Anda di halaman 1dari 10

RUANG KAJIAN

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN RELEVANSINYA


UNTUK INDONESIA

Julissar An-Naf

Abstract
Hingga dekade 1980-an teori dan praktik pembangunan sangat didominasi
oleh paradigma Neo-Klasik yang mengejar pertumbuhan ekonomi (economic
growth) yang dikotomis, karena di satu sisi memperhitungkan efisiensi
penggunaan modal, tenaga kerja, gandrung pada efisiensi teknologi namun di
sisi lain susutnya sumberdaya alam dan rusaknya lingkungan tidak
diperhitungkan dalam akuntansi pembangunan (Development Accounting).
Kemudian kenyataan empirik membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang
terjadi sesungguhnya bersifat semu bahkan dalam jangka panjang menghasilkan
kalkulasi yang negatif. Manakala telah sampai pada deplesi sumberdaya alam
disertai parahnya destruksi lingkungan pertumbuhan ekonomi menjadi
terhambat bahkan menjadi negatif.
Karena itu para pakar perencanaan pembangunan yang menganut faham
environmentalist mulai memikirkan konsep dan strategi baru dari pembangunan
yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi namun konservasi lingkungan
tetap terpelihara dengan baik. Perubahan persepsi tersebut dikenal dengan
istilah Sustainable Development atau Pembangunan Berkelanjutan. Sejak tahun
1987 beberapa definisi dari Pembangunan Berkelanjutan disepakati dan
penerapan teori dan prinsipnya pun ditetapkan.
Empat puluh tahun terakhir Indonesia menganut paradigma pembangunan
yang tipikal mengeksploitasi sumberdaya alam dengan segala dampak
negatifnya terhadap lingkungan. Itupun hanya mampu menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang tidak lebih dari 7 persen dan sulit dipertahankan.
Susutnya sumberdaya alam seperti minyak, bahan tambang, hutan nyaris bagi
Indonesia untuk tidak dapat melanjutkan pembangunan. Karena itu mau tidak
mau paradigma lama harus mulai ditinggalkan sebelum mencapai kebntuan
(development dead-lock). Paradigma baru yang lebih sustainable harus mulai
dirintis dan diimplementasikan sehingga mampu menciptakan modus-modus
ekonomi baru yang mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang cukup
tinggi dengan dampak negatif yang seminimal mungkin terhadap destruksi
lingkungan.

Keywords: Development, Sustainable, Relevancy to Indonesia


Lahirnya Paradigma Pembangunan Konsep dan Definisi Pembangunan
Berkelanjutan Berkelanjutan

Sampai dengan dekade 1980-an Ada berbagai definisi dari


perencanaan dan strategi pem- Pembangunan Berkelanjutan. Tapi
bangunan masih berorientasi pada semua definisi berfokus pada bagai-
pertumbuhan ekonomi (economic mana agar perekonomian dapat tetap
growth), baik pada negara-negara berlanjut dalam jangka panjang,
sosialis yang menerapkan peren- terutama untuk memberi kesempatan
canaan yang terpusat maupun pada pada generasi yang akan datang
negara-negara kapitalis yang me- memperoleh kehidupan yang lebih
nerapkan perencanaan yang liberal. baik. World Commission on
Filosofi pertumbuhan ekonomi di- Environment and Development
latarbelakangi oleh Teori Neo-Klasik (WECD), sejak tahun 1987 mem-
dimana pertumbuhan merupakan berikan deskripsi dari Pembangunan
fungsi dari modal dan teknologi Berkelanjutan sebagai berikut:
sedangkan sumberdaya alam sama
sekali tidak diperhitungkan karena Sustainable development is
dianggap pemberian alam yang development that meets the needs
melimpah. Filosofi tersebut telah of present generations without
melahirkan berbagai ekses terhadap compromising the ability of future
lingkungan, sosial, budaya, maupun generations to meet their own
hak asasi manusia. Dampak dari needs (Pembangunan berkelanjut-
penerapan filosofi tersebut telah an adalah pembangunan yang me-
menimbulkan kemiskinan yang menuhi kebutuhan generasi saat ini
merajalela, rusaknya ekosistem, tanpa mengorbankan kemampuan
pencemaran, bahkan ancaman generasi yang akan datang untuk
terhadap eksistensi manusia dan memenuhi kebutuhan mereka).
kemanusiaan (Pearce and Warford,
1993). Definisi lain dari Pembangunan
Pengalaman hingga tahun 1980- yang berkelanjutan:
an memperlihatkan bahwa hambatan
pertumbuhan ekonomi terjadi apabila The economic development in a
faktor sumberdaya alam dan specified area (region, nation, the
lingkungan tidak dikelola dengan globe) is sustainable if the total
baik. Jika ekonomi dan lingkungan stock of resources - human capital,
dikelola dengan baik maka per- physical reproducible capital, envi-
tumbuhan ekonomi akan terjadi ronmental resources, exhaustible
dalam lingkungan yang terpelihara resources does not decrease over
kelestariannya. Perubahan persepsi time (Pembangunan ekonomi di
di atas dikenal dengan istilah suatu daerah tertentu (wilayah,
Sustainable Development sebagai negara, dunia) dikatakan berkelan-
babak baru dari teori pembangunan jutan bila jumlah total sumberdaya -
dan sekaligus mengakhiri perdebatan tenaga kerja, barang modal yang
antara pertumbuhan ekonomi dan dapat diproduksi kembali, sumber-
penyelamatan lingkungan (Ibid.). daya alam, sumberdaya yang habis

47
Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2005
pakai tidak berkurang dari waktu ke produksi yang rendah dan murah,
waktu) (Ibid.) terutama menggunakan se-
enuhya teknik pertanian organik
Penerapan Teori dan Prinsip dan pengetahuan-pengetahuan
Pembangunan Berkelanjutan lokal dan tradisional);
Food security and self-sufficiency
Secara teoritis prinsip-prinsip (Keamanan pangan dan swa-
pembangunan berkelanjutan dapat embada pangan);
diterapkan pada berbagai sektor Conservation of wildlife and bio-
pembangunan. Sebagai contoh di- ogical diversity (Melestarikan
ambil pada sektor pertanian. Untuk kehidupan liar dan keaneka-
pembangunan pertanian yang ber- agaman hayati);
hasil, Bank Dunia (di dalam Conway Preservation of traditional values
and Barbier,1990:23) menyarankan and the small family farm
agar tiga kriteria berikut dapat (Melestarikan nilai-nilai tradisi-
dipenuhi: onal dan pertanian keluarga
berskala kecil);
First, it must be sustainable, by Help for the poorest and dis-
insuring the conservation and advantaged: in particular those
proper use of renewable resources on marginal land, the landless,
(Pertama, harus berkelanjutan, women, children and tribal
dengan menjamin pelestarian dan minorities (Menolong kaum ter-
penggunaan yang wajar dari miskin dan terpojokan: terutama
sumberdaya yang terbarukan); petani yang berlahan sempit,
Second, it must promote economic buruh tani, kaum perempuan,
efficiency (Kedua, harus mening- anak-anak dan kaum suku
katkan efisiensi ekonomi); minoritas);
Third, its benefits must be dis- A high level of participation in
tributed equitably (Manfaatnya ha- development decision by the
rus terdistribusi secara merata). farmers themselves (Partisipasi
yang tinggi dari para petani
Untuk kasus pembangunan sendiri dalam proses pengambil-
pertanian, konsep dan definisi dari an keputusan-keputusan pem-
pertanian yang berkelanjutan bangunan).
(sustainable agriculture) antara lain
dijabarkan oleh Conway dan Barbier Penerapan Konsep, Prinsip dan
(1990:10) sebagai pertanian yang: Tujuan Pembangunan Bekelanjutan
dalam pembangunan secara luas
High, efficient and stable dapat dilakukan dengan menetapkan
production (Produksinya tinggi, kaidah-kaidahnya (Djajadiningrat,
efisien dan stabil); 1992; Pearce and Warford, 1993):
Low and inexpensive inputs, in 1. Pemerataan dan Keadilan (Equity
particular making full use of the and Justice).
techniques of organic farming Pemerataan dan Keadilan di sini
and indigenous traditional know- menyangkut dimensi etika, yakni
edge (Menggunakan sarana adanya kesenjangan antara negara
48
Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2005
ataupun daerah yang kaya dan Keberlanjutan ekologis menjamin
miskin serta masa depan generasi keberlanjutan eksistensi bumi. Untuk
mendatang yang tidak dapat di- menjamin keberlanjutan ekologis in-
kompromikan dengan kegiatan ge- tegritas tatanan lingkungan harus
nerasi masa kini. Karena itu aspek dipelihara melalui upaya-upaya pe-
Pemerataan dan Keadilan ini harus ningkatan daya dukung, daya asi-
dijawab baik untuk generasi masa kini milasi, dan keberlanjutan peman-
maupun untuk generasi mendatang. faatan sumberdaya yang dapat
Karena itu strategi dan perencanaan dipulihkan (renewable resources).
pembangunan harus dilandasi premis
seperti: distribusi penguasaan lahan, 5. Keberlanjutan Ekonomi (Economic
distribusi faktor-faktor produksi, pe- Sustainability).
merataan peran dan kesempatan Menjamin kemajuan ekonomi secara
kaum wanita, kelompok marjinal, dan berkelanjutan dan mendorong efi-
lain sebagainya. siensi ekonomi. Tiga unsur utama
untuk mencapai keberlanjutan ekono-
2. Pendekatan Integratif (Integrative mi makro yaitu efisiensi ekonomi,
Approach). kesejahteraan ekonomi yang berke-
Pembangunan berkelanjutan meng- sinambungan, serta meningkatkan
utamakan keterkaitan antara manusia kemakmuran dan distribusi kemak-
dengan alam. Manusia mem- muran.
pengaruhi alam dengan cara-cara
yang bermanfaat atau merusak. 6. Keberlanjutan Sosial Budaya
Keberlanjutan masa depan hanya (Social - Cultural Sustainability).
dimungkinkan bila pengertian tentang Secara menyeluruh keberlanjutan
kompleksnya keterkaitan antara sosial dan budaya dinyatakan dalam
sistem alam dan sosial dapat di- keadilan sosial, harga diri manusia,
pahami dan cara-cara yang integratif dan peningkatan kualitas hidup
(terpadu) diterapkan dalam peren- seluruh manusia. Keberlanjutan segi
canaan dan pelaksanaan pem- sosial budaya mempunyai sasaran:
bangunan. stabilitas penduduk, pemenuhan ke-
butuhan dasar manusia, memelihara
3. Perspektif Jangka Panjang (Long keanekaragaman budaya, serta men-
Term Perspective). dorong partisipasi masyarakat lokal
Pembangunan berkelanjutan men- dalam pengambilan keputusan.
syaratkan dilaksanakan penilaian
yang berbeda dengan asumsi normal 7. Keberlanjutan Politik (Political
dalam prosedur pengenaan dis- Sustainability).
counting. Perspektif jangka panjang Keberlanjutan politik dicirikan dengan
merupakan visi dari pembangunan adanya penghormatan terhadap hak
berkelanjutan sedangkan saat ini visi asasi manusia, demokrasi, serta
jangka pendek masih mendominasi kepastian kesediaan pangan, air dan
dalam pengambilan keputusan. pemukiman.

4. Keberlanjutan Ekologis (Ecological


Sustainability).

49
Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2005
8. Keberlanjutan Pertahanan dan indikator yang tepat, baik yang
Keamanan (Defense and Security bersifat kuantitatif maupun kualitatif.
Sustainability). Todaro (1989) mengemukakan
Keberlanjutan kemampuan meng- beberapa ciri umum Negara-negara
hadapi dan mengatasi tantangan, Berkembang (Developing Countries)
ancaman, gangguan baik dari dalam yang umumnya masih memiliki stan-
maupun dari luar yang langsung dan dar hidup yang rendah dibandingkan
tidak langsung dapat membahayakan dengan Negara-negara Maju (Deve -
integritas, identitas, keberlangsungan loped Countries). Ciri-ciri tersebut
negara dan bangsa. adalah: standar hidup yang rendah;
produktivitas yang rendah; tingkat
Implementasi dari kedelapan pertumbuhan penduduk dan beban
kaidah di atas sejauh ini dapat ketergantungan yang tinggi; tingkat
dikelompokan ke dalam tiga kelom- pengangguran yang tinggi dan me-
pok analisa, yaitu analisa biaya ningkat terus serta kekurangan pe-
ekonomi (economic cost analysis), kerjaan; sangat tergantung pada
analisa biaya lingkungan (environ- produksi pertanian dan barang ekspor
mental cost analysis), dan analisa primer; dominasi, ketergantungan dan
biaya sosial (sosial cost analysis). kepekaan yang besar dalam hu-
Suatu perencanaan proyek-proyek bungan internasional.
pembangunan yang dikatakan ber- Ciri-ciri di atas sekaligus dapat
kelanjutan (sustainable) harus dibukti- diturunkan menjadi indikator ke-
kan dengan analisa, bahwa manfaat berhasilan pembangunan dari
atau benefit lebih besar dari cost Negara-negara Berkembang tersebut,
(economic cost + environmental cost yaitu: Pendapatan Nasional; Per-
+ sosial cost), atau bila sebaliknya, tumbuhan Ekonomi; Pendapatan per
proyek-proyek pembangunan ter- Kapita; Distribusi Pendapatan Nasio-
sebut dikatakan tidak berkelanjutan. nal; Kemiskinan; Kesehatan Masya-
rakat; Pendidikan Masyarakat; Pro-
Indikator Pembangunan Ber- duktivitas Masyarakat; Pertumbuhan
kelanjutan Penduduk; Pengangguran dan Se-
tengah Menganggur.
Untuk mengetahui keberhasilan
rencana pembangunan dan imple- 1. Pendapatan Nasional.
mentasinya perlu dilakukan evaluasi. Pendapatan Nasional Bruto (Gross
Sesuai dengan teknik dan jenis National Product/GNP) suatu negara
perencanaannya, evaluasi dapat di- adalah hasil dari aktivitas per-
lakukan dengan pendekatan mikro ekonomian secara keseluruhan dari
seperti evaluasi proyek (project negara tersebut. Pendapatan
evaluation), evaluasi sektoral (sec- Nasional Bruto per Kapita sering
toral evaluation) ataupun dengan digunakan sebagai tolok ukur tingkat
pendekatan makro seperti evaluasi kesejahteraan ekonomi penduduk di
komprehensif (comprehensive evalu- suatu negara. Bagi Negara-negara
ation). Selanjutnya dalam meng- Berkembang yang umumnya pen-
evaluasi perlu ditetapkan indikator- dapatannya hanya berasal dari dalam
negeri (domestic) GNP lebih dikenal

50
Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2005
dengan istilah Gross Domestic Pro- Untuk lebih memperoleh gambaran
duct (GDP) atau Pendapatan Do- yang sesungguhnya tentang peme-
mestik Bruto (PDB). Konsep pen- rataan kesejahteraan ekonomi perlu
dapatan ini dapat diturunkan ke diketahui distribusi pendapatan. Dis-
tingkat regional menjadi pendapatan tribusi pendapatan sering diukur
regional. dengan membagi penduduk menjadi
5 atau 10 kelompok (quintiles atau
2. Pertumbuhan Ekonomi. deciles) sesuai dengan tingkat pen-
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi diukur dapatannya. Kemudian menetapkan
dengan prosentase peningkatan GNP proporsi yang diterima oleh masing-
atau GDP dari tahun ke tahun. masing kelompok pendapatan. Cara
Sering pula diukur dalam bentuk rata- lain yang lazim digunakan untuk
rata per periode tertentu, misalnya melihat distribusi pendapatan adalah
per 5 tahun, 10 tahun, atau 20 tahun dengan menggunakan Kurva Lorenz.
sesuai dengan kebutuhan analisa. Semakin besar cekungan kurva se-
Sebagai contoh, menurut sistem kla- makin tinggi tingkat ketidakmerataan.
sifikasi PBB, negara-negara yang Selanjutnya ukuran distribusi pen-
tergolong paling tidak berkembang dapatan dapat diukur dengan Rasio
(underdeveloped) hanya mempunyai Konsentrasi Gini (Gini Consentration
rata-rata pertumbuhan GNP minus Ratio) atau lebih sederhana disebut
0,3% per tahun antara tahun 1965 dengan Koefisien Gini.
sampai 1985. Sedangkan pada
negara-negara yang tergolong ber- Koefisien Gini adalah ukuran
kembang (developing) mempunyai ketidakseimbangan/ketimpangan
rata-rata pertumbuhan GNP sebesar (pendapatan, kesejahteraan) ag-
3,7% per tahun pada periode yang regat (keseluruhan) yang angka-
sama. nya berkisar antara nol (pe-
merataan sempurna) hingga satu
3. Pendapatan Rata-rata per Kapita. (ketimpangan sempurna).
Pendapatan Rata-rata per Kapita
diukur dari GDP pada tahun tertentu Dalam prakteknya, Koefisien Gini
dibagi Jumlah Penduduk pada tahun pada negara-negara yang dikenal
yang sama, biasanya dikalkulasi begitu tajam ketimpangan kesejah-
dalam Dollar Amerika Serikat (US$). teraan di kalangan penduduknya ber-
Ukuran ini baru menunjukan potensi kisar antara 0,50 hingga 0,70. Se-
tingkat kesejahteraan ekonomi secara dangkan untuk negara-negara yang
umum, belum bisa menunjukan ting- distribusi pendapatannya dikenal
kat pemerataan kesejahteraan eko- paling merata, Koefisien Gini berkisar
nomi yang sesungguhnya. Dengan antara 0,20 sampai 0,35.
kata lain, pada suatu negara yang
Pendapatan Rata-rata per Kapita-nya 5. Kemiskinan.
tinggi mungkin saja sebagian besar Tingkat kemiskinan diukur dengan
rakyatnya masih hidup dalam ke- menentukan konsep Kemiskinan
miskinan. Absolut (Absolute Poverty) atau
Garis Kemiskinan (Poverty Line),
4. Distribusi Pendapatan Nasional. yaitu:

51
Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2005
tingkat pendapatan minimum yang 7. Pendidikan Masyarakat.
cukup untuk memenuhi kebutuhan Salah satu indikator penting untuk
fisik minimum terhadap makanan, mengukur tingkat pendidikan masya-
pakaian dan perumahan untuk rakat adalah Tingkat Melek Huruf
menjamin kelangsungan hidup. (Literacy) atau sebaliknya Tingkat
Buta Huruf (Iliteracy). Sebagai con-
Angka Kebutuhan Fisik Minimum toh, di antara negara-negara yang
(KFM) di atas akan berbeda dari satu paling terbelakang Tingkat Melek
negara ke negara lainnya, bahkan Huruf Rata-rata hanya mencapai 34%
dari satu daerah ke daerah lainnya, dari jumlah penduduk dibanding
serta berubah dari waktu ke waktu. dengan di negara-negara berkem-
Pernah ditetapkan Garis Kemiskinan bang dan negara-negara maju yang
Internasional sebesar US $ 125,- mencapai masing-masing 65% dan
/orang/tahun (atas dasar harga 99%.
konstan 1980). Itu berarti seseorang
yang konsumsinya kurang dari US $ 8. Produktivitas Masyarakat.
125,- per tahun dapat digolongkan Konsep produktivitas masyarakat
berada di bawah garis kemiskinan sangatlah kompleks. Pada dasarnya
atau berada dalam kemiskinan produktivitas masyarakat adalah ke-
absolut. Besar-kecilnya prosentase mampuan individu-individu dalam
penduduk yang berada di bawah masyarakat tersebut untuk mening-
garis kemiskinan/berada dalam ke- katkan kesejahteraan ekonominya.
miskinan absolut menunjukan tingkat Hal itu meliputi keterampilan, ke-
kesejahteraan ekonomi rakyat dari mampuan manajerial, daya kreasi,
suatu negara. serta emosi dan ambisi untuk hidup
lebih sejahtera. Tingkat produktivitas
6. Kesehatan Masyarakat. tenaga kerja di negara-negara se-
Tingkat kesehatan masyarakat dapat dang berkembang lebih rendah di-
terukur dari Harapan Hidup Rata- banding negara-negara maju. Pro-
rata(Life Expectancy Rate) dan duktivitas yang rendah tersebut
Tingkat Kematian Bayi Rata-rata sebagian besar dipengaruhi oleh
(Infant Mortality Rate) yaitu jumlah kelesuan fisik dan ketidakmampuan
bayi yang mati sebelum usia 1 tahun fisik maupun mental untuk menahan
setiap 1000 kelahiran. Harapan Hidup tekanan pekerjaan sehari-hari.
Rata-rata di negara-negara paling
terbelakang di dunia pada tahun 1988 9. Pertumbuhan Penduduk.
misalnya hanya mencapai 49 tahun, Pertumbuhan Penduduk (Population
dibanding dengan 57 tahun di Growth) dihitung dari Tingkat Ke-
negara-negara Dunia Ketiga dan 73 lahiran (Birth Rate) dikurangi Ting-
tahun di negara-negara maju. kat Kematian (Mortality Rate).
Sedangkan Tingkat Kematian Bayi Tingkat kelahiran di negara-negara
Rata-rata mencapai 124 di negara- berkembang pada umumnya sangat
negara yang terbelakang dibanding tinggi yaitu berkisar antara 30-40
96 di negara-negara berkembang dan setiap 1000 penduduk per tahun,
15 di negara-negara maju. sedangkan di negara-negara maju
hanya kurang dari setengahnya.

52
Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2005
Sementara itu Tingkat Kematian pendidikan yang diukur dari
(jumlah orang yang meninggal setiap tingkat melek huruf dewasa serta
1000 penduduk per tahun) di negara- lamanya bersekolah;
negara berkembang juga relatif tinggi 3. Pendapatan yang diukur dari
dibanding dengan negara-negara Produk Domestik Bruto.
maju. Karena adanya usaha-usaha Sejalan dengan mulai digan-
perbaikan kesehatan di negara- drunginya paradigma Pembangunan
negara berkembang, tingkat kematian Berkelanjutan (Sustainable Deve-
juga menjadi relatif rendah. Akibat- lopment), dikembangkan pula indi -
nya Rata-rata Pertumbuhan Pen- kator-indikator pembangunan yang
duduk di negara-negara berkembang memiliki kriteria sebagai berikut
menjadi sekitar 2,1% dibandingkan (IUCN, UNEP dan WWF, 1993):
dengan 0,6% di negara-negara maju. 1. Melestarikan sistem-sistem pen-
dukung kehidupan dan keaneka-
10. Tingkat Pengangguran dan ragaman hayati:
Setengah Menganggur. Kemajuan dalam pencegah-
Pengertian dari Setengah Me- an pencemaran
nganggur (underemployment) adalah Kemajuan dalam memulih-
penduduk kota atau desa yang kan dan memepertahankan
bekerja di bawah jam kerja normal integritas ekosistem
(harian, mingguan, atau musiman), Kemajuan dalam mengem-
meliputi juga mereka yang berkerja bangkan sistem daerah
secara normal dengan waktu penuh suaka yang komprehensif
tapi produktivitasnya rendah. Se- Kemajuan dalam
dangkan Pengangguran Terbuka memulihkan dan
(unemployed) adalah penduduk yang mempertahankan spesies
mampu dan ingin bekerja tetapi tidak dan sediaan genetik
tersedia lapangan pekerjaan. Tingkat 2. Menjamin keberlanjutan peng-
pengangguran terbuka di Dunia gunaan sumberdaya yang dapat
Ketiga saat ini kira-kira 10% hingga diperbarui dan meminimkan pe-
15% dari angkatan kerja perkotaan. nipisan sumberdaya yang tak
Angka dari mereka yang setengah dapat diperbarui:
menganggur di perkotaan maupun Status atau kondisi sumber-
pedesaan diperkirakan jauh lebih daya suatu sektor
besar. Status atau kondisi infra-
Untuk mengukur pembangunan sruktur ekologi suatu sektor
manusia dan mutu kehidupan manu- Kesesuaian dan pertentang-
sia, United Nations Development
an antara suatu sektor de-
Program (UNDP) menggunakan In- ngan keberlanjutan sektor-
deks Pembangunan Manusia (Human sektor lainnya
Development Index/HDI). HDI mem-
3. Berusaha tidak melampaui daya
punyai tiga komponen sebagai dukung ekosistem:
berikut:
Konsumsi pangan, air, kayu,
1. Panjang Usia yang diukur dari mineral per kapita
harapan hidup sejak lahir;
Pola pertumbuhan penduduk
2. Tingkat pengetahuan atau

53
Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2005
Laju fertilitas total harga sebagian besar produk
Kerapatan penduduk pertanian maupun industri Indonesia
di pasaran internasional. Hal itu
Relevansinya Untuk Indonesia diperberat pula dengan masalah-
masalah micro economy yang tidak
Catatan yang perlu dikemukan me- terselesaikan dan berbagai miss
ngenai Indonesia dengan rangkaian management di dalam bidang pe-
Rencana Pembangunan Lima Tahun merintahan. Akibatnya pemerintah
(REPELITA)-nya, oil boom yang mengalami kesulitan neraca pem-
dimulai tahun 1973 memberikan bayaran dan sangat mengandalkan
sumbangan yang sangat menentukan hutang luar negeri yang sudah sangat
pada Perekonomian Indonesia. spektakuler jumlahnya. Akhirnya
Sejak PELITA II anggaran pem- semuanya bermuara pula pada krisis
bangunan dapat melampaui budget. politik sehingga Suharto, B.J. Habibie
Ini dikarenakan meningkatnya pe- dan K.H. Abdurahman Wahid harus
nerimaan negara dari ekspor minyak turun dari kursi kepresidenan hanya
mentah. Sumbangan dari ekspor dalam kurun 1998-2001.
minyak dan gas bumi pada nilai Gejala dan ekses di atas tidak
ekspor pada periode PELITA III lepas dari paradigma pembangunan
meningkat rata-rata 75,2 persen per yang diyakini sejak awal, yaitu pikiran
tahun. Sejalan dengan itu terjadi Rostow (1971) dengan teori The
perkembangan yang memuaskan da- Stage of Economic Growth-nya yang
lam neraca pembayaran. Anggaran merupakan salah satu turunan dari
pembangunan selama REPELITA III teori Neo-Klasik. Agaknya memang
meningkat 274 persen. Selama tidak mudah keluar dari kungkungan
periode REPELITA IV kecenderungan paradigma tersebut bahkan nyaris
perkembangan perekonomian global terikat dalam pola ketergantungan
yang menguntungkan ditambah seperti diterangkan oleh Arief dan
dengan turunnya harga minyak se- Sasono (1980). Karena itu dalam
cara drastis di pasaran internasional suasana yang terjepit seperti di atas
memaksa pemerintah untuk meng- harus dicari jalan ketiga (the third
ambil langkah-langkah penyesuaian way) dan paradigma Sustainable
(readjustment and reform) di berbagai Development dapat memenuhi jawab-
bidang seraya mencoba meng- an dari permasalahannya: pertum-
galakan ekspor non-migas (Depart- buhan ekonomi yang disyarati de-
ment of Information Republic of ngan konservasi alam tanpa terikat
Indonesia 1991). Memasuki awal dengan pola ketergantungan.
REPELITA VI agaknya Indonesia
tidak berhasil menemukan jalan Referensi
keluar dalam menghadapi krisis
ekonomi global. Pada periode Anonim (1990), The Inter-
REPELITA VI pun format keunggulan parliamentary Conference on the
komparatif (comparative advantages) Global Environment. April 29-May 2,
dari Ekonomi Indonesia belum 1990. Washington D.C.
tampak. Hal itu diindikasikan dengan
tidak mampu bersaingnya harga-
54
Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2005
Arief, Sritua and Adi Sasono (1980) Department of Information Republic
Indonesia: Dependency and of Indonesia (1991) Indonesia 1991:
Underdevelopment. Meta, Kuala An Official Handbook. Department of
Lumpur. Information, Directorate of Foreign
Information Services.
Conway, G.R. and E.B. Barbier
(1990) After the Green Revolution: Pearce, D.W. and J.J. Wardford
Sustainable Agriculture for Develop- (1993) World Without End, Eco-
ment. London, Earthscan Publication nomics, Environment and Sustainable
Ltd. Development. Oxford University
Press.
IUCN, UNEP dan WWF (1993) Bumi,
Wahana Strategi Menuju Kehidupan Rostow, W.W. (1971) The Stage of
yang Berkelanjutan. PT Gramedia Economic Growth. Cambridge
Pustaka Utama, Jakarta. University Press.

Djajadiningrat, S.T. (1992) Konsep Todaro, M.P. (1989) Economic


Pembangunan Berkelanjutan dalam Development in the Third World,
Membangun Tanpa Merusak Fourth Edition. Longman Group
Lingkungan. Kantor Menteri Negara Limited.
Lingkungan Hidup.

55
Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2005

Anda mungkin juga menyukai