INTISARI
Geolistrik adalah salah satu metode geofisika yang memanfaatkan sifat aliran
listrik di dalam bumi, geolistrik ada yang bersifat aktif dan pasif. Metode geolistrik
resistivitas merupakan metoda aktif dengan meninjeksikan arus listrik ke dalam bumi
untuk mengetahui sifat resistivitas pada suatu lapisan batuan di dalam bumi dengan
menggunakan konfigurasi Schlumberger yang memiliki jangkauan paling dalam
dibandingkan konfigurasi yang lain dimana jarak elektroda potensial dibuat tetap, tetapi
jarak antara elektroda arus diubah-ubah untuk memperoleh banyak informasi tentang
bagian dalam bawah permukaan tanah. Dalam penelitian ini digunakan software IP2Win
untuk pengolahan data yang didapat. Dari hasil pengolahan data terlihat bahwa daerah
telitian memiliki kedalaman lapisan sekitar dua puluh meter dengan enam lapisan batuan,
diindikasi berdasarkan nilai resistivitas batuan tersusun atas tanah kering, batugamping,
batupasir, dan lava berdasarkan klasifikasi Telford, 1990, Astier; 1971, Mori, 1993 Dan
Roy, E.H., 1984.
1
konfigurasi Schlumberger, konfigurasi peralatan arus yang memepunyai
Wenner-Schlumberger, konfigurasi tegangan listrik DC yang sangat tinggi.
Dipol-dipol, Rectangle Line Source dan Keunggulan konfigurasi
sistem gradien 3 titik (Hendrajaya dan schlumberger adalah kemampuan untuk
Idam, 1990). mendeteksi adanya sifat tidak homogen
Berdasarkan pada tujuan lapisan batuan pada permukaan yaitu
penyelidikan metode ini dibagi menjadi membandingkan nilai resistivitas semu
dua yaitu mapping dan sounding. Metode ketika terjadi perubahan jarak elektroda
resistivitas mapping merupakan metode MN/2 (Anonim, 2007a)
resistivitas yang bertujuan mempelajari Parameter yang diukur yaitu : jarak
variasi resistivitas lapisan bawah antar stasiun dengan elektroda- elektroda
permukaan secara horisontal. Sedangkan (AB/2 dan MN/2), arus (I), dan beda
metode resistivitas sounding bertujuan potensial (V). Parameter yang dihitung
mempelajari variasi resistivitas batuan di yaitu : tahanan jenis(R) dan factor
bawah permukaan bumi secara vertikal. Geometri (k).(Asisten Geofisika, 2006).
Pada metode ini, pengukuran pada suatu Factor geometri (k) dapat dicari dengan
titik sounding dilakukan dengan jalan rumus :
mengubah-ubah jarak elektroda.
Pengubahan jarak elektroda ini tidak
dilakukan secara sembarang, tetapi mulai
jarak elektroda kecil kemudian membesar
secara gradual. Jarak elektroda ini
sebanding dengan kedalaman lapisan
batuan yang terdeteksi. Dari kedalaman
lapisan batuan yang terdeteksi, akan
diperoleh ketebalan dan resistivitas
masing-masing lapisan batuan.
Konfigurasi elektoda yang sering
digunakan dalam teknik sounding yaitu
konfigurasi Schlumberger.
2
(C1 dan C2). Dan mengukur hasil beda Jenis Tingkat
potensial yang ditimbulkannya pada 2 Batuan/Tanah/Air Resistivitas
elektroda potensial (P1 dan P2). Dari (m)
data harga arus (I) dan beda potensial Clay/lempung 1-100
(V), dapat dihitung nilai resistivitas semu
(a) sebagai berikut : Silt/lanau 10-200
Marls/batulumpur 3-70
Resistivitas ditentukan dari suatu Kuarsa 10-2x108
tahanan jenis semu yang dihitung dari
pengukuran perbedaan potensi antar Sandstone/BatuPasir 50-500
elektroda yang ditempatkan dibawah
permukaan. Pengukuran suatu beda Limestone/Batukapur 100-500
potensial antara dua elektroda seperti
pada gambar dibawah ini sebagai hasil Lava 100-5x104
dua elektroda lain pada titik C yaitu
tahanan jenis dibawah permukaan tanah Air tanah 0,5-300
dibawah elektroda (Todd.D.K.1959).
Air laut 0,2
Breksi 75-200
Andesit 100-200
Konglomerat 2x103-104
Gambar 2. Siklus Elektrik Determinasi
3
4. Setelah muncul kurva hasil bacaan
data input atur kurva merah agar
Mulai sebisamungkin berhimpit dengan
kurva hitam. Kurva merah memiliki
tingkat elastisitas tertentu, sehingga
Ms.Excel
sulit untuk dapat benar-benar
berhimpit dengan kurva hitam.
Menghitung nilai R dan Untuk mengatur kurva dapat
Rho dilakukan dengan menambah (split)
dan mengurangi (join) jumlah
lapisan. Garis horizontal kurva biru
Masukkan Data dalam merupakan banyaknya lapisan
software IP2Win dimana kurva yang tinggi
menunjukkan nilai resistivitas yang
tinggi dan sebaliknya. Sedangkan
Atur Grafik dan pembelokan kurva biru (garis
sesuiakan dengan nilai d vertikal) terjadi karena adanya beda
dan lapisan. Sebagai catatan, dalam
mengatur kurva ini, nilai harus
sesuai dengan hasil olahan data
excel (dalam data ini 495-1302) dan
Buat profil
nilai d (kedalaman) maksimal 1/5
dari AB.
5. Tahap selanjutnya adalah membuat
Analisis data. profil kedalaman berdasarkan nilai
bacaan tabel nilai , h, d. Sesuaikan
nilai resistivitas () dengan tabel
Selesai nilai resistivitas batuan, sehingga
didapat litologi penyusun lapisan
tersebut.
Gambar 4. Diagram Alir 6. Selanjutnya analisis data, apakah
keadaan bawah permukaan sudah
1. Pada tahap awal penelitian ini sesuai regional, dan keadaan sekitar
diberikan data mentah berupa nilai telitian. Apakah hal yang dicari ada
AB/2, MN/2 (perubahan jarak atau tidak, misal intrusi atau akuifer.
elektroda), I (arus listrik), V (beda
potensial) dalam bentuk Excel 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
sejumlah tujuh belas titik dimana
tiap plug berbeda data.
2. Selanjutnya data ini diolah, yaitu
mencari nilai R (tahanan listrik), K
(faktor geometri), (nilai
resistivitas), dan MN (spasi eletroda
potensial). Rumus dapat dilihat pada
dasar teori.
3. Tahap selanjutnya yaitu
menginputkan data hasil olahan
excel pada sofware IP2Win. Data
yang dimasukkan hanya MN, AB/2,
dan pada tabel dengan cara klik
new-paste in table, maka akan
muncul data berupa titik-titik, klik Gambar 5. Kurva IP2Win
yes dan save file.
4
Berdasarkan nilai terdapat
beberapa kesamaan antara litologi satu
dengan lainnya, sehingga perlu kita lihat
asosiasi, dengan batuan sekitar, regional,
karakteristik batuan itu sendiri.
Secara kualitatif dapat
diinterpretasikan pada lapisan pertama
dan kedua dengan kedalaman 0-2m
berupa lava, bisa akibat aktivitas gunung
api. Nilai resistivitas sangat dipengaruhi
oleh riginitas batuan, semakin rigid maka
semakin besar pula nilai resisivitasnya.
Sesuai range kuarsa yang tinggi pula
mengidentifikasi bahwa lava ini bersifat
asam-intermediet
Lapisan ketiga dengan kedalaman
mencapai 2-5meter berupa limestone,
Gambar 6. Tabel Nilai , h, dan d melihat penurunan kurva secara
signifikan. Dapat terjadi akibat
Berdasarkan kurva dan tabel pada batugamping memiliki lapies (lubang-
IP2Win diketahui pada kedalaman dua lubang) sebagai porositas yang terisi oleh
puluh meter terdapat enam lapisan batuan fluida.
dengan nilai resistivitas yang berbeda- Lapisan keempat pada kedalaman 5-
beda, hal ini menunjukkan lapisan yang 7,53m dengan kenaikan nilai resistivitas
berbeda kandungan mineral logam dan yang tinggi mencirikan adanya batuan
nonlogam, kandungan elektrolit (garam), yang kompak dengan kandungan kuarsa
kandungan air, porositas, permeabilitas, yang tinggi, dapat berupa lava, seperti
tekstur/kekompakan, serta suhu, yaitu intrusi batuan beku asam-intermediet.
nilai yang mempengaruhi tahanan Lapisan kelima pada kedalaman
terhadap listrik. Nilai resistivitas yang 7,53-15,8 diinterpretasikan berupa
tinggi menunjukkan konduktivitas (daya batupasir gampingan karena berada
hantar listik) yang rendah. diantara lava karena pada lapisan keenam
Pada lapisan pertama dan kedua dengan kedalaman 15,8-20m diiterpretasi
secara kuantitatif pada kedalaman 0-2m berupa lava dengan nilai resistivitas
memiliki nilai = 1302 dan = 1096, tinggi akibat rigidinitas tinggi.
pada tabel nilai resistivitas batuan sesuai Gampingan disini dimasudkan baupasir
dengan range pada lava (100-5x104) dan ini tidak mengandung kuarsa, karena
kuarsa (10-2x108) menurut Telford, 1990 pada dasarnya kuarsa akan menambah
Pada lapisan ketiga terjadi nilai resistivitas. Pada lapisan ketujuh
penurunan nilai resistivitas yang tajam telah melebihi batas kedalaman
mencapai = 496, menurut Telford, 1990 maksimal, yaitu dua puluh meter serta
sesuai dengan nilai resistivitas sandstone tidak diketahui batas kemenerusan secara
(50-500), limestone (100-500), lava (100- vertikal sehingga tidak dapat dibuat
5x104), dan kuarsa (10-2x108). Pada profil kedalamannya.
lapisan keempat nilai resistivitas kembali Jika benar lava ini merupakan suatu
meningkat dengan = 825 sesuai dengan tubuh intrusi , maka akan ditemukan
lava (100-5x104) dan kuarsa (10-2x108) batuan metamorf seperti hornfels, kuarsit
menurut Telford, 1990. dari batupasir, ataupun marmer ubahan
Lapisan kelima mengalami dari batugamping. Susunan lapisan ini
penurunan nilai resistivitas dengan = tercermin dalam profil.
500, sedangkan pada lapisan keenam
nilai resistivitas kembali mengalami
fluktuasi dengan = 1087.
5
PROFIL KEDALAMAN
4. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
http://robophysic7.blogspot.com/2012/05
/geolistrik-konfigurasi-
schlumberger.html
http://arifpanduwinata.blogspot.com/201
2/06/metode-tahanan-jenis-
geolistrik.html