KOPERASI
KEWIRAKOPERASIAN
Disusun Oleh :
Kelompok 3
NO. NAMA NPM KELAS
1 Melinda Eka Putri 15210058 B
2 B
3 B
4 B
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang
Kewirakoperasian. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah Koperasi di Universitas Muhammadiyah Metro,
Lampung.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Koperasi merupakan Badan Usaha yang didirikan dengan asas kekeluargaan
dan memiliki tujuan mensejahterakan masyarakat pada umumnya dan
kesejahteraan anggota pada khususnya. Seiring dengan berdirinya koperasi,
memberikan dampak positif terhadap perekonomian di dunia, termasuk di
Indonesia. Bahkan ketika terjadi krisis ekonomi di Indonesia pada tahun 1998,
koperasi ikut mengambil bagian untuk tetap menjadi Badan Usaha yang
mmpertahankan eksistensi tujuannya bagi masyarakat tanpa tenggelam oleh
krisis moneter yang telah melanda Indonesia.
Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki banyak koperasi yang
tersebar hampir di seluruh bagian Indonesia, yang semuanya tersebar di berbagai
daerah. Karena adanya koperasi yang turut serta menyokong perputaran roda
perekonomian negara tanpa bertujuan menarik keuntungan dari anggotanya
maupun masyarakat, tak heran apabila koperasi inilah yang banyak dipilih dan
digunakan oleh masyarakat untuk mendukung kegiatan ekonomi di Indonesia.
Koperasi memiliki kendala dan resiko yang lebih kecil, dibanding dengan
bentuk badan usaha lainnya yang berkecenderungan untuk mencari laba. Jadi
banyak dikembangkan sebagai kekuatan ekonomi rakyat yang mudah tetapi dapat
menjadi pondasi yang kuat dalam pembangunan. Seiring berjalannya waktu, di era
globalisasi ini persaingan dalam perekonomian makin ketat, sehingga diperlukan
jiwa jiwa wirausaha dalam pembangunan koperasi agar tetap lestari dan utuh.
BAB II
KEWIRAKOPERASIAN
B. Fungsi Kewirakoperasian
a. Kewirakoperasian Rutin
Kewirakoperasian rutin diarahkan pada kegiatan rutin organisasi usaha
(koperasi), seperti produksi, pemasaran, personalia, keuangan, administrasi,
dan lain-lain,. Progam-program telah disusun dan dilaksanakan. Tugas
wirakop hanyalah meluruskan / mengendalikan sesuatu agar berjalan sesuai
dengan program yang telah ditetapkan.
Kewirausahaan rutin merupakan literature manajemen yang berfungsi
sebagai pemecahan masalah.
Oleh karena itu para wirausaha rutin dianggap sebagai seorang manajer
yang berfungsi mengambil keputusan mengenai koordinasi alat-alat yang
dimiliki. Manajer akan bertindak berdasarkan peluang yang diketahuinya,
untuk kemudian mengelola faktor-faktor produksi untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kewirakoperasian rutin mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Kegiatan kewirakoperasian berhubungan dengan evaluasi dan koreksi
bila terjadi misalokasi sumber daya. Tindakan ini disebut pemecahan
masalah.
2. Manajer (wirakop) mempunyai informasi yang banyak tentang sumber
daya, tujuan, dan resiko yang dihadapi. Wirausaha dapat bertindak
berdasarkan informasi yang akurat mengenai sumber-sumber dan hasil
akhir (tujuan), serta setiap keputusan telah mempertimbangkan resiko.
3. Rendahnya tingkat ketidakpastian memungkinkan wirausaha
(wirakop) mampu memaksimumkan tujuan (misalnya
memaksimumkan profit atau pengembangan usaha para anggota
koperasi).
b. Kewirakoperasian Arbitrase
Arbitrase di sini dimaksudkan sebagai keputusan yang diambil dari dua
kondisi yang berbeda dan keputusan itu memberikan peluang yang
menguntungkan. Tugas utama dari wirakop dalam hal ini mencari peluang
yang menguntungkan dari dua kondisi yang berbeda. Misalnya ketidak
sesuaian permintaan dan penawaran suatu pasar akan menciptakan peluang
bagi seseorang (wirausaha) untuk membeli dengan murah dan menjual
dengan mahal. Oleh karena itu, guna memperoleh keberhasilan dalam kondisi
ini, wirakop harus mempunyai informasi yang banyak tentang lingkungan dan
pasar yang hendak dituju dan memanfaatkan informasi ini untuk kemajuan
koperasi.
Kewirakoperasian rutin mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Wirakop mempunyai informasi yang banyak tentang perbedaan harga
barang-barang tertentu bila ia beli saat ini dan dijual pada waktu yang
akan datang.
2. Inti kewirakoperasian terdiri dari penemuan dan pelaksanaan peluang
yang menguntungkan yang sampai saat ini belum dikenali dan
direalisasikan. Peluang tersebut merupakan hasil ketidakseimbangan
yang disebabkan perbedaan permintaan dan penawaran.
c. Kewirakoperasian Inovatif
Inovatif berarti mencari, memanfaatkan dan menemukan sesuatu yang
baru. Wirakop yang inovatif berarti wirakop yang selalu tidak puas dengan
kondisi yang ada. Ia selalu berusaha mencari, menemukan dan memanfaatkan
peluang yang diperoleh. Ia sangat diperlukan terutama pada kondisi di mana
perusahaan (termasuk koperasi) mengalami stagnasi. Ia juga diperlukan oleh
perusahaan atau koperasi yang menghadapi masalah ketidakpastian yang
serius dalam lingkungan yang dinamis.
Kewirakoperasian inovatif biasanya tidak menimbulakan masalah, artinya
meskipun keuntungan yang diperoleh oleh innovator akan dikikis oleh para
peniru, namun pengurangan keuntungan ini akan menyebabkan innovator
memperkenalkan inovasi versi terbaru atau peluan gbaru, jadi kegiatan
inovatif akan menghasilkan dorongan tertentu bagi kegiatan inovatif baru.
C. Tipe Kewirakoperasian
a. Kewirakoperasian Anggota
Anggota sebagai pemilik koperasi dapat menjadi wirakop bila ia mampu
menemukan dan memanfaatkan peluang yang ada untuk pertumbuhan
koperasi. Tetapi kemungkinan ia sangat lemah mengingat kebanyakan
kemampuan anggota dalam inovasi masih sangat rendah, keterbatasan hak
bertindak karena setiap tindakan harus memperhatikan anggota lainnya dan
motivasi yang rendah. Anggota kopersi di Indonesia umumnya mempunyai
tingkat pendidikan yang rendah sehingga tingkat kemampuan dalam
menemukan sesuatu yang baru sangat terbatas.
Disamping itu, kendatipun anggota mempunyai kemampuan yang tinggi
tetapi motivasi untuk berprestasi di bidang koperasi akan menjadi sangat
rendah sebab manfaat dari hasil inovasi anggota yang dinikmati hanya
sebagian kecil oleh anggota yang bersangkutan dan sebagian besar dinikmati
oeh anggota lainnya, anggota potensial atau bahkan para pesaing koperasi.
Dalam kondisi seperti ini, anggota yang rasional akan memanfaatkan peluang
tersebut untuk kepentingan diri sendiri dengan jalan bekerja di luar koperasi.
b. Kewirakoperasian Manajer
Pada koperasi yang mengangkat manajer sebagai pelaksana dan
penanggung jawab kegiatan operasional, koperasi tentu sangat mengharapkan
perubahan yang memberikan keuntungan. Tetapi kendala yang dihadapi oleh
manajer adalah keterbatasan-kebebasan untuk bertindak. Keterbatasan ini
karena manajer disamping dibebani peningkatan pertumbuhan usaha koperasi
tetap juga dibebani peningkatan pelayanan terhadap anggotanya. Kedua hal
tersebut kadang terjadi kontradiksi. Bila manajer menginginkan
meningkatkan pertumbuhan koperasi, maka ia harus berorientasi ke pasar
eksternal (melayani kebutuhan non anggota) dan ini berarti mengurangi nilai
pelayanan terhadap anggotanya. Sebaliknya bila manajer menginginkan
peningkatan pelayanan terhadap anggota (misal dengan memberikan harga
pelayanan yan glebih rendah dibanding dengan harga pasar), maka ia tidak
akan dapat meningkatkan pertumbuhan koperasi. Dalam kondisi seperti ini,
kendatipun manajer mempunyai kemampuan dan motivasi yang tinggi untuk
mengembangkan organisasi koperasi, tetap saja ia menghadapi hambatan
yang besar yang harus dilewatinya.
c. Kewirakoperasian Birokrat
Birokrat adalah pihaknya secara tidak langsung berhubungan dengan
pengembangan gerakan koperasi. Setiap kegiatannya memang diharapkan
untuk memacu perkembangan koperasi. Tetapi untuk melaksanakannya, ia
terbelenggu oleh aturan-aturan yang telah ditetapkan dan setiap turut campur,
birokat tersebut dalam organisasi koperasi belum tentu sesuai dengan
keinginan anggota koperasi. Dengan demikian, kendatipun mempunyai
kemampuan dan kemauan yang tinggi dalam mengembangkan koperasi, tetap
saja kewirakoperasiannya terbatas.
d. Kewirakoperasian katalis
Katalis disini diartikan sebagai pihak yang berkompeten terhadap
pengembangan koperasi kendatipun ia tidak mempunyai hubungan langsung
dengan organisasi koperasi. Para katalis ini jelas mempunyai kemampuan
yang tinggi dan motivasi yang tinggi kendatipun insentif yang diterimanya
kadang-kadang kecil. Di samping itu ia juga mempunyai kebebasan bertindak
karena ia berada di luar organisasi koperasi dan tidak terikat oleh aturan-
aturan organisasi tersebut. Seorang katalis biasanya adalah seorang Altruis,
yaitu orang yang mementingkan kebutuhan orang lain. Dalam konteks ini,
pada dasarnya seorang katalislah yang mempunyai kemampuan dalam
membantu pertumbuhan gerakan koperasi.
D. Tugas Kewirakopersian
Tugas kewirakoperasian adalah menciptakan keunggulan bersaing koperasi di
banding dengan organisasi usaha pesaingnya. Keunggulan tersebut dapat
diperoleh melalui :
a. Mendudukan Koperasi Sebagai Penguasa yang Kuat di Pasar
Bila para petani membentuk koperasi maka koperasi tersebut mempunyai
kedudukan yang kuat di pasar. Bila masing masing koperasi primer yang
anggotanya para petani membentuk koperasi ditingkat atasnya (koperasi
sekunder) maka koperasi yang terbentuk akan mempunyai posisi yang kuat
dipasar yang lebih luas. Demikian seterusnya, bila antarkoperasi sekunder
membentuk koperasi tersier dan antarkoperasi tersier embentuk koperasi
ditingkat atasnya lagi, maka koperasi akan mempunyai kedudukan yang kuat
dalam pasar yang sangat luas. Dengan kata lain kekuatan dalam penawaran
dipasar dapat diperoleh melalui investigasi vertikal ke hulu atau ke hilir.
Integrasi vertikal ini sangat dimungkinkan bagi koperasi karena para petani
anggota koperasi menguasai input / bahan baku untuk keperluan produksi
ditingkat atasnya.
Tugas kewirakoperasian dalam hal ini adalah meningkatkan efisiensi
koperasi melalui integrasi vertikal tersebut.
e. Pengendalian Ketidakpastian
Upaya pengendalian ketidakpastian sangat dimungkinkan mengingat
adanya pasar internal pada koperasi. Kalaupun ada kerugian karena muncul
resiko dalam kegiatan operasionalnya, maka resiko ini akan ditanggung
bersama-sama, sehingga biaya resiko peranggota menjadi rendah.
Koperasi adalah milik anggota dan anggota memanfaatkan jasa yang
ditawarkan oleh koperasinya. Oleh karena koperasi milik anggota maka
secara rasional tidak mungkin para anggota akan merugikan koperasinya
sendiri dalam melaksanakan transaksinya. Hanya saja bisa terjadi jika
koperasi memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan anggotanya.
Tugas wirakop dalam hal ini adalah meningkatkan pelayanan terhadap
anggotanya dengan jalan menyediakan barang - barang atau jasa - jasa yang
dibutuhkan oleh anggotanya.
f. Penciptaan Inovasi
Inovasi pada koperasi sangat dimungkinkan mengingat banyak yang
berkompeten terhadap pertumbuhan koperasi. Tugas wirakop dalam hal ini
menciptakan inovasi-inovasi baru yang menguntungkan bagi koperasi dan
anggotanya. Inovasi-inovasi yang berasal dari anggota atau manajer sangat
diperlukan oleh koperasi terutama pada saat koperasi mengalami stagnasi.
Untuk membangkitkan kembali koperasi dari kelesuan diperlukan wirakop-
wirakop yang altruistis dan andal. Dikatakan altruistis karena seorang
wirakop harus lebih memilih mementingkan kepentingan orang lain
disbanding dirinya. Sedangkan wirakop yang andal sangat diperlukan karena
koperasi mempunyai dua misi seperti yang dikemukakan di atas.
Fungsi ini disebut fungsi inovatif. Secara subtansi dan organisatoris, fungsi
inovatif dapat dijabarkan dalam berbagai kegiatan, seperti :
1. Mengenail keuntungan atau manfaat (benefit) dari kombinasi-
kombinasi baru
2. Evaluasi keuntungan (benefit) yang terkandung dalam kombinasi baru
itu
3. Pembiayaan
4. Teknologi, perencanaan dan pembangunan tempat-tempat produksi
5. Pengadaan, pendidikan dan memimpin tenaga kerja
6. Negosiasi dengan pemerintah/badan resmi yang berwenang
7. Negosiasi dengan pemasok dan pelanggan