BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Singkat PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan
(UPJP) Kamojang
PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan (UPJP) Kamojang
adalah Badan Usaha Milik Negara dan merupakan Objek Vital Daerah (OBVITDA) yang
mengelola Plant Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang terdiri dari 3 Unit yaitu
Unit PLTP Kamojang, Darajat, dan Gunung Salak.
UPJP Kamojang mulai beroperasi pada 22 Oktober 1982 walaupun secara resmi
Presiden Soeharto baru meresmikan operasi unit 1 pada tanggal 7 Februari 1983. Unit 2 dan
unit 3 beroperasi masing-masing pada bulan Juli dan November 1987.
Pengembangan PLTP di UPJP Darajat diselesaikan pada 1993, mulai beroperasi pada 6
Oktober 1994 diikuti dengan pembangunan PLTP di UPJP Gunung Salak yang terdiri dari unit
1 dan unit 2 yang mulai beroperasi pada tanggal 12 Maret 1994, serta unit 3 yang mulai
beroperasi pada tanggal 16 Juli 1997.
Pada awal operasinya Unit Gunung Salak 1, 2, dan 3 kapasitas yang terpasang masing
masing unit adalah 55 MW. Pada tahun 2005, masing-masing kapasitas unit ditingkatkan
menjadi 60 MW.
Panas Bumi adalah energi terbarukan yang bersih dan memiliki beberapa keunggulan;
mudah didapat secara kontinyu dalam jumlah besar, ketersediaanya tidak terpengaruh oleh
cuaca, dan bebas polusi udara karena tidak menghasilkan gas berbahaya. Lapangan panas
bumi kamojang diperkirakan memiliki potensi energi sebesar 300 MW.
Indonesia merupakan negara dengan potensi panas bumi terbesar di dunia dengan
potensi energi panas bumi sebesar 27 GW (potensi panas bumi dunia 50 GW). Potensi ini
perlu dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri dan mengurangi
ketergantungan terhadap energi fosil yang semakin menipis.
Saat ini UPJP Kamojang mengoperasikan PLTP dengan kapasitas total daya sebesar 375
MW.
PLTP Kamojang ini menempati area seluas + 126.536 m2, dikelilingi perbukitan,
dengan batas - batas sebagai berikut:
1) Sebelah Timur berbatasan dengan jalan raya kamojang.
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah perhutani III RPH Paseh dan PPA
kamojang.
3) Sebelah Barat berbatasan dengan tanah perhutani III RPH Paseh dan PPA
kamojang.
4) Sebelah Utara berbatasan dengan tanah perhutani III RPH Paseh dan PPA
kamojang.
2.4. Budaya Perusahaan, Lima Filosofi Perusahaan, dan Tujuh Nilai Perusahaan PT.
Indonesia Power (IP-HaPPPI)
2.4.1 Budaya Perusahaan
Salah satu aspek dari pengembangan sumber daya manusia perusahaan adalah
pembentukan budaya perusahaan. Unsur unsur budaya perusahaan:
1. Perilaku akan ditunjukan seseorang akibat adanya suatu keyakinan akan nilai nilai atau
filosofi.
2. Nilai adalah bagian dari budaya atau culture.
3. Perusahaan yang dirumuskan untuk membantu upaya mewujudkan budaya perusahaan
tersebut. Di Indonesia Power, nilai ini disebut dengan Filosofi Perusahaan.
4. Paradigma adalah suatu kerangka berpikir yang melandasi cara seseorang menilai sesuatu.
Budaya perusahaan diarahkan untuk membentuk sikap dan perilaku yang didasarkan pada
5 filosofi dasar dan lebih lanjut, filosofi dasar ini diwujudkan dalam tujuh nilai perusahaan
PT. Indonesia Power (IP-HaPPPI).
Jurusan Teknik Mesin Konsentrasi Konversi Energi
Universitas Brawijaya Malang 8
Laporan Kuliah Kerja Nyata Praktik (KKN-P)
PT. INDONESIA POWER
Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan (UPJP)
Kamojang
6. Pembelajar
Terus menerus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta kualitas diri yang
mencakup fisik, mental, sosial, agama, dan kemudian berbagi dengan orang lain.
7. Inovatif
Terus menerus dan berkesinambungan menghasilkan gagasan baru dalam usaha
melakukan pembaharuan untuk penyempurnaan baik proses, maupun produk dengan
tujuan peningkatan kinerja.
a. INDONESIA dan POWER ditampilkan dengan menggunakan dasar jenis huruf FUTURA
BOOK atau REGULAR dan FUTURAN BOLD menandakan font yang kuat dan tegas.
b. Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf O melambangkan TENAGA LISTRIK yang
merupakan lingkup usaha utama perusahaan.
c. Titik atau bulatan merah (red dot) diujung kilat petir merupaka simbol perusahaan yang
telah digunakan sejak masih bernama PT. PLN PJB I. Titik ini merupakan simbol yang
digunakan di sebagian besar materi komunikasi perusahaan.
GENERAL
MANAGER
AHLI TATA
KELOLA
PEMBANGKIT
MANAJER
ENGINEERING
AHLI MADYA
ENGINEERING
pasokan dari sumur produksi. Selanjutnya melalui flow meter, uap tersebut dialirkan ke Unit
1, Unit 2, dan Unit 3 melalui pipa-pipa. Uap tersebut dialirkan ke separator untuk
memisahkan zat-zat padat, silica, dan bintik-bintik air yang terbawa di dalamnya. Hal ini
dilakukan untuk menghindari terjadinya vibrasi, erosi dan pembentukkan kerak pada turbin.
Uap yang telah melewati Separator tersebut kemudian dialirkan ke Demister yang berfungsi
memisahkan butiran air dari uap panas bumi sebagai pemisah akhir.
Uap yang telah dibersihkan itu dialirkan melalui main steam valve/governor valve
menuju ke turbin. Didalam turbin, uap tersebut berfungsi untuk memutarkan double flow
condensing yang dikopel dengan generator, pada kecepatan 3000 rpm. Proses ini
menghasilkan energi listrik dengan arus 3 phase, frekuensi 50 Hz, dan tegangan 11,8 kV.
Melalui step-up transformer, arus listrik dinaikan teganganya hingga 150 kV, selanjutnya
dihubungkan secara paralel dengan sistem penyaluran Jawa-Bali (interkoneksi).
Agar turbin bekerja secara efisien, maka exhaust steam/uap bekas yang keluar dari
turbin harus dalam kondisi vakum, dengan mengkondensasikan uap dalam kondensor kontak
langsung yang dipasang di bawah turbin.
Untuk menjaga kevakuman kondenseor, gas yang tak terkondensi harus dikeluarkan
secara kontinyu oleh sistem ekstraksi gas. Gas-gas ini mengandung; CO 2 85-90%, H2S 3,5%,
dan sisanya adalah N2 dan gas-gas lainnya. Disini sistem ekstraksi gas terdiri atas first-stage
dan second-stage ejector.
Gas-gas yang tidak dapat dikondensasikan, dihisap oleh steam ejector tingkat 2 untuk
diteruskan ke aftercondenser, dimana gas-gas tersebut kemudian kembali disiram oleh air
yang dipompakan oleh primary pump. Gas-gas yang dapat dikondensasikan dikembalikan ke
kondensor, sedangkan sisa gas yang tidak dapat dikondensasikan di buang ke udara.
Exhaust steam dari turbin masuk dari sisi atas kondensor, kemudian terkondensasi
sebagai akibat penyerapan panas oleh air pendingin yang diinjeksikan lewat spray-nozzle.
Level kondensat selalu dijaga dalam kondisi normal oleh dua buah main cooling water pump
(MCWP) lalu didinginkan dalam cooling tower sebelum disirkulasikan kembali. Air yang
dipompakan oleh MCWP dijatuhkan dari bagian atas menara pendingin yang disebut kolam
air panas (hot water basin) menara pendingin. Menara pendingin berfungsi sebagai heat
exchanger (penukar kalor) yang besar, sehingga mengalami pertukaran kalor dengan udara
bebas.
Air dari menara pendingin yang dijatuhkan tersebut mengalami penurunan temperatur
dan tekanan ketika sampai di bawah, yang disebut kolam air dingin (cold water basin). Air
dalam kolam air dingin ini dialirkan ke dalam kondensor untuk mendinginkan uap bekas
memutar turbin dan kelebihannya (over flow) diinjeksikan kembali kedalam sumur yang tidak
produktif, diharapkan sebagai air pengisi atau penambah dalam reservoir, sedangkan sebagian
lagi dipompakan oleh primary pump, yang kemudian dialirkan kedalan intercondenser dan
aftercondenser untuk mendinginkan uap yang tidak terkondensasi (non-condensable gas ).
Sistem pendingin di PLTP Kamojang merupakan sistem pendingin dengan sirkulasi
tertutup dari air hasil kondensasi uap, dimana kelebihan kondensat yang terjadi direinjeksi ke
dalam sumur reinjeksi. Prinsip penyerapan energi panas dari air yang disirkulasikan adalah
dengan mengalirkan udara pendingin secara paksa dengan arah aliran tegak lurus,
menggunakan 5 fan cooling tower.
Sekitar 70% uap yang terkondensasi akan hilang karena penguapan dalam cooling
tower, sedangkan sisanya diinjeksikan kembali ke dalam reservoir. Reinjeksi dilakukan untuk
mengurangi pengaruh pencemaran lingkungan, mengurangi ground subcidence, menjaga
tekanan, serta recharge water bagi reservoir. Aliran air dari cold water basin ke kondensor
disirkulasikan lagi oleh primary pump sebagai media pendingin untuk intercooler dan
melallui after dan intercondenser untuk mengkondensasikan uap yang tidak terkondensasi di
kondensor, air kondensat kemudian dimasukkan kembali ke dalam kondensor.
Pengoperasian vent structure dapat dioperasikan dengan cara manual ataupun otomatis
(sistem remote) yang dapat dilakukan dari panel ruangan kontrol (control room).
Adapun fungsi dari vent structure adalah sebagai berikut:
a. Sebagai pengatur tekanan (agar tekanan uap masuk turbin selalu konstan),
b. Sebagai pengaman yang akan membuang uap bila terjadi tekanan lebih di steam
receiving header.
c. Membuang kelebihan uap jika terjadi penurunan beban atau unit stop.
C. Separator
Separator adalah suatu alat yang berfungsi sebagai pemisah zat zat padat, silica, bintik
bintik air, dan zat lain yang bercampur dengan uap yang masuk ke dalam separator.
Kemudian kotoran dan zat lain yang terkandung dalam uap yang masuk ke dalam separator
akan terpisah.
Separator yang dipakai adalah jenis cyclone berupa silinder tegak dimana pipa tempat
masuknya steam dirancang sedemikian rupa sehingga membentuk arah aliran sentrifugal. Uap
yang masuk separator akan berputar akibat adanya perbedaan berat jenis, maka kondensat
dan partikel partikel padat yang ada dalam aliran uap akan terpisah dan jatuh ke bawah dan
ditampung dalam dust collector sampai mencapai maksimum atau sampai waktu yang telah
ditentukan. Sedangkan uap yang lebih bersih akan keluar melalui pipa bagian atas dari
separator. Kotoran yang ada dalam dust collector di drain secara berkala baik otomatis
ataupun manual. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya korosi, erosi dan
pembentukan kerak pada turbin.
D. Demister
Demister adalah sebuah alat yang berbentuk tabung silinder yang berukuran 14.5 m 3
didalamnya terdapat kisi kisi baja yang berfungsi untuk mengeliminasi butir butir air yang
terbawa oleh uap dari sumur sumur panas bumi. Di bagian bawahnya terdapat kerucut yang
berfungsi untuk menangkap air dan partikel partikel padat lainnya yang lolos dari separator,
sehingga uap yang akan dikirim ke turbin merupakan uap yang benar benar uap yang kering
dan bersih. Karena jika uap yang masuk ke turbin tidak kering dan kotor, akan menyebabkan
terjadinya vibrasi, erosi dan pembentukkan kerak pada turbin. Uap masuk dari atas Demister
langsung menabrak kerucut, karena perbedaan tekanan dan berat jenis maka butiran air
kondensat dan partikel partikel padat yang terkandung dalam di dalam uap akan jatuh. Uap
bersih akan masuk ke saluran keluar yang sebelumnya melewati saringan terlebih dahulu dan
untuk selanjutnya diteruskan ke turbin.
Demister ini dipasang pada jalur uap utama setelah alat pemisah akhir (final separator)
yang ditempatkan pada bangunan rangka besi yang sangat kokoh dan terletak di luar gedung
pembangkit.
E. Turbin
Hampir di semua pusat pembangkit tenaga listrik memilii turbin sebagai penghasil
gerakkan mekanik yang akan diubah menjadi energi listrik melalui generator. Turbin yang
digunakan disesuaikan dengan keadaan dimana turbin tersebut digunakan. Pada sistem PLTP
Kamojang mempergunakan turbin jenis silinder tunggal dua aliran (single cylinder double
flow) yang merupakan kombinasi dari turbin aksi (impulse) dan reaksi. Yang membedakan
antara turbin aksi dan reaksi adalah pada proses ekspansi dari uapnya. Pada turbin aksi, proses
ekspansi (penurunan tekanan) dari fluida kerja hanya terjadi di dalam baris sudu tetapnya saja,
sedangkan pada reaksi proses dari fluida kerja terjadi baik di dalam baris sudu tetap maupun
sudu beratnya.
Turbin tersebut dapat menghasilkan daya listrik sebesar 55 MW per unit aliran ganda
dengan putaran 3000 rpm. Turbin ini dirancang dengan memperhatikan efisiensi, dan
performanya disesuaikan dengan kondisi dan kualitas uap panas bumi.
Adapun data teknis atau spesifikasi turbin yang digunakan di PLTP Kamojang adalah
sebagai berikut:
F. Generator
Generator adalah sebuah alat yang berfungsi untuk merubah energi mekanik putaran
poros turbin menjadi energi listrik. PLTP kamojang mempergunakan generator jenis hubung
langsung dan didinginkan dengan air, memiliki 2 kutub, 3 fasa, 50 Hz dengan putaran 3000
rpm.
Sistem penguatan yang digunakan adalah rotating brushless type AC dengan rectifier,
sedangkan tegangannya diatur dengan automatic voltage regulator (AVR). Kemampuan
generator maksimum untuk unit 1 adalah 30 MW, sedangkan untuk unit 2 dan 3 adalah 55
MW.
Generator akan menghasilkan energi listrik bolak balik sebesar 11,8 kV ketika turbin
yang berputar dengan putaran 3000 rpm mengkopel terhadap generator. Perputaran pada
generator tersebut akan menghasilkan perpotongan gaya gerak magnet yang menghasilkan
energi listrik.
Adapun data teknis atau spesifikasi dari generator yang digunakan di PLTP Kamojang
adalah sebagai berikut:
G. Transformer
Transformator utama (main transformer) yang digunakan adalah tipe ONAN dengan
tegangan 11,8 kV pada sisi primer dan 150 kV pada sisi sekunder. Tegangan output generator
11,8 kV ini kemudian dinaikkan (step-up trafo) menjadi 150 kV dan dihubungkan secara
paralel dengan sistem Jawa Bali. Kapasitas dari trafo utama adalah 70.000 kVA.
Aux. Transformer adalah trafo bantu. Trafo ini adalah trafo step-down yang nantinya
menghubungkan dengan peralatan-peralatan pemakaian sendiri pada sisi unit pembangkitan.
Adapun Aux. Transformer di PLTP kamojang terbagi dua bagian yaitu :
1. Dari sisi tegangan 11,8 kV pada sisi primer dan 6,3 kV pada sisi sekunder, untuk peralatan
swithboard, seperti : MCWP (Main Cooling Water Pump)
2. Dari sisi tegangan 6,3kV pada sisi primer dan 380/220 kV pada sisi sekunder, untuk
peralatan swithboard, seperti : JOP, BG, AOP, dll.
H. Switch Yard
Switch yard adalah perangkat yang berfungsi sebagai pemutus dan penghubung aliran
listrik yang berada di wilayah PLTP maupun aliran yang akan didistribusikan melalui sistem
interkoneksi Jawa Bali.
I. Kondensor
Kondensor adalah suatu alat untuk mengkondensasikan uap bekas dari turbin dengan
kondisi tekanan yang hampa. Uap bekas dari turbin masuk dari sisi atas kondensor, kemudian
mengalami kondensasi sebagai akibat penyerapan panas oleh air pendingin yang diinjeksikan
melalui spray nozzle. Uap bekas yang tidak terkondensasi dikeluarkan dari kondensor oleh
ejector. Ejector ini juga berfungsi untuk mempertahankan hampa kondensor pada saat operasi
normal dan membuat hampa kondensor sewaktu start awal. Air kondensat dipompakan oleh
dua buah pompa pendingin utama (Main Cooling Water Pump) ke menara pendingin (Cooling
Tower) untuk didinginkan ulang sebelum disirkulasikan kembali ke kondensor.
Pada saat sedang operasi normal, tekanan dalam kondensor adalah 0,133 bar, dan
kebutuhan air pendingin adalah 11.800 m3/jam. PLTP Kamojang menggunakan kondensor
kontak langsung yang dipasang dibawah turbin, karena kondensor kontak langsung memiliki
efisiensi perpindahan panas yang jauh lebih besar daripada kondensor permukaan, sehingga
ukuran dan biaya investasinya juga lebih kecil. Pemakaian kondensor ini sangat cocok karena
pembangkit listrik tenaga panas bumi memiliki siklus terbuka sehingga tidak diperlukan
sistem pengambilan kembali kondensat seperti yang dilakukan oleh PLTU konvesional.
K. Cooling Tower
Cooling Tower (menara pendingin) yang terpasang di PLTP Kamojang merupakan
bangunan yang terbuat dari kayu yang telah diawetkan sehingga tahan air. Terdiri dari 3 ruang
dan 3 kipas untuk unit 1, sedangkan untuk unit 2 dan 3 terdiri dari 5 ruang dengan 5 kipas
hisap paksa. Jenis yang digunakan adalah Mechanical Draught Crossflow Tower.
Air yang dipompakan dari kondensor didistribusikan kedalam bak (Hot Water Basin)
yang terdapat di bagian atas cooling tower. Bak tesebut juga dilengkapi dengan nozzle yang
berfungsi utuk memancarkan air sehingga menjadi butiran-butiran halus dan didinginkan
dengan cara kontak langsung dengan udara pendingin. Setelah terjadi proses pendinginan, air
akan turun karena gaya gravitasi untuk seterusnya menuju bak penampung air (Cool Water
Basin) yang terdapat di bagian bawah dari cooling tower dan seterusnya dialirkan ke kndensor
yang sebelumnya melewati 4 buah screen untuk menyaring kotoran kotoran yang terdapat
dalam air.
Aliran udara yang melewati tiap ruang pendingin dihisap ke atas dengan kipas hisap
paksa tipe aksial. Setiap kipas digerakkan oleh motor listrik induksi dengan perantaraan gigi
reduksi (Reduction Gear). Cooling tower dilengkapi dengan sisem pembasah (Wetting Pump
Sistem) yang gunanya untuk memompakan air dari cool water basin dan disemprotkan ke
semua bagian dari cooling tower agar kondisi kayu tetap basah.
A. Sistem 150 kV
Listrik yang dihasilkan dari PLTP Kamojang Unit 1, 2, dan 3 dengan total daya yang
dihasilkan yakni mencapai 140 MW akan dialirkan ke berbagai wilayah di pulau Jawa dan
Jurusan Teknik Mesin Konsentrasi Konversi Energi
Universitas Brawijaya Malang 28
Laporan Kuliah Kerja Nyata Praktik (KKN-P)
PT. INDONESIA POWER
Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan (UPJP)
Kamojang
Bali melalui jaringan transmisi listrik 150 kV. Tegangan sebesar 150 kV tersebut dapat
dihasilkan dengan cara menaikan tegangan 11,8 kV yang keluar dari generator dengan
menggunakan trafo utama (step up transformator) pada masingmasing unit (T21 dan T31).
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kehilangan daya pada saluran transmisi.
B. Sistem 11,8 kV
Sistem tegangan 11,8 kV merupakan hasil dari pembangkitan dari generator unit 1, unit
2, dan unit 3. Tegangan 11,8 kV ini kemudian akan dialirkan ke trafo utama stepup untuk
dinaikkan menjadi sebesar 150 kV.
C. Sistem 6,3 kV
Untuk mendapatkan tegangan sebesar 6,3 kV, dipasang beberapa transformator yaitu
transformator T8 (step-down transformator) yang menghasilkan listrik dengan tegangan 6,3
kV dari tegangan primer 150 kV. Kapasitas trafo ini adalah 7 MWA yang berfungsi untuk
menyediakan listrik pada saat start up, baik unit 1, unit 2, maupun unit3.
Trafo T22 dan T32 (step-down transformator) yang menghasilkan tegangan listrik 6,3
kV dari tegangan generator 11,8 kV. Tegangan dari kedua trafo ini akan digunakan setelah
unit beroperasi normal.
D. Sistem 380/220 V
Sistem tegangan 380/220 V, dipasang beberapa trafo yaitu trafo T5, T6, T13, T23, dan
T33 yang menghasilkan listrik dengan tegangan 380/220 V dari tegangan primer 6,3 kV. Trafo
ini digunakan untuk mensuplai peralatan-peralatan yang berkapasitas daya di bawah 380/220
V. Seperti : Motor-motor PS, dan perlatan gedung lainnya.