Anda di halaman 1dari 2

KONJUNGTIVITIS

No.Dokumen :SOP/UKP/RI-P.U/045

No. Revisi : 00
SOP TanggalTerbit : 4 Februari 2016

Halaman :1 / 2

PUSKESMAS MODEL HJ. A. NURWAHIDAH, SKM, M.Kes


CAMPAGALOE
NIP. 19680528 198803 2 007

1. Pengertian Konjungtivitis adalah radang konjungtiva yang dapat disebabkan oleh


mikroorganisme (virus, bakteri), iritasi atau reaksi alergi. Konjungtivitis ditularkan
melalui kontak langsung dengan sumber infeksi. Penyakit ini dapat menyerang semua
umur.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan tindakan pengobatan untuk mengatasi penyakit.
3. Kebijakan Sk Kepala puskesmas
4. Referensi peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 5 tahun 2014
tentang
panduan praktik klinis bagi dokter difasilitas pelayanan kesehatan primer
5. Langkah- Hasil Anamnesis (Subjective)
langkah Keluhan
Pasien datang dengan keluhan mata merah, rasa mengganjal, gatal dan berair, kadang
disertai sekret. Umumnya tanpa disertai penurunan tajam penglihatan.
Faktor Risiko
a. Daya tahan tubuh yang menurun
b. Adanya riwayat atopi
c. Penggunaan kontak lens dengan perawatan yang tidak baik
d. Higiene personal yang buruk

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik Oftalmologi
a. Tajam penglihatan normal
b. Injeksi konjungtiva
c. Dapat disertai edema kelopak, kemosis
d. Eksudasi; eksudat dapat serous, mukopurulen atau purulen tergantung penyebab.
e. Pada konjungtiva tarsal dapat ditemukan folikel, papil atau papil raksasa, flikten,
membran dan pseudomembran.

Pemeriksaan Penunjang (bila diperlukan)


a. Sediaan langsung swab konjungtiva dengan perwarnaan Gram atau Giemsa
b. Pemeriksaan sekret dengan perwarnaan metilen blue pada kasus konjungtivitis
gonore

Penegakan Diagnosis (Assessment)


Diagnosis Klinis
Konjungtivitis berdasarkan etiologi.
Penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan oftalmologi.
Klasifikasi Konjungtivitis

1
a. Konjungtivitis bakterial
Konjungtiva hiperemis, secret purulent atau mukopurulen dapat disertai membrane
atau pseudomembran di konjungtiva tarsal.
b. Konjungtivitis viral
Konjungtiva hiperemis, secret umumnya mukoserous, dan pembesaran kelenjar
preaurikular
c. Konjungtivitis alergi

Konjungtiva hiperemis, riwayat atopi atau alergi, dan keluhan gatal.


Komplikasi
Keratokonjuntivitis
Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
a. Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani mata yang
sakit
b. Sekret mata dibersihkan.
c. Pemberian obat mata topikal
1. Pada infeksi bakteri: Kloramfenikol tetes sebanyak 1 tetes 6 kali sehari atau
salep mata 3 kali sehari selama 3 hari.
2. Pada alergi diberikan flumetolon tetes mata dua kali sehari selama 2 minggu.
3. Pada konjungtivitis gonore diberikan kloramfenikol tetes mata 0,5-
1%sebanyak 1 tetes tiap jam dan suntikan pada bayi diberikan 50.000 U/kgBB
tiap hari sampai tidak ditemukan kuman GO pada sediaan apus selama 3 hari
berturut-turut.
4. Konjungtivitis viral diberikan salep Acyclovir 3% lima kali sehari selama 10
hari.

Pemeriksaan Penunjang Lanjutan


Tidak diperlukan
Konseling dan Edukasi
Memberi informasi pada keluarga dan pasien mengenai:
a. Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah membersihkan
atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya bersih-bersih.
b. Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan penghuni rumah
lainnya.
c. Menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekitar.
6. Unit terkait

7. Distribusi

8. Rekaman
Historis Perubahan
No Hal yang diubah Isi Perubahan Tgl. Mulai Perubahan

Anda mungkin juga menyukai