Anda di halaman 1dari 6

SIRKULASI LAUT DUNIA

Sebelum kita mendefinisikan sirkulasi laut dunia kita harus mengetahui definisi dasar dari
arus laut. Arus laut gerakan massa air laut yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain.Gerakan
massa air laut tersebut digerakan oleh pengaruh angin. Angin bergerak dari tekanan udara yang tinggi
ke tekanan udara yang lebih rendah. Jadi bisa didefinisikan bahwa arus laut dipengaruhi oleh angin
yang bergerak dari tekanan udara yang tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah. Factor-faktor yang
mempengaruhi pergerakan arus laut:
1. Angin
2. Salinitas
3. Suhu
4. Gravitasi
5. Gerak rotasi bumi
6. Konfigurasi benua
7. Topografi dasar laut

Salinitas adalah kadar garam yang terkandung dalam air laut. Salinitas mempengaruhi pergerakan
pada kedalaman air laut. Ini disebabkan adanya perbedaan kadar salinitas di setiap zona kedalaman
laut. Air laut yang bersalinitas tinggi akan bergerak ke kadar air laut yang bersalinitas rendah.
Itulah yang disebut perbedaan densitas air laut.perbedaan densitas air laut meneybabkan
pergerakan di kedalaman air laut .
Gaya gravitasi dri bulan dan matahari itu menyebabkan permukaan air laut di suatu tempat tertentu
naik mencapai ketinggian tertentu dan kemudian turun kembali seiring dengan perubahan
konfigurasi benda-benda langit tersebut.
Pengaruh rotasi bumi terhadap arus laut adalah gerak rotasi bumi menyebabkan arus laut bergerak
searah dengan rotasi bumi karena rotasi bumi menimbulkan Efek sentrifugal yaitu dorongan ke
arah luar pusat rotasi ( gaya corriolis )
Suhu atau temperature menyebabkan adnaya arus disebabkan Perubahan densitas timbul karena
adanya perubahan suhu dan salinitas anatara 2 massa air yang densitasnya tinggi akan tenggelam
dan menyebar dibawah permukaan air sebagai arus dalam dan sirkulasinya disebut arus
termohalin.
Konfigurasi benua dan topografi dasar laut merupakan faktor penyebab adanya arus laut.
Konfigurasi benua menyebabkan aliran gyre yang searah jarum jam (ke kanan) pada belahan bumi
utara dan berlawanan dengan arah jarum jam di belahan bumi selatan.
Sirkulasi laut dunia
Pola umum arus permukaan samudera
dimodifikasi oleh faktor-faktor fisik dan berbagai
variabel seperti friksi, gravitasi, gerak rotasi Bumi,
konfigurasi benua, topografi dasar laut, dan angin
lokal. Interaksi berbagai variabel itu menghasilkan
arus permukaan samudera yang rumit. Arus di
samudera bergerak secara konstan. Arus tersebut
bergerak melintasi samudera yang luas dan
membentuk aliran yang berputar searah gerak jarum
jam di Belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere),
dan berlawanan arah gerak jarum jam di Belahan Bumi Selatan (Southern Hemisphere). Pola umum
sirkulasi arus global dapat dilihat dalam Gambar 1.Karena gerakannya yang terus menerus itu, massa
air laut mempengaruhi massa udara yang ditemuinya dan merubah cuaca dan iklim di seluruh dunia.
Arus di Kedalaman Samudera (Deep-water Circulation) Faktor utama yang mengendalikan gerakan
massa air laut di kedalaman samudera adalah densitas air laut. Perbedaan densitas diantara dua massa
air laut yang berdampingan menyebabkan gerakan vertikal air laut dan menciptakan gerakan massa
air laut-dalam (deep-water masses) yang bergerak melintasi samudera secara perlahan. Gerakan
massa air laut-dalam tersebut kadang mempengaruhi sirkulasi permukaan. Perbedaan densitas massa
air laut terutama disebabkan oleh perbedaan temperature dan salinitas air laut. Oleh karena itu gerakan
massa air laut-dalam tersebut disebut juga sebagai sirkulasi termohalin (thermohaline circulation)

Hubungan antara system angin dan arus samudera.


Hubungan antara angin dengan arus samudera bisa dilihat dari adanya perbedaan massa air
hangat dengan massa air yang lebih dingin . massa air hangat biasa terdapat daerah samudera pasifik
dan samudera hindia atau lebih tepatnya bagian selatan dari garis equatorial. sedangkan massa air
permukaan yang lebih dingin mendominasi perairan samudera pasifik amerika selatan dan perairan
equatorial. pola parameter perairan samudera dan kondisi atmosfir di atasnya ini akan berubah secara
dramatis. penghangatan masa air ini terjadi di sepanjang perairan amerika selatan yang biasanya lebih
dingin karena perubahan kondisi atmosfer yang begitu drastis . imbasnya terjadilah elnino. Di
Samudera Pasifik, arus ini membawa massa air permukaan yang hangat yang kemudian terakumulasi
di Perairan Pasifik Barat sebelah utara wilayah Indonesia. Indonesia yang merupakan perpanjangan
kontinen Asia. Selanjutnya massa air terakumulasi di daerah ekuator . Penumpukan massa air hangat
di Perairan Pasifik Barat ini dapat diibaratkan sebagai sebuah kolam besar yang diisi dengan massa
air yang hangat. Massa air yang sangat hangat ini menyebabkan terjadinya hujan lebat berlebih di
beberapa wilayah Indonesia.
BADAI TROPIS (Hurricane / Typhoon / Tropical Cyclone)

Badai tropis (tropical storm) disebut juga


dengan Hurricane, Typhoon (Topan) atau Tropical
Cyclone (Siklon Tropis) adalah pusaran angin
kencang (disertai hujan dan badai petir) dengan
diameter putaran hingga 500 km dan kecepatan
mencapai lebih dari 200 km per jam serta
mempunyai lintasan sejauh 1.000 Km, memiliki
pusat putaran disebut mata siklon berdiameter 10
km hingga 100 km yang dikelilingi oleh dinding
awan padat setinggi 16 km.

Dengan kecepatan angin sedemikian itu, sebuah badai tropis yang melintasi daratan dapat
mengakibatkan kerusakan lingkungan hebat dengan daya hancurnya yang bisa melebihi dasyatnya
bom hidrogen sekaliber bom atom. Tidak hanya pohon-pohon yang bisa tercabut dari akarnya,
bangunan-bangunan permanen bisa tersapu, mobil besar, kereta api, dan benda-benda besar atau berat
lainnyapun dapat terangkat dan beterbangan, serta dapat menimbulkan korban ribuan jiwa. Setiap
tahunnya badai terjadi di atas perairan luas di samudera yang ada di permukaan bumi. Secara alami
kejadian badai tropis diperkirakan berkisar 90 kejadian per tahunnya. Tak jarang, kurang dari sebulan
terjadi 4 hingga 5 badai tropis. Ia hanya bisa tumbuh ketika suhu muka laut minimal 26,5 derajat
Celcius dengan ketersediaan uap air yang cukup, dan kemungkinan kemunculannya ini dapat
dideteksi sejak tiga hari sebelumnya. Karena bertambahnya faktor kekasaran permukaan dan
kehilangan sumber kelembabannya, badai akan melemah ketika masuk jauh ke daratan. Sebuah
sistem pusaran angin yang terbentuk di atas samudera luas, belum bisa disebut badai jika belum
memiliki beberapa kualifikasi (batasan). Ia belum bisa disebut badai jika kecepatannya dibawah 63
km/jam (34 knot). Calon bibit badai ini juga belum tentu akan tumbuh menjadi badai jika tidak ada
faktor-faktor meteorologis (yang berhubungan dengan cuaca) lain yang mendukung.

Indonesia Bukan Daerah Lintasan Badai


Setiap badai bergerak dengan lintasan mereka masing-masing. Meskipun demikian, pada
umumnya badai yang terbentuk di sebelah Utara Equator bergerak kearah Barat atau Barat Laut, dan
badai yang terbentuk di sebelah Selatan Equator bergerak kearah Barat atau Barat Daya. Hal ini
karena dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk diantaranya arah rotasi (perputaran) bumi dan gaya
corioli yang ditimbulkannya. Badai tropis begerak berbanding lurus dengan besar gaya coriolis bumi.
Karena Indonesia berada di wilayah ekuator dengan sudut lintang rendah (besar lintang dinyatakan
dengan tanda Sinus ), maka besarnya (hasil perhitungan) Sinus yang didapat mendekati nol. Hal ini
menyebabkan badai tropis tidak mungkin melintasi wilayah Indonesia. Indonesia bukan daerah
lintasan badai, negara-negara yang seringkali menjadi lintasan badai adalah Amerika, Jepang,
Australia, Filipina dan negara lainnya. Indonesia hanya akan terkena pengaruh tidak langsung yaitu
berupa angin kencang,gelombang tinggi, dan hujan lebat pada daerah-daerah yang dekat dengan
tempat timbulnya badai. Namun pengaruh badai ini tidak mutlak selalu terjadi. Timbulnya hujan lebat
dan angin kencang karena pengaruh oleh posisi dan besarnya (intensitas) badai, tergantung pula pada
faktor sirkulasi udara di wilayah Indonesia. Terkadang ketika ada indikasi tumbuh badai, pada
beberapa wilyah kecenderungan cuacanya terlihat memburuk. Tetapi ketika badai itu sudah matang
atau sudah diberi nama, yang timbul di Indonesia justru hanya angin kencang dan gelombang tinggi
(kecuali daerah yang mempunyai radius 500 km dari pusat badai yang lebih sering mengalami hujan
lebat). Kemudian di saat badai tersebut sudah menjauhi wilayah Indonesia atau ketika intensitasnya
sudah melemah justru cuaca bagian Selatan cenderung banyak hujan lebat. Itu semua tidak mutlak
terjadi, tergantung dari sirkulasi udara di atas wilayah Indonesia. Dari kenyataan itu dapat ditegaskan
lagi bahwa badai tidak selalu membentuk cuaca buruk di Indonesia, sehingga dalam menganalisa
diperlukan ahli prakiraan cuaca (prakirawan) yang berpengalaman dan qualified, memahami seluk
beluk sirkulasi udara, tidak hanya sekedar melihat satelit awankemudian menyimpulkan adanya
bibit badai yang akan mengancam Indonesia.

Katagori badai tropis


Katagori 1 : Minimal, kecepatan badai 118 152 km/jam (74 95 MPH).
Katagori 2 : Moderat (sedang), kecepatan badai 153 176 km/jam (96 110 MPH).
Katagori 3 : Ekstensif (meluas), kecepatan badai 177 208 km/jam (111 130 MPH).
Katagori 4 : Ekstrim (luar biasa), kecepatan badai 209 246 km/jam (131 155 MPH).
Katagori 5 : Catastrophic (bencana besar), kecepatan diatas 246 km/ jam (diatas 155 MPH).

Wilayah perairan berpotensi terjadinya badai tropis


Syarat utama untuk dapat tumbuh dan berkembangnya badai tropis adalah kelembaban udara yang
tinggi karena banyaknya kandungan uap air. Syarat tersebut dapat dipenuhi oleh daerah perairan
(lautan) di zona tropis dan subtropis yang temperaturnya minimal 26,5 derajat Celcius. Secara umum
wilayah terjadinya badai tropis dikelompokkan atas 2 wilayah utama yaitu belahan Bumi Utara dan
belahan Bumi Selatan. Badai tropis yang terjadi di belahan Bumi Utara, arah putaran badainya searah
putaran jarum jam. Sedangkan di belahan Bumi Selatan arah putaran badai tropis berlawanan arah
putaran jarum jam. Berikut 7 wilayah perairan (lautan) sangat berpotensi terjadinya badai tropis :
1. Barat Laut Samudera Pasifik
Merupakan daerah perairan paling aktif terjadinya badai tropis, sepertiga dari seluruh peristiwa
terjadinya badai tropis dunia terjadi di wilayah perairan ini. Aktifitas badai tropis di wilayah perairan
ini berpengaruh pada wilayah Jepang,Filipina, China dan Taiwan.
2. Timur Laut Samudera Pasifik
Merupakan daerah paling aktif kedua, karena sepertiga dari seluruh peristiwa terjadinya badai tropis
dunia terjadi di wilayah perairan ini. Badai tropis di wilayah perairan ini mempengaruhi wilayah
Barat Meksiko, Hawaii dan terkadang sampai di semenanjung California.
3. Barat Daya Samudra Pasifik
Aktifitas badai yang terjadi di wilayah perairan ini mempengaruhi wilayah Australia dan Oceania.
4. Utara Samudera Hindia
Wilayah perairan ini dibagi 2 yaitu Teluk Benggala dan Laut Arabia. Terjadinya aktifitas badai tropis
di Teluk Benggala 5 sampai 6 kali lebih besar dari yang terjadi di Laut Arabia. Negara-negara yang
terpengaruh adalah India, Bangladesh, Srilangka, Thailand, Burma, dan Pakistan, sedangkan
semenanjung Arab jarang terkena dampaknya.
5. Tenggara Samudera Hindia
Badai tropis yang terjadi di wilayah perairan ini mempengaruhi willayah Australia dan wilayah dekat
perairan Indonesia (laut Timor).
6. Timur Laut Samudera Hindia
Badai tropis yang terjadi di wilayah perairan ini mempengaruhi Madagaskar, Mozambique, Mauritius
danKenya.
7. Utara Samudera Atlantik
Wilayah perairan ini mencakup Samudera Atlantik, Laut Karibia, dan Teluk Meksiko. Badai tropis
yang terjadi di wilayah perairan ini berdampak pada wilayah Amerika Serikat, Meksiko, Canada serta
negara-negara Amerika Tengah dan Kepulauan Karabia.

Beberapa nama badai tropis yang memakan banyak korban manusia :


Tahun 1780 : Great hurricane (Badai Tropis Atlantik)
Menewaskan 22.000 jiwa di Leser Antilles.
Tahun 1900 : Badai Galveston (Hurricane Galveston)
Berkatagori 4 yang menimbulkan tanah longsor dan menewaskan 6.000 sampai 12.000 jiwa di
Galveston, Texas, AS.
Tahun 1970 : Siklon tropis Bhola (Bhola Cyclone)
Berkecepatan 160 km per jam menghantam wilayah Delta Gangga (Bangladesh) yang menewaskan
lebih dari 300.000 jiwa.
Tahun 1975 : Topan Nina (Typhoon Nina)
Mengakibatkan kerusakan dan korban jiwa besar di wilayah Cina. Merusak 62 bendungan di Cina,
diantaranya menjebol bendungan bernama Banqiou yang berakibat banjir besar. Korban tewas lebih
dari 100.000 jiwa, terutama akibat banjir dari jebolnya bendungan.
Tahun 1980 : Badai tropis Paul (Hurricane Paul)
Menewaskan sekitar 1.000 orang di Amerika Tengah.
Tahun 1991 : Badai Thelma (Tropical Storm Thelma)
Memakan korban ribuan jiwa di Filipina.
Tahun 1998 : Badai Mitch (Hurricane Mitch)
Hurricane Mitch ini menewaskan lebih dari 10.000 jiwa serta menyebabkan banjir hebat dan
longsoran lumpur di Honduras hingga mengubah struktur wilayah Honduras.

- Pada lintang kurang lebih 40o arah


utara nilai energi Radiasi masuk
sama dengan nilai energi radiasi
keluar
- Dari lintang 0-40 akan terjadi
kelebihan energi. Kelebihan energi
tersebut akan disalurkan pada
daerah disekitar lintang 40o-80o arah
utara yang menegalami kekurangan
energi

- Heat transport di Atmosfer lebih


besar dibandingkan laut
- Harga negative menunjukkan tidak
ada panas yang diangkut oleh
sirkulasi laut. Hal ini berdampak
baik agar panas bergerak ke utara

Anda mungkin juga menyukai