Deteksi Risiko Tinggi
Deteksi Risiko Tinggi
Faktor-faktor resiko dalam kehamilan yaitu sesuatu yang meningkatkan bahaya terhadap kesehatan.
Ada faktor-faktor resiko tertentu dalam kehamilan. Anda harus mencari factor-faktor resiko tersebut
pada wanita hamil dalam masyarakat anda. Beberapa diantaranya dapat membuat kehamilan lebih
berbahaya ketimbang biasanya terhadap ibu dan bayi. (Heru,1995:67)
Kehamilan resiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun pada
kehamilan yang dihadapi (Manuaba, 1998:33).
Kehamilan resiko tinggi adalah (high risk pregnance) adalah kehamilan dimana jiwa dan kesehatan
ibu dan atau bayi dapat terancam. ( Mochtar,1992 ; 217).
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan atau janinnya mempunyai outcome yang buruk apabila di
lakukan tata laksana secara umum seperti yang dilakukan pada kasus normal. (Manuaba,dkk;
2007:43).
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin
pada kehamilan yang di hadapi. (Manuaba,dkk; 2007:43).
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang disertai dengan faktor-faktor yang menaikkan
kemungkinan terjadinya keguguran, kematian janin, persalinan prematuritas, retardasi perumbuhan
intrauterin, penyakit janin atau neonatus, malformasi congenital, retardasi mental atau kecacatan
(handicaps). (nelson: 2000;543)
Kehamilan resiko tinggi adalah terdapat perkiraan akan terjadi gangguan terhadap out-come pada
ibunya atau janinnya sehingga memerlukan pengawwasan lebih intensif dan mungkin tindakan
proaktif. Pengawasan dan tindakan proak tif ini sangat penting dengan tujuan memperkecil kesulitan
komplikasi yang terjadi sehingga hasil mendekati well born babydan well mother. (Manuaba,
20017:6)
Menurut J.S Lesinski dalam buku manuaba ( 2001 :106) faktor yang mempengaruhi kehamilan risiko
tinggi di kelempokkan berdasarkan waktu kapan faktor tersebut dapat mempengaruhi kehamilan.
Mengelompokkkan factor kehamilan dengan resiko tinggi berdasarkan waktu kapan factor tersebut
dapat mempengaruhi kehamilan
Diperhitungkan factor pendidikan dan social ekonomi, kedua factor ini menimbulakan gangguan
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim mempengaruhi cara pemilihan tempat dan
penolong persalinan, sehingga dapat menimbulkan resiko saat persalinan atau saat hamil.
Perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim berhubungan aksis fetoplasental dan sirkulasi
retroplasenta merupakan satu kesatuan. Bila terjadi ganguan atau kegagalan salah satu akan
menimbulkan risiko terhadap ibu maupun janin.
Malpresentasi
Distress janin
Perdarahan antepartum
Grandemultipara
(a). Prematuritas
(c). Bayi kecil cukup bulan (berat bayi lahir rendah,. Gangguan mengisap dan menelan,
hipofibrinogemia, gangguan congenital)
(a). Hipertensi
(c). Jantung
(d). Paru-paru
(e). Hepar.
Puji Rochjati (2005) mengemukakan batasan faktor resiko pada ibu hamil ada 3 kelompok yaitu:
a). Kelompok Faktor resiko I (Ada Potensi Gawat Obstetri / APGO), Seperti Primipara muda
terlalu muda umur kurang dari 16 tahun, primi tua, terlalu tua, hamil pertama umur 35 tahun atau
lebih, primi tua sekunder, terlalu lama punya anak lagi, terkecil 10 tahun lebih, anak terkecil < 2
tahun, grande multi, hamil umur 35 tahun atau lebih,Tinggi badan kurang dari 145 cm, Riwayat
persalinan yang buruk, Pernah keguguran,Pernah persalinaan premature, Riwayat persalinan dengan
tindakan (VE, ekstraksi forcep, opersi S.C)
Deteksi ibu hamil beresiko oleh kader yang bisa di lakukan pada deteksi faktor resiko ibu hamil
kelompok I yaitu Ada potensi Gawat Obstetri (APGO) artinya adalah masalah kehamilan yang perlu
diwaspadai. Deteksi ibu hamil beresiko kelempok I ini dapat ditemukan dengan mudah oleh petugas
kesehatan khususnya kader melalui pemeriksaan sederhana yaitu wawancara dan periksa pandang
pada kehamilan muda atau pada saat kontak.
b). Kelompok Faktor Resiko II ( Ada Gawat Obstetri / AGO), Ibu hamil dengan penyakit, Pre-
eklamsia- eklamsia, hamil kembar atau gameli, kembar air atau hidramnion, bayi mati dalam
kandungan, , Kehamilan dengan kelainan letak,hamil lewat bulan..
Pada kelempok faktor resiko II, tenaga non kesehatan khususnya kader hanya dapat menduga
adanya faktor resiko pada ibu hamil untuk mendapatkan kepastiannya dilakukan rujukan ke bidan
atau puskesmas terdekat. Ada kemungkinan masih membutuhkan pemeriksaan dengan alat yang
lebih canggih (USG) oleh dokter Spesialis di RS.
c). Kelompok Faktor Resiko II ( Ada Gawat Obstetri / AGO), Perdarahan sebelum bayi lahir dan
pre eklamsia berat atau eklampsia. Pada kelempok faktor resiko III, ini harus segera di rujuk ke
rumah sakit sebelum kondisi ibu dan janin bertambah buruk/jelek yang membutuhkan penanganan
dan tindakan pada waktu itu juga dalam upaya menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya yang
terancam, pertolongan yang dapat diberikan tenaga non kesehatan (kader) antara lain : melaporkan
ke bidan atau ke puskesmas terdekat, memberikan KIE pad ibu dan keluarga untuk segera dirujuk ke
rumah sakit.
Menurut Rochati (2003), kartu SKOR digunakan sebagai alat skrining antenatal berbasis keluarga
yang mempunai 5 fungsi yaitu :
(a). Melakukan skrining antenatal atau deteksi dini resiko tinggi ibu hamil.
(e). Validasi data mengenai perawatanPuji Rochjati membagi faktor kehamilan risiko tinggi
berdasarkan kelompok faktor risiko dengan menggunakan scor.
Berdasarkan jumlah skor faktor resiko kehamilan di bagi menjadi 3 kel ( Depkes; 2007)
(a). Kehamilan resiko rendah (KRR) dengan jumlah skor 2 kehamilan tanpa masalah atau faktor
resiko, fisiologis dan kemungkinan besar di ikuti oleh persalinan normal dengan ibu sehat.
Nama : Alamat :
Pendidikan : Pekerjaan :
Periksa I
I II III IV
a. Tarikan tang/vakum 4
b. Uri di rogoh 4
c. Diberi infus/tansfusi 4
a. Kurang darah 4
b. Malaria 4
c. TBC 4
d. Payah Jantung 4
17 Letak sungsang 4
18 Letak lintang 4
20 Pre-eklampsi berat/kejang-kejang 4
Jumlah skor
Berisi nilai skor awal 2 untuk semua ibu hamil. Skor untuk masing-masing faktor risiko adalah 4 atau
8. untuk pemberian dan pencatatan skor dari faktor risiko yang ditemukan pada tiap kontak dengan
ibu hamil atau petugas kesehatan.
Pada tiap kontak, jumlah skor di hitung. Jumlah skor 2. 6-10 dan 12 atau lebih. Berdasarkan jumlah
skor, ibu hamil dapat ditentukan 3 kelompok risiko
Kehamilan dengan jumlah skor 2 termasuk kehamilan risiko rendah dengan periksa
kehamilan bidan, rujukan kehamilan tidak di rujuk, tempat persalinan rumah ibu hamil atau polindes
dan penolong bidan.
Kehamilan dengan jumlah skor 6-10 termasuk kehamilan risiko tinggi dengan periksa
kehamilan bidan atau dokter, rujukan kehamilan bidan atau puskesmas, temapat persalinan rumah,
polindes, rumah sakit, penolong bidan.
Kehamilan dengan jumlah skor > 12 termasuk kehamilan risiko sangat tinggi dengan periksa
kehamilan ke dokter, rujukan kehamilan rumah sakit dan penolong persalinan dokter.
Penggunaan sistem scoring cukup cepat, sederhana dan mudah untuk digunakan secara rutin dalam
melakukan skrining antenatal. Sistem ini dalam pelayanan kesehatan ibu dapat membantu
melakukan identifikasi adanya kasus kehamilan risiko tinggi untuk mendapatkan perhatian lebih
khusus. Skor digunakan sebagai sarana KIE yang mudah diterima, di ingat, di mengerti sebagai
ukuran kegawatan kondisi ibu hamil dan menunjukkan adanya kebutuhan pertolongan untuk
rujukan, sehingga berkembang perilaku untuk kesiapan mental, biaya dan transportasi ke RS untuk
mendapatkan penanganan yang intensif. Lebih tinggi jumlah skor di butuhkan kritis penilaian atau
pertimbangan klinis pada ibu risiko tinggi dan lebih intensif penanganannya.
Jml
Skor Kel
Polindes Bidan
Dokter
d. Penanganan
Untuk menghadapi kehamilan atau janin risiko tinggi harus di ambil sikap proaktif, dan berencana
dengan upaya promotif dan preventif sampai pada waktunya harus di amnil sikap tepat dan cepat
untuk menyelamatkan ibu dan bayinya atau hanya di pilih ibunya saja.
1). Penegakan diagnosis kehamilan dan janin dengan risiko tinggi adalah:
a). Melakukan anamnesis yang intensif (baik)
3). Pengawasan antenatal bertujuan untuk menegakkan secara dini resiko tinggi.
(3). Bagaimana tehnik terminasi kehamilan sehingga tidak menambah penyulit ibu atau janin.
4). Pengawasan antenatal untuk mengetahui secara dini keadaan risiko tinggi pada ibu dan janin
dapat:
5). Wanita akan mengalami risiko kesakitan dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan
paling kecil jika.
a). Menunda saat mulai berkeluarga hingga mereka mencapai umur paling sedikit 20 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. Depertemen Kesehatan RI.
Manuaba. IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Bidan.
Jakarta. ECG
Manuaba, IBG. 2007. Konsep Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia. Jakarta. EGC
Royston, Erica, 1994. Pencegahan Kematian Ibu Hamil. Jakarta. Binarupa Aksara.
Rochjati, Poedji. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya. Airlangga Universitas Press.
Wiknjosastro, H, 2005. Ilmu Kebidanan.. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Meuthia. Ino, 2008 kehamilan resiko tinggi http/www.medicaltrol.com
Poskan Komentar
Video
powered by
Daily Calendar
sitemeter
alexa
Blog Archive
2014 (2)
2013 (8)
2012 (39)
2011 (33)
Desember (2)
Agustus (7)
Juli (4)
Juni (3)
Mei (2)
April (6)
Maret (3)
Februari (3)
Januari (3)
2010 (60)
2009 (115)
Lencana Facebook
Mahyu Liansyah
visitors
Pengikut
Time
Google-Translate
About Me
mahyu liansyah
Links
BONDAN PALESTIN
Nursing Continuity
Sebuah Catatan
Seuntai Mutiara