu mengangkat
masyarakat dari kemiskinan. Di samping itu banyak koperasi yang terpaksa
gulung tikar karena tidak mendapat tanggapan yang positif dari masyarakat.
Competitive advantages juga bisa diperoleh dari arsitektur koperasi.
Arsitektur koperasi didasarkan pada prinsip identitas (identity principles)
yang menyatakan anggota sebagai pemilik dan sebagai pelanggan.
Berdasarkan prinsip ini, anggota akan memasuki koperasi jika sesuai dengan
kepentingannya. Tetapi jika tidak sesuai dengan kepentingannya, tidak akan
ada artinya seseorang menjadi anggota koperasi. Kedudukan anggota dalam
koperasi menjadi sangat kuat karena ia adalah sebagai pemilik dan sekaligus
sebagai pelanggan.

c. Kebutuhan Akan Wirausaha Wirausaha Koperasi


Dalam beberapa kebijakan pembangunan selama PJPT 1 secara tegas
dijelaskan bahwa:
1. Pembangunan koperasi diarahkan agar makin memiliki kemampuan
menjadi badan usaha yang makin efisien dan menjadi gerakan
ekonomi rakyat yang tangguh dan berakar pada masyarakat.
2. Pelaksanaan fungsi dan peranan koperasi ditingkatkan melalui upaya
peningkatan kebersamaan dan manajemen yang lebih profesional.
3. Pemberian kemampuan yang seluas-luasnya di segala sector kegiatan
ekonomi dan penciptaan iklim usaha yang mendukung dengan
kemudahan memperoleh permodalan.
4. Kerjasama antar koperasi dan antara koperasi dengan usaha Negara
dan usaha swasta sebagai mitra usaha dikembangkan secara lebih
nyata.

Kondisi tersebut telah memberikan tantangan bagi wirausaha-wirausaha


koperasi (wirakop) dalam mengembangkan potensinya sehingga cita-cita
koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat segera
terealisir. Beberapa kondisi telah diciptakan pemerintah guna merangsang
wirakop-wirakop untuk menunjukkan pengabdiannya pada bangsa dan
Negara tercinta ini seperti pemberian hak usaha dalam bidang tertentu oleh
koperasi tertentu, kemudahan dalam memperoleh bantuan modal, penciptaan
iklim usaha yang lebih menggairahkan, dan lain-lain.

B. Fungsi Kewirakoperasian
a. Kewirakoperasian Rutin
Kewirakoperasian rutin diarahkan pada kegiatan rutin organisasi usaha
(koperasi), seperti produksi, pemasaran, personalia, keuangan, administrasi,
dan lain-lain,. Progam-program telah disusun dan dilaksanakan. Tugas
wirakop hanyalah meluruskan / mengendalikan sesuatu agar berjalan sesuai
dengan program yang telah ditetapkan.
Kewirausahaan rutin merupakan literature manajemen yang berfungsi
sebagai pemecahan masalah.
Oleh karena itu para wirausaha rutin dianggap sebagai seorang manajer
yang berfungsi mengambil keputusan mengenai koordinasi alat-alat yang
dimiliki. Manajer akan bertindak berdasarkan peluang yang diketahuinya,
untuk kemudian mengelola faktor-faktor produksi untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kewirakoperasian rutin mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Kegiatan kewirakoperasian berhubungan dengan evaluasi dan koreksi
bila terjadi misalokasi sumber daya. Tindakan ini disebut pemecahan
masalah.
2. Manajer (wirakop) mempunyai informasi yang banyak tentang sumber
daya, tujuan, dan resiko yang dihadapi. Wirausaha dapat bertindak
berdasarkan informasi yang akurat mengenai sumber-sumber dan hasil
akhir (tujuan), serta setiap keputusan telah mempertimbangkan resiko.
3. Rendahnya tingkat ketidakpastian memungkinkan wirausaha
(wirakop) mampu memaksimumkan tujuan (misalnya
memaksimumkan profit atau pengembangan usaha para anggota
koperasi).

b. Kewirakoperasian Arbitrase
Arbitrase di sini dimaksudkan sebagai keputusan yang diambil dari dua
kondisi yang berbeda dan keputusan itu memberikan peluang yang
menguntungkan. Tugas utama dari wirakop dalam hal ini mencari peluang
yang menguntungkan dari dua kondisi yang berbeda. Misalnya ketidak
sesuaian permintaan dan penawaran suatu pasar akan menciptakan peluang
bagi seseorang (wirausaha) untuk membeli dengan murah dan menjual
dengan mahal. Oleh karena itu, guna memperoleh keberhasilan dalam kondisi
ini, wirakop harus mempunyai informasi yang banyak tentang lingkungan dan
pasar yang hendak dituju dan memanfaatkan informasi ini untuk kemajuan
koperasi.
Kewirakoperasian rutin mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Wirakop mempunyai informasi yang banyak tentang perbedaan harga
barang-barang tertentu bila ia beli saat ini dan dijual pada waktu yang
akan datang.
2. Inti kewirakoperasian terdiri dari penemuan dan pelaksanaan peluang
yang menguntungkan yang sampai saat ini belum dikenali dan
direalisasikan. Peluang tersebut merupakan hasil ketidakseimbangan
yang disebabkan perbedaan permintaan dan penawaran.
c. Kewirakoperasian Inovatif
Inovatif berarti mencari, memanfaatkan dan menemukan sesuatu yang
baru. Wirakop yang inovatif berarti wirakop yang selalu tidak puas dengan
kondisi yang ada. Ia selalu berusaha mencari, menemukan dan memanfaatkan
peluang yang diperoleh. Ia sangat diperlukan terutama pada kondisi di mana
perusahaan (termasuk koperasi) mengalami stagnasi. Ia juga diperlukan oleh
perusahaan atau koperasi yang menghadapi masalah ketidakpastian yang
serius dalam lingkungan yang dinamis.
Kewirakoperasian inovatif biasanya tidak menimbulakan masalah, artinya
meskipun keuntungan yang diperoleh oleh innovator akan dikikis oleh para
peniru, namun pengurangan keuntungan ini akan menyebabkan innovator
memperkenalkan inovasi versi terbaru atau peluan gbaru, jadi kegiatan
inovatif akan menghasilkan dorongan tertentu bagi kegiatan inovatif baru.

C. Tipe Kewirakoperasian
a. Kewirakoperasian Anggota
Anggota sebagai pemilik koperasi dapat menjadi wirakop bila ia mampu
menemukan dan memanfaatkan peluang yang ada untuk pertumbuhan
koperasi. Tetapi kemungkinan ia sangat lemah mengingat kebanyakan
kemampuan anggota dalam inovasi masih sangat rendah, keterbatasan hak
bertindak karena setiap tindakan harus memperhatikan anggota lainnya dan
motivasi yang rendah. Anggota kopersi di Indonesia umumnya mempunyai
tingkat pendidikan yang rendah sehingga tingkat kemampuan dalam
menemukan sesuatu yang baru sangat terbatas.
Disamping itu, kendatipun anggota mempunyai kemampuan yang tinggi
tetapi motivasi untuk berprestasi di bidang koperasi akan menjadi sangat
rendah sebab manfaat dari hasil inovasi anggota yang dinikmati hanya
sebagian kecil oleh anggota yang bersangkutan dan sebagian besar dinikmati
oeh anggota lainnya, anggota potensial atau bahkan para pesaing koperasi.
Dalam kondisi seperti ini, anggota yang rasional akan memanfaatkan peluang
tersebut untuk kepentingan diri sendiri dengan jalan bekerja di luar koperasi.
b. Kewirakoperasian Manajer
Pada koperasi yang mengangkat manajer sebagai pelaksana dan
penanggung jawab kegiatan operasional, koperasi tentu sangat mengharapkan
perubahan yang memberikan keuntungan. Tetapi kendala yang dihadapi oleh
manajer adalah keterbatasan-kebebasan untuk bertindak. Keterbatasan ini
karena manajer disamping dibebani peningkatan pertumbuhan usaha koperasi
tetap juga dibebani peningkatan pelayanan terhadap anggotanya. Kedua hal
tersebut kadang terjadi kontradiksi. Bila manajer menginginkan
meningkatkan pertumbuhan koperasi, maka ia harus berorientasi ke pasar
eksternal (melayani kebutuhan non anggota) dan ini berarti mengurangi nilai
pelayanan terhadap anggotanya. Sebaliknya bila manajer menginginkan
peningkatan pelayanan terhadap anggota (misal dengan memberikan harga
pelayanan yan glebih rendah dibanding dengan harga pasar), maka ia tidak
akan dapat meningkatkan pertumbuhan koperasi. Dalam kondisi seperti ini,
kendatipun manajer mempunyai kemampuan dan motivasi yang tinggi untuk
mengembangkan organisasi koperasi, tetap saja ia menghadapi hambatan
yang besar yang harus dilewatinya.

c. Kewirakoperasian Birokrat
Birokrat adalah pihaknya secara tidak langsung berhubungan dengan
pengembangan gerakan koperasi. Setiap kegiatannya memang diharapkan
untuk memacu perkembangan koperasi. Tetapi untuk melaksanakannya, ia
terbelenggu oleh aturan-aturan yang telah ditetapkan dan setiap turut campur,
birokat tersebut dalam organisasi koperasi belum tentu sesuai dengan
keinginan anggota koperasi. Dengan demikian, kendatipun mempunyai
kemampuan dan kemauan yang tinggi dalam mengembangkan koperasi, tetap
saja kewirakoperasiannya terbatas.

d. Kewirakoperasian katalis
Katalis disini diartikan sebagai pihak yang berkompeten terhadap
pengembangan koperasi kendatipun ia tidak mempunyai hubungan langsung
dengan organisasi koperasi. Para katalis ini jelas mempunyai kemampuan
yang tinggi dan motivasi yang tinggi kendatipun insentif yang diterimanya
kadang-kadang kecil. Di samping itu ia juga mempunyai kebebasan bertindak
karena ia berada di luar organisasi koperasi dan tidak terikat oleh aturan-
aturan organisasi tersebut. Seorang katalis biasanya adalah seorang Altruis,
yaitu orang yang mementingkan kebutuhan orang lain. Dalam konteks ini,
pada dasarnya seorang katalislah yang mempunyai kemampuan dalam
membantu pertumbuhan gerakan koperasi.

D. Tugas Kewirakopersian
Tugas kewirakoperasian adalah menciptakan keunggulan bersaing koperasi di
banding dengan organisasi usaha pesaingnya. Keunggulan tersebut dapat
diperoleh melalui :
a. Mendudukan Koperasi Sebagai Penguasa yang Kuat di Pasar
Bila para petani membentuk koperasi maka koperasi tersebut mempunyai
kedudukan yang kuat di pasar. Bila masing masing koperasi primer yang
anggotanya para petani membentuk koperasi ditingkat atasnya (koperasi
sekunder) maka koperasi yang terbentuk akan mempunyai posisi yang kuat
dipasar yang lebih luas. Demikian seterusnya, bila antarkoperasi sekunder
membentuk koperasi tersier dan antarkoperasi tersier embentuk koperasi
ditingkat atasnya lagi, maka koperasi akan mempunyai kedudukan yang kuat
dalam pasar yang sangat luas. Dengan kata lain kekuatan dalam penawaran
dipasar dapat diperoleh melalui investigasi vertikal ke hulu atau ke hilir.
Integrasi vertikal ini sangat dimungkinkan bagi koperasi karena para petani
anggota koperasi menguasai input / bahan baku untuk keperluan produksi
ditingkat atasnya.
Tugas kewirakoperasian dalam hal ini adalah meningkatkan efisiensi
koperasi melalui integrasi vertikal tersebut.

b. Kemampuan Dalam Mereduksi Biaya Transaksi


Tugas wirakop yang kedua ini adalah menekan biaya transaksi. Biaya
transaksi adalah biaya di luar biaya produksi yang timbul karena adanya
transaksi - transaksi, seperti biaya pencarian informasi, biaya kontrak, biaya
monitoring kontrak, biaya legal jika kotrak dilanggar, dan biaya resiko yang
mungkin timbul sebagai akibat terjadinya transaksi.
Kemungkinan menekan biaya transaksi pada koperasi dapat dilakukan
karena:
1. Informasi yang berguna untuk pengembangan koperasi banyak
tersebar luas diantara para anggotanya,
2. Kontrak antara anggota dengan koperasinya tidak perlu dilakukan
karena anggota adalah pemilik koperasi,
3. Terdapatnya control social dalam koperasi tidak perlu manajemen
mengeluarkan biaya monitoring dalam jumlah yang besar,
4. Resiko ketidakpastian dapat mudah direduksi karena ada pasar
internal koperasi.

c. Pemanfaatan Interlinkage Market


Interlinkage market adalah hubungan transaksi antarpelaku ekonomi
dipasar. Seorang produsen membutuhkan input dari penghasil input (rumah
tangga konsumen) dan membutuhkan modal dari pembeli kredit. Bila
produsen menghasilkan pendapatan itu akan digunakan untuk membeli input,
membayar utang dan mungkin ditabung. Bila penghasil input membentuk
koperasi, misalnya kopersi penjualan, para produsen membentuk koperasi
produsen dan para pemberi kredit mendirikan koperasi simpan pinjam, maka
transaksi antar koperasi penjualan dengan koperasi produsen, koperasi
penjualan dengan hasil simpan pinjam dan koperasi produsen dengan hasil
simpan pinjam akan dapat mengurangi biaya transaksi tersebut karena
koperasi akan terhindar dari sistem ijon dan rentenir. Kemungkinan ini bias
diraih mengingat misi koperasi tidak sepenuhnya memperoleh keuntungan
yang banyak tetapi juga mempunyai misi social.
Tugas wirakop dalam hal ini menciptakan kerjasama rentenir. Tugas
wirakop dalam hal ini menciptakan kerjasama rentenir. Tugas wirakop dalam
hal ini menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan diantara pelaku
dalam interlinkage market tersebut.
d. Pemanfaatan Trust Capital
Trust capital secara dengan sederhana di artikan sebagai pengumpulan
modal. Hal ini dimungkinkan terjadi pada koperasi karena usaha yang tadinya
dilakukan sendiri-sendiri oleh para anggotanya sekarang di kelola secara
bersama-sama dengan anggota lainnya.semakin banyak anggota semakin
besar modal yang dapat dikumpulkan dan semakin kuat kedudukan modal
usaha koperasi sehingga kemampuan koperasi dalam bersaing dengan
pesaingnya semakin kuat.
Tugas wirakop dengan hal ini adalah mengelola modal tersebut secara
efisien dan meningkatkan peranan anggota dalam meningkatkan partisipasi
intensif dalam pemanfaatan jasa pelayanan koperas dan partisipasi kontributif
dalam pembentukan pemodalan yang baru.

e. Pengendalian Ketidakpastian
Upaya pengendalian ketidakpastian sangat dimungkinkan mengingat
adanya pasar internal pada koperasi. Kalaupun ada kerugian karena muncul
resiko dalam kegiatan operasionalnya, maka resiko ini akan ditanggung
bersama-sama, sehingga biaya resiko peranggota menjadi rendah.
Koperasi adalah milik anggota dan anggota memanfaatkan jasa yang
ditawarkan oleh koperasinya. Oleh karena koperasi milik anggota maka
secara rasional tidak mungkin para anggota akan merugikan koperasinya
sendiri dalam melaksanakan transaksinya. Hanya saja bisa terjadi jika
koperasi memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan anggotanya.
Tugas wirakop dalam hal ini adalah meningkatkan pelayanan terhadap
anggotanya dengan jalan menyediakan barang - barang atau jasa - jasa yang
dibutuhkan oleh anggotanya.

f. Penciptaan Inovasi
Inovasi pada koperasi sangat dimungkinkan mengingat banyak yang
berkompeten terhadap pertumbuhan koperasi. Tugas wirakop dalam hal ini
menciptakan inovasi-inovasi baru yang menguntungkan bagi koperasi dan
anggotanya. Inovasi-inovasi yang berasal dari anggota atau manajer sangat
diperlukan oleh koperasi terutama pada saat koperasi mengalami stagnasi.
Untuk membangkitkan kembali koperasi dari kelesuan diperlukan wirakop-
wirakop yang altruistis dan andal. Dikatakan altruistis karena seorang
wirakop harus lebih memilih mementingkan kepentingan orang lain
disbanding dirinya. Sedangkan wirakop yang andal sangat diperlukan karena
koperasi mempunyai dua misi seperti yang dikemukakan di atas.

g. Pengembangan Manfaat Partisipasi


Keunggulan koperasi dapat diperoleh melalui partisipasi baik partisipasi
kontributif dalam penyerahan keuangan dan pengembalian keputusan,
maupun partisipasi intensif dalam hal pemanfaatan pelayanan koperasi.
Tentu saja bila partipasi intensif mengalami peningkatan, partisipasi
kontributif dalam hal penyerahan keuangan juga akan meningkat.
Tugas wirakop dalam hal ini adalah meningkatkan partisipasi intensif para
anggota koperasi dengan jalan menyediakan pelayanan yang dibutuhkan
anggotanya.

h. Menciptakan Economies of Scale


Economies of Scale adalah penghematan pada koperasi yang ditimbulkan
oleh penambahan kapasitas produksi. Penghematan tersebut sangat
dimungkinkan karena penambahan anggota berarti bertambahnya kapasitas
produksi di koperasi, kebutuhan bahan baku bertambah, dan koperasi dapat
membeli bahan dalam jumlah besar. Pembelian dalam jumlah besar akan
menurunkan harga per unit bahan, sehingga biaya per unit output pada
akhirnya dapat ditekan.
Tugas wirakop adalah menciptakan economies of scale dan
mengendalikan produksi pada tingkat produksi yang optimal. Produksi
dicapai pada saat koperasi berproduksi dengan biaya rata-rata jangka panjang
yang paling rendah.
E. Prasyarat Keberhasilan Wirausaha Koperasi
Koperasi sebagai unit usaha yang bergerak di bidang ekonomi dan sosial pada
dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu membantu meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, yang merupakan sasaran utama pembangunan ekonomi.
Pembangunan ekonomi itu sendiri diarahkan pada penigkatan produktivitas dan
pendapatan masyarakat. Perubahan tingkat produktivitas dan pendapat ini hanya
mungkin dicapai bila faktor-faktor produksi yang ada dikombinasikan dengan
cara baru, artinya mengubah fungsi produksi ekonomi mikro. Perubahan yang
meningkatkan produktivitas hanya dapat dilakukan melalui dua jalan (Ropke,
1985, hlm.30), yaitu :
1. Melalui kegiatan inovatif (penciptaan pengetahuan baru dan
penerapannya)
2. Melalui kegiatan peningkatan kegiatan kerja (berprestasi lebih banyak
dalam satuan waktu kerja tetap dan waktu kerja diperpanjang).
Masing-masing kemungkinan itu merupakan syarat yang memadai dan perlu
bagi pertumbuhan ekonomi. Kemungkinan pertama berkaitan dengan kenaikan
pendapatan per kaita oleh sebab adanya peralihan ke arah penggunaan teknologi
yang produktif, pembuatan dan penyebaran barang-barang baru struktur
organisasi yang baru dan keterampilan baru. Sedangkan kemungkinan kedua
secara implisit terkandung dalam tipe inovasi ala Scumpeter tentang proses
kegiatan kerja yang meliputi :
Pembuatan serta pemapanan produk-produk baru atau mutu produk yang
baru.
Penggunaan metode produksi baru.
Menciptakan tata laksanan baru di bidang industri
Pembuatan prasarana baru dan,
Pencairan sumber pembelian baru Hakikat dari fungsi wirausaha (termasuk
wirakop) adalah melihat dan menerapkan kemungkinan-kemungkinan baru
di bidang ekonomi.

Fungsi ini disebut fungsi inovatif. Secara subtansi dan organisatoris, fungsi
inovatif dapat dijabarkan dalam berbagai kegiatan, seperti :
1. Mengenail keuntungan atau manfaat (benefit) dari kombinasi-
kombinasi baru
2. Evaluasi keuntungan (benefit) yang terkandung dalam kombinasi baru
itu
3. Pembiayaan
4. Teknologi, perencanaan dan pembangunan tempat-tempat produksi
5. Pengadaan, pendidikan dan memimpin tenaga kerja
6. Negosiasi dengan pemerintah/badan resmi yang berwenang
7. Negosiasi dengan pemasok dan pelanggan

Dalam melaksanakan fungsi-fungsi tersebut seorang wira koperasi dihadapkan


pada kendala sebagai berikut :
a) Kemungkinan bertindak inovatif tidak selalu merupakan kemungkinan
yang diijinkan menurut hukum. Jadi inovator tidak mempunyai hak
untuk menerapkan tidakan inovatif
b) Kemungkinan inovatif yang diperbolehkan harus ditemukan dan
kemudian dilaksanakan penerapannya. Untuk itu diperlukan
kemampuan (kompetensi) baik personal maupun organisatoris.
c) Kalaupun kemungkinan inovasi tertentu tidak terlarang dan masih
dalam rangka kesanggupan seseorang atau kelompok, maka
perseorangan atau kelompok itu perlu memiliki motivasi untuk
menerapkan inovasi itu.
BAB III
KESIMPULAN

Tugas wirausaha koperasi yang utama adalah menciptakan inovasi yang


dapat memberikan perubahan yang positif dalam organisasi usaha. Seorang
inovator yang sejati tidak akan pernah berhenti mencari perubahan dan
memanfaatkannya sebagai peluang.
Keberhasilan inovasi akan sangat ditentukan oleh kemampuan dan
kemauan wirakop, disamping kebebasan bertindak dari wirakop. Keberhasilan
seorang wirausaha koperasi tidak dapat dilihat dalam jangka pendek tetapi
bertahap dalam jangka panjang.
Pada akhirnya perkembangan ekonomi suatu bangsa akan sangat di
tentukan oleh para wirausaha yang berhasil termasuk wirausaha koperasi, karena
setiap muncul inovasi baru akan tumbuh sebagai aktivitas ekonomi yang
berhubungan dengan produk hasil inovasi tersebut.
Pertumbuhan suatu koperasi sangat tergantung pada kemampuan wirakop
dalam menciptakan inovasi-inovasi baru yang bermanfaat bagi para anggotanya.
Wirakop-wirakop ini tidak saja berasal dari dalam koperasi itu sendiri seperti
anggota dan manajer, tetapi juga berasal dari luar, yaitu birokrat dan katalis.
DAFTAR PUSTAKA

Kewirakoperasian. Sahabat. 06 Oktober 2017. Web. 05 April 2014.


(http://herrysetiawan06.blogspot.co.id/2014/04/kewirakoperasian.html)

Dandan Irawan. Artikel Kewirakoperasian. 06 Oktober 2017. Artikel 20 oktober


2013. (http://www.pibi-ikopin.com/index.php/artikel-bisnis/91-kewirakoperasian)

Eksperimen. Kewirausahaan Koperasi. 09 Oktober 2017. Web.13 April 2015.


(http://daeyynala.blogspot.co.id/2015/04/kewirausahaan-koperasi.html)

Anda mungkin juga menyukai