Disusun Oleh :
Kelas : K2
NIM/BP : 54578/2010
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru adalah jabatan profesi, untuk itu seorang guru harus mampu melaksanakan
tugasnya secara profesional. Seseorang dianggap profesional apabila mampu mengerjakan
tugasnya dengan selalu berpegang teguh pada etika kerja, independent (bebas dari tekanan
pihak luar), cepat (produktif), tepat (efektif), efisien dan inovatif serta didasarkan pada
prinsip-prinsip pelayanan prima yang didasarkan pada unsur-unsur ilmu atau teori yang
sistematis, kewenangan profesional, pengakuan masyarakat dan kode etik yang regulatif.
Definisi yang kita kenal sehari-hari adalah bahwa guru merupakan orang yang harus digugu
dan ditiru, dalam arti orang yang memiliki charisma atau wibawa hingga perlu untuk ditiru
dan diteladani. Sedangkan menurut Jean D. Grambs dan C. Morris Mc Clare dalam
Foundation of Teaching, An Introduction to Modern Education, hlm. 141: teacher are those
persons who consciously direct the experiences and behavior of an individual so that
education takes places. (Guru adalah mereka yang secara sadar mengarahkan pengalaman
dan tingkah laku dari seseorang individu hingga dapat terjadi pendidikan).
Guru sebagai pendidik merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan.
Itulah sebabnya setiap perbincangan mengenai pembaruan kurikulum, pengadaan alat-alat
belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan oleh usaha pendidikan,
selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukkan betapa signifikan (berarti penting) posisi
guru dalam dunia pendidikan. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Bab XI Pasal
39 Ayat 2). Guru sebagai seorang tenaga kependidikan yang professional berbeda
pekerjaannya dengan yang lain, karena ia merupakan suatu profesi, maka dibutuhkan
kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan tugas dan fungsinya (Tabrani Rusyan,
1990: 5). Dengan demikian guru adalah seseorang yang professional dan memiliki ilmu
pengetahuan, serta mengajarkan ilmunya kepada orang lain, sehingga orang tersebut
mempunyai peningkatan dalam kualitas sumber daya manusianya.
Jabatan guru merupakan jabatan profesional yang harus memenuhi standar kualifikasi
tertentu. Guru sebagai suatu profesi kependidikan menuntut kompetensi professional terhadap
para guru, yang mana menimbulkan persyaratan sertifikasi dan pengalaman yang luas yang
diperoleh dari institusi pendidikan guru dan program pendidikan guru yang bermutu, relefan
dengan kebutuhan lapangan dan berlangsung secara bersinambungan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
PEMBAHASAN
Jabatan fungsional guru adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup,
tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang diduduki oleh Pegawai Negeri
Sipil. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional
Pegawai Negeri Sipil dan Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun
Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil antara lain dinyatakan bahwa untuk meningkatkan
profesionalisme dan pembinaan karir Pegawai Negeri Sipil perlu ditetapkan aturan tentang
Jabatan Fungsional Pegawai Negeri.
1. Guru kelas, jika ia mempunyai tugas untuk mengajarkan sebagian besar mata
pelajaran di satu kelas saja, dan ia tidak mengajar di kelas yang lainnya.
2. Guru mata pelajaran, jika ia hanya memiliki tugas untuk mengajarkan satu mata
pelajaran saja.
3. Guru bimbingan dan konseling, yakni guru yang diberi tugas untuk memberikan
bimbingan bagi peserta didik, baik dalam menghadapi kesulitan belajar maupun untuk
memilih karier di masa depan yang sesui dengan bakat dan minatnya.
4. Guru pustakawan, yakni guru yang selain memiliki tugas utamanya, ia diberi tugas
tambahan lain untuk mengurus perpustakaan sekolah.
5. Guru ekstrakulikuler, yakni guru yang diberi tugas tambahan lain
sebagai pembimbing kegiatan ekstrakurikuler, seperti pembinaan pramuka,
pembinaaan olah raga, pembinaan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), seni musik, seni
tari, dan lain sebagainya.
Profesionalisme adalah, sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk
komitmen pemangku profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan
kualitas profesionalnya.
Profesionalitas, adalah sebutan terhadap kualitas sikap para anggota profesi terhadap
profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki.
Guru profesional adalah guru yang memiliki keahlian, tanggung jawab, dan rasa
kesejawatan yang didukung oleh etika profesi yang kuat.
Pengajaran bahasa Inggris tidak terlepas dari teori-teori belajar yang ada. Teori
belajar itu sendiri tidak statis, tetapi selalu berkembang. Perkembangan-perkembangan inilah
yang harus selalu disimak oleh guru bahasa Inggris, agar ia dapat memperbaiki cara-cara
mengajarnya, bila cara yang digunakannya ternyata tidak sesuai lagi dengan tuntutan dan
tujuan pengajaran bahasa Inggris. Dengan merinci komponen definisi belajar, peneliti dapat
memperoleh definisi seperti yang dilakukan dengan bahasa, ranah penelitian dan
penyelidikan
(Brown, 2000: 7):
a) learning is acquisition or getting; b) learning is retention of information or skill; c)
retention implies storage systems, memory, and cognitive organization; d)learning involves
active, conscious focus on and acting upon event outside or inside the organism; e) learning
is relatively permanent but subject to forgetting; f) learning involves some form of practice,
perhaps reinforced practice; g) learning is a change in behavior.
Konsep ini juga dapat memberikan jalan untuk sejumlah sub bidang di dalam disiplin
psikologi: proses pemerolehan, persepsi, sistem memori (penyimpanan), mengingat, gaya dan
strategi belajar yang disadari dan yang tidak disadari, theories of forgetting, penambahan,
peranan latihan. Setiap bagian kecil konsep belajar dengan sangat cepat menjadi sama
rumitnya dengan konsep bahasa.
Sebelumnya pembelajar bahasa Inggris membawa semua ini dan lebih bervariasi
menjadi bermain dalam belajar bahasa Inggris. Bruner (Brown, 1987: 7) mengemukakan
bahwa teori mengajar seharusnya memiliki ciri-ciri berikut ini:
a) the experiences which most effectively implant in the individual a predisposition toward
learning; b) the ways in which a body of knowledge should be structured so that it can be
most readily grasped by the learner; c) the most effective sequences in which to present the
materials to be learned; and d) the nature and pacing of rewards and punishments in the
process of learning and teaching.
Paling tidak tiga dari ciri-ciri tersebut cukup memberikan petunjuk untuk masalah
pelajaran itu sendiri dan teori belajar sebelum teori mengajar dapat dibentuk. Tujuannya
adalah untuk memfokuskan pada masalah pelajaran secara umum, bahasa, dan proses belajar
sebagai batu fondasi penting untuk membangun teori mengajar. Perkembangan juga
menyebabkan adanya polarisasi dalam teori. Pengkajian terhadap teori belajar akan
memberikan alternatif kepada guru, langkah yang bagaimana yang harus mereka ambil, yang
dirasakan paling cocok bagi para siswanya maupun bagi dirinya. Perbedaan pendapat atau
polarisasi di atas memberikan wawasan-wawasan baru kepada guru mengenai hal-hal yang
tidak pernah terpikirkan olehnya.
Ide-ide yang bertentangan dalam teori belajar dipelajari tidak untuk memihak pada
salah satu, tetapi untuk dapat diambil kebenaran-kebenarannya dalam usaha memperbaiki
teknik pengajaran bahasa pada umumnya, dan pengajaran bahasa Inggris khususnya.
Perbedaan pendapat ini juga telah mendorong pihak-pihak tertentu untuk mengetahui apa
sebenarnya yang terjadi selama proses belajar bahasa Inggris berlangsung.
Guru bermakna sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur
pendidikan formal. Sejalan dengan itu, guru memiliki peran yang bersifat multi fungsi, lebih
dari sekedar yang tertuang pada produk hukum tentang guru, seperti UU No. 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen dan PP No. 74 tentang Guru. Mujtahid (2010) mengemukakan
bahwa guru berperan sebagai perancang, penggerak, evaluator, dan motivator dideskripsikan
seperti berikut ini :
Guru sebagai perangcang yaitu menyusun kegiatan akademik atau kurikulum dan
pembelajaran, menyusun kegiatan kesiswaan, menyusun kebutuhan sarana prasarana dan
mengestimasi sumber-sumber pembiayaan operasional sekolah, serta menjalin hubungan
dengan orangtua, masyarakat, pemangku kepentingan dan instansi terkait.
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta
didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi
tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa dan disiplin, dan menanamkan disiplin
guru harus memulai dari dirinya sendiri, dalam berbagai tindakan dan perilakunya.
Guru yang memahami fungsi dan tugasnya tidak hanya sebatas dinding sekolah saja,
tetapi juga sebagai penghubung sekolah dengan masyarakat yang juga memiliki beberapa
tugas menurut Rostiyah (dalam Djamarah, 2000 : 36) mengemukakan bahwa fungsi dan tugas
guru profesional adalah :
1. Guru selalu membuat perencanaan mengajar yang konkret dan rinci yang digunakan
sebagai pedoman dalam KBM. Ini sebenarnya sudah biasa dilakukan guru, karena
sekalipun format berubah-ubah, pada prinsipnya persiapan mengajar guru sudah
diwajibkan sejak lama. Saat ini tinggal melakukan berbagai adaptasi saja dari
perubahan yang diinginkan.
2. Guru berusaha menempatkan siswa sebagai subyek belajar, guru sebagai pelayan,
fasilitator, dan mitra siswa agar siswa dapat mengalami proses belajar bermakna.
Ketika guru memposisikan diri sebagai mitra belajar siswa merupakan hal baru,
karena Selama ini guru adalah sebagai pusat perhatian siswa. Guru masih sebagai
orang sumber belajar utama, dan ada anggapan bahwa guru harus tahu semuanya.
Untuk sekolah di pedesaan, guru masih sebagai figure sentral dalam KBM, bahkan
dipandang sebagai tokoh masyarakat. Mungkin sedikit agak berbeda dengan guru di
perkotaan, karena para siswa memiliki sumber belajar yang lebih bervariasi dan
teknologi informasi menjadi pilihan alternative, maka peran guru sebagian sudah
dapat digantikan oleh teknologi informasi tersebut.
3. Guru dapat bersikap kritis, teguh, dalam membela kebenaran dan bersikap inovatif.
Untuk dapat bersikap kritis, guru dituntut memiliki pengetahuan yang cukup,
menguasai subtansi materi pelajaran dengan baik, memiliki motifasi luas tentang
pendidikan dan kehidpan masyarakat, serta memahami arah dan kebijakan politik
pendidikan yang terus berubah sesuai dengan tuntutan zamannya.
4. Guru juga bersikap dinamis dalam mengubah pola pembelajaran (peran siswa, peran
guru, dan gaya mengajarnya). Peran siswa digeser dari citra konsumen gagasan
(menyalin, mendengar, menghafal, mencatat) menjadi citra produsen atau
pembangun gagasan (bertanya, meneliti, menganalisis, mengarang, menulis kisah
sejarah).
5. Guru juga berani meyakinkan pihak lain (kepala sekolah, orangtua, dan masyarakat)
tentang rancangan inovasi yang akan dilakukan, dengan argumentasi logis-kritis.
Untuk dapat melakukan itu, guru harus belajar secara terus menerus, agar dapat
memiliki pengetahuan yang komprehensif, sehingga langkah inovasi merupakan
bagian dari sikap kritis terhadap tuntutan perubahan.
6. Guru harus kreatif membangun dan menghasilkan karya pendidikan seperti : tulisan
ilmiah, pembuatan alat bantu belajar, menganalisis bahan ajar, organisasi kelas dsb.
Proses kreatif seperti ini berjalan secara simultan dengan proses pembelajaran.
Kreatifitas harus dapat menunjang keefektifan pembelajaran.
E. Tanggung jawab yang ada pada Guru Bahasa Inggris Fungsional dan Profesional
Terdiri dari kemampuan inteligensi, sikap, dan prestasi dalam bekerja. Ditunjukkan dengan
tinggi rendahnya nilai hasil tes penguasaan materi pelajaran.
Ditunjukkan juga dengan upaya untuk selalu memperkaya dan meremajakan pengetahuan
yang dimiliki.
Upaya guru utk mentransformasikan kemampuan profesional yang dimiliki ke dalam proses
pembelajaran. Ditunjukkan oleh penguasaan keahlian ( dalam menguasai materi, penggunaan
bahan, pengelolaan kbm, upaya memperkaya dan meremajakan kemampuan dalam
pengembangan program pengajaran).
Guru yang bermutu ialah mereka yg dapat membelajarkan murid-muridnya dengan tuntas dan
benar. Diperlukan keahlian, baik dlm penguasaan secara tuntas disiplin ilmu yg diajarkan,
metodologi, dan pendekatan pembelajaran. Kesesuaian guru mengajar dengan bidang studi
atau keahlian yang dimilikinya merupakan prasyarat yg mutlak dalam menilai seorang guru
yg bermutu dan profesional.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru
dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat tertentu,
tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, surau, mushala, rumah,
dan sebagainya (Syaiful Bahri Djamarah, 2000: 31). Guru Bahasa Inggris harus mempunyai
tanggung jawab fungsional dan profesional. Guru fungsional berarti guru yang telah
diberikan tanggung jawab secara tunjangan, dan guru tersebut harus bisa menjalankan
perannya sebagai tenanga pengajar dan pendidik secara profesional.
Peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar yaitu sebagai fasilitator, informator,
pembimbing, korektor, inspirator, organisator, inisator, demonstrator, pengelolaan kelas,
mediator, dan supervisor.
1. Menguasai kurikulum
2. Menguasai materi semua mata pelajaran
3. Terampil menggunakan multi metode pembelajaran
4. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugasnya
5. Memiliki kedisiplinan dalam arti yang seluas-luasnya
6. Memiliki fisik yang sehat
7. Mempunyai mental atau keperibadian yang baik
8. Menguasai keilmiahan atau pengetahuan yang luas
9. Mempunyai keterampilan yang baik
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Soetjipto & Raflis Kosasi. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta
http://www.infodiknas.com/makalah-peran-fungsi-dan-karakteristik-guru-professional.html
diakses 1 Juni 2013
http://penilaian-kinerja-guru.blogspot.com/2012/01/ciri-ciri-guru profesional.html diakses 1
Juni 2013
http://gurukreatif.wordpress.com/ diakses 1 Juni 2013
http://www.psb-psma.org/content/blog/5459-petunjuk-teknis-pelaksanaan-jabatan-
fungsional-guru-dan-angka-kreditnya diakses 1 Juni 2013