Anda di halaman 1dari 8

Nama : Andi Tri Noviyani Putri J.

Tagunu

Kelas : E / 10050016200

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

1. Hal-hal yang Membahayakan Janin Masa Prenatal

Teratogen adalah setiap pengaruh lingkungan buruk yang mempengaruhi perkembangan


normal janin tanpa harus mengubah struktur genetik organisme. Ada empat kategori
teratogen: agen fisik (radiasi dan hipertermia), kondisi metabolik yang mempengaruhi ibu,
infeksi, dan obat-obatan dan alkohol.
a. Memakai Hak Sepatu Tinggi
Jika Anda memakai sepatu hak tinggi maka otot yang bekerja untuk pinggang akan semakin
tegang. Ketegangan otot inilah yang menyebabkan tubuh ibu hamil tidak nyaman dan terasa
sakit pada bagian punggung, pinggang dan betis. Hal ini dapat membuat ibu hamil kurang
nyaman dan mudah lelah. Selain itu memakai sepatu hak tinggi saat hamil juga dapat
menyebabkan kaki bengkak saat hamil dan juga mudah jatuh karena keseimbangan yang
buruk. Efek paling berbahaya adalah kontraksi karena ketegangan otot atau keguguran akibat
jatuh.

b. Memakai Busana Ketat dan Tidak Nyaman

Pakaian yang terlalu ketat pada bagian perut akan membuat janin juga bisa merasa tertekan,
terlebih jika bahan pakaian tersebut tidak lentur atau mengikuti bentuk tubuh. Janin akan
kesulitan mendapatkan asupan oksigen secara sempurna. Janin akan kesulitan bergerak
(terutama yang telah berusia 5 bulan ke atas). Iritasi pada perut jika diiringi keringat zat
kimia pada pakaian.

c. Melakukan Perawatan Tubuh Sauna

Bayi akan kepanasan di dalam tubuh ibu. Keluarnya cairan yang berlebihan. Kurangnya air
ketuban. Risiko jika kandungan sudah besar bisa menyebabkan keguguran.

d. Pikiran Tertekan dan Stres

Janin juga bisa memiliki rasa stres dan tertekan sehingga bisa membahayakan nyawa janin
dan ibu hamil. Sebaiknya Anda tetap merasa bahagia sepanjang kehamilan. Efek paling
mematikan adalah keguguran terutama jika usia kehamilan masih sangat muda di
bawah perkembangan janin 3 bulan.

e. Memelihara Binatang Peliharaan

Virus ini akan masuk ke dalam janin dan mengganggu pertumbuhan janin. Resiko paling
besar dari infeksi virus toksoplasma adalah keguguran atau cacat janin.
f. Melakukan Pengobatan Alternatif

Jika hal ini dilakukan selama kehamilan maka bisa mempengaruhi pertumbuhan janin dan
bisa menyebabkan keguguran. Jadi, hindari semua hal yang berhubungan dengan pengobatan
alternatif.

2. Proses Kelahiran dan Efeknya

a. Normal

Jenis persalinan ini sangat populer di kalangan ibu-ibu, karena banyak yang mengatakan
bahwa seorang ibu belum menjadi ibu sejati jika belum melahirkan secara normal. Persalinan
normal adalah persalinan yang dilakukan tanpa menggunakan alat bantu apa pun dengan bayi
keluar melalui alat vital sang ibu dengan letak belakang kepala / ubun-ubun kecil. Terhindar
resiko yang di akibatkan operasi (infeksi dan reaksi terhadap anestesi.

b. Persalinan dengan alat bantu vakum

Persalinan dengan bantuan vakum pada dasarnya tergolong sebagai persalinan normal, hanya
saja dibantu dengan alat berupa vakum. Vakum atau ekstrasi vakum adalah alat penghisap
berbentuk cup yang digunakan untuk menarik keluar bayi dengan perlahan dan
lembut. Efeknya adalah membahayakan kesehatan dan nyawa ibu dan anak. Proses persalina
yang lama sehingga ibu kehabisan tenaga. Ibu mengalami hipertensi (preeklamsia). Gawat
janin yang ditandai dengan denyut jantung janin lebih dari 160 kali permenit atau melambat
mencapai 80 kali permenit (bayi kekurangan oksigen).

c. Persalinan dengan alat bantu forsep

Persalinan dengan bantuan alat berupa forsep ini dilakukan apabila mengalami kesulitan
akibat kondisi ibu yang tidak bagus, misalnya terkena serangan jantung, asma, atau
keracunan kehamilan dan dapat membahayakan nyawa ibu dan anak. Forsep adalah alat
bantu persalinan yang terbuat dari logam menyerupai sendok. Persalinan dengan forsep ini
dapat dilakukan meskipun ibu tidak mengejan.

d. Persalinan di dalam air

Metode persalinan ini kurang begitu populer, namun telah ada sebagian ibu yang melahirkan
dengan metode ini. Metode ini dianggap sebagai metode persalinan normal terbaik karena
mempunyai beberapa efek positif, baik bagi ibu maupun bayinya. Efeknya adalah peredaan
bayi akan lebih baik saat baru dilahirkan. Tetapi jika proses kelahiran terlalu lama dapat
menyebablan ibu hipotermia.
e. Caesar

Operasi caesar atau bedah sesar adalah proses persalinan dengan melalui pembedahan
dimana irisan dilakukan di perut ibu (laparatomi) dan rahim (histerotomi) untuk
mengeluarkan bayi. Efeknya adalah kemungkinan pendaharan dan infeksi.

3. Masa Pertumbuhan Selama Masa Prenatal. Efek Bahaya Pada Masa Prenatal.

Masa prenatal adalah periode awal perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi,
yaitu ketika ovum wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan waktu kelahiran
seorang individu. Pada periode ini terjadi perkembangan yang relative singkat, namun pada
periode inilah terjadi perkembangan yang sangat cepat dalam diri individu.

a. Tahap genital atau yang sering disebut dengan periode zigot, ovum atau periode nutfah
adalah periode awal kejadian manusia. Periode ini kira-kira berlangsung 2 minggu pertama
sejak pertemuan antara sel sperma laki-laki dan sel telur perempuan yang dinamakan
pembuahan. Saat itu sel sperma bergabung dengan sel telur yang kemudian menghasilkan
satu bentuk sel baru yang disebut zigot. Zigot ini kemudian membelah menjadi sel-sel yang
disebut blastokis. setelah sekitar 3 hari blastokis mengandung sekitar 60 sel. Pada saat
terjadinya embelahan, blastokis ini mengapung dan berpsoses di sepanjang tuba falopi.
Blastokis berisi cairan yang cepat mengalami perubahan penting. Blastokis ini dibedakan
menjadi tiga lapisan, yaitu lapisan atas (ectoderm), lapisan tengah (mesoderm), dan lapisan
bawah (endoderm). Dari ectoderm berkembang rambut, gigi dan kuku ; kulit arid an kelenjar
kulit ; panca indera dan system saraf. Dari mesoderm berkembang otot, tulang, system
pembuangan kotoran, system peredaran darah dan kulit lapisan dalam. Kemudian dari
endoderm berkembang system pencernaan, hati, pancreas, kelenjar ludah, dan system
pernapasan. Dalam waktu singkat plasenta, tali pusar, dan kantong amniotic juga akan
terbentuk dari sel-sel blastokis. Blastokis yang telah tertanam dalam dinding Rahim inilah
yang disebut embrio dan menjadi akhir dari tahap genital.

b. Tahap kedua yaitu thap embrio yang dalam psikologi Islam disebut alaqoh yaitu
segumpalan darah yang semakin membeku. Tahap ini dimulai dri 2 minggu sampai 8 minggu
yang ditandai dengan perubahan organ utama dan system fisiologis. Ukuran panjangnya
sekitar 1 inci. Pada tahap ini pertumbuhan terjadi dalam dua pola yaitu cephalocaudal
danproximodistal. Dalam tahap ini juga terdapat tiga sarana yang membantu perkembangan
struktur anak yaitu kantong amniotic, plasenta, dan tali pusar.
Tahap embrio ini juga ditandai dengan perkembangan system saraf. Terlihat bahwa pada
umur 6 minggu embrio telah dapat dikenali sebagai manusia. Pada umur 8-9 minggu
perubahan janin semakin terlihat jelas.
c. Tahap ketiga dari perkembangan masa prenatal adalah tahap fetus yang dalam psikologi
Islam disebut mudhghah. Tahap ini dimuli sejak usia 9 minggu sampai lahir. Setelah 8
minggu kehamilan embrio berkembang menjadi sel-sel tulang. Dalam tahapan ini ciri-ciri
fisik orang dewasa mulai terlihat jelas. Pada tahap inci panjang janin kira-kira 3 inci dan
beratnya ons yang spontan dapat menggerakkan kepala, tangan, kaki, dan jantungnya
mulai berdenyut.
Menurut psikologi Islam janin yang dalam kandungan berumur 4 bulan mulai ditiupkan ruh
ke dalamnya. Bersamaan dengan itu juga ditetapkan hokum-hukum perkembangannya seperti
masalah yang berhubungan dengan tingkah laku, kekayaan, batas usia, dan lain-lain. Pada
bulan keempat ini si ibu mulai merasakan gerakan janinnya. Panjang janinnya sekitar 4,5
inci. Dan pada permulaan bulan ketujuh panjang janin kira-kira 18 inci dan berat 1,5-2,5 kg.
pada bulan kedelapan berat janin 2,5-3,5 kg. Riset baru menunjukkan bahwa janin juga telah
mampu mendengar atau responsive terhadap stimulasi terhadap lingkungan eksternal,
terutama sekali terhadap pola-pola suara.

Efek Bahaya Pada Prenatal

a. Periode Zigot

Kelaparan: zigot akan mati jika telah lama kelaparan dan kurang sekali uning telur yang
masuk
Kurangnya persiapan uterine: implantasi tidak dapat terjadi bila pada aktunya dinding
uterine belum siap menerima zigot
Implantasi ditempat yang salah: kalau zigot nyangkut didinding tuba fallopi t, zigot tidak
dapat menerima makanan dan akan mati.

b. Periode Embrio

Keguguran: jatuh, kejutan emosi, kekurangan gizi, gangguan kelenjar, atau penyakit yang
lainnya bias saja membuat embrio keluar dari tempatnyadidalam dinding uterine.
Ketidakteraturan perkembangan: mal nutrisi ibu, kekurangan vitamin dan kelenjar,
penggunaan obat obatan, alcohol, Napza, dapat mengganggu perkembangan embrio terutama
pada otak.

c. Periode Janin

Keguguran: keguguran mungkin terjadi sampai bulan ke 5 dalam kehamian, paling peka
adalah waktu datang haid
Premature: janin yang beratnya kurang dari 2 pon 3 ons memiliki kesempatan hidup yang
lebih kecil daripada janin janin yg lebih berat
Komplikasi pada saat melahirkan: tekanan pada ibu menyebabkan kontraksi uterine
Ketidakteraturan perkembangan: setiap kondisi yang tidak baik selama periode embrio
juga akan memengaruhi perkembangan anggota-anggota tubuh janin dan memperlambat
seluruh pola perkembangan janin.
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Prenatal

a. Faktor Eksternal

Sinar x-ray (rontgen), dapat mempengaruhi tingkah laku motoric, gerak bebas, pembuangan,
aktivitas, dan belajar diskriminatif.

Pemakaian obat-obatan penenang seperti softenon atau thalidomiddapat mengakibatkan


cacatberat.

b. Ketegangan emosional

Fetus yang aktif pada waktu dilahirkan memiliki berat badan yang kurang setelah
menunjukan masalah-masalah makan.

Bila ketegangan psikis terjadi pada usia fetal, maka dapat terjadi sindrom nafsu terhambat,
yakni sedikit aktivitas.

c. Kesehatan ibu

Ibu yang mengalami infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (toksonomi,
rubella, situmobalo virus, herpes simpleks) dan penyakit menular seksual dapat
mengakibatkan kelainan pada janin.

d. Gizi ibu

KEK (kurang energi kronis) adalah akibat dari ketidakseimbangan antara asupan untuk
pemenuhan kebutuhan dan pengeluaran energy.

4. Penyesuaian Ibu dan Bayi Setelah Lahir

Periode pasca melahirkan ibu ini mencakup usaha penyesuaian diri dan adaptasi berskala
besar. Penyesuaian yang di butuhkan ini mencakup penyesuaian fisik, emosional, dan
psikologis.
a. Penyesuaian fisik

Setelah melahirkan, tubuh ibu mengalami perubahan tiba-tiba dan dramatis terkait produksi
hormone. Ketika plasenta keluar bersama kelahiran, kadar estrogen dan progesteron menurun
secara tajam dan tetap rendah smapai indung telur mulai menghasilkan hormon lagi.

Involusi adalah proses kembalinya rahim ke ukuran seperti sebelum kehamilan yang
berlangsung lima hingga enam minggu setelah kelahiran. Segera setelah kelahiran, berat
rahim menjadi 2 hingga 3 ons. Merawat bayi dapat membantu mempercepat kontraksi
Rahim.

b. Penyesuaian emosional dan psikologis

Sekitar 2 atau 3 hari setelah melahirkan, mereka mulai merasa depresi, cemas, dan bingung.
Perasaan ini dapat hilang dan muncul selama beberapa bulan setelah melahirkan. Namun ada
sejumlah perempuan mengalami depresi pascamelahirkan meliputi sebuah episode depresi
mayor yang biasanya berlangsung selama empat minggu setelah melahirkan. Dengan
perkataan lain, peremuan yang mengalami depresi pascamelahirkan memiliki perasaan-
perasaan kuat yang mencakup perasaan sedih, cemas, atau putus asa sehingga setidaknya
selama minimum dua minggu mereka mengalami kesulitan menangani tugas sehari-hari.

Bayi baru lahir memiliki kompetensi perilaku dan kesiapan interaksi sosial. Periode neonatal
yang berlangsung sejak bayi lahir sampai usianya 28 hari, merupakan waktu berlangsungnya
perubahan fisik yang dramatis pada bayi baru lahir (Bobak dkk, 2005). Pada masa ini, organ
bayi mengalami penyesuaian dengan keadaan di luar kandungan, ini diperlukan untuk
kehidupan selanjutnya. Dimana bayi mengalami pertumbuhan dan perubahan yang
menakjubkan.

a. Adaptasi Kehidupan Ekstra Uteri

Masa transisi dari periode fetus ke kehidupan baru lahir merupakan periode kritis karena
harus beradaptasi terhadap lingkungan baru. Mekanisme hemodinamik dan thermoregulasi
mendukung keberhasilan beradaptasi dengan lingkungan ekstra uteri.
b. Perawatan Bayi Baru Lahir

Perawatan bayi baru lahir dimulai saat lahir. Perawatan yang dilakukan bertujuan untuk
mencegah adanya komplikasi sedini mungkin. Perawatan yaitu berawal dari pengkajian awal
hingga perawatan secara keseluruhan.

c. Pengkajian Awal

Pengkajian pertama pada seorang bayi dilakukan pada saat lahir dengan menggunakan nilai
apgar dan melalui pemeriksaan fisik singkat. Pengkajian nilai apgar didasarkan pada lima
aspek yang menunjukkan kondisi fisiologis neonatus yakni, denyut jantung, dilakukan
dengan auskultasi menggunakan stetoskop.

d. Mempertahankan Bersihan Jalan Napas

Bayi dipertahankan dalam posisi berbaring miring dengan selimut diletakkan pada punggung
bayi untuk memfasilitasi drainase. Apabila terdapat lendir berlebih di jalan napas bayi, jalan
napas bayi dapat dihisap melalui mulut dan hidung dengan sebuah bulb syringe. Bayi yang
tersumbat oleh sekresi lendir, harus ditopang kepalanya agar menunduk.

e. Suhu Tubuh

Setiap kali prosedur apa pun yang dilakukan pada bayi, upayakan untuk mencegah atau
mengurangi hilangnya panas. Stres dingin (cold stress) akan mengganggu kesehatan bayi
baru lahir.

f. Perawatan Organ Tubuh Bayi

Kepala bayi juga dilakukan palpasi dan memantau fontanel. Mata harus bersih, tanpa
drainase dan kelopak mata tidak bengkak, perdarahan konjungtiva mungkin ada. Untuk
membersihkan mata, gunakan kapas paling lembut. Jangan memaksa mengeluarkan kotoran
di mata jika sulit. Jika sudah dibersihkan pastikan mata bayi bersih dari sisa kapas.
DAFTAR PUSTAKA

Life-Span Development. Perkembangan Masa-Hidup Edisi ketigabelas Jilid I John W.


Santrock

http://kamuskesehatan.com/arti/teratogen/

https://hamil.co.id/gaya-hidup/pantangan/larangan-ibu-hamil

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/27032/Chapter%20II.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/55124/Chapter%20II.pdf?sequence=4

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGAN/19621112
1986102-SETIAWATI/Masa_prenatal-infancyx.pdf

http://www.constiti.com/2013/09/macam-macam-metode-persalinan.html

https://bidanku.com/jenis-jenis-persalinan

Anda mungkin juga menyukai