Anda di halaman 1dari 6

METODE GEOLISTRIK

METODE RESISTIVITAS KONFIGURASI

TARA SHINTA DEWI


111.120.004
Program Studi Teknik Geologi, Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Yogyakarta
Jalan SWK 104 Condongcatur Yogyakarta
m.tara.lauw@gmail.com

INTISARI
Geolistrik adalah salah satu metode geofisika yang memanfaatkan sifat aliran
listrik di dalam bumi, geolistrik ada yang bersifat aktif dan pasif. Metode geolistrik
resistivitas merupakan metoda aktif dengan meninjeksikan arus listrik ke dalam bumi
untuk mengetahui sifat resistivitas pada suatu lapisan batuan di dalam bumi dengan
menggunakan konfigurasi Schlumberger yang memiliki jangkauan paling dalam
dibandingkan konfigurasi yang lain dimana jarak elektroda potensial dibuat tetap, tetapi
jarak antara elektroda arus diubah-ubah untuk memperoleh banyak informasi tentang
bagian dalam bawah permukaan tanah. Dalam penelitian ini digunakan software IP2Win
untuk pengolahan data yang didapat. Dari hasil pengolahan data terlihat bahwa daerah
telitian memiliki kedalaman lapisan sekitar dua puluh meter dengan enam lapisan batuan,
diindikasi berdasarkan nilai resistivitas batuan tersusun atas tanah kering, batugamping,
batupasir, dan lava berdasarkan klasifikasi Telford, 1990, Astier; 1971, Mori, 1993 Dan
Roy, E.H., 1984.

Kata kunci : Konfigurasi Schlumberger, Resistivitas, , IP2Win, Geolistrik

1. PENDAHULUAN tekstur/kekompakan batuan, serta


suhu/temperatur.
Geofisika merupakan ilmu yang
mempelajari bumi dengan pendekatan 2. DASAR TEORI
fisika, dimana dalam geofisika dikenal
beberapa metoda, antara lain: metoda Geolistrik resistivity merupakan
gravity, metoda magnetik, metoda listrik, metode geolistrik yang mempelajari sifat
metoda seismik. resistivitas (tahanan jenis) listrik dari
Setiap metoda memiliki kelebihan lapisan batuan di dalam bumi
dan kekurangannya masing-masing dan (Hendrajaya dan Idam, 1990). Pada
sebagai geologist, perlu mengetahui metode ini arus listrik diinjeksikan ke
bagaimana pembacaan dan pengolahan dalam bumi melalui dua buah elektroda
data, sehingga hasil olahan data tersebut arus dan dilakukan pengukuran beda
dapat membantu pekerjaan eksplorasi. potensial melalui dua buah elektroda
Metoda geolistrik resistivity potensial. Dari hasil pengukuran arus dan
memanfaatkan sifat ketahanan batuan beda potensial listrik akan dapat dihitung
terhadap listrik, yang dipengaruhi oleh variasi harga resistivitas pada lapisan
nilai-nilai seperti kandungan mineral permukaan bumi di bawah titik ukur
logam dan nonlogam, kandungan (Sounding point) (Apparao, 1997). Pada
elektrolit (garam), kandungan air, metode ini dikenal banyak konfigurasi
porositas batuan, permeabilitas batuan, elektroda, yaitu : konfigurasi Wenner,

1
konfigurasi Schlumberger, konfigurasi peralatan arus yang memepunyai
Wenner-Schlumberger, konfigurasi tegangan listrik DC yang sangat tinggi.
Dipol-dipol, Rectangle Line Source dan Keunggulan konfigurasi
sistem gradien 3 titik (Hendrajaya dan schlumberger adalah kemampuan untuk
Idam, 1990). mendeteksi adanya sifat tidak homogen
Berdasarkan pada tujuan lapisan batuan pada permukaan yaitu
penyelidikan metode ini dibagi menjadi membandingkan nilai resistivitas semu
dua yaitu mapping dan sounding. Metode ketika terjadi perubahan jarak elektroda
resistivitas mapping merupakan metode MN/2 (Anonim, 2007a)
resistivitas yang bertujuan mempelajari Parameter yang diukur yaitu : jarak
variasi resistivitas lapisan bawah antar stasiun dengan elektroda- elektroda
permukaan secara horisontal. Sedangkan (AB/2 dan MN/2), arus (I), dan beda
metode resistivitas sounding bertujuan potensial (V). Parameter yang dihitung
mempelajari variasi resistivitas batuan di yaitu : tahanan jenis(R) dan factor
bawah permukaan bumi secara vertikal. Geometri (k).(Asisten Geofisika, 2006).
Pada metode ini, pengukuran pada suatu Factor geometri (k) dapat dicari dengan
titik sounding dilakukan dengan jalan rumus :
mengubah-ubah jarak elektroda.
Pengubahan jarak elektroda ini tidak
dilakukan secara sembarang, tetapi mulai
jarak elektroda kecil kemudian membesar
secara gradual. Jarak elektroda ini
sebanding dengan kedalaman lapisan
batuan yang terdeteksi. Dari kedalaman
lapisan batuan yang terdeteksi, akan
diperoleh ketebalan dan resistivitas
masing-masing lapisan batuan.
Konfigurasi elektoda yang sering
digunakan dalam teknik sounding yaitu
konfigurasi Schlumberger.

Secara umum factor geometri untuk


konfigurasi Schlumberger adalah sebagai
berikut :
AB2 MN2
k = 4MN
Dimana :
Gambar 1. Rangkaian elektroda konfigurasi : Resistivitas Semu
Schlumberger 0 : Titik yang diukur secara
sounding
Keterangan : R1 = R4 AB : Spasi Elektroda Arus (m)
Adapun kelemahan dari MN : Spasi Elektroda Potensial (m),
konfigurasi schlumberger adalah dengan syarat bahwa MN < 1/5
pembacaan tegangan pada elektroda MN AB (menurut Schlumberger)
lebih kecil terutama ketika jarak AB yang k : Faktor Geometri
relative jauh, sehingga diperlukan alat
ukur multimeter yang mempunyai Berdasarkan Sunaryo, dkk
karakteristik High Impedance dengan (2003) resistivitas semu (a) pada
mengatur tegangan minimal 4 digit atau 2 pengukuran resistivitas secara umum
digit dibelakang koma, atau dengan cara dengan cara menginjeksikan arus
kedalam tanah melalui 2 elektroda arus

2
(C1 dan C2). Dan mengukur hasil beda Jenis Tingkat
potensial yang ditimbulkannya pada 2 Batuan/Tanah/Air Resistivitas
elektroda potensial (P1 dan P2). Dari (m)
data harga arus (I) dan beda potensial Clay/lempung 1-100
(V), dapat dihitung nilai resistivitas semu
(a) sebagai berikut : Silt/lanau 10-200

Marls/batulumpur 3-70
Resistivitas ditentukan dari suatu Kuarsa 10-2x108
tahanan jenis semu yang dihitung dari
pengukuran perbedaan potensi antar Sandstone/BatuPasir 50-500
elektroda yang ditempatkan dibawah
permukaan. Pengukuran suatu beda Limestone/Batukapur 100-500
potensial antara dua elektroda seperti
pada gambar dibawah ini sebagai hasil Lava 100-5x104
dua elektroda lain pada titik C yaitu
tahanan jenis dibawah permukaan tanah Air tanah 0,5-300
dibawah elektroda (Todd.D.K.1959).
Air laut 0,2

Breksi 75-200

Andesit 100-200

Tufa vulkanik 20-100

Konglomerat 2x103-104
Gambar 2. Siklus Elektrik Determinasi

Resistivitas dan Lapangan Elektrik Untuk METODOLOGI


Stratum Homogeneus permukaan bawah Penelitian ini dilaksanakan pada
tanah. (Todd, D.K, 1959). praktikum geofisika pada hari Jumat, 9
Titik pengukuran konfigurasi mei 2014 pukul 16.00 di Laboratorium
Schlumberger dapat dilihat pada gambar Geofisika. Data mentah hasil lapangan
berikut ini : telah diberikan sebelumnya berupa nilai
AB/2, MN, I, dan V dalam bentuk excel
untuk diolah selanjutnya. Dalam
pengolahan data ini diberikan waktu
kurang lebih dua pekan sampai
menghasilkan paper hasil pengerjaan
data. Berikut diagram alir pengerjaan
analisis data metode geolistrik dengan
konfigurasi Schlumberger menggunakan
sofware IP2Win.
Gambar 3. Titik sounding konfigurasi
Schlumberger Diagram Alir
Nilai Resistivitas Dari Berbagai Tipe
Batuan (Telford, 1990; Astier; 1971,
Mori, 1993)

3
4. Setelah muncul kurva hasil bacaan
data input atur kurva merah agar
Mulai sebisamungkin berhimpit dengan
kurva hitam. Kurva merah memiliki
tingkat elastisitas tertentu, sehingga
Ms.Excel
sulit untuk dapat benar-benar
berhimpit dengan kurva hitam.
Menghitung nilai R dan Untuk mengatur kurva dapat
Rho dilakukan dengan menambah (split)
dan mengurangi (join) jumlah
lapisan. Garis horizontal kurva biru
Masukkan Data dalam merupakan banyaknya lapisan
software IP2Win dimana kurva yang tinggi
menunjukkan nilai resistivitas yang
tinggi dan sebaliknya. Sedangkan
Atur Grafik dan pembelokan kurva biru (garis
sesuiakan dengan nilai d vertikal) terjadi karena adanya beda
dan lapisan. Sebagai catatan, dalam
mengatur kurva ini, nilai harus
sesuai dengan hasil olahan data
excel (dalam data ini 495-1302) dan
Buat profil
nilai d (kedalaman) maksimal 1/5
dari AB.
5. Tahap selanjutnya adalah membuat
Analisis data. profil kedalaman berdasarkan nilai
bacaan tabel nilai , h, d. Sesuaikan
nilai resistivitas () dengan tabel
Selesai nilai resistivitas batuan, sehingga
didapat litologi penyusun lapisan
tersebut.
Gambar 4. Diagram Alir 6. Selanjutnya analisis data, apakah
keadaan bawah permukaan sudah
1. Pada tahap awal penelitian ini sesuai regional, dan keadaan sekitar
diberikan data mentah berupa nilai telitian. Apakah hal yang dicari ada
AB/2, MN/2 (perubahan jarak atau tidak, misal intrusi atau akuifer.
elektroda), I (arus listrik), V (beda
potensial) dalam bentuk Excel 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
sejumlah tujuh belas titik dimana
tiap plug berbeda data.
2. Selanjutnya data ini diolah, yaitu
mencari nilai R (tahanan listrik), K
(faktor geometri), (nilai
resistivitas), dan MN (spasi eletroda
potensial). Rumus dapat dilihat pada
dasar teori.
3. Tahap selanjutnya yaitu
menginputkan data hasil olahan
excel pada sofware IP2Win. Data
yang dimasukkan hanya MN, AB/2,
dan pada tabel dengan cara klik
new-paste in table, maka akan
muncul data berupa titik-titik, klik Gambar 5. Kurva IP2Win
yes dan save file.

4
Berdasarkan nilai terdapat
beberapa kesamaan antara litologi satu
dengan lainnya, sehingga perlu kita lihat
asosiasi, dengan batuan sekitar, regional,
karakteristik batuan itu sendiri.
Secara kualitatif dapat
diinterpretasikan pada lapisan pertama
dan kedua dengan kedalaman 0-2m
berupa lava, bisa akibat aktivitas gunung
api. Nilai resistivitas sangat dipengaruhi
oleh riginitas batuan, semakin rigid maka
semakin besar pula nilai resisivitasnya.
Sesuai range kuarsa yang tinggi pula
mengidentifikasi bahwa lava ini bersifat
asam-intermediet
Lapisan ketiga dengan kedalaman
mencapai 2-5meter berupa limestone,
Gambar 6. Tabel Nilai , h, dan d melihat penurunan kurva secara
signifikan. Dapat terjadi akibat
Berdasarkan kurva dan tabel pada batugamping memiliki lapies (lubang-
IP2Win diketahui pada kedalaman dua lubang) sebagai porositas yang terisi oleh
puluh meter terdapat enam lapisan batuan fluida.
dengan nilai resistivitas yang berbeda- Lapisan keempat pada kedalaman 5-
beda, hal ini menunjukkan lapisan yang 7,53m dengan kenaikan nilai resistivitas
berbeda kandungan mineral logam dan yang tinggi mencirikan adanya batuan
nonlogam, kandungan elektrolit (garam), yang kompak dengan kandungan kuarsa
kandungan air, porositas, permeabilitas, yang tinggi, dapat berupa lava, seperti
tekstur/kekompakan, serta suhu, yaitu intrusi batuan beku asam-intermediet.
nilai yang mempengaruhi tahanan Lapisan kelima pada kedalaman
terhadap listrik. Nilai resistivitas yang 7,53-15,8 diinterpretasikan berupa
tinggi menunjukkan konduktivitas (daya batupasir gampingan karena berada
hantar listik) yang rendah. diantara lava karena pada lapisan keenam
Pada lapisan pertama dan kedua dengan kedalaman 15,8-20m diiterpretasi
secara kuantitatif pada kedalaman 0-2m berupa lava dengan nilai resistivitas
memiliki nilai = 1302 dan = 1096, tinggi akibat rigidinitas tinggi.
pada tabel nilai resistivitas batuan sesuai Gampingan disini dimasudkan baupasir
dengan range pada lava (100-5x104) dan ini tidak mengandung kuarsa, karena
kuarsa (10-2x108) menurut Telford, 1990 pada dasarnya kuarsa akan menambah
Pada lapisan ketiga terjadi nilai resistivitas. Pada lapisan ketujuh
penurunan nilai resistivitas yang tajam telah melebihi batas kedalaman
mencapai = 496, menurut Telford, 1990 maksimal, yaitu dua puluh meter serta
sesuai dengan nilai resistivitas sandstone tidak diketahui batas kemenerusan secara
(50-500), limestone (100-500), lava (100- vertikal sehingga tidak dapat dibuat
5x104), dan kuarsa (10-2x108). Pada profil kedalamannya.
lapisan keempat nilai resistivitas kembali Jika benar lava ini merupakan suatu
meningkat dengan = 825 sesuai dengan tubuh intrusi , maka akan ditemukan
lava (100-5x104) dan kuarsa (10-2x108) batuan metamorf seperti hornfels, kuarsit
menurut Telford, 1990. dari batupasir, ataupun marmer ubahan
Lapisan kelima mengalami dari batugamping. Susunan lapisan ini
penurunan nilai resistivitas dengan = tercermin dalam profil.
500, sedangkan pada lapisan keenam
nilai resistivitas kembali mengalami
fluktuasi dengan = 1087.

5
PROFIL KEDALAMAN
4. KESIMPULAN

Berdasarkan perhitungan nilai R, K,


dan pada Excel, analisis kurva h, d,
dengan IP2Win, maka didapatkan hasil
bahwa pada kedalaman maksimal dua
puluh meter terdapat enam lapisan batuan
yang memiliki nilai nilai resistivitas
antara 496-1302 m dengan ketebalan
yang bervariasi antara 0,9-8,29 m yang
tersusun oleh lava, batugamping, dan
batupasir gampingan (disesuaikan
dengan tabel resistivitas batuan menurut
Telford, 1990). Sebagai catatan bahwa
lapisan batuan ini sifatnya hipotesa,
sehingga dapat berubah jika ditemukan
bukti-bukti pendukung, misalnya batuan
metamorf (hornfels) sebagai bukti intrusi
dangkal.

DAFTAR PUSTAKA

http://robophysic7.blogspot.com/2012/05
/geolistrik-konfigurasi-
schlumberger.html
http://arifpanduwinata.blogspot.com/201
2/06/metode-tahanan-jenis-
geolistrik.html

Gambar 7. Pofil Kedalaman

Anda mungkin juga menyukai