Anda di halaman 1dari 8

DASLINGGGG

Pencemaran air adalah perubahan zat atau kandungan di dalam air baik itu air yang ada di sungai,
danau maupun air di lautan luas bahkan saat ini juga sudah terdapat pencemaran pada air tanah.

Jenis pencemaran lingkungan yang ke tiga adalah pencemaran tanah, dimana pencemaran ini
terjadi karena adanya zat atau bahan kimia yang ada di dalam tanah dan biasanya terjadi karena
hasil dari ulah manusia sehingga mengubah struktur dan kandungan tanah yang masih alami.

Menurut Ardhana (1994), Pencemaran Air adalah Pencemaran Limbah Menjadi


anaerobik sehingga air sungai busuk dan tidak sehat lagi bagi pertumbuhan
mickroorganisme flora dan fauna air itu, Lingkungan hidup yang demikian ini sudah
rusak dan tidak layak lagi bagi kebutuhan hidup kita.

[2]Michael (1990), Pencemaran Air adalah Penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan
normal, bukan dari kemurniannya. Banyak air tawar yang tercemar berat oleh sisa-
sisa pembuangan kotoran dan cairan pembuangan limbah rumah tangga ke dalam
sungai.

[3]Menurut Solihin dan Darsati (1993), Pencemaran Air dapat diklasifikasikan tiga
tipe yaitu:
1. Pencemaran kimia berupa senyawa karbon dan senyawa anorganik.
2. Pencemaran fisika yang dapat berupa materi terapung dan materi tersuspensi,
3. Pencemaran biologi yang dapat berupa mikroba phatogen, lumut dan tumbuh-
tumbuhan air.

Menurut Humphry Davy Inggris, 1913


Tanah ialah sebagai laboratorium alam yang menyediakan unsur hara bagi tanaman.

KERUSAKAN TANAH

. Erosi Tanah
Erosi tanah adalah terangkutnya bagian-bagian tanah terutama lapisan atas dan diendapkan
di tempat lain. Jenis-jenis erosi tersebut sebagai berikut:
Ablasi adalah erosi yang dilakukan oleh tenaga air. Ablasi umum terjadi di daerah yang
memiliki curah hujan tinggi.
Deflasi atau Korasi adalah erosi yang dilakukan oleh tenaga angin. Erosi ini umumnya terjadi
di daerah gurun atau daerah beriklim kering.
Eksarasi adalah erosi yang disebabkan oleh tenaga gletser. Gletser adalah kikisan massa salju
yang bergerak menuruni lereng.
Abrasi adalah proses erosi yang disebabkan oleh tenaga gelombang laut. Abrasi dapat dicegah
dengan penanaman tanaman bakau di pinggir pantai.
b. Lahan Kritis
Lahan kriris merupakan kondisi tanah yang telah kehilangan kesuburannya sehingga terjadi
penurunan fungsi sebagai sarana pendukung kehidupan.
Kerusakan hutan
Berbagai kegiatan manusia dalam rangka memanfaatkan hutan sering tidak diikuti upaya
pelestarian. Hal tersebut mengakibatkan menurunnya kualitas fungsi hutan sampai
kerusakan hutan. Kegiatan yang menyebabkan kerusakan hutan antara lain penebangan liar
(illegal logging), kebakaran hutan, dan pertanian ladang berpindah.
Kegiatan pertambangan
Pengambilan bahan tambang tanpa disertai pengelolaan lingkungan akan merusak alam.
Kegiatan penambangan memunculkan dampak berupa lahan kritis. Lahan kritis tersebut
diakibatkan oleh hilangnya vegetasi penutup lahan, perubahan topografi, dan perubahan
struktur tanah.
c. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah gangguan keseimbangan tanah akibat masuknya polutan hasil
kegiatan manusia. Polutan adalah bahan atau benda yang menyebabkan pencemaran, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Polutan tidak dapat diurai oleh bakteri pengurai
sehingga tidak dapat menyatu dengan tanah. Jenis-jenis polutan sebagai berikut:
Limbah Domestik
Limbah domestik adalah benda atau bahan tidak dipakai yang dihasilkan oleh kegiatan
rumah tangga.
Limbah Industri
Limbah industri adalah sisa hasil kegiatan produksi suatu industri. Limbah industri dapat
dibedakan menjadi limbah padat dan cair. Limbah industri umumnya lebih berbahaya
dibandingkan limbah domestik.
Limbah Pertanian
Limbah pertanian berasal dari pupuk berbahan kimia yang digunakan dalam kegiatan
pertanian. Pemupukan yang berlebihan dalam jangka waktu terus-menerus akan
menyebabkan kerusakan tanah. Kerusakan tanah dapat berupa meingkatnya.
1. Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis pencemaran berikut ini
:
A. Sampah-sampah plastik yang sukar hancur, botol, karet sintesis,
pecahan kaca, dan kaleng
B. Detergen yang bersifat non bio degradable (secara alami
sulit diuraikan)
C. Zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.

Di bawah ini beberapa pencemaran air, yaitu

1. Pencemaran mikroorganisme dalam air. Pencemaran jenis ini adalah kuman sebagai penyebab penyakit

pada makhluk hidup seperti bakteri, virus, protozoa dan paras.

2. Pencemaran air oleh anorganik nutrisi tanaman. Penggunaan pupuk nitrogen dan fosfat pada bidang

pertanian telah dilakukan sejak dulu dan meluas. Pupuk kimia ini memang menghasilkan produksi

tanamanya yang bagus sehingga menguntungkan petani, tetapi di lain pihak kedua bahan kimia itu dapat

mencemari danau, sungai dan lautan.

3. Pencemaran oleh bahan kimia anorganik. Bahan kimia anorganik seperti garam, asam dan bahan toksik

logam seperti timbale, cadmium, merkuri dalam kadar tinggi yang dapat menyebabkan air tidak enak

lainnya. Pencemaran bahan-bahan tersebut dapat menurunkan produksi tanaman pangan dan bisa

merusak peralatan yang dilintasi air karena korosif.

4. Pencemar bahan kimia organik. Bahan kimiawi organik, seperti plastik, minyak, peptisida, larutan

pembersih, detergen dan beberapa bahan kimia yang bersifat organik yang dapat terlarut dalam air dapat

digunakan manusia tetapi dapat menyebabkan kematian pada ikan maupun organism yang hidup di air.
Ada beberapa jenis pencemaran menurut ahli sebagai berikut:

1. Pencemaran Mikroorganisme Air

Bukan hanya limbah yang dapat dilihat oleh kasat mata saja yang mampu mencemari air namun juga
beberapa mikoorganisme yang tidak kasat mata. Beberapa mikroorganisme seperti virus, bakteri,
kuman, protozoa dan parasit kerap kali juga mampu membuat pencemaran pada air. Berbagai
mikroorganisme tersebut terdapat di dalam air sebagai hasil dari buangan limbah padat lainnya
seperti limbah rumah tangga, limbah pertanian, limbah rumah sakit, limbah industri dan limbah
lainnya. adanya berbagai kuman di dalam air ini sangat berbahaya bagi orang yang menggunakan air
tersebut karena sangat rawan menyebabkan berbagai jenis penyakit. Adapun berbagai jenis penyakit
yang disebabkan oleh pencemaran air tersebut diantaranya adalah tifus, kolera dan juga disentri.

2. Pencemaran dari Bahan Arnorganik Nutrisi Tanaman

Saat ini para pelaku pertanian sudah banyak menggunakan pupuk berbahan kimia sebagai pengusir
hama dan penyubur tanaman. Hal ini sudah dilakukan sejak lama dan oleh banyak petani. Memang
penggunaan pupuk kimia ini mampu meningkatkan jumlah hasil panen dari pertanian tersebut namun
disisi lain ada dampak negatifnya yaitu dapat mencemari air di sungai, danau hingga laut dengan
menggunakan zat fosfat yang ada di dalam pupuk tersebut. Hal ini jika dilakukan secara terus-
menerus maka akan semakin banyak pihak yang mengalami kerugian terutama bagi mereka yang
tidak mengerti asal-usul dari pencemaran tersebut. Oleh karena itu sebaiknya anda untuk
mempertimbangkan penggunaan pupuk kimia dan pestisida supaya lebih bijak lagi.

3. Pencemar Bahan Kimia Anorganik

Adanya berbagai baha kimia organic di dalam air dapat membuat rasa dari air tersebut berubah dan
sangat disarankan untuk tidak dikonsumsi. Bahan kimia anorganik tersebut misalnya saja logam,
garam dan asam. Biasanya ikan yang berada pada air yang mengandung zat tersebut akan mati dan
bukan hanya ikan saja namun juga mandeknya pertumbuhan dari berbagai jenis tumbuhan yang
dilalui oleh air tersebut. Ini tentunya tidak baik bagi kelangsungan kehidupan kita.

4. Pencemar Bahan Kimia Organik

Bahan kimia organic yang sering digunakan oleh banyak orang misalnya saja deterjen, minyak,
pestisida, larutan pembersih dan pestisida jika terlarut dalam air juga bisa menyebabkan kematian
pada ikan yang hidup di air tersebut. Setidaknya terdapat sekitar 700 jenis bahan kimia organic yang
terdapat di dalam permukaan air dan jika terus dikonsumsi tanpa ada pemasakan yang benar akan
menimbulkan berbagai jenis penyakit misalnya saja ginjal, berbagai jenis kanker dan juga
menyebabkan cacat pada kelahiran.

Secara Fisik

Polusi Udara : sifat-sifat udara yang dapat diamati, udara yang bersih seharusnya tidak berwarna dan
tidak berbau,udanya warna atau bau pada udara menunjukkan adanya polutan.

Polusi Air : kekeruhan, bau, warna, dan suhu, dapat menjadi indikator bagi polusi., Air yang bersih
seharusnya jernih (tidak keruh), tidak berbau, tidak berwarna, dan suhunya relatif sedang. Kekeruhan air
berhubungan dengan konsentrasi partikel padat yang tersusupensi dalam air. Kekeruhan air dapat diukur
secara sederhana menggunakan alat yang disebut cakram Secchi (secchi disc). Cakram Secchi ditandai
dengan warna hitam dan putih. Cakram masih dapat dilihat dengan jelas menunjukkan tingkat penetrasi
cahaya pada perairan tersebut. Bau dan warna atau perubahan suhu ekstrirr pada air dapat menunjukkan
keberadaan senyawa kimia atau polutan tertentu dalam air.

Polusi Tanah : Contoh indikator fisik yang menunjukkan kualitas tanah, antara lain warna tanah,
kedalaman lapisan atas tanah, kepadatan tanah, porositas dan tekstur tanah, dan endapan pada tanah.
b) Secara Kimia

Polusi Udara : indeks standar pencemar udara (ISPU) memberi informasi tingkat pencemaran udara yang
merupakan hasil pemantauan konsentrasi rata-rata berbagai polutan udara selama periode 24 jam.
Jenis polutan yang dipantau antara lain karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida
(NO), ozon (03), damateri partikulat (debu). Peningkatan konsentrasi senyawa-senyawa polutan di
udara merupakan indikator bagi tingkat polusi udara

Polusi Air : Kandungan senyawa-senyawa kimia dalam air dapat menjad. indikator terjadinya
pencemaran/polusi air. Contohnya :

1. Kandungan Nutrisi : Nutrisi yang terlarut di air seperti unsur nitrogen, fosfor, dan karbon dibutuhkan untuk
pertumbuhan organisme fotosintetik di perairan.
2. Kandungan Logam berat : timbal, merkuri, sanida, dan kadmium, menunjukkan telah terjadi polusi air.
3. Oksigen Terlarut (dissolved oxygen/DO) : Pengukuran oksigen terlarut akan menunjukkan volume
oksigen yang terlarut di air. Masuknya zat polutan, seperti buangan pupuk atau sampah organik, dapat
menurunkan volume oksigen terlarut. Jumlah oksigen terlarut di air sebaiknya antara 4,0 hingga 12,0
rng/L.
4. Kebutuhan Oksigen Biokimia (Biochemical Oxygen Demand/ BOD) : BOD berhubungan dengan
DO, Semakin rendah kadar oksigen terlarut DO) dalam air, semakin tinggi kadar BOD dalam air
tersebut.pengukuran terhadap BOD secara tidak langsung menunjukkan kadar DO.
5. pH/ tingkat keasaman : pH air yang normal adalah antara 6,5 hingga 9,0. Masuknya polutan yang bersifat
asam dapat menurunkan nilai pH air dengan ekstrim (sangat asam atau sangat basa).

Polusi Tanah : pH, salinitas, kandungan senyawa kimia organik, fosfor nitrogen, logam berat, dan
radioaktif merupakan contoh indikatekimia bagi tingkat polusi tanah.

c) Secara Biologi

Polusi Udara : Makhluk hidup yang rentan pada perubahan konsentrasi zat polutan di udara dapat
dijadikan indikator biologi.Contoh indikator biologi untuk mengamati tingkat polusi udara adalah lumut
kerak (Lichenes). Lumut kerak merupakan simbiosis antara algae fotosintetik atau cyanobakteria dengan
fungi. Lumut kerak terdiri atas beberapa kelompok yang masing-masing memiliki tingkat sensitivitas
berbeda terhadap polutan udara. Oleh karena itu, keberadaan kelompok lumut kerak tertentu di suatu
wilayah dapat menjadi indikator bagi tingkat polusi udara di wilayah. lumut kerak Usnea sp. dan Evernia
sp. tidak akan dapat bertahan hidup Iiikit konsentrasi sulfur dioksida di udara terlalu tinggi.

Polusi Air : Jumlah dan susunan organisme dalam air sangat berhubungan dengan tingkat polusi air.
Beberapa fitoplankton, seperti diatom dan dinoflagelata, dan zooplankton dari kelompok rotifera, rentan
terhadap polutan sehingga keberadaannya di perairan mengindikasikan kondisi air yang cukup bersih.
Sebaliknya keberadaan protozoa parasit dan bakteri koliform dalam air mengindikasikan telah terjadi
polusi air. Tingginya jumlah bakteri koliform pada perairan menunjukkan bahwa perairan tersebut telah
tercemar kotoran/ tinja manusia dan hewan. Keberadaan bakteri koliform pada perairan dapat
mengindikasikan adanya mikroorganisme patogen, seperti protozoa parasit, bakteri patogen, dan virus,
yang juga biasa terdapat pada manusia dan hewan.
Polusi Tanah : Cacing tanah merupakan salah satu indikator biologi pada pengukuran tingkat polusi
tanah. Keberadaan cacing tanah dapat meningkatkan kandungan nutrisi pada tanah yang akan
menyuburkan tanah. Populasi cacing tanah dipengaruhi oleh kondisi tanah habitatnya, seperti kondisi
suhu, kelembapan, pH, salinitas, aerasi, dan tekstur tanah.

Penanggulangan Pencemaran Lingkungan


Penanggulangan limbah cair dan pencemaran air
Penguraian air tanah sulit sekali terurai karena airnya tidak mengalir dan tidak mengandung
bakteri yang aerob, jadi air yang tercear akan tetap tercemar dawlam waktu yang lama, maka perlu
penanggulangan sebelunya, usaha-usahanya antara lain:
1. Menempatkan daerahindustri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau pemukiman
2. Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis peptisida dawn zat-zat kimia lain yang dapat
menimbulkan pencemaran
3. Menentukan batas minimal fosfat yang terdapat dalam detergen atau bahan pencucian lainnya
4. Memperuas tindakan penghijauan
5. Mengatur pembuangan limbah industri
6. Melakukan tahapan intensifikasi, sebagai berikut :
- Membuat bak penampungan
- Mengadakan pengolahan primer
Yaitu menghilangkan bahan-bahan padatan yang mengendap/mengapng. Terdiri dari proses :
penyaringan, pengendapan (menghilangkan komponen -komponen fosfor dan padatan tersuspensi) dan
pemisahan, pemindahan endapan
- Mengadakan pengolahan sekunder
Yaitu proses dekonposisi (penguraian) bahan-bahan padat secara biologi. Terdiri dari proses :
penyaringan trikel, pemberian bakteri aerobik untuk mengurai kadar limbah organik dan pemberian
lumpur aktif
- Mengadakan pengolahan tersier
Yaitu pengolahan untuk menghilangkan sisa-sisa zat kimia dan fisik yang tertinggal setelah pengolahan
primer dan sekunder. Prosesnya : adsorpsi, elektrodalisasi (menurunkan konsentrasi garam -garam
terlarut sampai pada konsentrasi air semula) osmosis berlawanan, khloranisasi (menghilangkan
organisme penyebab penyakit)
7. Menggunakan peptisidaw yang mudawh diuraikan di alam
8. Untuk limbah berbentuk minyak :
- Menghindari kebocoran minyak di laut
- Menerapkan sanksi tegas bagi pelaku pencemaran
- Membersihkan minyak dengan bioremediasi. Yaitu penggunaan mikroorganisme untuk
membersihkan pencemaran
- Menggunakan penghalang mekanik. Maka bila bocor minyak tidak sampai ke laut/pantai
9. Melakukan penanganan limbah yang dibuang lingkungan dengan cara mengolah limbah secara
biologi, kimia atau fisika

Penanggulangan pencemaran Udara


Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran udara antara lain :
1. Membatasi penggunaan CFC dalam kehidupan sehari -hari
2. Mendaur ulang freon dari mobil yang ber AC
3. Melakukan larangan kepada petani-petani, pengusaha-pengusaha perkebunan melakukan pemakaran
pada lahan pertanian yang akan mereka usahakan
4. Melakukan tindakan penghijauan, terutama di daerah industri dan perkotaan
5. Gas-gas buangan industri sebelum dilepaskan/dibuang ke udara, terlebih dahulu harus dinetralkan
6. Mengurangi penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar dan menggantikannya dengan energi lain
yang telah menimbulkan pencemaran, seperti energi panas matahari (tenaga surya), tenaga air
(hidroelektrik), tenaga angin, tenaga panas bumi dan sebagainya.
7. Menempatkan daerah kawasan industri jauh dari pemukiman pada penduduk
8. Menciptakan mesin dan kendaraan bermotor yang hemar energi dan kecil efek pencemarannya

Penanggulangan Pencemaran Tanah


Beberapa usaha yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Melarang pembuangan sampah ke selokan, parit, sungai, dawnau dan laut. Sampah harus dibuang ke
tempat-tempat yang telah ditentukan
2. Memisahkan sampah organik dengan sampah non organik
3. Menerapkan prinsip 4R, yaitu :
- Redece : mengurangi
Sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang digunakan. Semakin banyak
menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan
- Reuce : memakai kembali
Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang -barang
yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum
menjadi sampah
- Recycle : mendaur ulang
Sebisa mungkin, barang-barang yang sudwah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak sama barang
dapat didawur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non formal dan industri rumah tangga yang
memanfaatkan sampah menjadi barang lain
- Repluce : mengganti
Teliti barang yang dipakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya dapat dipakai sekali dengan
barang-barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar hanya memakai barang -barang yang ramah
lingkungan
4. Sampah yang organik sebisa mungkin dibuat kompos agar dapat berguna kembali
5. Sampah non organik sebaiknya dibakar sampai habis
6. Penimbuna tanah sehat (sanitary land fill)
Sampah dibuang di tempat tertentu, setelah mencapai ketinggian tertentu kemudian ditimbun dengan
tanah

Penanggulangan Pencemaran Limbah B3


1. Untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemat B3 biasanya dilakukan kegiatan yang disebut
temidiasi. Ada 2 jenis remidiasi tanah yaitu insitu (on site) dwan exsitu (off site). Pembersihan on-
site adala pembersihan dilokasi, terdiri dari tahap pembersihan, venting (injeksi) dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar kemudian di bawa ke daerah yang aman.
Setelah di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar caranya yaitu tanah tersebut
disimpan dibak atau tangki yang kedawp ai, kemudian zat pembersih dipompakan ke dalam bak atau
tangki tersebut. Kemudian diolah dengan instalasi pengeolahan air limbah. Pembersihan dengan
cara off-site jauh lebih mahal dan rumit.
Bioremidiasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme
seperti jamur dan bakteri
2. Untuk zat cair biasanya dengan mengendapkan kandungan pewarnanya sehingga cairan yang keluar
ke lingkungan sudawh sedikit mengandung bahan pencemaran

RUJUKAN

[1] Ardhana, Made M. 1994. Mikrobiologi Air. Universitas Udayana, Bali


[2] Michael, P. 1990. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan
Laboratorium. UI, Jakarta
[3] Solihin dan Darsati S. 1993. Air Jurusan Pendidikan FPMIPA, IKIP Bandung

Anda mungkin juga menyukai