Ks Samporna
Ks Samporna
PROFIL PERUSAHAAN
SEJARAH SAMPOERNA
PRODUKSI ROKOK
Dari lahan Pertanian Hingga Pabrik .Setelah dipanen dan dikeringkan, tembakau dan
cengkeh dibawa ke lokasi pabrik. Tembakau biasanya disimpan hingga selama 3 tahun dalam
lingkungan terkontrol untuk membantu meningkatkan cita rasanya. Cengkeh juga melewati
proses penyimpanan serupa hingga selama satu tahun sebelum diproses menjadi cengkeh
rajang (cut clove). Tembakau yang telah disimpan akan diproses terlebih dahulu sebelum
dicampur dengan cengkeh rajangan yang telah kering, kemudian dijadikan racikan rokok yang
akan dilinting menjadi rokok. Racikan yang telah selesai, yang biasa disebut cut filler,
disimpan dalalumbung berukuran besar sebelum memasuki proses produksi rokok.
Rokok kretek dapat berupa sigaret kretek tangan (SKT) atau sigaret kretek mesin (SKM). Salah
satu keunikan industri kretek Indonesia ialah masih digunakannya metode pelintingan secara
manual dengan tangan, dimana para pekerja melinting produk rokok kretek dengan sangat cepat,
bahkan hingga dapat mencapai 350 batang per jam.
Fasilitas Linting-tangan dan Buatan mesin
Produksi sigaret kretek tangan dan sigaret kretek mesin terdiri dari tiga tahapan:
Pemrosesan daun tembakau;
Produksi rokok;
Dan pengemasan serta persiapan distribusi.
Dalam tiap tahapan produksi, pengendalian mutu yang sangat cermat memegang peranan penting
untuk memastikan bahwa setiap batang rokok dibuat dengan standar tertinggi. Setelah siap,
rokok kemudian dikemas dan dikirimkan untuk proses distri.
Visi dan Misi Sampoerna
Strength (Kekuatan )
1. Kualitas Bahan Baku
2. Menguasai pangsa pasar
3. Kredibilitas perusahaan
4. Budaya Perusahaan
5. Nilai capital yang besar
Weakness( Kelemahan)
1. Harga yang cukup mahal
2. Kurang diminatinya produk rokok kretek mild di Internasional
3. Kalahnya pangsa pasar SKM filtered dari para pesaing
4. Modalyang cukup besar untuk mengadakan event berkala.
5. Lambatnya pertumbuhan rokok Avolution
Opportunity(Peluang)
1. Masuknya Philip Morris sebagai mitra bisnis
2. Trend pasar positif untuk rokok Low Tar Low Nicotine (LTLN) diIndonesia
3. Banyaknya spot yang terdapat pada event untuk mempromosikan produk baru
4. Kemungkinan lahirnya produk baru
5. Beralihnya customer competitor ke rokok (LTLN) Sampoerna
Threath( Ancaman)
1. Regulasi dan perda mengenai anti-rokok
2. Kompetitor dari rokok jenis Mild
3. Bertambahnya competitor rokok jenis mild
4. Tingginya pajak rokok
5. Berkurangnya event yang disponsori oleh industry rokok
Strategi yang digunakan Oleh PT. Sampoerna
Blue Ocean Strategy yang digunakan PT. HM Sampoerna dalam bisnisnya dapat dilihat
dengan diluncurkannya produk A Mild. Peluncuran ini cukup mengagetkan banyak pihak,
terutama industri rokok saat itu. Hal ini disebabkan karena produk A-Mild merupakan produk
yang unik, yang tidak tergolong dalam kategori manapun, dari tiga kategori besar rokok yang ada
saat itu, yaitu sigaret keretek tangan (SKT), sigaret keretek mesin (SKM) reguler, dan sigaret
putih mesin (SPM). Melalui A-Mild PT Sampoerna Tbk mengambil langkah berani untuk
membuat sebuah kategori baru, yakni SKM mild. Sejak awal A-Mild memang sudah dirancang
untuk menjadi produk yang tidak ada duanya di pasar domestik saat itu. A-Mild merupakan
rokok rendah nikotin (Low Tar Low Nicotine) pertama di Indonesia dengan komposisi
tar/nikotin 14 mg/1.0 mg. Tidak hanya pada komposisi, Sampoerna juga melakukan perubahan
pada kemasan A-Mild dengan mengurangi isi 20 batang menjadi 16 batang. Untuk inovasi
produk A Mild dibutuhkan waktu 2 tahun untuk mempersiapkannya. Hal ini dikarenakan pada
saat itu tidak ada benchmark produk yang dapat dijadikan acuan, termasuk di pasar internasional.
Yang ada hanya berbagai survey dan riset yang melibatkan konsumen, termasuk di antaranya uji
buta yang tidak hanya dilakukan sekali, tapi beberapa kali di beberapa kota.
Tahun 1994 A-Mild mengganti motto kampanye Taste of the future dan menggantinya dengan
How low can you go. Dengan motto ini Sampoerna seolah-olah menantang konsumen untuk
berpikir ulang mengenai jenis rokok yang mereka konsumsi. Cara ini terbukti efektif karena
penjualan A-Mild naik tiga kali lipat, dari sebelumnya hanya 18 juta batang per bulan menjadi 54
juta batang per bulan. Dan seiring dengan berjalannya waktu, penjualan A-Mild pun terus naik.
Tahun 1996, A-Mild sudah menembus penjualan sebanyak 9,8 miliar batang, atau 4,59% total
penjualan rokok nasional. Di tahun 2005, rokok SKM mild sudah mengambil porsi 16,97% total
rokok nasional. Hingga kini A-Mild telah menjadi salah satu produk unggulan dari Sampoerna
dengan penguasaan pasar sekitar 50%.
Diversifikasi adalah strategi penempatan dana investasi kita ke instrumen yang berbeda-
beda.Alasan mengapa PT. HM SAMPOERNA Tbk. melakukan diversifikasi. Diversifikasi
produk adalah upaya yang dilakukan perusahaan untuk memasarkan beberapa produk yang
sejenis dengan produk yang sudah dipasarkan sebelumnya. Perusahaan melakukan diversifikasi
produk ditujukan:
untuk membuat produk tahan lebih lama,
mengarah kepada produk siap konsumsi / digunakan,
memenuhi selera, kebutuhan dan harapan konsumen,
memperluas pasar, mempermudah transportasi, menyerap tenaga kerja, member nilai tambah,
pendapatan dan lain sebagainya.
Jadi intinya PT. HM SAMPOERNA Tbk. melakukan diversifikasi produk untuk menaikan
penetrasi pasar atau membedakan produk satu dengan lainnya. Beberapa produk PT. HM
SAMPOERNA Tbk. antara lain :
I. PT Sampoerna rokok
a. Dji Sam Soe
b. A Mild
c. U Mild
d. Sampoerna Hijau
e. Avolution
f. Kraton Dalem
g. Panamas
h. Komet
i. Sampoerna Pas
j. A Flava
Kesimpulan :