PEMBAHASAN
A. Variabel Penelitian
1. Pengertian
2. Pengertian Variabel menurut Hatch & Farhady, yaitu variabel didefinisikan
sebagai seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang
dengan orang yang lain atau bisa dikatakan satu objek memiliki perbedaan
dengan objek yang lain.
3. Menurut Karlinger, yaitu variabel merupakan konstruk atau sifat yang di
pelajari dan diteliti.
4. Kidder, mendefinisikan variabel sebagai suatu kualitas (qualites) dimana
seorang peneliti mempelajari dan menarik sebuah kesimpulan dari yang diteliti
tersebut. Sugiyono juga berpendapat bahwa variabel penelitian merupakan
segala sesuatu yang beebentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari secara mendalam,guna memperoleh informasi yang pasti tentang hal
tersebut.
Jadi pengertian variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan
menjadi objek pengamatan dalam penelitian dan disamping itu variabel
penelitian sering juga dinyatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam
peristiwa atau gejala-gejala yang akan diteliti.
Sekali lagi variabel adalah objek penelitian yang sangat dibutuhkan dalam suatu
penelitian, objek penelitian adalah suatu fenomena atau masalah yang telah diabstraki
menjadi suatu konsep atau variabel. Karena objek penelitian melekat bersama subjek
penelitian.9 Dan data itu sendiri merupakan sebuah catatan dari penelitian yang
didapat dari suatu objek penelitian itu sendiri.
Dari banyak penelitian yang dilakukan, banyak pula jenis-jenis variabel yang
digunakan diantaranya jenis-jenis variabel, yaitu: Variabel independen, yaitu variabel
stimulus atau input, variabel ini yang bergerak baik dalam diri individu atau yang berada
di lingkungan yang mempengaruhi suatu perilaku. Variabel dependent, yaitu merupakan
variabel respon atau kebalikan dari independent, atau output. Yang merupakan faktor
yang diamati dan diukur untuk menentukan efek variabel independent. Variabel
moderator, yaitu sebagai faktor yang diukur, dimanipulasi atau diseleksi oleh pelaku
eksperimen untuk menemukan apakaj variabel itu memodifikasi hubungan variabel
independen dengan fenomena yang telah diamati. Variabel kontrol, yaitu sebagai
faktor yang dikontrol oleh eksperimenter untuk menghilangkan atau menetralisir
adanya efek terhadap
fenomena yang sedang diamati. Variabel inverenting, yaitu faktor yang
memperngaruhi secara teoretik terhadap fenomena yang diamati, tetapi tidak dapat
dilihat, diukur atau dimanipulasi.10
D. Definisi operasional Variabel
A. Variabel Penelitian
a. Variabel tergantung
b. Variabel bebas
c. Variabel intervening
d. Variabel moderator
e. Variabel kendali
f. Variabel rambang
Yaitu kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian
mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel bebas. Menurut fungsiya,
variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain, karenanya juga sering disebut variabel
yang dipengaruhi atau terpengaruhi.
b. Variabel bebas (Independent Variabel)
Yaitu variabel yang berfungsi menghubungkan variabel satu dengan variabel yang lain.
Hubungan itu dapat menyangkut sebab akibat atau hubungan pengaruh dan terpengaruh.
d. Variabel Moderator
Yaitu variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya terhadap variabel
bebas maupun variabel tergantung hampir tidak diperhatikan.
2) Menurut datanya, variabel dapat dibedakan berdasarkan data yang diharapkan
terkumpul, karena itu dapat dibedakan menjadi :
a) Data nominal yang terkait dengan variabel
nominal
Variabel nominal adalah variabel yang bersifat deskrit dan saling pisah antara
kategori satu dengan yang lain. Contohnya : jenis kelamin, jenis pekerjaan, status
perkawinan dsb.
Variabel ordinal ialah variabel yang disusun berdasarkan tingkat/rangking yang
berurutan.
Variabel interval adalah variabel yang dihasilkan dari pengukuran, dimana
dalam pengukuran tersebut diasumsikan terdapat satuan pengukuran yang sama.
Variabel rsio ialah variabel yang dalam kuantifikasinya hanya mempunyai nol
mutlak.
Hubungan antar
variabel
Bagaimana peneliti mencari masalah yang akan dikaji, beberapa panduan pokok
di bawah ini akan mempermudah bagi kita menemukan masalah:
1. Masalah sebaiknya merumuskan setidak-tidaknya hubungan antar dua variabel atau
lebih
2. Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda dan pada
umumnya diformulasikan dalam bentuk kalimat tanya.
3. Masalah harus dapat diuji dengan menggunakan metode empiris, yaitu
dimungkinkan adanya pengumpulan data yang akan digunakan sebagai bahan untuk
menjawab masalah yang sedang dikaji.
4. Masalah tidak boleh merepresentasikan masalah posisi moral dan etika.
32 Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Masalah sebaiknya mencerminkan hubungan dua variabel atau lebih, karena pada
praktiknya peneliti akan mengkaji pengaruh satu variabel tertentu terhadap variabel
lainnya. Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui ada dan tidaknya pengaruh "gaya
kepemimpinan" (variabel satu) terhadap "kinerja pegawai" (variabel dua).
Masalah harus dirumuskan secara jelas dan tidak bermakna ganda atau
memungkinkan adanya tafsiran lebih dari satu dan dirumuskan dalam bentuk kalimat
tanya. Contoh:
1. Apakah ada hubungan antara promosi dengan volume penjualan?
2. Apakah warna sepeda motor Suzuki mempengaruhi minat beli konsumen?
3. Apakah desain produk handphone mempengaruhi keputusan membeli
konsumen?
4. Apakah ada hubungan antara minat baca dengan tingginya indeks prestasi?
32 Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Contoh contoh di atas mencerminkan rumusan masalah yang jelas dan tidak
bermakna ganda. Pada contoh "a" peneliti ingin mengkaji hubungan variabel promosi
dengan variabel volume penjualan. Pada contoh "b" peneliti ingin melakukan studi
tentang hubungan variabel "warna sepeda motor Suzuki" dengan variabel "minat
beli". Pada contoh "c" peneliti akan mengkaji hubungan antar variabel "desain
produk handphone" dengan variabel "keputusan membeli". Pada contoh "d"
peneliti akan mengkaji hubungan antar variabel "minat baca" dengan "indeks
prestasi".
Masalah harus dapat diuji secara empiris, maksudnya perumusan masalah yang
dibuat memungkinkan peneliti mencari data di lapangan sebagai sarana pembuktiannya.
Tujuan utama pengumpulan data ialah untuk membuktikan bahwa masalah yang sedang
dikaji dapat dijawab jika peneliti melakukan pencarian dan pengumpulan data. Dengan
kata lain masalah memerlukan jawaban, jawaban didapatkan setelah peneliti
mengumpulkan data di lapangan dan jawaban masalah merupakan hasil penelitian.
Akan lebih baik kalau masalah tersebut dijadikan dalam bentuk seperti:
c. Hubungan antara kesiapan ujian dan nilai yang diraih
d. Pengaruh kerajinan mahasiswa terhadap kecepatan kelulusan
34 Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Salah satu cara untuk membuat perumusan masalah yang baik ialah dengan
melakukan proses penyempitan masalah dari yang sangat umum menjadi lebih khusus
dan pada akhirnya menjadi masalah yang spesifik dan siap untuk diteliti. Di bawah
ini diberikan contoh cara menyempitkan masalah yang berkaitan dengan penelitian
dalam dunia bisnis.
34 Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
khusus. Masalah dimulai dari adanya pemikiran "concern" manajerial yang sedang
dihadapi atau yang akan dihadapi, kemudian masalah pemikiran tersebut dipersempit
menjadi proses penyaringan perumusan masalah dan pada tahap ketiga menjadi
penyaringan pemilihan masalah yang akan diteliti dengan disertai tujuan penelitiannya.
Contoh kasus:
Mengenali suatu
gejala
Munculnya rasa ketidakpuasan diantara para programmer komputer di suatu
perusahaan tertentu. Penghasilan perusahaan tersebut terus meningkat dengan baik
selama lima tahun terakhir ini. Keluhan keluhan secara lisan telah diterima dari para
pegawai mengenai struktur penggajian yang dianggap sudah tidak memadai lagi.
ldentifikasi
Masalah
Rumusan Masalah
a. Dapat Dilaksanakan
Jika kita memilih masalah tertentu, maka pertanyaan pertanyaan di bawah ini
bermanfaat bagi kita untuk mengecek apakah kita dapat atau tidak melakukan
penelitian dengan masalah yang kita tentukan: 1) Apakah masalah tersebut dalam
jangkauan kita?
2) Apakah kita mempunyai cukup waktu untuk melakukan penelitian dengan
persoalan tersebut? 3) Apakah kita akan mendapatkan akses untuk
memperoleh sampel yang akan kita gunakan sebagai responden sebagai sarana
pemerolehan data dan informasi? 4) Apakah kita mempunyai alasan khusus sehingga
kita percaya akan dapat memperoleh jawaban dari masalah yang kita rumuskan? 5)
Apakah metode yang diperlukan sudah kita kuasai?
b. Jangkauan Penelitiannya
Apakah masalahnya cukup memadai untuk diteliti? Apakah jumlah
variabelnya sudah cukup? Apakah jumlah datanya cukup untuk dilaporkan secara
tertulis?
c. Keterkaitan
Apakah kita ter tarik dengan masalah tersebut dan cara pemecahannya?
Apakah masalah yang kita teliti berkaitan dengan
Memilih Masalah yang Akan Diteliti dan Merumuskan Hipotesis 37
latar belakang pengetahuan atau pekerjaan kita? Jika kita melakukan penelitian
dengan masalah tersebut apakah kita akan mendapatkan nilai tambah bagi
pengembangan diri kita?
d. Nilai Teoritis
Apakah masalah yang akan diteliti akan mengurangi adanya kesenjangan
teori yang ada? Apakah pihak pihak lain, seperti pembaca atau pemberi dana
akan mengakui kepentingan studi ini? Apakah hasil penelitiannya nanti akan
memberikan sumbangan pengetahuan terhadap ilmu yang kita pelajari?
Apakah hasil penelitiannya layak dipublikasikan?
e. Nilai Praktis
Apakah hasil penelitiannya nantinya akan ada nilai nilai praktis bagi para praktisi
di bidang yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti?
5.8.1 Pengertian
Menurut Prof. Dr. S. Nasution definisi hipotesis ialah "pernyataan tentatif yang
merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk
memahaminya". (Nasution:2OOO)
Hipotesa dapat diturunkan dari teori yang berkaitan dengan masalah yang akan kita
teliti. Misalnya seorang peneliti akan melakukan penelitian mengenai harga suatu produk
maka agar dapat menurunkan hipotesa yang baik, sebaiknya yang bersangkutan
membaca teori mengenai penentuan harga.
Memilih Masalah yang Akan Diteliti dan Merumuskan Hipotesis 38
Secara garis besar ada dua jenis hipotesis didasarkan pada tingkat abstraksi dan
bentuknya.
Hipotesis penelitian ialah hipotesis yang kita buat dan dinyatakan dalam bentuk
kalimat.
Rumusan masalah:
Adakah hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja pegawai?
40 Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Hipotesis penelitian:
Ada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja pegawai
HO: Tidak ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap bawahan dengan
tinggi - rendahnya pemasukan perusahaan
H1: Ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap bawahan dengan tinggi -
rendahnya pemasukan perusahaan
HO: P = O,3
H1: P 1 O,3
Hipotesis penelitian:
o Penguasaan Bahasa Inggris di kalangan mahasiswa kurang dari standar
Memilih Masalah yang Akan Diteliti dan Merumuskan Hipotesis 42
Hipotesis statistik
Diasumsikan standar sama dengan 8O% penguasaan Bahasa Inggrisnya. Contoh 3: Hipotesis
komparatif
Rumusan masalahnya:
o Bagaimana sikap mahasiswa di Bandung terhadap penyalahgunaan narkoba
dibandingkan dengan sikap mahasiswa di Yogyakarta
Hipotesis penelitian:
o Ada perbedaan sikap terhadap penyalahgunaan narkoba pada mahasiswa di Bandung
dan mahasiswa di Yogyakarta
Hipotesis operasional:
o HO = Tidak ada perbedaan persentase sikap terhadap penyalahgunaan narkoba
pada mahasiswa di Bandung dan mahasiswa di Yogyakarta
o H1 = Ada perbedaan persentase sikap terhadap penyalahgunaan narkoba pada mahasiswa
di Bandung dan mahasiswa di Yogyakarta
Hipotesis Statistik:
Hipotesis yang sudah dirumuskan kemudian harus diuji. Pengujian ini akan
membuktikan HO atau H1 yang akan diterima. Jika H1 diterima maka HO ditolak,
artinya ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap bawahan dengan
tinggi - rendahnya pemasukan perusahaan.
Dalam membuat hipotesis ada dua jenis kekeliruan yang kadang dibuat oleh peneliti,
yaitu:
a. Menolak hipotesis yang seharusnya diterima. Kesalahan ini disebut sebagai kesalahan
alpha (a).
b. Menerima hipotesis yang seharusnya ditolak. Kesalahan ini disebut sebagai kesalahan
beta (b).
Untuk kasus ini kita akan menggunakan Chi Square sebagai sarana untuk menguji
hipotesis
Berapa besar hubungan antara kontras warna dengan keputusan membeli baju?
HO: kontras rendah = kontras menengah = kontras tinggi H1: kontras tinggi
> kontras menengah > kontras rendah
60 x 76
e1 = = 20,6
221
60 x 75
e2 = = 20,3
221
60 x 70
e3 = = 19
221
88 x 75
e5 = = 29,8
221
Memilih Masalah yang Akan Diteliti dan Merumuskan Hipotesis 45
88 x 70
e6 = =
27,8
221
73 x 76
e7 = =
25,1
221
73 x 75
e8 = = 24,7
221
73 x 70
e9 = =
23,1
221
2 =
e
(25 -yang Akan Diteliti(20
Memilih Masalah
dan Merumuskan (15
Hipotesis (23 30,2)
2
46
2
20,6) 20,3)
2
19)
2
+ +
= +
20,6 + 30,2
20,3
19
2 2
(30 29,8) (35 (28 (25 24,7)
2 2
= 27,8) 25) + +
29,8 +
+ 24,7
27,8
25,1
2
(20 23,1)
23,1
2
pene1itian berada di daerah peno1akan, artinya H0 dito1ak. Jika H0
dito1ak, maka H1 diterima
7.1 DBFINISI
Definisi pertama menyatakan bahwa varibe1 ia1ah sesuatu yang berbeda atau
bervariasi, penekanan kata sesuatu diperje1as da1am definisi kedua yaitu simbo1 atau
konsep yang diasumsikan sebagai seperangkat ni1ai-ni1ai. Definisi abstrak tersebut akan
1ebih je1as bi1a diberi contoh sebagai berikut:
a. Hubungan antara inte1ejen dengan prestasi be1ajar
b. Pengaruh warna terhadap minat be1i sepeda motor
c. Hubungan antara promosi dengan vo1ume penjua1an
Pada contoh di atas, "warna" ada1ah variabe1 bebas yang dapat dimanipu1asi dan
di1ihat pengaruhnya terhadap "minat be1i", misa1nya apakah warna merah sepeda motor
dapat menimbu1kan minat be1i konsumen terhadap sepeda motor tersebut.
Pada umumnya orang me1akukan pene1itian dengan menggunakan 1ebih dari satu
varibe1, yaitu variabe1 bebas dan variabe1 tergantung. Kedua varibe1 tersebut kemudian
dicari hubungannya.
Mengidentifikasi dan Menamai Variabel 55
Contoh 1
Hipotesis pene1itian: Ada hubungan antara "gaya kepemimpinan" dengan
"kinerja" pegawai
Variabe1 bebas: gaya kepemimpinan
Variabe1 tergantung: minat be1i
Contoh 2
Hipotesis pene1itian: Ada hubungan antara promosi dengan vo1ume penjua1an
Variabe1 bebas: promosi
Variabe1 tergantung: vo1ume penjua1an
Variabe1 moderat ada1ah variabe1 bebas kedua yang sengaja dipi1ih o1eh pene1iti
untuk menentukan apakah kehadirannya berpengaruh terhadap hubungan antara
variabe1 bebas pertama dan variabe1 tergantung. Variabe1 moderat merupakan
variabe1 yang variabe1nya diukur, dimanipu1asi, atau dipi1ih o1eh pene1iti untuk
mengetahui apakah variabe1 tersebut mengubah hubungan antara variabe1 bebas dan
variabe1 tergantung.
Pada kasus adanya hubungan antara warna sepeda motor dengan minat be1i, pene1iti
memi1ih variabe1 moderatnya ia1ah "harga". Dengan dimasukannya variabe1 moderat
harga, pene1iti ingin mengetahui apakah besaran hubungan kedua variabe1 tersebut
berubah. Jika berubah maka keberadaan variabe1 moderat berperan, sedang jika tidak
berubah maka variabe1 moderat tidak mempengaruhi hubungan kedua variabe1 yang
dite1iti.
56 Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Contoh 1ain:
Hipotesis: Ada hubungan antara promosi di media te1evisi dengan meningkatnya kesadaran
merk handphone Samsung di ka1angan konsumen
Variabe1 bebas: promosi
Variabe1 tergantung: kesadaran merk
Variabe1 moderat: media promosi
Contoh:
Hipotesis: ada pengaruh kontras warna baju terhadap keputusan membe1i di ka1angan
wanita
Variabe1 bebas: kontras warna
Variabe1 tergantung: keputusan membe1i
Variabe1 kontro1: wanita (jenis ke1amin)
Pada kasus pene1itian di atas variabe1 kontro1nya jenis ke1amin wanita. Asumsi
pene1iti hanya wanita saja yang terpengaruh kontras warna baju jika mereka ingin
membe1inya.
mempengaruhi hubungan antara variabe1 bebas dan tergantung yang sedang dite1iti. O1eh
karena itu, variabe1 perantara didefinisikan sebagai variabe1 yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan variabe1 yang sedang dite1iti tetapi tidak dapat di1ihat,
diukur, dan dimanipu1asi; pengaruhnya harus disimpu1kan dari pengaruh-pengaruh
variabe1 bebas dan variabe1 moderat terhadap geja1a yang sedang dite1iti.
Contoh:
Hipotesis: Jika minat terhadap tugas meningkat, maka kinerja mengerjakan tugas
tersebut akan semakin meningkat
Variabe1 bebas: minat terhadap tugas
Variabe1 tergantung: kinerja da1am mengerjakan tugas
Variabe1 perantara: proses be1ajar
Keterangan kasus di atas ada1ah sebagai berikut: Jika mahasiswa tertarik terhadap
tugas yang diberikan o1eh dosen, maka hasi1nya akan baik. Besar keci1nya kinerja
dipengaruhi o1eh minat; seka1ipun demikian hasi1 akhir pengerjaan tugas tersebut
dipengaruhi o1eh faktor mahasiswa be1ajar atau tidak ter1ebih dahu1u da1am mengerjakan
tugas tersebut. Dengan minat yang tinggi dan persiapan be1ajar yang baik, maka
kinerjanya akan semakin besar.
Contoh 2:
Hipotesis: Layanan yang baik mempengaruhi kepuasan pe1anggan
Variabe1 bebas: 1ayanan yang baik
Variabe1 tergantung: kepuasan pe1anggan
Variabe1 perantara: kua1itas jasa/produk
Pada umumnya 1ayanan yang baik akan memberikan kepuasan yang tinggi
terhadap pe1anggan; seka1ipun demikian kua1itas jasa akan mempengaruhi hubungan
variabe1 1ayanan dengan variabe1 kepuasan. Layanan baik be1um tentu memberikan
kepuasan kepada pe1anggan jika kua1itas jasanya atau produknya rendah. Misa1nya
sebuah toko sepatu memberikan 1ayanan yang baik kepada pe1anggannnya. Ketika seorang
pembe1i mengetahui bahwa sepatunya sobek pada bagian tertentu maka tingkat
kepuasannya akan turun.
Mengidentifikasi dan Menamai Variabel 59
Skema di atas dapat dibaca sebagai berikut, fokus utama ada1ah variabe1 bebas
dan variabe1 tergantung, pene1iti dapat juga mempertimbangkan variabe1-
variabe1 1ainnya yaitu variabe1 moderat dan variabe1 kontro1. Hubungan variabe1
bebas dengan variabe1 tergantung me1a1ui suatu 1abe1 yang disebut variabe1 perantara.
Variabe1 ini bersifat hipotetika1, artinya secara fakta tidak nampak tetapi secara teoritis
ada dan mempengaruhi hubungan antara variabe1 bebas dan tergantung.
Skema mode1 kedua dibuat o1eh Brown (Brown 1988:13) sebagai berikut:
Mengidentifikasi dan Menamai Variabel 59
Mengidentifikasi dan Menamai Variabel 59
Skema Brown dapat dibaca sebagai berikut: hubungan sentra1 da1am studi ia1ah
antara variabe1 bebas dan variabe1 tergantung. Panah- panah tersebut 1ebih menunjukkan
arah fokus pemikiran pene1iti dan desain pene1itian, daripada hubungan sebab akibat.
Dengan demikian fokus variabe1 ada1ah variabe1 tergantung. Pada tahap awa1 pene1itian
di1akukan hanya untuk menentukan efek variabe1 bebas terhadap variabe1 tergantung.
Variabe1 perantara berfungsi sebagai 1abe1 terhadap hubungan kedua variabe1 tersebut
atau proses yang menghubungkan antara variabe1 bebas dan variabe1 tergantung tetapi
tidak terobservasi. Pene1iti juga bo1eh mempertimbangkan adanya variabe1 bebas 1ainnya,
yaitu variabe1 moderator yang akan digunakan untuk menentukan apakah akan ada
perubahan pada hubungan antara variabe1 bebas dan variabe1 tergantung jika variabe1
moderator dimasukkan keda1am pene1itiannya. Pene1iti juga bo1eh mengontro1
variabe1 bebas 1ainnya jika yang bersangkutan ingin menetra1isasi, ataupun
menghi1angkan pengaruh variabe1 kontro1.
Keterangan dari kasus di atas ada1ah sebagai berikut: Pene1iti ingin mengetahui ada
dan tidaknya pengaruh metode mengajar dengan prestasi mahasiswa. Metode mengajar
merupakan variabe1 bebas dan prestasi mahasiswa merupakan variabe1 tergantung.
Pene1iti juga mempertimbangkan adanya faktor 1ain yang mempengaruhi hubungan dua
variabe1 tersebut, yaitu kepribadian mahasiswa. Variabe1
60 Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Contoh ap1ikasinya:
Pene1itian yang menggunakan paradigma ini akan mengkaji 1ebih dari satu variabe1
bebas dengan satu variabe1 tergantung. Hubungan antar variabe1 masih sederhana yaitu
secara berurutan, artinya kondisi variabe1 bebas 2 ada1ah akibat adanya variabe1 bebas 1.
Dengan kata 1ain variabe1 bebas 1 mempengaruhi variabe1 bebas 2; variabe1 bebas 1 dan 2
mempengaruhi variabe1 tergantung.
Contoh ap1ikasinya:
Contoh ap1ikasinya:
Contoh ap1ikasinya:
Po1a hubungan antar variabe1 tersebut dapat diterangkan sebagai berikut: o Gaji
mempengaruhi prestasi kerja
o Jenjang karier mempengaruhi prestasi kerja
o Sistem rekruitmen pegawai mempengaruhi prestasi kerja
o Gaji, jenjang karier dan sistem rekrutmen pegawai mempengaruhi prestasi kerja
Contoh ap1ikasinya:
Po1a hubungan antar variabe1 tersebut dapat diterangkan sebagai berikut: o Tingkat
pendidikan mempengaruhi pekerjaan yang diraih
o Tingkat pendidikan mempengaruhi wawasan
Contoh ap1ikasinya:
Po1a hubungan antar variabe1 tersebut dapat diterangkan sebagai berikut: o Kecepatan
1ayanan mempengaruhi jum1ah pe1anggan
o Kecepatan 1ayanan mempengaruhi keputusan membe1i o Harga
produk mempengaruhi jum1ah pe1anggan
o Harga produk mempengaruhi keputusan membe1i
g. Paradigma Jalur
Contoh ap1ikasinya:
-oo00oo-
Adapun cara menyusun definisi operasional itu dapat bermacam-macam,
yaitu:
MENYUSUN DEFINISI
OPERASIONAL VARIABEL
Yang dimaksud dengan definisi operasiona1 ia1ah suatu definisi yang didasarkan
pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau
"mengubah konsep-konsep yang berupa
68 Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan peri1aku atau geja1a yang dapat diamati
dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya o1eh orang 1ain" (Young, dikutip
o1eh Koentjaraningrat, 1991;23). Penekanan pengertian definisi operasiona1 ia1ah
pada kata "dapat diobservasi". Apabi1a seorang pene1iti me1akukan suatu observasi
terhadap suatu geja1a atau obyek, maka pene1iti 1ain juga dapat me1akukan ha1
yang sama, yaitu mengidentifikasi apa yang te1ah didefinisikan o1eh pene1iti pertama.
Ada tiga pendekatan untuk menyusun definisi operasiona1, yaitu disebut Tipe A,
Tipe B dan Tipe C.
Definisi operasiona1 Tipe A dapat disusun didasarkan pada operasi yang harus
di1akukan, sehingga menyebabkan geja1a atau keadaan yang didefinisikan menjadi nyata
atau dapat terjadi. Dengan menggunakan prosedur tertentu pene1iti dapat membuat geja1a
menjadi nyata.
dioperasiona1isasikan, yaitu berupa apa yang di1akukannya atau apa yang menyusun
karakteristik-karakteristik dinamisnya.
Contoh: "Orang pandai" dapat didefinisikan sebagai seorang yang mendapatkan ni1ai-
ni1ai tinggi di seko1ahnya.
-oo00oo-
SKALA PENGUKURAN
Ada empat tipe skala pengukuran dalam penelitian, yaitu nominal, ordinal, interval
dan ratio.
11.1 NO INAL
Contoh:
Jawaban pertanyaan berupa dua pilihan "ya" dan "tidak" yang bersifat kategorikal dapat
diberi simbol angka-angka sebagai berikut: jawaban "ya" diberi angka 1 dan tidak
diberi angka 2.
Skala Pengukuran 94
11.2 OKDINAL
Contoh:
Jawaban pertanyaan berupa peringkat misalnya: sangat tidak setuju, tidak setuju, netral,
setuju dan sangat setuju dapat diberi simbol angka 1, 2,3,4 dan 5. Angka-angka ini
hanya merupakan simbol peringkat, tidak mengekspresikan jumlah.
11.3 INTEKVAL
Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal
dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang
tetap. Dengan demikian peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karakteristik
antara satu individu atau obyek dengan lainnya. Skala pengukuran interval
benar-benar
Skala Pengukuran 95
Contoh:
Jawaban pertanyaan menyangkut frekuensi dalam pertanyaan, misalnya: Berapa kali
Anda melakukan kunjungan ke Jakarta dalam satu bulan? Jawaban: 1 kali, 3 kali, dan 5
kali. Maka angka-angka 1,3, dan 5 merupakan angka sebenarnya dengan menggunakan
interval 2. Misalnya dalam pertanyaan:
Berapa kali Saudara berbelanja di Supermarket ini dalam satu
bulan? Jawaban berupa angka sebenarnya: a. 1 kali, b. 2 kali, c. 3 kali, d. 4 kali dan
e. 5 kali
11.4 KATIO
Contoh:
Berat Sari 35 Kg sedang berat Maya 70 Kg. Maka berat Sari dibanding dengan berat
Maya sama dengan 1 dibanding 2.
Ada empat skala pengukuran sikap menurut Daniel J Mueller (1992), yaitu: 1)
skala sikap Likert, 2) skala Thrustone, 3) skala Guttman, dan 4) perbedaan semantis.
Contoh 2: Dalam contoh ini pernyataan sikap positif, netral dan negatif diterapkan
dalam kasus tertentu, yaitu dalam penelitian mengenai sikap terhadap Narkoba.
Skala Pengukuran 97
Perintah: Pilihlah satu jawaban yang sesuai dengan menggunakan kategori jawaban
berikut ini:
o A = sangat setuju o
B = setuju
o C = tidak pasti/tidak tahu o D
= tidak setuju
o E = sangat tidak setuju
1. Tidak akan ada orang yang berpikir sehat menggunakan narkoba (N)
2. Pengunaan Narkoba menjurus ke penggunaan heroin (N) -
3. Penggunaan Narkoba menyebabkan anak yang dilahirkan menjadi cacat
(N) -
4. Narkoba bukanlah obat "keras". (P) -
5. Narkoba mempunyai potensi terapi psikologis (P) -
6. Narkoba menyebabkan penurunan derajat kemanusiaan si pengguna
Catatan: N merupakan pernyataan sikap negatif, dan P merupakan pernyataan sikap
positif.
Proses skoringnya menggunakan angka-angka sbb: untuk sangat setuju bernilai 5,
setuju bernilai 4, tidak pasti bernilai 3, tidak setuju bernilai 2 dan sangat tidak setuju
bernilai 1.
b. Skala Thrustone
Skala Thurstone merupakan skala sikap yang pertama yang dikembangkan
dalam pengukuran sikap. Skala ini mempunyai tiga teknik penskalaan sikap, yaitu:
1) metode perbandingan pasangan,
2) metode interval pemunculan sama, dan 3) metode interval berurutan.
Ketiga metode ini menggunakan bahan pertimbangan jalur dugaan yang
menganggap kepositifan relatif pernyataan sikap terhadap suatu obyek.
Contoh:
Perintah: Lingkarilah angka yang menunjukkan tingkat kepositifan untuk setiap
pernyataan di bawah ini:
Skala Pengukuran 98
Sangat Sangat
Tidak Positif Netral Positif Pernyataan
c. Skala Guttman
Skala Guttman disusun berdasarkan derajat kepositifan dengan penekanan pada
aspek unidimensional. Aspek ini menempatkan responden pada titik tertentu
dalam suatu kontinum sikap yang harus setuju dengan semua item pernyataan
dibawahnya dan harus tidak setuju dengan semua item di atas posisi skalanya.
Contoh: Dibawah ini contoh skala Guttman yang diterapkan dalam masalah
contek-mencontek dikalangan mahasiswa. Pernyataan disusun terdiri atas lima
item sbb:
1) Mencontek dapat diterima dalam setiap keadaan
2) Mencontek adalah suatu kebiasaan yang dapat diterima dikalangan
mahasiswa
3) Mencontek diijinkan dalam keadaan mendesak
4) Mencontek dapat diterima jika mahasiswa tidak belajar
5) Mencontek dapat diterima jika mahasiswa terdesak drop out
(D0)
Jika responden setuju dengan pendapat nomor 1 maka yang bersangkutan
harus setuju dengan semua pilihan dibawah nomor
Skala Pengukuran 99
1. Jika responden tidak setuju terhadap pernyataan nomor 1, tetapi setuju dengan
nomor 2, maka dia harus setuju dengan nomor 3,4 dan 5.
d. Perbedaan Semantis
Perbedaan semantis dikemukan oleh 0sgood untuk mengukur atribut yang
diberikan oleh responden terhadap beberapa arti untuk mendiskripsikan obyek
tertentu. Dalam mengukur ini, biasanya digunakan kata sifat yang mempunyai
arti berlawanan.
Contoh:
Contoh ini digunakan untuk mengukur tiga dimensi arti, yaitu: 1) mengukur
dimensi evaluasi dengan menggunakan sebanyak empat pasangan kata sifat, 2)
mengukur dimensi potensi dengan menggunakan sebanyak tiga pasangan kata sifat
dan 3) mengukur dimensi aktivitas dengan menggunakan sebanyak tiga pasangan
kata sifat.
Bagaimana Pendapat Sdr mengenai Supermarket X?
11.6 VALIDITAS
Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Misalnya skala nominal yang bersifat non-
parametrik digunakan untuk mengukur
Skala Pengukuran 10
0
variabel nominal bukan untuk mengukur variabel interval yang bersifat parametrik. Ada
3 (tiga) tipe validitas pengukuran yang harus diketahui, yaitu:
11.7 KELIABILITAS
Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala
pengukuran tertentu. Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan
hasilnya.