Tuntutan internasional perihal kejahatan perang menutut antar bangsa memberlakukan hukum yang
mengatur seperangkat aturan tentang larangan-larangan kategori kejahatan tertentu.[1] Hukum
pidana internasional diberlakukan karena adanya banyak kejahatan perang yang dikejam oleh negara internasional salah satunya kejahatan genosida pada tahun 1981 terhadap pimpinan Jerman dan Turki yang melakukan pembersihan etnis minoritas Armenia, pembantaian Suku Kurdi di Turki, pembantaian oleh nazi Jerman.[1] Melihat banyaknya pelanggaran-pelanggar berat tersebut membuat antar negara membentuk hukum internasional.[1] Hukum internasional semakin sempurna setelah ditandatanganinya statuta Roma untuk membentuk mahkamah pidana internasional yaitu sebuah pengadilan terhadap tindak kejahatan paling berat seperti agresi genosida yaitu kejatahatan terhadap kemanusiaan serta berbagai bentuk kejahatan perang lainnya yang dikategorikan sebagai pelanggaran berat.[1]