Model pembelajaran adalah suatu pola yang dijadikan pedoman dalam strategi mengajar untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
B. Model-Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD
1. Model Pembelajaran Kooperatif a. Pembelajaran Kooperatif Salah satu model pembelajaran yang sekarang banyak dikembangkan di beberapa sekolah, khususnya pada jenjang sekolah dasar adalah model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning). Pembelajaran ini menekankan pada adanya aspek kooperatif atau kerja sama antara satu siswa dengan siswa lain. Kerja sama yang dibangun dalam model pembelajaran kooperatif adalah kerjasama yang tersetruktur dan terencana dengan baik. Teknik Pembelajaran Kooperatif Berdasarkan Komponen dan Penerapannya 1. STAD (Student Teams Achievement Division), digunakan untuk mengajarkan secara verbal dan tertulis. 2. Jigsaw, digunakan untuk bertanya atau berpendapat (Aspek Berbicara) pertama kali dikembangkan oleh Aronsos dkk. 3. NHT (Number Heads Together), Pada umumnya NHT digunakan untuk melibatkan siswa dalam penguatan pemahaman pembelajatan atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. 2. Model Pembelajaran Kontekstual a. Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran Kontekstual adalah konsep pembelajaran yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. b. Komponen Model Pembelajaran Kontekstual 1. Konstrukvisme 2. Inquiry 3. Questioning (Bertanya) 4. Learning Community (Masyarakat Belajar) 5. Modeling (Pemodelan) 6. Reflection ( Refleksi)
3. Model Pembelajaran Kuantum
a. Pembelajaran Kuantum Proses pembelajaran quantum teaching intinya pembelajaran yang menyenangkan, kreatif tidak membosankan. Kalau semua itu tidak tercapai, guru harus ganti strategi dengan menggunakan multi media, sehingga membuat pembelajaran lebih efektif, proses belajar saat ini boleh dikatakan aktif, partisipatif, konstruktif, komunikatif dan berorientasi pada tujuan. b. Komponen Model Pembelajaran Kuantum (Bermakna) Pembelajaran quantum merupakan ramuan atau rakitan dari berbagai teori atau pandangan psikologi kognitif dan pemrograman neorologi yang jauh sebelumnya sudah ada dikaitkan dengan penemuan empiris sehingga terjadi keseimbangan antara otak kiri dan otak kanan yang pada dasarnya anak itu mempunyai kecerdasan ganda.
4. Model Pembelajaran Tematik
a. Pembelajaran Tematik Menurut Siskandar, bagi guru SD kelas rendah (kelas I, II, dan III) yang peserta didiknya masih berperilaku dan berpikir konkret, pembelajaran sebaiknya dirancang secara terpadu dengan menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran. Dengan cara ini maka pembelajaran untuk siswa kelas I, II, dan III menjadi lebih bermakna, lebih utuh dan sangat kontekstualdengan dunia anak-anak. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran berdasarkan tema untuk mempelajari suatu materi guna mencapai kompetensi/keahlian tertentu - Tema adalah suatu bidang yang luas, yang menjadi fokus pembahasan dalam pembelajaran - Topik adalah bagian dari tema / sub tema.
5. Model Pembelajaran PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan. Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa. Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
6. Model Pembelajaran Kolaborative
Pembelajaran kolaboratif dapat didefinisikan sebagai filsafat pembelajaran yang memudahkan para siswa bekerjasama, saling membina, belajar dan berubah bersama, serta maju bersama pula. Inilah filsafat yang dibutuhkan dunia global saat ini. Bila orang-orang yang berbeda dapat belajar untuk bekerjasama di dalam kelas, di kemudian hari mereka lebih dapat diharapkan untuk menjadi warganegara yang lebih baik bagi bangsa dan negaranya, bahkan bagi seluruh dunia. Akan lebih mudah bagi mereka untuk berinteraksi secara positif dengan orang-orang yang berbeda pola pikirnya, bukan hanya dalam skala lokal, melainkan juga dalam skala nasional bahkan mondial. DAFTAR PUSTAKA
Arina. 2012. Potret Model Sebenarnya (Online). Tersedia: