Anda di halaman 1dari 9

Lainnya Blog Berikut dhanioktafianto@gmail.

com Dasbor Logout

aldino's blog

Se las a, 06 Januar i 2015 Mengenai Say a

Yongki Aldino
Tentang Pelabuhan Ikuti 0

PELABUHAN Lihat profil lengkapku

1. Pelabuhan
Dalam Bahasa Indonesia dikenal 2 istilah yang berhubungan dengan arti pelabuhan yaitu
Bandar dan Pelabuhan. Bandar (harbor) adalah daerah pelabuhan yang terlindung terhadap Arsip Blog

gelombang dan angin untuk berlabuhnya kapal-kapal. Sementara pelabuhan adalah daerah 2015 (2)
perairan yang terlindung terhadap gelombang/arus, sehingga kapal dapat berputar (Turning Januari (2)

basin), bersandar/membuang sauh sehinnga bongkar muat atas barang dan perpindahan Tentang Pelabuhan
Tips Untuk si Pemalu
penumpang dapat dilaksanakan, guna mendukung fungsi-fungsi tersebut di bangun
dermaga, jalan, gudang, fasilitas penerangan, telekomunikasi dan sebagainya sehingga
fungsi pemindahan muatan dari/ke kapal yang bersandar di pelabuhan menuju tujuan
selanjutnya dapat dilakukan. Beberapa hal yang melatarbelakangi pembangunan suatu
pelabuhan, diantaranya :
1) Untuk membuka daerah yang terisolir.
2) Untuk mempelancar hubungan anatar pulau, pantai dan internasional.
3) Untuk keperluan penyebaran hasil industri, perikanan, pertanian, pertambangan dll.
4) Untuk keperluan meliter dan keperluan keamanan.
5) Sebagai sarana perdagangan dan keperluan perekonomian.

Gambar 1. Pelabuhan

Untuk memberi pelayanan yang baik maka pelabuhan harus memenuhi beberapa
persyaratan, diantaranya sebagai berikut :

1) Harus ada hubungan yang mudah antar tranportasi air dan darat sepeti jalan raya dan
kereta api agar barang barang dapat diangkut dari dan ke pelabuhan dengan mudah dan
cepat.
2) Pelabuhan berada disuatu lakosi yang mempunyai daerah belakang(daerah
pengaruh) subur dengan populasi penduduk yang cukup padat.
3) Pelabuhan harus mempunyai kedalaman air dan lebar alur yang cukup.
4) Kapal-kapal yang mencapai pelabuhan herus mampu membuang sauh selama
menunggu merapat ke dermaga.
5) Pelabuhan harus mampunyai fasilitas bongkar muat barang(kran, dsb) dan gudang-
gudang penyimpanan barang.
6) Pelabuhan harus mempunyai fasilitas untuk meresparasi kapal-kapal.

2. Fungsi Pelabuhan
Adapun fungsi dari pelabuhan yaitu :

1) Link (Mata Rantai)


Merupakan bagian atau salah satu segmen dari seluruh rangkaian sistem
tranportasi.

2) Interface (Titik Temu)


Mempertemukan moda transportasi darat dengan moda transportasi laut

3) Gateway (Gerbang)
Sebagai pintu utama melalui dimana arus keluar masuknya barang perdagangan dari
dan ke daerah belakang (hinterland) pelabuhan.

4) Industrial Entity (Industrial Estate)


Untuk pengembangan industri dalam daerah pelabuhan yang berorientasi ekspor.

3. Jenis Pelabuhan
Terdapat berbagai macam jenis pelabuhan, tergantung dari sudut mana meninjaunya. Sudut
tinjau tersebut antara lain: segi penyelenggaraan, segi pengusahaan, segi fungsinya dalam
perdagangan nasional dan internasional, segi penggunaan, serta letak geografis. Ditinjau
dari segi penggunaan, pelabuhan dapat diklasifikasikan menjadi 7 macam, yaitu :
1) Pelabuhan barang
2) Pelabuhan ikan
3) Pelabuhan minyak
4) Pelabuhan container/peti kemas
5) Pelabuhan passenger/penumpang
6) Pelabuhan campuran
7) Pelabuhan pangkalan meliter

4. Fasilitas Pelabuhan
Fasilitas bangunan pelabuhan adalah suluruh bangunan / konstruksi yang berada dalam
daerah kerja suatu pelabuhan baik itu di darat maupun di laut yang merupakan saran
pendukung guna memperlancar jalannya kegiatan yang ada dalam pelabuhan.
4.1 Fasilitas di Laut:
1) Alur pelayaran
Yaitu daerah yang dilalui kapal sebelum masuk ke dalam wilayah pelabuhan. Alur ayaran
ini dibagi menjadi 2(dua) bagian yaitu (pertama) artificial channel adalah alur yang sengaja
dibuat sebagai jalan masuk kapal ke dermaga dengan mengadakan pengerukan dan
(kedua) natural channel yaitu alur pelayaran yang telah terbentuk sedemikian rupa oleh
alam.
2) Kolam Pelabuhan
Daerah disekitar dermaga yang digunakan kapal untuk melakukan aktivitasnya. Kolam
Pelabuhan Minimal harus memiliki ukuran Panjang (L)= B + 1,4 B + 1,5 B + 30m, dan
Lebar (W) = 1,5 B (dimana B = Lebar kapal) dan turning basin = 4 L tanpa tug boat dan
1,7 L sampai dengan 2 L dengan tug boat

3) Breakwater/talud
Salah satu bangunan pelabuhan yang berfungsi untuk melindungi daerah pelabuhan dari
gelombang dan sedimentasi, yaitu dengan memperkecil tinggi gelombang sehingga kapal
dapat berlabuh dan bertambat dengan tenang serta dapat melakukan bongkar muat dengan
lancer. Talud ini dapat di bagi menjadi 3 jenis yaitu (a) penahan gelombang batu alam
(rubble mounds breakwater). (b) penahan gelombang batu buatan (artificial breakwater)
(c) penahan gelombang dinding tegak.
4) Dermaga
Sarana Tambatan Bagi Kapal Bersandar Untuk Bongkar/Muat Barang Atau
Embarkasi/Debarkasi Penumpang

4.2 Fasilitas di Darat:


1) Jalan
suatu lintasan yang dapat dilalui oleh kendaraan maupun pejalan kaki. lintasan ini
menghubungkan antara satu tempat dengan tempat yang lain. Fungsi jalan adalah untuk
melancarkan kegiatan bongkar muat di pelabuhan
2) Lapangan penumpukan
3) Gudang
tempat yang digunakan untuk menyimpan barang-barang yang berasal dari kapal atau yang
akan dimuat ke kapal.
4) Kantor, terminal penumpang
5) Bak air, emplaseme.
6) Mooring buoy
7) Secara definisi merupakan suatu fasilitas untuk mengikat kapal saat berlabuh agar tidak
terjadi pergeseran yang disebabkan gelombang, arus dan angin. Komponen utamanya
adalah pelampung penambat, beton pemberat, jangkar dan rantai antara jangkar dan
pelampung.

Gambar 2. Fasilitas pelabuhan

5. Tinjauan Jenis Struktur Dermaga

Pemilihan jenis struktur dermaga dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan dilayani (dermaga
penumpang ataupun barang yang bisa berupa barang satuan, curah, atau cair), ukuran
kapal, arah gelombang dan angin, kondisi topografi, dan tanah dasar laut. Di bawah ini
merupakan jenis-jenis struktur demaga yang pada umumnya sering ditemui:

1) Deck On Pile
Struktur Dermaga Deck On Pile (open type structure) menggunakan serangkaian
tiang pancang (piles) sebagai pondasi untuk lantai dermaga. Seluruh beban di lantai
dermaga, termasuk gaya akibat berthing dan mooring, diterima sistem lantai dermaga
dan tiang pancang pada struktur dermaga ini.

Di bawah lantai dermaga, kemiringan tanah dibuat sesuai dengan kemiringan alaminya
serta dilapisi dengan perkuatan (revement) untuk mencegah tergerusnya tanah akibat
gerakan air yang disebabkan oleh manuver kapal. Untuk menahan gaya lateral yang
cukup besar akibat berthing dan mooring kapal, dapat dilakukan pemasangan tiang
pancang miring. Pada umumnya, jenis struktur tiang pada Struktur Dermaga Deck On
Pile sedikit sensitif terhadap getaran-getaran lokal seperti tumbukan bawah air akibat
haluan kapal dibandingkan struktur dermaga lainnya.
Keuntungan Struktur Dermaga Deck On Pile: (1) sudah umum digunakan, (2) mudah
dilaksanakan, dan (3) perawatan lebih mudah.
Kerugian/hambatan Struktur Dermaga Deck On Pile: (1) diperlukan pekerjaan
pengerukan dengan volume yang cukup besar, (2) diperlukan proteksi pada
kemiringan tanah di bawah lantai dermaga, dan (3) diperlukan pemasangan tiang miring
apabila gaya lateral cukup besar.
Gambar3. Bentuk Struktur Dermaga Deck On Pile (Sumber: Triatmodjo, 1999)

Gambar 4. Struktur Deck On Pile

2) Sheet Pile
Dermaga jenis ini menggunakan sheet pile (turap atau dinding penahan tanah) untuk
menahan gaya-gaya akibat perbedaan elevasi antara lantai dermaga dengan dasar
kolam. Struktur Dermaga Sheet Pile adalah jenis struktur yang tidak memperdulikan
kemiringan alami dari tanah. Struktur jenis ini biasanya dibangun pada garis pantai
yang memiliki kemiringan curam dimana, pada umumnya, tanah pada bagian laut
kemudian dikeruk untuk menambah kedalaman kolam pelabuhan. Tiang pancang
masih diperlukan untuk menahan gaya lateral dari kapal yang sedang sandar atau
untuk membantu sheet pile menahan tekanan lateral tanah. Struktur sheet pile ini
dapat direncanakan dengan menggunakan sistem penjangkaran (anchor) ataupun
tanpa penjangkaran. Sistem penjangkaran dapat berupa tiang angkur atau angkur
batu. Untuk kondisi perairan dimana gelombang agak besar, Struktur Dermaga Sheet
Pile kurang cocok karena gelombang akan menghantam dinding dan terjadi olakan air
di daerah dimana kapal sandar.
Keuntungan Struktur Dermaga Sheet Pile adalah tidak memerlukan pengerukan tanah
di bawah deck.
Kerugian/hambatan Struktur Dermaga Sheet Pile: (1) perlu perlindungan terhadap
korosi, (2) perlu perbaikan tanah, dan (3) masih memerlukan tiang miring.

Gambar 5. Bentuk Struktur Dermaga Sheet Pile (Sumber: Triatmodjo, 1999)


Gambar 6. Bentuk Struktur Dermaga Anchored Sheet Pile (Sumber: Triatmodjo, 1999)

Gambar 7. Bentuk Struktur Dermaga Sheet Pile


3) Diaphragma Wall
Selain sheet pile, diaphragma wall beton juga dapat berfungsi sebagai penahan
tekanan lateral tanah. Struktur Dermaga Diafragma Wall terdiri dari blok-blok beton
bertulang berukuran besar yang diatur sedemikian rupa. Perletakan blok beton dengan
kemiringan tertentu dimaksudkan agar terjadi geseran antara blok beton satu dengan
lainnya sehingga dicapai kesatuan konstruksi yang mampu memikul beban-beban
vertikal (dari lantai dermaga) maupun horizontal pada dermaga. Barrette pile dapat
digunakan pada struktur ini, yang berfungsi sebagaianchor untuk diaphragma wall,
keduanya dihubungkan oleh sistem tie beam atautie slab. Untuk kondisi perairan
dimana gelombang agak besar, Struktur Dermaga Diaphragma Wall kurang cocok
karena gelombang akan menghantam dinding danterjadi olakan air di daerah dimana
kapal sandar.
Keuntungan Struktur Dermaga Diaphragma Wall: (1) waktu pelaksanaan relatif singkat,
dan (2) dinding dapat dirancang menerima gaya aksial.
Kerugian/hambatan Struktur Dermaga Diaphragma Wall: (1) harus dilaksanakan oleh
tenaga ahli dalam bidang ini, (2) memerlukan material khusus, dan (3) memerlukan
peralatan khusus.

Gb 8. Bentuk Struktur Dermaga Diaphragma Wall dgn Barette Pile (Sumber: Triatmodjo,
1999)

4) Caisson
Struktur ini merupakan salah satu jenis dari dermaga gravity structure. Pada
prinsipnya, struktur dermaga jenis ini memanfaatkan berat sendiri untuk menahan
beban-beban vertikal dan horizontal pada struktur dermaga serta untuk menahan
tekanan tanah. Caisson dalah suatu konstruksi blok-blok beton bertulang berbentuk
kotak-kotak yang dibuat di darat dan dipasang pada lokasi dermaga dengan cara
diapungkan dan diatur pada posisi yang direncanakan, kemudian ditenggelamkan
dengan mengisi dinding kamar-kamar caisson dengan pasir laut ataupun batu.Untuk
kondisi perairan dimana gelombang agak besar, Struktur Dermaga Caisson kurang
cocok karena gelombang akan menghantam dinding dan terjadi olakan air di daerah
dimana kapal sandar.
Keuntungan Struktur Dermaga Caisson: (1) blok-blok caisson dapat dibuat di temapt
lain dan (2) dapat dliaksanakan pada kondisi tanah yang jelek.
Kerugian/hambatan Struktur Dermaga Caisson: (1) diperlukan perbaikan tanah alas
caisson agar mampu menahan berat caisson dan beban yang akan bekerja dan (2)
diperlukan keahlian khusus untuk pembuatan blok-blok beton dan penempatan caisson.
Gb 9. Bentuk Struktur Dermaga Caisson (Sumber: Triatmodjo, 1999)

Gb 10. Bentuk Struktur Dermaga Caisson

5) Dolphins System
Dermaga Sistem Dolphin membutuhkan jetty untuk menghubungkan dermaga dengan
darat. Ada dua jenis Dermaga Sistem Dolphin, yaitu L-jetty dan fingerpier. Struktur
Dermaga Sistem Dolphin dikatagorikan sebagai light structure (struktur ringan) karena
Struktur Dermaga Sistem Dolphin direncanakan hanya untuk menerima beban-beban
ringan seperti pipa-pipa penyalur minyak dan gas sertaconveyors. Struktur Dermaga
Sistem Dolhpin biasanya digunakan untuk:
Dermaga ferry untuk kapal jenis Ro-Ro
Dermaga untuk bulk untuk loading batu bara serta loading-unloadingminyak.

Gb 11. Jenis Dermaga Sistem Dolphin

Ciri-ciri Dermaga Sistem Dolphin adalah:


a. Kolam pelabuhan jauh dari garis pantai. Oleh karena itu dibuat jembatan
penghubung antara platform dengan terminal di darat.
b. Berdasarkan fumngsinya, struktur dermaga dibagi menjadi dua bagian:
Working platform (jetty head), digunakan untuk menempatkan peralatan
bongkar muat (unloading arms dan vapour return line arm), katup-katup
pipa, dan lain-lain.
Berthing dolphins dan mooring dolphins, digunakan untuk bersandar dan
mengontrol kapal yang berlabuh.
c. Working platform (jetty head) tidak dirancang digunakan untuk menahan gaya
horizontal yang ditimbulkan kapala saat bersandar dan berlabuh seperti yang
diterima oleh berthing (breasting) dolphins dan mooring dolphins. Jetty
head merupakan platform yang terdiri dari loading/unloading arm, area
perbaikan, bangunan perbaikan, jetty crane, menara kebakaran, jalan, dan lainnya.
Biasanya jetty headberukuran 20 x 30 m.
d. Approach bridge terdiri dari jalan darat dengan lebar 2,5-3,5 m, jaringan pipa,
saluran perbaikan, lampu penerangan, dan fasilitas lainnya. Panjang approach
bridge ini bervariasi dan tergantung kondisi sekitar sehingga bisa memcapai
beberapa kilometer.
e. Berthing atau breasting dolphin berfungsi untuk menahan energi kinetik saat kapal
bersandar, menahan kapal selama angin pesisr bertiup, dan memperkuat spring
lines dari kapal.
f. Mooring dolphins berfungsi untuk memperkuat mooring lines (breastdan stearn
line) yang melintang.
Panjang dermaga ditentukan oleh LOA kapal yang akan dilayani, seperti disebutkan dalam
panduan British Standard Code of Practise for Design of Fendering and Mooring
System, yaitu:
a. Jika menggunakan 4 breasting dolphin, spasi antara breasting dolphin bagian terluar
(exterior) berjarak 0,3-0,4 LOA dari kapal terbesar. Untuk breasting dolphin bagian
dalam (interior) berjarak 0,3-0,4 LOA dari kapal terkecil.
b. Jika menggunakan 2 breasting dolphin, spasi antara breasting dolphin berjarak 0,3 LOA
dari kapal terbesar.
c. Jika menggunakan bow dan stern line, spasi antara mooring dolphinterluar (exterior)
berjarak 1,35 LOA dari kapal terbesar.
d. Spasi antara mooring dolphin dalam (interior) berjarak 0,8 LOA dari kapal terbesar.
e. Jarak aman ujung-ujung dermaga adalah 10 m.

Breasting dolphin (berthing dolphin) diletakkan berhadapan langsung atau menempel


dengan badan kapal pada saat kapal bersandar. Mooring dolphindiletakkan dibelakang
berthing line atau garis sandar kapal, dengan jarak 34,5-49,5 m supaya mooring line tidak
terlalu kendor.

Gb 12. Dimensi Struktur Dermaga Sistem Dolphin

6. Proses Pembangunan Pelabuhan

Pembangunan pelabuhan dewasa ini sudah semakin berkembang, hampir seluruh wilayah
pesisir di Indonesia mulai membangun pelabuhan, baik itu pelabuhan perintis ataupun
pengembangan pelabuhan yang telah ada karena tidak mencukupi lagi kapasitasnya.
Dengan dibangunnya sebuah pelabuhan akan memiliki dampak positif bagi daerah tersebut
karena tentu akan menambah aktivitas ekonomi disana. Dalam membangun sebuah
pelabuhan ada beberapa langkah yang perlu dilakukan sehingga pelabuhan tersebut dapat
dibangun. Proses membangun pelabuhan secara umum yang pada prinsipnya didasarkan
pada PP No 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan.
Gb 13. Pelabuhan

Pertama, untuk membangun pelabuhan perlu dilakukan Studi Kelayakan (Feasibility


Study). Dapat juga disebut FS. Dalam dokumen FS ini, dijelaskan mengenai kelayakan
dari dibangunnya sebuah pelabuhan. Aspek yang ditinjau meliputi aspek ekonomi, finansial,
kebijakan, dan operasional. Aspek ekonomi dibahas bagaimana akan menimbulkan
manfaat bagi daerah yang akan dibangun pelabuhannya. Sedangkan aspek finansial
memaparkan bagaimana investor akan mendapatkan kembali manfaat dari hasil
investasinya. Lalu aspek kebijakan, menjelaskan apakah pembangunan ini sejalan dengan
kebijakan dari pemerintah pusat, sesuai dengan tata ruang wilayah nasional dan daerah.
Aspek operasional adalah apakah secara teknis dan operasional, pelabuhan tersebut dapat
dibangun. Dari aspek teknis ini pun akan mengeluarkan gambaran layout dari pelabuhan itu
dan diperuntukkan untuk kapal seberapa besar. Kesimpulan dari FS tersebut adalah
apakah pelabuhan layak untuk dibangun atau tidak.

Gb 14. Dimensi Pelabuhan

Kedua, Jika dokumen FS selesai, maka perlu dibuat juga rencana induk pelabuhan atau
biasa disebut masterplan. Di dalam masterplan inilah rencana pengembangan dan
peruntukkan wilayah kerja pelabuhan disekitarnya akan seperti apa dalam 5, 10, 20 tahun
mendatang. Begitu juga dalam dokumen ini, dijelaskan mengenai UKL-UPL/AMDAL dari
pembangunan pelabuhan ini. Sehingga dalam masterplan ini akan terlihat rencana
pengembangannya dan bagaimana tata guna tanahnya sehingga tidak mengganggu daerah-
daerah lainnya. Oleh karena itu diperlukan juga DLKR (Daerah Lingkungan Kerja) dan
DLKR (Daerah Lingkugnan Kepentingan) dari pelabuhan tersebut.
Bersamaan dengan rencana induk pelabuhan, maka dokumen desain pelabuhannya pun
bisa dibuat atau biasa disebut Survey, Investigation, dan Design (SID). Dalam dokumen
ini, desain secara teknis dibuat, mulai dari survey geotekniknya. Untuk survey topografi
dan batimetri, dilakukan ketika akan menyusun FS. Survey geotek dilakukan ketika layout
pelabuhan tersebut sudah fix. Selanjutnya desain strukturnya pun dilakukan sehingga
dokumen akhir dari SID ini adalah laporan final yang terdiri dari Laporan Survey, Laporan
Detail Engineering Design (Perhitungan teknis), Album gambar, Spesifikasi teknis, serta
RAB-nya.
SUMBER
http://mydipblog.blogspot.com/2009/06/pengetahuan-umum-tentang-pelabuhan.html
http://zanius.blogspot.com/2012/03/tugas-pelabuhan.html
http://www.maritimedia.com/fasilitas_pelabuhan.pdf

http://danieltamado.blogspot.com/2011/08/tinjauan-jenis-struktur-dermaga.html

Diposting oleh Yongki Aldino di 08.00

3 komentar:

Sarip Hidayat 18 November 2015 19.45

Saya orang Pantai gan, tapi baru baca yang ini. M akasi... sangat bermanfaat
http://sariphidayatadventure.blogspot.com/

Balas

Balasan

Ibu Karen 24 April 2017 03.50

Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

Balas

wahyuddin 13 Februari 2017 23.02

terimakasih, sangat membantu dan menambah pengetahuan

Balas

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Unknown (Google) Logout

Publikasikan Pratinjau Beri tahu saya

Beranda Posting Lama

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai