KDM Kelompok 8
KDM Kelompok 8
oleh :
Kelompok 8
D-IV Keperawatan
Om Swastyastu,
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep
Komunikasi dan Asuhan Keperawatan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini penulis buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kebutuhan Dasar
Manusia (KDM). Penulis ingin berterima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Penulis mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan karena pengetahuan yang
penulis miliki terbatas. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya dengan segala kekurangan yang ada, penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.
PENDAHULUAN
1.4.1 Dapat mengetahui pengertian, tujuan, manfaat, dan tingkatan komunikasi serta
faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi.
PEMBAHASAN
a. Pengertian Komunikasi
Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin Coomunicare yang berarti berpartisipasi
atau memberitahukan. Berikut merupakan pengertian komunikasi menurut beberapa ahli :
Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang
disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung arti dilakukan oleh penyampai
pesan kepada penerima pesan. (Edward Depari, dari AW Widjaja, 2000)
Komunikasi adalah suatu rangkaian peristiwa yang terkait dalam penyampaian pesan
dari pengirim ke penerima. Komunikasi adalah proses dimana seseorang berusaha
memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan (James A.F. Stoner)
William J Seiler (1988) mendefinisikan bahwa komunikasi adalah proses yang mana
simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima, dan diberi arti.
c. Tingkat Komunikasi
Tingkat komunikasi dapat dibagi menjadi :
Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalah komunikasi yang
dilakukan pada diri sendiri, yang terdiri dari sensasi, persepsi, memori dan berpikir.
Komunikasi ini biasanya dilakukan oleh seseorang ketika merenung tentang dirinya
atau pada saat melakukan evaluasi diri.
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih. Komunikasi yang dilakukan oleh perawat
dengan kliennya pada saat konseling bisa dikatagorikan sebagai komunikasi
interpersonal.
Komunikasi kelompok (group communication) yaitu komunikasi yang berlangsung
di antara anggota suatu kelompok. Misalnya komunikasi dengan kelompok remaja,
usia lanjut, pengajian ibu-ibu, dan sebagainya. Menurut Michael Burgoon dan
Michael Ruffner dalam Sendjaja, (1994) memberi batasan komunikasi kelompok
sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud
atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri atau
pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik
pribadi anggota lainnya dengan akurat.
Komunikasi publik adalah proses komunikasi yang dilakukan dihadapan orang
banyak, baik secara aktif maupun pasif.
Komunikasi organisasi (organization communication) yaitu pengiriman dan
penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal
dari suatu organisasi.
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang melibatkan
jumlah komunikan yang banyak, tersebar dalam area geografis yang luas, heterogen
namun punya perhatian dan minat terhadap isu yang sama.
Nilai
Nilai adalah keyakinan yang dianut seseorang. Jalan hidup seseorang dipengaruhi
oleh keyakinan, pikiran, dan tingkah lakunya. Nilai seseorang berbeda satu dengan
yang lainnya maka kita perlu berusaha untuk mengetahui dan mengklarifikasi nilai
sehingga dapat membuat keputusan dan interaksi yang tepat dengan pasien. Dalam
hubungan professional, perawat diharapkan tidak terpengaruh oleh nilai pribadi.
Emosi
Emosi adalah subjektif seseorang dalam merasakan situasi yang terjadi
disekelilingnya. Kekuatan emosi sesorang dipengaruhi oleh bagaimana kemampuan
atau kesanggupan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain. Komunikasi
akan berjalan lancar dan efektif apabila seseorang dapat mengelola emosinya dengan
baik.
Pengetahuan
Pengetahuan dikatakan menjadi faktor komunikasi karena komunikasi akan sulit
berlangsung apabila terjadi perbedaan tingkat pengetahuaan antara komunikator
dengan komunikan.
Kondisi Lingkungan
Kondisi Lingkungan sangat mempengaruhi proses komunikasi. Lingkungan yang
ramah, bebas dari gangguan dan kericuhan adalah tempat yang baik untuk
berkomunikasi. Lingkungan yang kacau akanb dapat merusak pesan yang dikirim
oleh kedua belah pihak. Untuk itu diperlukan penataan suasana yang memungkinkan
dapat dilaksanakannya komunikasi secara efektif.
Pengumpulan data dapat dibedakan menjadi 2 yaitu data subjektif dan data
objektif.
1. Data subjektif
Data yang di dapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu
situasi dan kejadian. Sehingga tidak dapat ditentukan oleh perawat secara independen
tetapi melalui suatu interaksi atau komunikasi. Data ini didapat dari riwayat
keperawatan seperti persepsi klien, perasaan, dan ide tentang status kesehatannya,
seperti nyeri, lemah, frustasi, mual, atau malu. Data juga dapa tdiperoleh dari
keluarga, konsultan, dan profesi kesehatan lainnya yang didasarkan pada pendapat
klien (Iyer et al, 1996, hlm. 23)
2. Data objektif
Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur oleh perawat
(Iyer et al, 1996). Data ini diperoleh melalui kepekaan perawat (senses) selama
melakukan pemeriksaan fisik melalui 2S (sight,smell) dan HT (hearing,touch/taste).
Data objektif seperti frekuensi pernapasan, tekanan darah, adanya edema, dan berat
badan.
Komunikasi
Komunikasi merupakan interaksi antar perawat dengan klien. Dalam
berkomunikasi teknik mengajak klien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan
perasaan disebut dengan komunikasi terapeutik. Teknik tersebut mencakup
keterampilan secara verbal, maupun nonverbal, empati dan rasa kepedulian yang
tinggi.
Observasi
Pemeriksaan fisik
d. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi
dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap pengkajian merupakan dasar
utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu
(klien), pengkajian yang benar, akurat, lengkap, dan sesuai dengan kenyataan sangat
penting dalam merumuskan suatu diagnosis keperawatan dan dalam asuhan
keperawatan sesuai dengan respons individu, sebagaimana yang telah ditentukan
dalam standar praktik keperawatan American Nursing Association (ANA).
Fokus pengkajian keperawatan
Pengkajian fokus merupakan pemilihan data spesifik yang ditentukan oleh
perawat, klien, dan keluarga berdasarkan keadaan klien. Pengkajian fokus dapat
dilakukan selama tahap wawancara jika ada data yang perlu divalidasi.
e. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons
manusia (status kesehatan atau risiko perubahan pola) dari individu atau kelompok
dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengindentifikasi dan memberikan
intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, menurunkan, membatasi,
mencegah, dan mengubah. (carpinito, 2000)
Gordon (1976) mendefinisikan bahwa diagnosis keperawatan adalah masalah
kesehatan aktual dan potensial dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya,
perawat mampu dan mempunyai wewenang untuk memberikan asuhan keperawatan.
North American nursing diagnosis association (NANDA) menyatakan bahwa
diagnosis keperawatan adalah keputusan klinik mengenai respons individu(klien dan
masyarakat) tentang masalah kesehatan aktual atau potensial sebagai dasar seleksi
intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan
kewenangan perawat.
Tujuan diagnosis keperawatan :
Masalah dimana adanya respons klien terhadap status kesehatan atau
penyakit,
Faktor-faktor yang menunjang atau menyebabkan suatu masalah (etiologi),
Kemampuan klien untuk mencegah atau menyelesaikan masalah.
f. Perencanaan
Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah,
mengurangi, atau mengoreksi masalah masalah yang telah diidentifikasi pada
diagnosis keperawaatan. (Iyer , Taptich, dan Bernocchi-Losey, 1996). Rencana
asuhan keperawatan mempunyai 2 tujuan, yaitu tujuan administrasi dan tujuan klinik
(carpenito,2000).
Langkah langkah perencanaan
Rencana asuhan keperawatan yang akan disusun harus mempunyai beberapa
kompenen yaitu prioritas masalah, kriteria hasil, rencana intervensi, dan
pendokumentasian. Kompenen kompenen tersebut sangat membantu pada proses
evaluasi keberhasilan asuhan keperawatan yang telah diimplementasikan.
g. Pelaksanaan
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan
yang spesifik (Iyer et al., 1996). Tahap implementasi dimulai setelah rencana
intervensi disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari implementasi adalah membantu klien
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan sesehatan, dan memfasilitasi koping.
h. Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dengan melihat respons
klien terhadap asuhan keperawatan yang diberikan sehingga perawat dapat
mengambil keputusan (Iyer et al.,1996) :
1. Mengakhiri rencana asuhan keperawatan (jika klien telah mencapai tujuan yang
ditetapkan).
2. Memodifikasi rencana asuhan keperawatan (jika klien mengalami kesulitan untuk
mencapai tujuan).
3. Meneruskan rencana asuhan keperawatan (jika klien memerlukan waktu yang
lebih lama untuk mencapai tujuan).
Pengobatan:
Dengan air belerang, bawang putih, daun pare, lengkuas, dan buah belimbing.
6. Gejala
a. Rasa gatal
7. Evaluasi
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
berkomunikasi yang baik merupakan suatu hal yang wajib dimiliki oleh seorang perawat,
karena kemampuan ini akan sangat diperlukan dan berguna saat menangani pasien.
Keterampilan dalam berkomunikasi yang baik akan menghasilkan tenaga keperawatan
yang professional dan akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, khususnya di
Indonesia.
Asuhan keperawatan adalah salah satu tugas utama seorang perawat, untuk
melaksanakan hal ini dengan baik, maka keterampilan komunikasi yang baik sangat
diperlukan, karena hubungan yang baik dengan pasien akan dilakukan lewat media
komunikasi.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis menyarankan :
Kepada para tenaga kesehatan, khususnya perawat agar memiliki kemampuan
komuikasi yang baik, karena dengan memiliki komunikasi yang baik dengan pasien
akan meningkatkan kualitas pelayanan di bidang kesehatan. Selain itu, dengan
keterampilan komunikasi yang dimiliki, asuhan keperawatan juga akan berjalan
dengan baik.
Daftar Pustaka
Suryani.2005.Komunikasi Terapeutik.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC
http://journal-kesehatan.blogspot.com/2012/12/asuhan-keperawatan.html