Anda di halaman 1dari 16

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

"Konsep Komunikasi dan Asuhan Keperawatan"

oleh :

Kelompok 8

D-IV Keperawatan

Putu Yeni Yunitasari (P07120214004)


Ni Kadek Dian Inlam Sari (P07120214018)
Pande Putu Setianingsih (P07120214022)
Ni Nyoman Diah Vitri Pradnyaningrum (P07120214029)
Ni Putu Ayu Savitri (P07120214033)

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

TAHUN AJARAN 2014/2015


KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep
Komunikasi dan Asuhan Keperawatan tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini penulis buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kebutuhan Dasar
Manusia (KDM). Penulis ingin berterima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu
dalam penyusunan makalah ini.

Penulis mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan karena pengetahuan yang
penulis miliki terbatas. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya dengan segala kekurangan yang ada, penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Om Santih, Santih, Santih Om


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehidupan sehari-hari manusia selalu dihubungkan dengan komunikasi, baik
secara lisan maupun tertulis. Komunikasi adalah salah satu faktor yang membuat
peradaban manusia dapat berkembang. Dahulu, manusia berkomunikasi secara kasar
dengan mengandalkan gerakan tubuh. Lalu, komunikasi manusia berkembang sehingga
dikenal yang namanya tulisan dan bahasa.
Dewasa ini, komunikasi manusia semakin berkembang pesat dengan
ditemukannya internet. Dengan adanya internet, komunikasi menjadi semakin mudah dan
cepat. Batasan seperti luas wilayah bisa diatasi dengan mudah.
Komunikasi hadir dalam berbagai bidang kehidupan manusia, misalnya
pendidikan, teknologi hingga kesehatan. Di bidang-bidang tertentu, komunikasi
mempunyai peran sangat penting, terutama bagi profesi yang berhubungan langsung
dengan banyak orang.
Di bidang kesehatan, terutama keperawatan, dimana orang-orang yang bekerja di
bidang ini selalu berhubungan dengan banyak orang, komunikasi adalah ilmu yang harus
di kuasai agar bisa bekerja dengan baik.
Dalam bidang keperawatan, dikenal dengan yang namanya Asuhan Keperawatan,
yaitu sebuah rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan secara
langsung kepada klien /pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan.
Asuhan Keperawatan ini sangat erat hubungannya dengan komunikasi, karena
pada dasarnya, kegiatan yang dilakukan akan sangat memerlukan kemampuan
komunikasi yang baik dengan pasien.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimanakah pengertian, tujuan, manfaat, dan tingkatan komunikasi serta
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi komunikasi dalam konsep komunikasi?
1.2.2 Bagaimanakah pengertian asuhan keperawatan, tahapan-tahapan, pengumpulan
data, pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
yang ada dalam konsep asuhan keperawatan?
1.2.3 Bagaimanakah asuhan keperawatan ibu dengan kebutuhan berpakaian?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui pengertian, tujuan, manfaat, dan tingkatan komunikasi serta
faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi.
1.3.2 Untuk mengetahui pengertian asuhan keperawatan, tahapan-tahapan yang terdapat
dalam asuhan keperawatan, pengumpulan data, pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang ada dalam konsep
asuhan keperawatan.
1.3.3 Untuk mengetahui asuhan keperawatan ibu dengan kebutuhan berpakaian.

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Dapat mengetahui pengertian, tujuan, manfaat, dan tingkatan komunikasi serta
faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi.

1.4.2 Dapat mengetahui pengertian asuhan keperawatan, tahapan-tahapan yang terdapat


dalam asuhan keperawatan, pengumpulan data, pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang ada dalam konsep
asuhan keperawatan.
1.4.3 Dapat mengetahui asuhan keperawatan ibu dengan kebutuhan berpakaian.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KONSEP KOMUNIKASI

a. Pengertian Komunikasi
Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin Coomunicare yang berarti berpartisipasi
atau memberitahukan. Berikut merupakan pengertian komunikasi menurut beberapa ahli :
Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang
disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung arti dilakukan oleh penyampai
pesan kepada penerima pesan. (Edward Depari, dari AW Widjaja, 2000)
Komunikasi adalah suatu rangkaian peristiwa yang terkait dalam penyampaian pesan
dari pengirim ke penerima. Komunikasi adalah proses dimana seseorang berusaha
memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan (James A.F. Stoner)
William J Seiler (1988) mendefinisikan bahwa komunikasi adalah proses yang mana
simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima, dan diberi arti.

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan


proses pengiriman atau pertukaran (stimulus, signal, symbol, informasi) baik dalam
bentuk verbal maupun non verbal dari pengirim ke penerima pesan dengan tujuan adanya
perubahan (baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor).

b. Tujuan dan Manfaat Komunikasi


Secara umum, tujuan komunikasi adalah :
Supaya yang kita sampaikan dapat mengerti, sebagai komunikator kita harus
menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas
sehingga mereka dapat mengerti dan mengakui apa yang kita maksud.
Memahami orang lain. Kita sebagai komunikator harus mengerti benar aspirasi
masyarakat tentang apa yang diinginkan kemauannya.
Supaya gagasan dapat diterima orang lain. Kita berusaha agar gagasan kita dapat
diterima orang lain dengan pendekatan persuasive bukan memaksakan kehendak.
Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu
Mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan sesuatu sesuai keinginan kita
bukanlah hal yang mudah. Disini perlu adanya pendekatan-pendekatan agar orang
lain percaya dan yakin bahwa apa yang kita harapkan untuk dilakukan tersebut
benar-benar dapat bermanfaat bagi komunikan yang lain.

Sedangkan manfaat komunikasi diantaranya :


Dapat mengetahui dan memahami semua informasi yang diperlukan.
Dapat mempererat tali persaudaraan antar pribadi, kelompok, golongan, bangsa dan
negara.
Komunikasi berguna bagi organisasi atau kelompok guna melakukan dan
menciptakan kerjasama yang baik.
Komunikasi dilakukan untuk mengambil suatu keputusan yang tepat.

c. Tingkat Komunikasi
Tingkat komunikasi dapat dibagi menjadi :
Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalah komunikasi yang
dilakukan pada diri sendiri, yang terdiri dari sensasi, persepsi, memori dan berpikir.
Komunikasi ini biasanya dilakukan oleh seseorang ketika merenung tentang dirinya
atau pada saat melakukan evaluasi diri.
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih. Komunikasi yang dilakukan oleh perawat
dengan kliennya pada saat konseling bisa dikatagorikan sebagai komunikasi
interpersonal.
Komunikasi kelompok (group communication) yaitu komunikasi yang berlangsung
di antara anggota suatu kelompok. Misalnya komunikasi dengan kelompok remaja,
usia lanjut, pengajian ibu-ibu, dan sebagainya. Menurut Michael Burgoon dan
Michael Ruffner dalam Sendjaja, (1994) memberi batasan komunikasi kelompok
sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud
atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri atau
pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik
pribadi anggota lainnya dengan akurat.
Komunikasi publik adalah proses komunikasi yang dilakukan dihadapan orang
banyak, baik secara aktif maupun pasif.
Komunikasi organisasi (organization communication) yaitu pengiriman dan
penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal
dari suatu organisasi.
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang melibatkan
jumlah komunikan yang banyak, tersebar dalam area geografis yang luas, heterogen
namun punya perhatian dan minat terhadap isu yang sama.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi antara lain :


Persepsi
Persepsi adalah cara seseorang menilai sesuatu yang terjadi di sekelilingnya. Persepsi
akan sangat mempengaruhi komunikasi karena proses komunikasi harus ada persepsi
dan pengertian yang sama tentang pesan yang disampaikan dan diterima oleh kedua
belah pihak.

Nilai
Nilai adalah keyakinan yang dianut seseorang. Jalan hidup seseorang dipengaruhi
oleh keyakinan, pikiran, dan tingkah lakunya. Nilai seseorang berbeda satu dengan
yang lainnya maka kita perlu berusaha untuk mengetahui dan mengklarifikasi nilai
sehingga dapat membuat keputusan dan interaksi yang tepat dengan pasien. Dalam
hubungan professional, perawat diharapkan tidak terpengaruh oleh nilai pribadi.

Emosi
Emosi adalah subjektif seseorang dalam merasakan situasi yang terjadi
disekelilingnya. Kekuatan emosi sesorang dipengaruhi oleh bagaimana kemampuan
atau kesanggupan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain. Komunikasi
akan berjalan lancar dan efektif apabila seseorang dapat mengelola emosinya dengan
baik.

Latar Belakang Sosial Budaya


Latar belakang sosial budaya mempengaruhi jalannya komunikasi. Interpretasi suatu
pesan akan terbentuk dari pola pikir seseorang melalui kebiasaannya sehingga
semakin sama latar belakang budaya antara komunikator dengan komunikan maka
komunikasi berjalan semakin efektif.

Pengetahuan
Pengetahuan dikatakan menjadi faktor komunikasi karena komunikasi akan sulit
berlangsung apabila terjadi perbedaan tingkat pengetahuaan antara komunikator
dengan komunikan.

Peran dan Hubungan


Peran seseorang mempengaruhi dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
Komunikasi akan berlangsung terbuka, rileks, dan nyaman bila dilakukan dengan
kelompok yang mempunyai peran yang sama. Misalnya ketika seorang mahasiswa
berbicara dengan temannya, maka mahasiswa tersebut akan mempunyai gaya
pembicaraan yang berbeda dengan saat ia berbicara dengan dosennya. Dalam
berkomunikasi akan sangat baik bila mengenal dengan siapa dia berkomunikasi.
Apabila berkomunikasi dengan orang yang sudah kita kenal, maka kita akan merasa
bebas dalam mengeluarkan ide atau gagasan yang ingin disampaikan.

Kondisi Lingkungan
Kondisi Lingkungan sangat mempengaruhi proses komunikasi. Lingkungan yang
ramah, bebas dari gangguan dan kericuhan adalah tempat yang baik untuk
berkomunikasi. Lingkungan yang kacau akanb dapat merusak pesan yang dikirim
oleh kedua belah pihak. Untuk itu diperlukan penataan suasana yang memungkinkan
dapat dilaksanakannya komunikasi secara efektif.

2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengertian Asuhan Keperawatan


Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien /pasien di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan sebagai
suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,bersifat humanistik, dan
berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi
klien.

b. Tahapan-Tahapan Asuhan Keperawatan


Tahap pengkajian
Tahap diagnosa
Tahap intervensi/Tahap Perencanaan Tindakan Keperawatan Keluarga
Tahap implementasi/ Tahap Pelaksanaan Keperawatan Keluarga
Tahap Evaluasi
c. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dibedakan menjadi 2 yaitu data subjektif dan data
objektif.

1. Data subjektif

Data yang di dapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu
situasi dan kejadian. Sehingga tidak dapat ditentukan oleh perawat secara independen
tetapi melalui suatu interaksi atau komunikasi. Data ini didapat dari riwayat
keperawatan seperti persepsi klien, perasaan, dan ide tentang status kesehatannya,
seperti nyeri, lemah, frustasi, mual, atau malu. Data juga dapa tdiperoleh dari
keluarga, konsultan, dan profesi kesehatan lainnya yang didasarkan pada pendapat
klien (Iyer et al, 1996, hlm. 23)

2. Data objektif

Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur oleh perawat
(Iyer et al, 1996). Data ini diperoleh melalui kepekaan perawat (senses) selama
melakukan pemeriksaan fisik melalui 2S (sight,smell) dan HT (hearing,touch/taste).
Data objektif seperti frekuensi pernapasan, tekanan darah, adanya edema, dan berat
badan.

Fokus pengumpulan data meliputi :

Riwayat status kesehatan sebelumnya dan saat ini.


Pola koping yang pernah digunakan dan yang saat ini digunakan.
Fungsi status yang sebelumnya dan saat ini.
Respons terhadap terapi medis dan intervensi keperawatan.
Risiko untuk masalah potensial.
Hal hal yang dapat menjadi dorongan atau kekuatan bagi klien.

Metode pengumpulan data dibagi menjadi 3 yaitu metode komunikasi,


observasi, dan pemeriksaan fisik.

Komunikasi
Komunikasi merupakan interaksi antar perawat dengan klien. Dalam
berkomunikasi teknik mengajak klien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan
perasaan disebut dengan komunikasi terapeutik. Teknik tersebut mencakup
keterampilan secara verbal, maupun nonverbal, empati dan rasa kepedulian yang
tinggi.

Observasi

Observasi merupakan kegiatan mengamati perilaku dan keadaan klienuntuk


memperoleh data tentang masalah kesehatan klien. Observasi memerlukan
keterampilan disiplin dan praktik klinik sebagai bagian dari tugas perawat. Seperti
2S dan HT.

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik (physical examination) dalam pengkajian keperawatan


dipergunakan untuk memperoleh data objektif dari klien. Tujuannya untuk
menentukan status kesehatan klien, mengindentifikasi masalah kesehatan, dan
memperoleh data dasar guna menyusun rencana asuhan keperawatan. Teknik
pemeriksaan fisik yaitu, inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi.

d. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi
dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap pengkajian merupakan dasar
utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu
(klien), pengkajian yang benar, akurat, lengkap, dan sesuai dengan kenyataan sangat
penting dalam merumuskan suatu diagnosis keperawatan dan dalam asuhan
keperawatan sesuai dengan respons individu, sebagaimana yang telah ditentukan
dalam standar praktik keperawatan American Nursing Association (ANA).
Fokus pengkajian keperawatan
Pengkajian fokus merupakan pemilihan data spesifik yang ditentukan oleh
perawat, klien, dan keluarga berdasarkan keadaan klien. Pengkajian fokus dapat
dilakukan selama tahap wawancara jika ada data yang perlu divalidasi.
e. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons
manusia (status kesehatan atau risiko perubahan pola) dari individu atau kelompok
dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengindentifikasi dan memberikan
intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, menurunkan, membatasi,
mencegah, dan mengubah. (carpinito, 2000)
Gordon (1976) mendefinisikan bahwa diagnosis keperawatan adalah masalah
kesehatan aktual dan potensial dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya,
perawat mampu dan mempunyai wewenang untuk memberikan asuhan keperawatan.
North American nursing diagnosis association (NANDA) menyatakan bahwa
diagnosis keperawatan adalah keputusan klinik mengenai respons individu(klien dan
masyarakat) tentang masalah kesehatan aktual atau potensial sebagai dasar seleksi
intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan
kewenangan perawat.
Tujuan diagnosis keperawatan :
Masalah dimana adanya respons klien terhadap status kesehatan atau
penyakit,
Faktor-faktor yang menunjang atau menyebabkan suatu masalah (etiologi),
Kemampuan klien untuk mencegah atau menyelesaikan masalah.

Langkah langkah menegakkan diagnosis keperawatan :


Klasifikasi dan analisis data
Perawat harus mengetahui tentang standar keperawatan agar bisa
membandingkan kesehatan klien yang tidak sesuai dengan standar. Data data klien
yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data dikelompokkan berdasarkan
masalah kesehatan yang dialami klien yang sesuai dengan kriteria permasalahannya.
Interpretasi data
Menetukan aspek positif klien. Jika klien memenuhi standar kriteria
kesehatan, perawatkemudian menyimpulkan bahwa klien memiliki aspek positif
dalam hal tertentu dan aspek positif tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan
atau membantu memecahkan masalah klien yang dihadapi.

f. Perencanaan
Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah,
mengurangi, atau mengoreksi masalah masalah yang telah diidentifikasi pada
diagnosis keperawaatan. (Iyer , Taptich, dan Bernocchi-Losey, 1996). Rencana
asuhan keperawatan mempunyai 2 tujuan, yaitu tujuan administrasi dan tujuan klinik
(carpenito,2000).
Langkah langkah perencanaan
Rencana asuhan keperawatan yang akan disusun harus mempunyai beberapa
kompenen yaitu prioritas masalah, kriteria hasil, rencana intervensi, dan
pendokumentasian. Kompenen kompenen tersebut sangat membantu pada proses
evaluasi keberhasilan asuhan keperawatan yang telah diimplementasikan.

g. Pelaksanaan
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan
yang spesifik (Iyer et al., 1996). Tahap implementasi dimulai setelah rencana
intervensi disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari implementasi adalah membantu klien
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan sesehatan, dan memfasilitasi koping.

h. Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang


menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan, perencanaan intervensi, dan
implementasinya. Tahap evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor
kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisis, perencanaan, dan
implementasi intervensi (Ignatavicius dan Byne, 1994).

Menurut Griffith dan Christensen (1986), evaluasi sebagai sesuatu yang


direncanakan dan perbandingan yang sistematik pada status kesehatan klien.

Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dengan melihat respons
klien terhadap asuhan keperawatan yang diberikan sehingga perawat dapat
mengambil keputusan (Iyer et al.,1996) :

1. Mengakhiri rencana asuhan keperawatan (jika klien telah mencapai tujuan yang
ditetapkan).
2. Memodifikasi rencana asuhan keperawatan (jika klien mengalami kesulitan untuk
mencapai tujuan).
3. Meneruskan rencana asuhan keperawatan (jika klien memerlukan waktu yang
lebih lama untuk mencapai tujuan).

2.3 Asuhan Keperawatan Ibu dengan Kebutuhan Berpakaian


1. Definisi
Penyakit panu atau yang juga dikenal dengan pityriasis versicolor,
dermatomikosis furfuracea dan flava tinea, lebih sering terjadi pada orang
dewasa dan remaja. Infeksi jamur kulit yang agak kronis menyebabkan kulit
discoloring dan terjadinya bercak kemerahan dan coklat pada epidermis.
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Pityrosporum ovale, gejalanya yaitu rasa
gatal ketika berkeringat dan warna sebagian kulit berubah menjadi putih,
coklat bahkan merahtergantung dari pigmen si penderita. Panu biasanya
terjadi pada kulit kepala, lipatan lengan, leher, wajah, tangan, punggung.
2. Riwayat Penyakit Sekarang Adanya Bercak Putih Pada Bagian Punggung dan
Lengan
3. Pengkajian
faktor kebersihan
pengaruh lingkungan sekitar
trauma minor
obat-obatan berlebih
keringat berlebih
4. Data subjektif
Klien mengatakan gatal gatal pada daerah punggung dan lengan serta
adanya bercak putih pada bagian tersebut
5. Data objektif

Pasien tampak merasa gatal dan kurang nyaman saat berkeringat

Cara mencegah penyakit panu:

Mandi secara teratur, minimal 3 kali satu hari.


Jagalah kebersihan pakaian.
Gunakan pakaian dengan bahan yang dapat menyerap keringat.
Gunakan handuk yang bersih, handuk merupakan alat yang sering dipakai
dan sering lembab dan biasanya juga kurang diperhatikan.

Pengobatan:

Dengan air belerang, bawang putih, daun pare, lengkuas, dan buah belimbing.
6. Gejala

a. Rasa gatal

b. muncul bercak putih,terkadang coklat atau merah

7. Evaluasi

Evaluasi menggunakan SOAP yaitu :

Subjektif : pasien mengatakan pada daerah panu, gatal - gatalnya sudah


mulai menghilang.

Objektif : pasien sudah tidak merasa kurang nyaman lagi

Asesmen: pasien sudah lebih baik

Planning : pertahankan kondisi pasien


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
berkomunikasi yang baik merupakan suatu hal yang wajib dimiliki oleh seorang perawat,
karena kemampuan ini akan sangat diperlukan dan berguna saat menangani pasien.
Keterampilan dalam berkomunikasi yang baik akan menghasilkan tenaga keperawatan
yang professional dan akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, khususnya di
Indonesia.
Asuhan keperawatan adalah salah satu tugas utama seorang perawat, untuk
melaksanakan hal ini dengan baik, maka keterampilan komunikasi yang baik sangat
diperlukan, karena hubungan yang baik dengan pasien akan dilakukan lewat media
komunikasi.

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis menyarankan :
Kepada para tenaga kesehatan, khususnya perawat agar memiliki kemampuan
komuikasi yang baik, karena dengan memiliki komunikasi yang baik dengan pasien
akan meningkatkan kualitas pelayanan di bidang kesehatan. Selain itu, dengan
keterampilan komunikasi yang dimiliki, asuhan keperawatan juga akan berjalan
dengan baik.

Daftar Pustaka
Suryani.2005.Komunikasi Terapeutik.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC

Mundakir.2006.Komunikasi Aplikasi dalam Pelayanan Keperawatan.Yogyakarta:Graha Ilmu

Allen, Carol Vestal.1998.Memahami Proses Keperawatan dengan Pendekatan Latihan.Jakarta:EGC

http://journal-kesehatan.blogspot.com/2012/12/asuhan-keperawatan.html

Anda mungkin juga menyukai