A. Hasil Penelitian
Diterapkan
PjBL dan DI dijelaskan sebagai berikut. Pada RPP PjBL, rerata keterlaksanaan
komponen aktivitas guru adalah 77,8% dan keterlaksanaan aktivitas peserta didik
adalah 75%. Pada RPP DI, rerata keterlaksanaan komponen aktivitas guru adalah
dan persentase perubahan nilai motivasi belajar peserta didik. Data hasil
motivasi belajar peserta didik pada setiap model pembelajaran menurut gaya
46
47
Tabel 4.1 Rerata Nilai dan Persentase Perubahan Nilai Pretest-Posttest Motivasi
Belajar pada Setiap Model Pembelajaran menurut Gaya belajar peserta
didik
Gaya Rerata
Model belajar Perubahan
Keterangan
Pembelajaran peserta (%)
didik Pretest Posttest
1= DI 1= Visual 76.43 79.12 3.51 Meningkat
2= Audio 75.67 78.17 3.31 Meningkat
3= Meningkat
Kinestetik 79.19 82.30 3.93
Total 77.07 79.83 3.58 Meningkat
2= PJBL 1= Visual 75.25 81.54 8.35 Meningkat
2= Audio 74.59 81.87 9.75 Meningkat
3= Meningkat
Kinestetik 77.81 84.97 9.21
Total 75.88 82.79 9.10 Meningkat
didik yang diajar dengan PjBL dan DI mengalami peningkatan dengan persentase
yang bervariasi baik antar model pembelajaran, gaya belajar peserta didik yang
berbeda, dan kombinasi model pembelajaran dan gaya belajar peserta didik. Data
rerata nilai motivasi belajar peserta didik tersebut dapat divisualisasi seperti pada
Gambar 4.1.
86
Rerata Skor Motivasi
84
82
80
78
76
74
72
70
68
Rerata Pretest
Total
Total
1= Visual
1= Visual
2= Audio
3= Kinestetik
2= Audio
3= Kinestetik
Rerata Posttest
1= DI 2= PJBL
Model Pembelajaran Berdasarkan Gaya Belajar
Gambar 4.1 Rerata Nilai Pretest-Posttest Motivasi Belajar pada Setiap Model
Pembelajaran Menurut Gaya belajar Peserta Didik
48
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Belajar Siswa Sebelum Diterapkan
Model Pembelajaran DI
No Skor Frekuensi Persentase (%) Kategori
1 36 62 1 2 Sangat Rendah
2 63 89 63 95 Rendah
3 90 116 2 3 Tinggi
4 117 144 - - Sangat Tinggi
Jumlah 66 100
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Belajar Siswa Setelah Diterapkan
Model Pembelajaran DI
No Skor Frekuensi Persentase (%) Kategori
1 36 62 - - Sangat Rendah
2 63 89 62 94 Rendah
3 90 116 4 6 Tinggi
4 117 144 - - Sangat Tinggi
Jumlah 66 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa motivai belajar siwa seblum
pada kategori motivasi sangat rendah, 95% berada dalam kategori motivasi
pembelajaran Direct Instruction motivasi belajar siswa yang berada pada kategori
rendah sebanyak 94% dan sebanyak 6% berada pada kategori tinggi. Hal ini
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Belajar Siswa Sebelum Diterapkan
Model Pembelajaran PJBL
No Skor Frekuensi Persentase (%) Kategori
1 36 62 - - Sangat Rendah
2 63 89 57 100 Rendah
3 90 116 - - Tinggi
4 117 144 - Sangat Tinggi
Jumlah 57 100
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Belajar Siswa Setelah Diterapkan
Model Pembelajaran PJBL
No Skor Frekuensi Persentase (%) Kategori
1 36 62 - - Sangat Rendah
2 63 89 45 79 Rendah
3 90 116 12 21 Tinggi
4 117 144 - Sangat Tinggi
Jumlah 57 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa motivai belajar siwa seblum
belajar siswa yang berada pada kategori rendah sebanyak 79% dan sebanyak 21%
berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran
PJBL efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dengan persentase yang
tinggi.
mengetahui rerata dan persentase perubahan nilai hasil belajar kognitif. Data hasil
penelitian terkait rerata nilai dan persentase perubahan nilai pretest-posttest hasil
belajar kognitif pada setiap model pembelajaran menurut gaya belajar peserta
Tabel 4.6 Rerata Nilai dan Persentase Perubahan Nilai Pretest-Posttest Hasil
Belajar Kognitif pada Setiap Model Pembelajaran menurut Gaya belajar
peserta didik
Model Gaya belajar Rerata Perubahan
Pembelajaran peserta didik Pretest Posttest (%) Keterangan
1= DI 1= Visual 67.92 76.55 12.70 Meningkat
2= Audio 63.46 76.64 20.77 Meningkat
3= Kinestetik 64.08 77.70 21.25 Meningkat
Total 64.69 76.99 19.01 Meningkat
2= PJBL 1= Visual 52.96 78.89 48.96 Meningkat
2= Audio 56.69 78.85 39.09 Meningkat
3= Kinestetik 57.71 84.66 46.69 Meningkat
Total 55.79 80.80 44.83 Meningkat
peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran PjBL dan DI mengalami
gaya belajar peserta didik yang berbeda, dan kombinasi model pembelajaran dan
gaya belajar peserta didik. Data hasil rerata nilai hasil belajar kognitif dapat
90
Total
Total
1= Visual
2= Audio
1= Visual
2= Audio
3= Kinestetik
3= Kinestetik
1= DI 2= PJBL
Model Pembelajaran menurut Gaya Belajar
Gambar 4.2. Rerata Nilai Pretest-Postest Hasil Belajar Kognitif pada Setiap
Model Pembelajaran Menurut Gaya belajar peserta didik
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa Sebelum Diterapkan
Model Pembelajaran DI
No Skor Frekuensi Presentase (%) Kategori
1 0 Skor 40 5 8 Sangat Rendah
2 40 < Skor 55 10 15 Rendah
3 55 < Skor 75 39 59 Sedang
4 75 < Skor 90 12 18 Tinggi
5 90 < Skor 100 - - Sangat Tinggi
Jumlah 66 100
52
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa Setelah Diterapkan
Model Pembelajaran DI
No Skor Frekuensi Presentase (%) Kategori
1 0 Skor 40 9 13 Sangat Rendah
2 40 < Skor 55 1 2 Rendah
3 55 < Skor 75 19 28 Sedang
4 75 < Skor 90 36 55 Tinggi
5 90 < Skor 100 1 2 Sangat Tinggi
Jumlah 66 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar siwa seblum
pada kategori hasil belajar sangat rendah, 15% berada pada kategori hasil belajar
rendah, 59% berada pada kategori hasil belajar sedang dan 18% berada pada
kategori rendah, 28% berada pada kategori sedang, 55% berada pada kategori
tinggi dan 2% berada pada kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa Sebelum Diterapkan
Model Pembelajaran PJBL
No Skor Frekuensi Presentase (%) Kategori
1 0 Skor 40 10 18 Sangat Rendah
2 40 < Skor 55 17 30 Rendah
3 55 < Skor 75 29 50 Sedang
4 75 < Skor 90 1 2 Tinggi
5 90 < Skor 100 - - Sangat Tinggi
Jumlah 57 100
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa Setelah Diterapkan
Model Pembelajaran PJBL
No Skor Frekuensi Presentase (%) Kategori
1 0 Skor 40 - - Sangat Rendah
2 40 < Skor 55 - - Rendah
3 55 < Skor 75 14 25 Sedang
4 75 < Skor 90 35 61 Tinggi
5 90 < Skor 100 8 14 Sangat Tinggi
Jumlah 57 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar siwa seblum
diajarkan dengan model pembelajaran PJBL sebanyak 18% berada pada kategori
hasil belajar sangat rendah, 30% berada pada kategori hasil belajar rendah, 50%
berada pada kategori hasil belajar sedang dan 2% berada pada kategori hasil
belajar tinggi, setelah diterapkan model pembelajaran PJBL 25% berada pada
kategori sedang, 61% berada pada kategori tinggi dan 14% berada pada kategori
sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran PJBL efektif
3. Pengujian Hipotesis
Uji prasyarat dilakukan terhadap data motivasi belajar dan hasil belajar
nilai signifikansi p > 0,05 maka data dikatakan berdistribusi normal. Hasil uji
nilai signifikansi p > 0,05 maka data dikatakan homogen. Hasil uji homogenitas
menunjukkan bahwa data pretest dan posttest variabel motivasi dan hasil belajar
Hasil uji anakova perbedaan motivasi belajar peserta didik dengan Gaya
Belajar Berbeda pada pembelajaran Biologi antara yang diberi model PjBL dan DI
Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Uji Anakova Motivasi Belajar Peserta didik
Type III Sum
Source of Squares Df Mean Square F Sig.
a
Corrected Model 1760.042 6 293.340 13.678 .000
Intercept 1327.134 1 1327.134 61.884 .000
XMotivasi 1128.898 1 1128.898 52.640 .000
Model 369.014 1 369.014 17.207 .000
GayaBelajar 95.412 2 47.706 2.225 .113
Model *
8.039 2 4.020 .187 .829
GayaBelajar
Error 2487.691 116 21.446
Total 815252.222 123
Corrected Total 4247.734 122
dari alpha 0.05 (p < 0.05) dengan sig. 0,000. Hal ini berarti bahwa Ho yang
menyatakan bahwa Tidak ada perbedaan motivasi belajar antar peserta didik
yang dibelajarkan dengan model PjBL dan DI tidak diterima dan hipotesis
penelitian yang menyatakan Ada perbedaan motivasi belajar antar peserta didik
yang dibelajarkan dengan model PjBL dan DI diterima. Hal ini dapat
gaya belajar peserta didik, diperoleh p-level lebih besar dari alpha 0.05 (p < 0.05)
dengan sig. 0,113 dan 0,829. Hal ini berarti bahwa Ho yang menyatakan bahwa
Tidak ada perbedaan motivasi belajar antar peserta didik dengan gaya belajar
visual, audio dan kinestetik diterima dan hipotesis penelitian yang menyatakan
Ada perbedaan motivasi belajar antar peserta didik dengan gaya belajar visual,
56
audio dan kinestetik tidak diterima. Demikian pula Ho yang menyatakan bahwa
Tidak ada perbedaan motivasi belajar antar peserta didik karena pengaruh
interaksi model pembelajaran dengan gaya belajar peserta didik diterima dan
peserta didik karena pengaruh interaksi model pembelajaran dengan gaya belajar
peserta didik tidak diterima Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh
signifikan gaya belajar dan interaksi anatara model pembelajaran dengan gaya
Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Uji Lanjut Pengaruh Model Pembelajaran terhadap
Motivasi Belajar Peserta didik
LSD
Model Xmotiv Ymotiv Selisih MotivCor Notation
1= DI 77.096 79.863 2.767 79.570 A
2= PJBL 75.885 82.793 6.908 83.116 B
nyata. Rerata terkoreksi nilai motivasi belajar peserta didik yang diajar dengan
Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Uji Lanjut Pengaruh Gaya Belajar terhadap
Motivasi Belajar Peserta didik
GayaBelajar Xmotiv Ymotiv Selisih MotivCor LSD Notation
1= Visual 75.841 80.327 4.486 80.673 A
2= Audio 75.130 80.019 4.890 80.727 A
3= Kinestetik 78.500 83.638 5.137 82.629 A
57
signifikan (nyata) motivasi belajar peserta didik antara gaya belajar visual, audio
terkoreksi motivasi pada gaya belajar kinestetik sebesar 82,629, pada gaya belajar
audio sebesar 80,727, dan pada gaya belajar visual sebesar 80.673. Rata-rata skor
terkoreksi motivasi pada gaya belajar kinestetik lebih tinggi 2.4% dari gaya
belajar audio dan audio lebih tinggi 0.07% dari gaya belajar visual.
gaya belajar peserta didik, walaupun tidak berpengaruh nyata terhadap motivasi
belajar peserta didik, akan tetapi dapat dilanjutkan dengan uji BNT untuk
model pembelajaran dengan gaya belajar peserta didik. Hasil uji lanjut pengaruh
interaksi model pembelajaran dengan gaya belajar peserta didik terhadap motivasi
Tabel 4.14 Ringkasan Hasil Uji Lanjut Pengaruh Interaksi Model Pembelajaran
dan Gaya Belajar terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik
LSD
Model GayaBelajar Xmotiv Ymotiv Selisih MotivCor
Notation
1= DI 2= Audio 75.666 78.170 2.504 78.605 A
1= DI 1= Visual 76.431 79.117 2.686 79.162 ab
1= DI 3= Kinestetik 79.192 82.303 3.111 80.942 ab
2= PJBL 1= Visual 75.252 81.537 6.286 82.183 B
2= PJBL 2= Audio 74.593 81.868 7.275 82.850 B
2= PJBL 3= Kinestetik 77.809 84.973 7.164 84.316 B
dengan gaya belajar peserta didik, terlihat bahwa rerata terkoreksi nilai motivasi
belajar terendah terdapat pada kombinasi model DI-gaya belajar audio yaitu
58
78.605, dan tertinggi pada kombinasi model PjBL-gaya belajar kinestetik yaitu
84.316. Berdasarkan hasil uji BNT, dijelaskan bahwa rerata terkoreksi nilai
nyata lebih tinggi 7,27% dari kombinasi DI-gaya belajar kinestetik. Dengan
demikian, dapat diketahui bahwa ada kecenderungan model PjBL dan DI lebih
Hasil uji anakova perbedaan hasil belajar kognitif peserta didik dengan
gaya belajar peserta didik yang berbeda pada pembelajaran Biologi antara yang
Ringkasan hasil uji hipotesis dengan anakova hasil belajar kognitif peserta
Tabel 4.15 Ringkasan Hasil Uji Anakova Hasil Belajar Kognitif Peserta didik
Type III Sum of
Source Squares Df Mean Square F Sig.
a
Corrected Model 2241.403 6 373.567 10.732 .000
Intercept
17325.058 1 17325.058 497.720 .000
XHBKog 1354.534 1 1354.534 38.914 .000
Model 1076.934 1 1076.934 30.939 .000
GayaBelajar 288.995 2 144.498 4.151 .018
Model *
117.044 2 58.522 1.681 .191
GayaBelajar
Error 4037.822 116 34.809
Total 769142.290 123
Corrected Total 6279.226 122
59
diperoleh p-level lebih kecil dari alpha 0.05 (p < 0.05) dengan sig. 0,000 dan
0,018. Hal ini berarti bahwa Ho yang menyatakan bahwa Tidak ada perbedaan
hasil belajar kognitif antara peserta didik yang dibelajarkan dengan model PjBL
dan DI, dan antara gaya belajar visual, audio, dan kinestetik tidak diterima dan
hipotesis penelitian yang menyatakan Ada perbedaan hasil belajar kognitif antara
peserta didik yang dibelajarkan dengan model PjBL dan DI, dan antara gaya
peserta didik diperoleh p-level lebih besar dari alpha 0.05 (p > 0.05) dengan sig.
0,191. Hal ini berarti bahwa Ho yang menyatakan bahwa Tidak ada pengaruh
interaksi model pembelajaran dengan gaya belajar peserta didik terhadap hasil
belajar kognitif peserta didik diterima dan hipotesis penelitian yang menyatakan
Ada pengaruh interaksi model pembelajaran dengan gaya belajar peserta didik
terhadap hasil belajar kognitif peserta didik tidak diterima. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan model pembelajaran dan gaya belajar
peserta didik terhadap hasil belajar kognitif peserta didik, tetapi tidak ada
Tabel 4.16 Ringkasan Hasil Uji Lanjut Pengaruh Model Pembelajaran terhadap
Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik
LSD
Model XHBKog YHBKog Selisih HBKogCor Notasi
1= DI 65.153 76.961 11.808 75.672 A
2= PJBL 55.788 80.800 25.012 82.141 B
Hasil uji BNT menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif peserta didik
yang diajar dengan model PjBL berbeda sangat nyata dan lebih tinggi 9,25% dari
model DI. Dengan demikian, model PjBL lebih berpotensi meningkatkan hasil
Tabel 4.17 Ringkasan Hasil Uji Lanjut Pengaruh Gaya Belajar terhadap Hasil
Belajar Kognitif Peserta Didik
LSD
GayaBelajar XHBKog YHBKog Selisih HBKogCor Notasi
1= Visual 60.442 77.721 17.279 77.755 A
2= Audio 60.075 77.743 17.668 77.881 A
3= Kinestetik 60.894 81.177 20.282 81.084 B
(nyata) hasil belajar kognitif peserta didik antara gaya belajar peserta didik yang
motivasi peserta didik dengan gaya belajar kinestetik 4,11% lebih tinggi dari
peserta didik dengan gaya belajar audio dan 4,28% lebih tinggi dari peserta didik
dengan gaya belajar visual, sedangkan hasil belajar kognitif peserta didik dengan
gaya belajar audio tidak berbeda dengan peserta didik dengan gaya belajar visual.
gaya belajar peserta didik, walaupun tidak berpengaruh nyata akan tetapi dapat
dilanjutkan dengan uji BNT untuk mengetahui perbedaan rerata terkoreksi nilai
61
hasil belajar kognitif pada kombinasi antara model pembelajaran dengan gaya
belajar peserta didik. Hasil uji lanjut pengaruh model pembelajaran terhadap hasil
Tabel 4.18 Ringkasan Hasil Uji Lanjut Pengaruh Interaksi Model Pembelajaran
dengan Gaya belajar peserta didik terhadap Hasil Belajar Kognitif
Peserta didik
LSD
Model GayaBelajar XHBKog YHBKog Selisih HBKogCor Notasi
1= DI 1= Visual 67.92 76.547 8.627 74.482 A
1= DI 2= Audio 63.461 76.639 13.179 75.826 A
1= DI 3= Kinestetik 64.078 77.696 13.617 76.709 A b
2=
PJBL 2= Audio 56.689 78.847 22.158 79.935 B
2=
PJBL 1= Visual 52.963 78.895 25.932 81.029 B
2=
PJBL 3= Kinestetik 57.711 84.658 26.947 85.459 C
kombinasi model DI-gaya belajar visual yaitu 74.482 dan tertinggi pada kombinasi
Berdasarkan hasil uji BNT, dijelaskan bahwa rerata terkoreksi nilai hasil
belajar kognitif peserta didik pada kombinasi model PjBL-gaya belajar kinestetik
berbeda nyata dari kombinasi model pembelajaran dan gaya belajar lainnya
Berdasarkan hasil uji tersebut, dapat diketahui bahwa model PjBL dan DI
berpotensi meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik dengan gaya belajar
kinestetik.
62
B. Pembahasan
pesrta didik yang diajar dengan model PjBL lebih tinggi dibandingkan dengan DI.
Hal ini disebabkan karena penerapan sintaks PjBL yang memungkinkan peserta
didik termotivasi untuk belajar. Menurut Mc. Donald dalam Sutikno (2007),
motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya feeling dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Pada
sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan
terhadap motivasi belajar peserta didik, dimana peserta didik dengan gaya belajar
visual, audio, dan kinestetik memiliki motivasi belajar yang hampir sama. Hal ini
dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu,
kepercayaan diri yang dimiliki seorang peserta didik untuk belajar sehingga gaya
materi ini sebagian besar sudah dipahami. Menurut DePorter dkk. (2002),
menyatakan para siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, dan semua cara
63
kita semua memiliki ketiga gaya belajar itu, hanya saja biasanya satu gaya belajar
yang mendominasi.
belajar peserta didik. Hal ini berarti bahwa peserta didik dengan gaya belajar yang
berbeda memiliki motivasi yang sama baik yang dibelajarkan dengan PjBL
maupun DI.
pembelajaran terhadap hasil belajar kognitif peserta didik, dimana hasil belajar
kognitif pesrta didik yang diajar dengan model PjBL lebih tinggi dibandingkan
dengan DI. Hal ini disebabkan karena penerapan sintaks PjBL yang
pembelajaran berbasis proyek yang melibatkan peran aktif siswa pada hakikatnya
siswa terhadap empat komponen tersebut sangat mungkin terjadi (Jagantara dkk,
2014)
Selain itu, tingginya hasil belajar kognitif peserta didik yang dibelajarkan
dengan PjBL disebabkan karena peserta didik yang dibelajarkan dengan sintaks
terhadap hasil belajar peserta didik, dimana peserta didik dengan gaya belajar
kinestetik lebih tinggi dibandingkan dengan audio dan visual. Menurut DePorter
dan Hernacki (2000), gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana
sekunsial, analitik, global atau otak kiri-otak kanan, aspek lain adalah ketika
merespon sesuatu atas lingkungan belajar (diserap secara abstrak dan konkret).
dengan gaya belajar terlihat tidak menunjukkan pengaruh terhadap hasil belajar
kognitif peserta didik. Meskipun demikian, hasil uji lanjut menunjukkan bahwa
peserta didik dengan gaya belajar kinestetik yang dibelajarkan dengan PjBL
memiliki hasil belajar kognitif lebih tinggi dibandingkan peserta didik dengan
gaya belajar yang lain yang dibelajarkan dengan PjBL maupun DI. Hal ini tidak
65
terlepas dari sintaks PjBL yang mampu mengaktifkan peserta didik dengan gaya
siswa yaitu gaya belajar. Berdasarkan hal tersebut, maka implikasi yang dapat
pada peserta didik yaitu gaya belajarnya. Kedua, model pembelajaran berbasis
proyek merupakan kondisi yang sesuai bagi siswa yang memiliki gaya belajar
dalam meningkatkan hasil belajar siswa, dan kondisi yang paling sesuai untuk
siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik. Dalam model pembelajaran berbasis
merupakan tantangan bagi siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik, karena
siswa yang tergolong bergaya belajar kinestetik memiliki modalitas yang aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Motivasi intrinsik yang dimiliki siswa dengan gaya
secara mandiri tanpa menunggu perintah guru. Peran guru dalam hal ini hanya