Anda di halaman 1dari 18

AFTER CARE

PASIEN DENGAN GAGAL TUMBUH

DISUSUN OLEH :

YURITSA SASTI PRADITA

1610221059

PEMBIMBING :

dr. Endang Prasetyowati, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UPN Veteran JAKARTA

RSUD AMBARAWA

2017
KATA PENGANTAR

Dalam kesempatan ini puji dan syukur penulis hanturkan kehadirat Allah
SWT atas rahmat, nikmat, serta hidayah Nya dalam penulisan tugas makalah
journal reading ini. Serta salawat serta salam senantiasa tercurah kepada nabi
Muhammad SAW dan keluarga nya serta para sahabat. Tugas Makalah After Care
yang berjudul Pasien Dengan Gagal Tumbuh dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dr. Endang Prasetyowati , Sp.A selaku pembimbing kepaniteraan klinik
anak RSUD Ambarawa tahun 2017.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, oleh karena itu peniliti memohon maaf yang sebesar-besar nya.
Semoga makalah yang disusun penulis ini dapat bermanfaat bagi bangsa dan
negara serta masyarakat luas pada umum nya di masa yang akan datang

Semarang, Februari 2017

Penulis
PENGESAHAN

After Care diajukan oleh

Nama : Yuritsa Sasti Pradita

NRP : 1610221059

Program studi : Kedokteran Umum

Judul skripsi : Pasien Dengan Gagal Tumbuh

Telah berhasil dipertahankan di hadapan pembimbing dan diterima sebagai syarat


yang diperlukan untuk ujian kepaniteraan klinik anak Program Studi Profesi Dkter,
Fakultas Kedokteran, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.

Pembimbing

dr. Endang Prasetyowati, Sp.A

Ditetapkan di : Semarang

Tanggal :
BAB I

PENDAHULUAN

Failure to Thrive atau yang sering disebut gagal tumbuh merupakan kondisi
pertumbuhan fisik anak yang kurang atau dampak dari ketidakmampuan mengelola
pertumbuhan. Definisi lain tentang gagal tumbuh yang juga sering disebut sebagai
Growth Deficiency yaitu interaksi antara lingkungan dengan kesehatan anak,
perkembangan dan prilaku.
Sembilan puluh lima persen dari kasus gagal tumbuh disebabkan oleh tidak
adekuatnya makanan yang tersedia atau yang dimakan dan hal ini disebabkan oleh
faktor kemiskinan. Sekitar 80% angka kejadian gagal tumbuh biasanya tampak
pada usia kurang dari 18 bulan.

Berdasarkan data riskesdas 2007 prevalensi gagal tumbuh di Indonesia


berkisar antara sekitar 20 sampai lebih dari 50 persen per propinsi dan mayoritas
propinsi lebih dari sepertiga dari anak usia 6 sampai 15 tahun terganggu
pertumbuhannya.
BAB II
IDENTITAS DAN RESUME PASIEN

1I.1 Identitas Pasien dan Keluarga


II.1.1 Identitas Pasien
Nama : An. R ajendra
Jenis Kelamin : Laki laki
Usia : 4 bulan
Alamat : Bulusari 1/1 Rejosari Kab. Semarang
Masuk RS : 16 Januari 2017
Agama : Islam

II.1.2 Identitas Kepala Keluarga

Nama : Tn. Slamet


Jenis Kelamin : Laki laki
Alamat : Bulusari 1/1 Rejosari Kab. Semarang
Pekerjaan : Pegawai swasta
Agama : Islam

II.2 Resume Penyakit dan Perkembangan Pasien

II.2.1 Resume Saat Sebelum Masuk Rumah Sakit (16 Januari 2017)

Pasien mengalami penurunan berat badan. Akhir Desember lalu berat


badannya mencapai 5000g, namun saat bulan januari diperiksa berat badannya
turun mencapai 4500g. Saat akan melakukan vaksin di puskesmas berat badannya
ditimbang kembali ternyata turun mencapai 4300g. Pasien sering menyusu tetapi
tidak pernah merasa kenyang. Dalam 1 hari bisa lebih dari 5 kali menyusui. Saat ini
pasien belum bisa tengkurap, dan hanya bisa tidur miring saja.
II.2.2 Resume Perkembangan Pasien Saat di Rumah Sakit (16-23 Januari 2017)

Keadaan umum pasien tampak baik. Berat badan naik pada saat dirawat dari
4100gr menjadi 4550 gr (T : 36,80C. RR : 43x/menit. Nadi : 140x/menit)

II.3 Edukasi Sebelum Pulang

Menjelaskan kepada keluarga tentang penyakit yang diderita anaknya


(gagal tumbuh, hipotiroid, hipospadia)
Edukasi pasien bahwa gagal tumbuhnya bisa diatasi jika pasien rutin diberi
ASI secara teratur setiap harinya dengan menggunakan NGT atau Feeding
cup
Edukasi pasien bahwa hipotiroidnya diatasi melalui batuan obat dari luar
Edukasi pasien bahwa hipospadia nya akan dikonsulkan kepada dokter
bedah untuk penanganan selanjutnya
Edukasi untuk kontrol kembali ke rumah sakit
Edukasi kepada keluarga pasien untuk memantau perkembangan pasien
Edukasi untuk ke tempat pelayanan kesehatan terdekat seperti posyandu
atau puskesmas untuk selalu mengontrol berat badannya.
BAB III

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

III.1 Profil Keluarga Yang Tinggal Satu Rumah

III.1.1 Genogram Keluarga

Keterangan :

Laki laki P Pasien

Perempuan
III.2 Denah Rumah

III.3 Edukasi saat kunjungan

Menjelaskan tentang gagal tumbuh

Edukasi tentang tumbuh kembang

Edukasi kepada keluarga pasien agar selalu menjaga nutrisi pasien dan
memperhatikan tumbuh kembang pasien yang sesuai dengan usianya

Edukasi agar hipospadianya di konsulkan kepada spesialis bedah

III.4 Faktor Pendukung Keberhasilan After Care Patient

Keluarga bersedia untuk didatangi rumahnya.


Keramahan keluarga menyambut kedatangan dokter muda.
Keluarga memperhatikan dengan baik ketika diberikan penjelasan
mengenai keadaan anaknya.
Keluarga berkeinginan dan berusaha untuk selalu mengawasi, melihat
perkembangan dan memberikan dukungan terhadap keberhasilan
pengobatan pasien
Ayah dan ibu pasien sangat memperhatikan pasien.
Tempat tinggal pasien dekat dengan sarana kesehatan

III.5 Faktor Penghambat Keberhasilan Pasien

Ibu pasien kurang memperhatikan nutrisi dari pasien

Ibu pasien kurang memperhatikan nutrisi dirinya sendiri sehingga ASI


yang keluar sedikit atau kurang berkualitas

III.6 Identifikasi Fungsi Fungsi Keluarga

III.6.1 Fungsi Biologis

Pasien adalah anak laki-laki, berusia 4 bulan, post opname gagal tumbuh.
Saat ini berat badan pasien sudah bertambah.

Keadaan Umum : tampak baik, kesadaran compos mentis


Tanda tanda vital :
Nadi : 142 kali/menit
RR : 56 kali/menit
T : 37,10C
Antropometri
BB : 6500 gr
PB : 63 cm
LK : 41 cm
LILA : 12,5 cm
LD : 40 cm
Interpretasi Status Gizi
Interpretasi :

Dari hasil grafik didapatkan garis Z-score nya dibawah 0 z-score -1.
Menurut tabel interpretasi hasilnya adalah gizi baik.

Kepala/leher : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema


palpebra (-)
Thorax :
cor : BJ I-III reguler, gallop (-), murmur (-)
pulmo : Pergerakan simetris kanan dan kiri, ronkhi (-), wheezing (-)
Abdomen : datar, bising usus (-), supel dan timpani
Ekstremitas : akral hangat, CRT <2 detik, edema (-)
Genitalia : Hipospadia

III.6.2 Fungsi Psikologis


Pasien tinggal bersama orang tua dan kakek serta neneknya dengan
jumlah anggota keluarga sebanyak 5 orang. Sehari hari, pasien masih tidur
dengan kedua orang tuanya. Pasien adalah anak pertama dan belum
mempunyai adik. Oleh karena itu, pasien sangat diperhatikan oleh kedua
orang tuanya.
III.6.3 Fungsi Ekonomi
Pasien tinggal bersama dengan kedua orang tuanya. Dengan kondisi
rumah yang tidak terlalu besar dan sudah mendapatkan listrik dan air dari
PAM.

III.6.4 Fungsi Sosial Budaya

Kedudukan keluarga pasien di tengah lingkungan sosial adalah


warga biasa. Sehari-hari pasien bermain bersama ibunya, neneknya serta
tetangganya yang sering datang ke rumah.

III.6.5 Pola Konsumsi Pasien

Ibunya mengatakan setiap kali memberikan ASI atau susu formula


120 cc setiap kali minum. Dalam sehari pasien bisa minum sampai 8 kali atau
lebih.

III.7 Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan


1I1.7.1 Faktor Perilaku
Keluarga sudah bias dalam menjaga kesehatan rumah
Pola konsumsi minuman pasien cukup baik
1I1.7.2 Faktor Non Perilaku
Sarana pelayanan kesehatan disekitar rumah pasien yag paling dekat
adalah posyandu. Selama ini pasien selalu mengontrol berat badannya di
posyandu. Sementara jarak dari rumah ke rumah sakit cukup jauh,
ditempuh kurang lebih selama 45 menit.

III.8. Identifikasi Lingkungan Rumah

Rumah pasien terletak di dalam gang , dengan sisi kanan kiri adalah
kebun. Rumah tidak tingkat,terdiri satu ruang tamu, 3 kamar, 1 kamar
mandi, 1 ruang tv, 1 dapur yang terdapat dibelakang rumah. Ruang tamu
berada didepan dengan lantai keramik. Atap ruang tamu sudah
menggunakan asbes. Lantai ruang keluarga dan rumah menggunakan
keramik sementara dapur tempat mencucinya masih tanah. Dinding rumah
dengan tembok dan di cat hanya bagian dapurnya saja yang masih
menggunakan anyaman bambu dan kayu. Depan rumah pasien terdapat 2
buah jendela besar dan beberapa lubang ventilasi yang tidak terlalu besar.
Saat masuk ke dalam rumah (di dalam ruang tamu) sinar matahari dapat
masuk ke ruang tamu dan kamar depan saja, sementara kamar belakang
tidak terdapat jendela. Air yang digunakan untuk masak dan mandi dari air
PDAM, sumber listrik dari PLN, kamar mandi 1 buah dan menggunakan
jamban leher angsa, sampah dibuang ke tempat sampah yang terletak di
depan rumah.

III.9 DIAGRAM REALITA PADA KELUARGA

Genetik Tidak ada


gangguan dari
genetik yang
diturunkan dari

Status Kesehatan
Yankes Lingkungan

Pelayanan kesehatan terjangkau


Adanya jaminan kesehatan
Perilaku
III.10 Tabel Permasalahan

Permasalahan Penyelesaaian

- Kurangnya pengetahuan - Memberikan penjelasan yang dapat diterima oleh keluarga


keluarga mengenai mengenai penyakit pasien
permasalahan pasien

- Kurangnya ASI dari ibu - Edukasi mengenai pentingnya nutrisi ibu dan disarankan
pasien untuk menggunakan multivitamin
BAB IV

KESIMPULAN PEMBINAAN KELUARGA

Hasil pembinaan keluarga dilakukan pada tanggal 18 Februari 2017. Dari


pembinaan keluarga tersebut didapatkan hasil sebagai berikut :

a. Tingkat pemahaman
Orang tua pasien cukup paham mengenai penyuluhan yang
diberikan oleh dokter muda. Terbukti dengan tercapainya perubahan sikap
dan perilaku sesuai yang di harapkan
b. Hasil pemeriksaan
Sekitar1 bulan yang lalu setelah perawatan rumah sakit berat badan
pasien telah bertambah dari 4550gr sekarang menjadi 6500gr
Pasien juga sudah dapat minum ASI atau susu formula dengan
menggunakan botol. Sekali minum 120cc dan dalam sehari bisa
minum 8 kali atau lebih
An.R tampak sangat aktif dan mulai berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya
Faktor Pendukung

Keluarga bersedia untuk didatangi rumahnya.


Keramahan keluarga menyambut kedatangan dokter muda.
Keluarga memperhatikan dengan baik ketika diberikan penjelasan
mengenai keadaan anaknya.
Keluarga berkeinginan dan berusaha untuk selalu mengawasi,
melihat perkembangan dan memberikan dukungan terhadap
keberhasilan pengobatan pasien
Ayah dan ibu pasien sangat memperhatikan pasien.
Tempat tinggal pasien dekat dengan sarana kesehatan
c. Faktor Penyulit
Ibu pasien kurang memperhatikan nutrisi dari pasien
Ibu pasien kurang memperhatikan nutrisi dirinya sendiri sehingga
ASI yang keluar sedikit atau kurang berkualitas

LAMPIRAN FOTO KUNJUNGAN

Anda mungkin juga menyukai