Anda di halaman 1dari 6

189

Buana Sains Vol 10 No 2: 189-194, 2010

EFISIENSI USAHATANI TANAMAN SAWI

Umi Rofiatin
PS. Agribisnis, Fakultas IPSA, Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Abstract
Mustart is one of important vegetable crops because is it because so many function for
menu and as food. The other important thing is so many vitameins and minerals contents
in this rops usefull for the human body. The aims of this research is to determine cost of
production, income and efficieny of fam analysis. Location of the reaserach is at Centre of
Agriculture Traning and Village Independent, Tulungrejo, Batu City. Data primer and
secunder was collected with simple statistic analysis data was used. Research result showed
that cost analysis farming of mustard is Rp 1.841.7000 each sowing season, with price is
Rp. 5.000/kg. Cost of farming is Rp. 3.000.000 with farmer income Rp. 1.158.300. Mustart
farming systems is effisien with beneficial ratio is 1,63 . Beneficial price is Rp. 3.070/kg
with beneficial product about 368,34 kg. All figure is under standart price and riil
production.
Key words: effisien, mustart farming

Pendahuluan
Sayuran merupakan komoditas penting, Ada beberapa jenis sawi yang
karena dibutuhkan dalam kehidupan dibudidayakan di Indonesia, di antaranya:
sehari-hari dan permintaannya cenderung 1. Sawi putih merupakan jenis yang
terus meningkat sebagaimana jenis paling banyak dikonsumsi sebagai
tanaman hortikultura lainnya seiring sayuran segar, karena memiliki rasa
dengan terus bertambahnya jumlah yang paling enak diantara jenis sawi
penduduk. Sawi (Brassica juncea) lainnya, jenis ini bisa hidup di lahan
merupakan salah satu jenis sayur yang yang kering.
digemari oleh masyarakat Indonesia. 2. Sawi hijau atau sawi asin, batangnya
Konsumennya mulai dari golongan panjang tetapi tegap dan banyak
masyarakat kelas bawah hingga dibudidayakan di lahan yang kering
masyarakat kelas atas. Di Indonesia tetapi cukup pengairannya.
banyak sekali jenis masakan yang 3. Sawi huma, mempunyai daun sempit,
menggunakan sayur sawi, baik sebagai panjang dan berwarna hijau keputihan.
bahan pokok maupun sebagai bahan Jenis ini tumbuh dengan baik jika
pelengkapnya ditanam di tempat yang kering, seperti
Sebutan sawi bagi orang asing adalah tegalan dan huma.
mustard dan dalam perdagangan 4. Sawi keriting, ciri sawi ini yakni
internasional dikenal dengan sebutan green daunnya keriting dan sangat mirip
mustard, chinese mustard, indian mustard, dengan sawi hijau dan dapat hidup di
maupun sarepta mustard. Orang Jawa dan lahan kering dengan pengairan yang
Madura menyebut sawi. Orang Sunda cukup.
menyebutnya sasawi. (Hartoyo, 2008). 5. Sawi monumen, tubuhnya amat tegak
dan berdaun kompak, daunnya
190

Umi Rofiatin / Buana Sains Vol 10 No 2: 189-194, 2010

berwarna hijau segar dan tangkai daun usahatani (petani) yang meliputi
berwarna putih. Sekilas penampilan perencanaan, pengorganisasian,
sawi ini seperti petsai dan tergolong pelaksanaan dan pengendalian (Downey
terbesar dan terberat diantara sawi dan Erickson, 1998). Permasalahan yang
lainnya (Mardawilis, 2001). sering dihadapi para pengusaha (petani)
Budidaya sawi sama halnya dengan dalam budidaya sawi khususnya dan
budidaya tanaman sayuran lainnya yang sayuran pada umumnya adalah fluktuasi
terdiri dari kegiatan persiapan lahan, harga, serangan hama dan penyakit
persiapan benih, penanaman, tanaman serta sifat alami sayuran yang
pemeliharaan dan panen (Hartoyo, 2008). harus dikonsumsi dalam bentuk segar dan
Kegiatan dalam budidaya sawi merupakan segera dijual setelah dipanen, padahal
aspek penting karena dari kegiatan lokasi produksi dan pasar tidak menjadi
tersebut timbul biaya usahatani yang satu bahkan sering berjauhan sehingga
besarnya akan sangat mempengaruhi dibutuhkan perlakuan khusus dan
penerimaan dan pendapatan petani. penanganan yang baik agar usahatani
Penerimaan dan pendapatan petani baru berhasil dalam arti mampu menghasilkan
akan terwujud setelah proses budidaya keuntungan bagi petani. Referensi dan
berakhir dan dilakukan penjualan hasil data-data keberhasilan usahatani sayuran
panen yang disebut pemasaran hasil. masih merupakan hal yang hampir tidak
Dengan demikian sesungguhnya budidaya pernah dijadikan acuan oleh petani dalam
sawi sampai dengan pemasaran hasil telah melaksanakan usahataninya, selain karena
mengikuti sistim agribisnis sejak dari ketersediaannya yang tidak terjangkau
persiapan benih (up stream agribussines), petani juga karena data-data tersebut
budidaya (on farm agribussines) dan hanya ada dalam arsip lembaga atau
pemasaran hasil (down stream agribusiness). instansi terkait. Atas dasar hal tersebut
Pemasaran merupakan suatu maka dilakukan penelitian usahatani
rangkaian penyaluran barang atau jasa tanaman sawi pada P4S Tulung Karyo
dari produsen ke konsumen dalam rangka Kota Batu. Penelitian ini bertujuan untuk:
memenuhi kebutuhan konsumen dan menghitung biaya, penerimaan dan
mencapai tujuan usaha. Dalam setiap pendapatan usahatani tanaman sawi serta
proses pemasaran sebagian besar melalui menghitung break even poin dan efisiensi
saluran pemasaran. Menurut Rahardi ekonomi usahatani sawi pada P4S Tulung
(1993), secara fisik saluran pemasaran Karyo Kota Batu.
dibagi 3 yaitu:
1. Penyaluran langsung (produsen Metode Penelitian
konsumen) Tempat dan waktu pelaksanaan penelitian
2. Penyaluran semi langsung
(produsen pedagang eceran Penelitian ini dilaksanakan di Pusat
konsumen) Pelatihan Pertanian dan Pedesaan
3. Penyaluran tidak langsung : Swadaya (P4S) Tulung Karyo yang
a. produsen pedagang pengepul beralamat di Jalan Raya Tulungrejo Gg
pedagang pengecer konsumen IV No 49 RT 02/RW 01 Selekta Desa
b. produsen supermarket Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota
konsumen Batu Malang. Penentuan lokasi penelitian
Untuk keberhasilan setiap usaha maka dilakukan secara purposife dengan
sangat dibutuhkan pengelolaan pertimbangan bahwa P4S Tulung Karyo
(manajemen) yang baik dari pelaku merupakan lembaga swadaya masyarakat
191

Umi Rofiatin / Buana Sains Vol 10 No 2: 189-194, 2010

dibidang pertanian dan pedesaan yang = TR TC


memiliki dan melakukan kegiatan Keterangan:
agribisnis komoditas hortikultura. Waktu = Pendapatan
penelitian selama empat bulan dimulai TR = Total penerimaan
pada bulan Agustus sampai dengan TC = Total biaya
November 2010. d. Efisiensi ekonomi (RCR) dirumuskan
Metode penentuan sampel sebagai berikut:
Sampel dalam penelitian dapat berupa orang, Total penerimaan
obyek dan benda-benda maupun wilayah. R/C =
Penelitian ini, sampel yang dimaksud adalah
Total biaya produksi
usahatani sawi di Pusat Pelatihan Pertanian e. Break Even Point (BEP)
dan Pedesaan Swadaya (P4S) Tulung Karyo
Kota Batu. Jenis data yang dikumpulkan Umar ( 2003) merumuskan analisis BEP
meliputi: data primer dan data sekunder. sebagai berikut:
Data primer yang digali meliputi: Total biaya produksi
a. Data kegiatan budidaya (tenaga kerja, BEP produksi =
Harga jual/kg
sarana produksi, biaya produksi,
penerimaan, pendapatan, efisiensi dan
Total biaya produksi
break even poin usahatani) BEP produksi =
b. Data harga jual dan pemasaran hasil. Total produksi
Data sekunder yang dikumpulkan
meliputi data pendukung penelitian yang Hasil dan Pembahasan
bersumber dari instansi terkait.
Usahatani sawi di lokasi penelitian
Analisa data memiliki karakteristik umum seperti
Untuk menjawab tujuan penelitian maka halnya usahatani di tempat lain.
digunakan metode analisa data yang Karakteristik tersebut antara lain: luas
sesuai sebagai berikut: lahan yang digunakan untuk bertanam
sawi relatif sempit yaitu sekitar 0,25 ha,
a. Total biaya kemampuan modal untuk berusahatani
Suratiyah (2006) merumuskan biaya, terbatas, untuk mengatasi persoalan
penerimaan dan pendapatan usahatani pembiayaan petani menempuh jalan
sebagai berikut: dengan mengajukan kredit ke bank
TB = BT + BTT pemerintah meskipun dengan prosedur
Keterangan: yang tidak sederhana, tenaga kerja yang
TB = Total biaya terlibat dalam usahatani sawi terdiri dari
BT = Biaya tetap tenaga kerja dalam keluarga dan luar
BTT = Biaya tidak tetap keluarga yang rata-rata berusia 50 tahun,
b. Penerimaan secara matematis dapat ditulis petani memiliki kesulitan dalam
sebagai berikut: pengadaan tenaga kerja mengingat tingkat
TR = PY x Y pendidikan masyarakat di lokasi
Keterangan: penelitian cukup tinggi sebagaian besar
TR = Total penerimaan adalah berpendidikan SLTA dan
PY = Harga persatuan Perguruan Tinggi sehingga kurang
Y = Total produksi tertarik bekerja di sektor pertanian.
Pusat Pelatihan Pertanian dan
c. Pendapatan secara matematis dirumuskan Pedesaan Swadaya (P4S) Tulung Karyo
sebagai berikut:
192

Umi Rofiatin / Buana Sains Vol 10 No 2: 189-194, 2010

Batu didirikan oleh kontak tani nelayan banyak mengandung unsur nitrogen
andalan tingkat nasional dan merupakan mengingat sawi dipanen daunnya.
lembaga yang didirikan dengan maksud
untuk menampung berbagai d. Tenaga kerja
permasalahan pertanian guna mencari Tenaga kerja yang digunakan dalam
solusi pemecahan yang terbaik. Selain itu usahatani sawi terdiri dari tenaga kerja
juga berfungsi sebagai agen pembaharu dalam keluarga dan luar keluarga dengan
bidang pertanian yang dapat proporsi 40% tenaga kerja dalam keluarga
mempercepat proses transfer teknologi dan 60% tenaga kerja luar keluarga.
dari sumber kepada petani. Oleh karena Untuk tenaga kerja luar keluarga sering
itu, keberadaan P4S Tulung Karyo juga dibantu oleh tenaga magang dari
didukung sepenuhnya oleh instansi mahasiswa maupun siswa dari lembaga
pemerintah yang ada di Kota Batu pendidikan (sekolah maupun perguruan
maupun di Kabupaten Malang. Usahatani tinggi) yang sedang praktek di lokasi
sawi yang dilakukan di P4S Tulung Karyo penelitian.
dikelola dengan intensif dan berorientasi
pasar, oleh karena itu petani e. Analisa usahatani sawi
melaksanakan perencanaan, Usahatani sawi seluas 0,25 ha di lokasi
pengorganisasian, pelaksanaan usahatani penelitian cukup menguntungkan dengan
dan pengawasan (evaluasi usaha). korban biaya sebesar Rp. 1.841.700 untuk
Manajemen usahatani sawi yang luas lahan 0,25 ha diperoleh penerimaan
dilakukan petani meliputi: yang merupakan nilai jual sawi sebesar
Rp. 3.000.000. Panen sawi tidak
a. Lahan dilakukan sekaligus oleh petani, namun
Lahan yang digunakan untuk usahatani dilakukan secara bertahap sambil
sawi adalah lahan milik sendiri dengan disesuaikan dengan permintaan pasar.
luas 0,25 ha dan merupakan lahan Namun demikian jarak panen tidak
berpengairan sederhana. Lokasi lahan terlampau lama mengingat sawi harus
cukup strategis karena selain sudah dipanen sebelum berbunga. Harga
berpengairan juga dekat dengan prasarana rata-rata sawi yang diterima petani juga
jalan sehingga memudahkan dalam cukup baik yaitu Rp. 5.000/kg meskipun
pengangkutan hasil panen. harga sawi relatif berfluktuasi, namun
pada saat penelitian harga yang diterima
b. Benih petani cukup baik dan stabil. Umur
Benih sawi yang ditanam memiliki usahatani sawi relati singkat 2 bulan
kualitas yang baik yang dapat dilihat dari sejak saat tanam sawi sudah dapat
daya tumbuhnya 98%. Benih yang dipanen sehingga perputaran modal
ditanam berasal dari toko pertanian dan cukup cepat. Pendapatan petani sebesar
bukan merupakan benih hasil Rp. 1.158.300 tergolong cukup baik
penangkaran petani sendiri. mengingat semua korbanan kelurga telah
c. Pengadaan pupuk diperhitungkan sebagai biaya usahatani.
Pemupukan dilakukan petani untuk Usahatani sawi di lokasi penelitian juga
memperoleh hasil panen yang maksimal. cukup efisien dengan dibuktikan nilai
Pemupukan yang dilakukan petani yaitu efisiensi ekonomi (RCR) sebesar 1,63
pada awal usahatani bersamaan dengan yang berarti bahwa setiap Rp. 1 biaya
pembentukan bedengan tanam. Pupuk yang dikeluarkan akan diperoleh
yang digunakan petani adalah pupuk yang penerimaan kembali sebesar Rp. 1,63.
193

Umi Rofiatin / Buana Sains Vol 10 No 2: 189-194, 2010

Dalam hal ini lebih menguntungkan dilakukan menguntungkan dan efisien


berusahatani sawi dibanding menabung di untuk dikembangkan. Usahatani sawi di
bank dengan tingkat bunga tabungan lokasi penelitian dikelola secara intensif,
5%/tahun. BEP harga sebesar Rp. oleh karena itu perhitungan dalam
3.069,50/kg lebih rendah dibanding harga usahatani dilakukan secara perusahaan
riil yang berlaku Rp 5.000/kg dan BEP yang meliputi biaya, penerimaan,
produk sebesar 368,34 kg lebih rendah pendapatan, efisiensi ekonomi dan analisa
dibanding produksi riil 600 kg. Hal ini break even poin usaha yang secara lengkap
menunjukkan bahwa usahatani sawi yang disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Analisa Usahatani Tanaman Sawi


Harga Total (Rp) Total (Rp)
Uraian Jumlah
Satuan Luas lahan 0,25 ha Luas lahan 1 ha
A. Biaya tetap
Sewa lahan 4.000.000 4.000.000,00 4.000.000,00
Total biaya A 1.000.000,00 4.000.000,00
B. Biaya variabel
1. Saprodi
Bibit 375 gr 15.000 56.700,00 226.800,00
Pupuk
Pupuk kandang 100 kg 2.500 250.000,00 1.000.000,00
Pupuk urea 150 kg 2.000 300.000,00 1.200.000,00
2. Tenaga kerja
Pengolahan lahan 3 HKP 15.000 45.000,00 180.000,00
Penanaman 3 HKW 10.000 30.000,00 120.000,00
Pemeliharaan 4 HKP 15.000 60.000,00 240.000,00
Panen 4 HKP 10.000 40.000,00 160.000,00
Sortir 4 HKP 15.000 60.000,00 240.000,00
Total biaya B 841.700,00 3.366.800,00
Total biaya A dan B 1.841.700,00 7.366.800,00
C. Produksi dan pendapatan
Produksi 600 kg 5.000 3.000.000,00 12.000.000,00
Pendapatan bersih 1.158.300,00 4.633.200,00
Efisiensi ekonomi (R/C) 1,63 1,63
BEP harga 3.069,50 3.069,50 3.069,50
BEP produk 368,34 368,34 368,34

melakukan penjualan dengan sistem tebas


f. Pemasaran sawi
sebelum panen yang biasa dilakukan para
Produk yang sudah dipanen tidak dijual
pengijon dan pedagang tengkulak,
langsung ke konsumen melainkan ke
sehingga petani dalam rangka penyaluran
pedagang pengumpul sebagai lembaga
produk hasil pertaniannya tidak
pemasaran kedua setelah produsen.
mempunyai kendala yang merugikan.
Petani dalam menjual produk sawi tidak
Harga ditingkat petani kepada pengumpul
194

Umi Rofiatin / Buana Sains Vol 10 No 2: 189-194, 2010

menggunakan sistem urut artinya sayur Kesimpulan


sawi harganya sama setiap kilo gramnya.
1. Biaya usahatani sawi di P4S Tulung
Setelah sawi sampai pada pengumpul, Karyo sebesar Rp. 1.841.700/musim
maka sawi dilakukan sortasi atau tanam, harga jual rata-rata Rp.
pemilihan sawi antara rusak dengan yang 5.000/kg, penerimaan Rp. 3.000.000
tidak rusak. dan pendapatan sebesar Rp. 1.158.300.
Sawi dibedakan menjadi dua jenis 2. Usahatani sawi berjalan secara efisien
kualitas yaitu kualitas satu dan kualitas dan menguntungkan dengan nilai
dua: efisiensi ekonomi sebesar 1,63. BEP
Ciri-ciri kualitas satu adalah: harga sebesar Rp 3.069,50/kg dan
a. Daun maupun batang sawi dari bawah BEP produk sebesar 368,34 kg berada
pangkal sampai ujungnya tidak di bawah harga dari produksi riil.
berlobang akibat hama penyakit.
b. Prosentase kerusakan dibawah 10%
dari seluruh batang dan daun. Ucapan Terima Kasih
c. Kondisinya dalam keadaan segar dan Terima kasih kepada seluruh pengurus
bersih, biasanya sampai diterima di P4S Tulung Karyo dan petani di bawah
swalayan terkenal. binaan P4S Tulung Karyo atas dukungan
Ciri-ciri kualitas dua adalah: yang diberikan selama penelitian ini
a. Daun maupun batangnya juga sedikit berlangsung.
terdapat kerusakan akibat adanya
hama penyakit kira-kira 30%.
Daftar Pustaka
b. Kondisinya tidak layak dan tidak dapat
diterima di swalayan terkenal tetapi Downey, D dan SP. Erickson. 1998.
hanya dapat diterima di pasaran saja. Manajemen Agribisnis. Erlangga. Jakarta.
Selain kerusakan yang ditimbulkan oleh Hartoyo, D. 2008
hama dan penyakit juga diakibatkan pada http://www.sinartani.com/budidaya/bu
saat proses pemanenan, pengepakan dan didaya-sawi-putih-1278904700.htm
saat proses pengiriman ke pedagang Budidaya Sawi.
pengumpul 1 dan 2. Adapun jangkauan Mardawilis. 2001. Bercocok Tanam Sawi.
pemasaran sawi daerah Batu meliputi : Departemen Pertanian Liptan dan Balai
a. Lokal: Pasar Batu, Pasar Gadang, Pengkajian Teknologi Pertanian Padang
Pasar Pujon. Marpoyan. Riau.
b. Antar daerah: Sidoarjo, Surabaya, Rahardi. 1993. Agribisnis Tanaman Semusim.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Pasuruan. Suratiyah, K. 2006. Analisa Usahatani.
Pola saluran pemasaran yang digunakan Penebar Swadaya. Jakarta.
adalah: Umar, H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis.
a. Saluran pemasaran pertama (I) Penebar Swadaya. Jakarta.
Petani pedagang pengepul Bumiaji
konsumen
b. Saluran pemasaran kedua (II)
Petani pedagang pengepul 1 Pasar
Batu pedagang pengepul 2 Pasar
Dinoyo/PasarGadang konsumen

Anda mungkin juga menyukai