Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

EVALUASI PERESEPAN OBAT GENERIK BULAN AGUSTUS-


SEPTEMBER 2017 RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO

Disusun Oleh:
Kelompok II
GALIH EKA RAHMAWAN, S.Farm (UAD/1608062278)
AULIA OKSA PUTRI, S. Farm (UII/17811024)
WANTI NUR INDAH, S. Farm (UMY/20164040015)
ING JANURABES K, S. Farm (USB/1720333620)
AGUSTIANTY N H, S. Farm (UNSOED/I4C016040)
NILA ASTUTI, S. Farm (UMY/20164040036)
NOVI KURNNIAWATI, S. Farm (UMP/1708020096)
HIKMAHA M HASAN, S. Farm (UNSOED/I4C016003)

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER


RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Obat merupakan salah satu unsur penting dalam pelayanan kesehatan.
Biaya obat mencapai 40-50% dari biaya operasional kesehatan di Indonesia dan
terus menunjukkan peningkatan setiap tahunnya (Sirait, 2001). Obat generik
adalah obat dengan nama resmi International Non PropietaryNames(INN) yang
ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau buku standar lainnya untuk zat
berkhasiat yang dikandungnya. Obat generik bermerk atau bernama dagang
adalah obat generik dengan nama dagang yang menggunakan nama milik
produsen obat yang bersangkutan. Sedangkan obat paten adalah obat yang masih
memiliki hak paten (DepKes RI, 2010).
Dalam rangka mengantisipasi tingginya harga obat, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia mewajibkan penulisan resep dan penggunaan obat
generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah. Program ini telah
diluncurkan oleh pemerintah mulai tahun 1989 melalui Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 085/MENKES/Per/I/1989 tentang Kewajiban Menuliskan
Resep dan/atau Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pemerintah. Peraturan ini kemudian dipertegas dengan dikeluarkannya Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang Kewajiban
Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah.
Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan ilmu pengobatan
semakin maju. Obat-obat baru dengan indikasi dan efektifitas yang lebih baik.
Namun hal ini tidak sejalan dengan perkembangan produksi obat generik, hal ini
juga dipengaruhi oleh hak paten suatu industri farmasi untuk produk yang mereka
patenkan. Sehingga tidak menutup kemungkinan, fasilitas kesehatan akan
menggunakan obat-obat non generik. Selain itu pula banyaknya produk obat yang
berisikan obat kombinasi, sehingga penggunaan obat tersebut juga masuk kedalam
kategori obat non generik.
BAB II
METODE KERJA

2.1. TUJUAN PENELITIAN


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan data
secara retrospektif yang didasarkan pada penulusuran peresepan obat pasien
rawat jalan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan Evaluasi Peresepan Obat
Generik di Depo Farmasi Rawat Jalan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo dan
Paviliun Abiyasa Purwokerto.

2.2. POPULASI
Bahan yang digunakan dalampenelitian ini adalah seluruh resep yang ada
di satelit farmasi rawat jalan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo dan Paviliun
Abiyasa Purwokerto bulan Agustus sampai September 2017.

2.3. METODE KERJA


2.2.1. Melakukan pengecekan semua resep yang ada di satelit farmasi rawat jalan
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjodan Paviliun Abiyasa Purwokertopada
bulan Agustus sampai September 2017.
2.2.2. Menghitung persen peresepan oba tgenerik dengan rumus :
jumlah R/ obat generik
% Peresepan Obat Generik = ( jumlah seluruh R/ yang masuk) x 100%)

2.4. ANALISIS DATA


Metode analisis yang digunakan dalam analisis data yaitu analisis
deskriptif dan data disajikan dalam bentuk diagram.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. DATA PERESEPAN OBAT GENERIK BULAN AGUSTUS-


SEPTEMBER 2017
3.1.1. RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
3.1.1.1. Data Peresepan Obat Generik Perpoli Bulan Agustus 2017
Jumlah Generik Non Generik % % Non
R/ Generik Generik
Poli Paru-paru 1714 1309 405 76.37 23.63
Poli Penyakit
Dalam 3231 2105 1126 65.15 34.85
Poli Bedah Anak 19 13 6 68.42 31.58
Poli Bedah
Ortopedi 668 451 217 67.51 32.49
Poli Bedah Urologi 455 285 170 62.64 37.36
Poli Bedah Saraf 687 529 158 77.00 23.00
Poli Bedah 879 708 171 80.55 19.45
Poli Kulit dan
Kelamin 1181 933 248 79.00 21.00
Poli Gigi 655 478 177 72.98 27.02
Poli Kebidanan 951 751 200 78.97 21.03
Poli Saraf 4286 2515 1771 58.68 41.32
Poli Bedah
Onkologi 602 546 56 90.70 9.30
Poli Anak 905 675 230 74.59 25.41
Poli THT 1175 972 203 82.72 17.28
Poli Jantung 864 632 232 73.15 26.85
Poli Gastroentero
Hepatologi 248 157 91 63.31 36.69
Poli Mata 470 141 329 30.00 70.00
Poli Kesehatan
Jiwa 482 358 124 74.27 25.73
Poli Gizi 46 30 16 65.22 34.78
Poli Hipert dan
Ginjal 52 37 15 71.15 28.85
Poli Diabetes
Melitus 96 62 34 64.58 35.42
62
% Peresepan Obat Generik = (296 x 100%)

= 64.58 %

Data Peresepan Obat Generik Bulan Agustus


2017
% Generik % Non Generik
90.7
76.3 77 80.5 79 72.9 78.9 82.7
74.5 73.1 74.2
65.1 68.4 67.5 62.6 58.6 63.3 70 65.2 71.1 64.5
37.3 41.3 36.6
23.6
34.8 31.5 32.4
23 19.4 21 27.0221.03 25.4 26.8 30 25.7 34.7 28.8 35.4
17.2
9.3

3.1.1.2. Data Peresepan Obat Generik Bulan September 2017

Jumlah Generik Non % % Non


R/ Generik Generik Generik
Poli Paru-paru 1690 1298 392 76.80 23.20
Poli Penyakit Dalam 3648 2428 1220 66.56 33.44
Poli Bedah Anak 12 8 4 66.67 33.33
Poli Bedah Ortopedi 946 608 338 64.27 35.73
Poli Bedah Urologi 497 225 272 45.27 54.73
Poli Bedah Saraf 899 697 202 77.53 22.47
Poli Bedah 716 553 163 77.23 22.77
Poli Kulit dan Kelamin 1666 1322 344 79.35 20.65
Poli Gigi 414 253 161 61.11 38.89
Poli Kebidanan 974 702 272 72.07 27.93
Poli Saraf 4295 2890 1405 67.29 32.71
Poli Bedah Onkologi 683 606 77 88.73 11.27
Poli Anak 794 595 199 74.94 25.06
Poli THT 1584 1291 293 81.50 18.50
Poli Jantung 1158 771 387 66.58 33.42
Poli 330 195 135 59.09 40.91
GastroenteroHepatologi
Poli Mata 647 225 422 34.78 65.22
Poli Kesehatan Jiwa 450 320 130 71.11 28.89
Poli Gizi 108 66 42 61.11 38.89
Poli Hipert dan Ginjal 66 44 22 66.67 33.33
Poli Diabetes Melitus 79 59 20 74.68 25.32

59
% Peresepan Obat Generik = (79 x 100%)

= 74.68%

Data Peresepan Obat Generik Bulan


September 2017
% generik %non generik
88.7
76.8 77.577.2 79.3 72.0767.2 74.9 81.5 71.1 74.6
66.566.6 64.2 66.5 66.6
54.7 61.1 59.09 65.2 61.1
45.2 38.8 40.9
33.433.3 35.7 27.9 32.7 33.4 34.7 28.838.8 33.3
23.2 22.422.7 20.6 25.0618.5 25.3
11.2

3.1.2. Paviliun Abiyasa RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo


3.1.2.1. Data Peresepan Obat Generik Perpoli Bulan Agustus 2017
Poli Jumlah Generik Non % % Non
R/ Generik Generik Generik
Saraf 4134 2654 1480 64.20 35.80
Penyakit
2945 1881 1064 63.87 36.13
Dalam
Paru 471 307 164 65.18 34.82
Jantung 1544 999 545 64.70 35.30
Bedah Urologi 310 191 119 61.61 38.39
Bedah Saraf 345 178 167 51.59 48.41
Bedah
234 119 115 50.85 49.15
Digestif
THT 244 159 85 65.16 34.84
Mata 103 36 67 34.95 65.05
Jiwa 113 58 55 51.33 48.67
Kulit Kelamin 231 156 75 67.53 32.47
Bedah
211 132 79 62.56 37.44
Ortopedi

2654
% Peresepan Obat Generik = (4134 x 100%)

= 64.2%

Data Peresepan Obat Generik Bulan


Agustus 2017
%Generik %Non Generik

64.2 63.8 65.1 64.7 65.1 65.1 67.5 62.5


61.6 51.5 50.9
48.4 49.1 51.3
38.3 34.8 34.9 48.6 37.4
35.8 36.1 34.8 35.3 32.4

3.1.2.2. Data Peresepan Obat Generik Perpoli Bulan September 2017


Jumlah Generik Non % % Non
R/ Generik Generik Generik
Poli Bedah 162 102 60 62.96 37.04
Poli Bedah
Ortopedi 72 43 29 59.72 40.28
Poli Bedah Saraf 141 106 35 75.18 24.82
Poli Bedah Urologi 121 23 98 19.01 80.99
Poli Gigi 136 96 40 70.59 29.41
Poli Jantung 1977 1268 709 64.14 35.86
Poli Kesehatan
Jiwa 32 11 21 34.38 65.63
Poli Kulit Dan
Kelamin 471 314 157 66.67 33.33
Poli Mata 289 138 151 47.75 52.25
Poli Paru-Paru 490 302 188 61.63 38.37
Poli Penyakit
Dalam 3576 2210 1366 61.80 38.20
Poli Saraf 3916 2340 1576 59.75 40.25
Poli THT 227 138 89 60.79 39.21

162
% Peresepan Obat Generik = (102 x 100%)

= 62.9%

Data Peresepan Obat Generik Bulan


September 2017
%Generik %Non Generik

75.1 80.9
70.5 64.1 65.6 66.6
62.9 59.7 52.2 61.6 61.8 59.7 60.7
47.7
37.04 40.2 24.8 38.3 38.2 40.2 39.2
29.4 35.8 34.3 33.3
19.01

3.2. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil perhitungan penggunaan obat generik dan non generic
yang diperoleh, menunjukkan persentase peresepan obat generik pada RSUD Prof.
Dr. Margono Soekarjo(RSMS) pada bulan Agustus tertinggi pada poli Bedah
Onkology mencapai 90,7% dan yang terendah pada poli Mata 30%, sedangkan
pada bulan September 2017 pada poli yang sama mencapai 88,7% dan terendah
34,7%, untuk hasil di Paviliun Abiyasa masing-masing tertinggi pada poli Kulit
dan Kelamin mencapai 67% dan terendah pada poli Mata mencapai 34%.
Penggunaan Obat Generik banyak digunakan dalam peresepan, sesuai
dengan Permenkes Nomor HK 02.02/MENKES/068/I/2010 tentang
KewajibanMenggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pemerintah menjelaskan bahwa setiap dokter yang bertugas di fasilitas pelayanan
kesehatan pemerintah wajib menulis resep obat generik bagi semua pasien sesuai
indikasi medis. Ketersediaan obat generik pada Fasilitas Kesehatan Pemerintah
bertujuan untuk meningkatkan keterjangkauan atau akses masyarakat terhadap
obat karena harga obat yang relatif murah.
Persentase yang diperoleh belum mencapai 100% dan mengalami
penurunan pada bulan September, disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
ada beberapa obat yang belum tersedia dalam sediaan generiknya contoh sediaan
insulin (Levemir, NovoRapid dan lain-lain) dan albumin (Vip Albumin).
Faktor lainnya yaitu banyak digunakan obat kombinasi untuk memudahkan pasien
dalam mengkonsumsi obatnya contoh obat SeretideDiscus (Salmaterol
kombinasi dengan Flexotide), neurodex (Vitamin B1, B6 dan B12) dan lain-lain.
Adapun alasan lain adalah untuk mempermudah dokter dalam meresepkan obat-
obatan kombinasi. Faktor dari pihak pasien juga tidak dapat dikesampingkan.
Banyak pasien masih meminta untuk tidak diresepkan obat generik, hal ini
didasari pengetahuan pasien yang kurang dan pasien menganggap obat generik
memiliki kualitas mutu yang jauh lebih rendah dibanding obat dengan nama
dagang.
Obat-obat dengan nama dagang yang sering diresepkan di RSMS adalah
antara lain Rincobal 500, Alphentin, Levemir, NovoRapid, Humalog Mix
25 KwikPen, NitrokapRetard 2,5mg, Concor 2,5mg, Calos 500, Adalat
Oros, Harnal, Neurodex, SeretideDiscus, SymbicortTurbuhaler,
TabasSirup, V-Bloc, UlsafateSuspension, Micardis 80mg, Depakote ER,
Herbesser CD 100mg, Flutrop, Levopar, Tanapress, Minosep,
Miniaspi, Ativan, Kalnex, Tyrizol, Scopamin, Tyrax dan lain-lain.
Keseluruhan obat dengan nama dagang yang sering diresepkan tersebut termasuk
kedalam e-Catalogue sehingga tetap memiliki legalitas untuk diadakan dan
diresepkan.
Dari hasil diatas juga menggambarkan adanya perbedaan nilai peresepan
obat generik di RSMS untuk perbedaan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti pola fikir dokter penulis resep dimana Paviliun Abiyasa merupakan
paviliun VIP sehingga tingkat perekonomian pasien yang berkunjung ke paviliun
tersebut lebih tinggi. Hal ini pula yang kemudian yang menjadi faktor dokter
menuliskan resep obat dengan nama dagang.
Peresepan persentase evaluasi obat generik pada bulan agustus dan
september 2017 di kedua Rumah Sakit belum sesuai dengan standar WHO yang
menyatakan bahwa peresepan obat generik mencapai 82%. (WHO, 1993)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. KESIMPULAN
4.1.1. Persentase peresepan obat generik pada RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo(RSMS) pada bulan Agustus tertinggi pada poli Bedah Onkology
mencapai 90,7% dan yang terendah pada poli Mata 30%, sedangkan pada
bulan September 2017 pada poli yang sama mencapai 88,7% dan
terendah 34,7%, untuk hasil di Paviliun Abiyasa masing-masing tertinggi
pada poli Kulit dan Kelamin mencapai 67% dan terendah pada poli Mata
mencapai 34%

4.2. SARAN
4.2.1. Untuk menjadikan penelitian ini sebagai bahan evaluasi yang
berkesinambungan, dengan kata lain dilaksanakan secara teratur setiap
bulan.
4.2.2. Metode yang digunakan juga dapat diperbaharui sehingga tidak
menyulitkan peneliti untuk melihat resep lembar perlembar.
4.2.3. Dokter penulis resep hendaknya menulis resep obat generik, namun jika
terpaksa dapat menulis obat dengan nama dagang jika hal itu memang
mendesak dan tercantum di dalam e-Catalogue.
4.2.4. Melakukan upaya promosi obat Generik kepada pasien dan dokter
mengenai edukasi pengertian obat Generik, khasiat, keamanan dan mutu
obat Generik yang sebenarnya tidak ada perbedaan dengan obat Paten.
4.2.5. Kepada pihak BPJS kesehatan diharapkan dengan adanya penelitian ini,
diharapkan dapat sebagai bahan masukan agar dapat melakukan evaluasi
pelayanan kesehatan, sehingga peserta BPJS tidak dirugikan.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang Kewajiban
Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah

Sirait, M. 2001. Tiga Dimensi Farmasi: Ilmu Teknologi, Kesehatan dan Potensi
Ekonomi. Kumpulan Presentasi dan Tulisan, Institut Darma Mahadika,
Jakarta

Tanner, AE., Ranty, Lily., Lolo, WA. 2015. Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan
Resep Obat Generik Pada Pasien BPJS Rawat Jalan di RSUP Prof. Dr. R.D
Kandou Manado Periode Januari-Juni 2014. Pharmacon Jurnal Ilmiah
Farmasi Vol. 4 No. 4

WHO, 1993. How to Investigate Drug Use In Healt Facilities, Selected Drug Use
Indicator, Action Program on Essential Drugs, 46-52, WHO, Genewa.

Anda mungkin juga menyukai