Lapsus CHF
Lapsus CHF
Disusun oleh :
Alnia Rindang Khoirunisya
30101306863
Pembimbing :
dr. Zulfachmi Wahab, Sp.PD - FINASIM
Pembimbing
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara Alloanamnesis dan Autoanamnesis pada tanggal 12
Juni 2017 pukul 16.00 di ruang Dahlia 3 Rumah Sakit Tugu Rejo Semarang.
A. Keluhan utama : Sesak nafas
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Tugurejo Semarang dengan keluhan sesak nafas.
Sesak nafas dialami oleh pasien sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit dan
memberat 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak nafas dirasakan oleh pasien
tiba-tiba. Sesak dirasakan hilang timbul dan tidak menentu, namun semakin hari sesak
dirasa semakin bertambah. Sesak nafas paling dirasa terutama saat pasien berjalan
50 meter dan tiduran dengan bantal yang rendah. Sesak nafas dirasa berkurang saat
pasien istirahat dan saat pasien berbaring dengan posisi setengah duduk. Sesak nafas
yang dirasakan sampai mengganggu tidur. Ditengah tidur malamnya pasien sering
terbangun karena sesak nafas yang dirasakannya.
Selain itu, pasien juga mengeluhkan perutnya semakin membesar dan kaki
membengkak sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Perut terasa penuh dan
kenceng-kenceng.
1 hari setelah perawatan pasien masih merasakan sesak nafas yang hilang timbul
dan tiba-tiba, perut membesar dan kaki masih membengkak.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat sakit serupa : disangkal
- Riwayat tekanan darah tinggi : diakui
- Riwayat kencing manis : disangkal
- Riwayat penyakit jantung : disangkal
- Riwayat alergi obat : disangkal
- Riwayat asma : disangkal
E. Riwayat Pribadi
- Kebiasaan olahraga : jarang
- Riwayat minum obat-obatan : disangkal
- Kebiasaan konsumsi gorengan : diakui
- Kebiasaan konsumsi makanan asin : jarang
- Kebiasaan konsumsi minuman manis : jarang
G. Anamnesis Sistem
sariawan (-), luka pada sudut bibir (-), bibir pecah- pecah (-),
Mulut
gusi berdarah (-), mulut kering (-).
Leher dan Sulit menelan (-), gatal (-), suara serak (-), nyeri saat menelan (-
Tenggorokan )
Sesak nafas (+), batuk (-), bunyi ngik-ngik (-), tidur mendengkur
Sistem respirasi
(-)
Sistem Sesak nafas saat beraktivitas (+), nyeri dada (-), berdebar-
kardiovaskuler debar (-), keringat dingin (-)
Sistem Mual (-), muntah (-), perut sebah (+), diare (-), nyeri ulu hati (-
gastrointestinal ), nafsu makan menurun (+), susah BAB (-)
Sistem Nyeri otot (-), nyeri sendi (-), kaku otot (-)
musculoskeletal
Sering kencing (-), nyeri saat kencing (-), keluar darah (-),
Sistem
berpasir (-), kencing nanah(-), sulit memulai kencing (-),
genitourinaria
anyang-anyangan (-), berwarna seperti teh (-)
Luka (-), kesemutan (-), kaku digerakan (-) bengkak (-), sakit
Ekstremitas atas
sendi (-) panas (-)
Luka (-), kesemutan (-) kaku digerakan (-) bengkak (+) sakit
Ekstremitas bawah
sendi (-) panas (-)
Sistem Kejang (-), gelisah (-), kesemutan (-) mengigau (-), emosi tidak
neuropsikiatri stabil (-)
Inspeksi
Bentuk dada Normal Normal
Hemitohorax Simetris Simetris
Warna Sama seperti kulit sekitar Sama seperti kulit sekitar
Palpasi
Nyeri tekan (-) (-)
Stem fremitus Melemah Melemah
Perkusi Redup pada basal paru Redup pada basal paru
Auskultasi
Suara dasar Vesikuler melemah Vesikuler melemah
Suara tambahan
- Wheezing (-) (-)
- Ronki kasar (-) (-)
- RBH (+) (+)
- Stridor (-) (-)
Pulmo Belakang
Inspeksi
Bentuk dada Normal Normal
Hemitohorax Simetris Simetris
Warna Sama seperti kulit sekitar Sama seperti kulit sekitar
Palpasi
Nyeri tekan (-) (-)
Stem fremitus Melemah Melemah
Perkusi Redup pada basal paru Redup pada basal paru
Auskultasi
Suara dasar Vesikuler melemah Vesikuler melemah
Suara tambahan
- Wheezing (-) (-)
- Ronki kasar (-) (-)
- RBH (+) (+)
- Stridor (-) (-)
Suara dasar
vesikuler
9. Abdomen
Inspeksi : perut cembung, warna sama seperti kulit sekitar, umbilicus
cembung (-), striae (+), venekasi (-)
Auskultasi : bising usus (+), peristaltic 15 x /menit
Perkusi : timpani(+), pekak sisi (+), pekak alih (+), shifting dullness (+)
Palpasi : nyeri tekan epigastrium (-), hepar, lien dan renal tidak teraba
Ektremitas
Superior Inferior
Akral dingin -/- -/-
Oedem -/- +/+
Sianosis -/- -/-
Capillary Refill <2 detik / <2 detik <2 detik / <2 detik
Gerak Dalam batas normal Dalam batas normal
5/5 5/5
5/5 5/5
10. Pemeriksaan JVP : R + 4
KESAN :
Cardiomegali (LV)
Bronchopneumonia, effusi pleura kanan
EKG (TANGGAL 11 JUNI 2017)
Interpretasi :
- Irama : sinus, reguler
- Frekuensi : 300/3= 100 x/mnt
- Aksis : L 1 : (-), aVF : (+) RAD
- Zona transisi : tidak ada
- Gel P : 0,08 dtk. 0,2 mV (normal) , p inverted di V1, p bifasik di V2
- PR interval : 0,16 (normal)
- Komplek QRS : 0,12 (normal)
- Q patologi : tidak ada
- ST segmen : isoelektrik
- Gel T : T inverted di Lead III, V1,V3
KESAN :
Sinus rhytm suspect RAD
V. Daftar Abnormalitas
2. HIPERTENSI STAGE 1
Assesment
- Etiologi
Hipertensi primer/essensial
- Faktor Risiko
Life style : jarang olahraga, suka makan gorengan
Riwayat keluarga dengan hipertensi
Obesitas
- Komplikasi
Mata retinopati hipertensi
Jantung hipertrofi ventrikel kiri, gagal jantung kongestif
Initial Plan
- IP Dx
Funduskopi
EKG
- IP Tx
Spironolakton 1 x 100 mg
- IP Mx
Monitoring KU dan TTV
- IP Ex
Diet rendah garam
Minum obat secara rutin, edukasi efek samping obat
Kurangi makanan yang berlemak,bersantan
3. Ascites Grade 2
Assesment
- Etiologi
CHF
- Komplikasi
Edema Pulmo
Initial Plan
- IP Dx
USG Abdomen
- IP Tx
Inj Furosemid 1 x 20 mg
Spironolakton tab 1 x 100 mg PO
Pungsi ascites
- IP Mx
Keadaan Umum dan TTV
Monitoring Lingkar Perut
Monitoring BB
- IP Ex
Istirahat yang cukup
Menjelaskan kepada pasiennya tentang penyakit dan terapinya
4. Bronkopneumoni
Assesment
- Etiologi
Infeksi
- Faktor risiko
Penyakit jantung CHF
- Komplikasi
Efusi pleura
Initial Plan
- IP Dx
Pemeriksaan leukosit
X Foto thorax
- IP Tx
Ceftriaxon 500 mg 2 x 1
- IP Mx
Monitoring KU
- IP Ex
Tirah Baring
Penjelasan kepada keluarga tentang pencegahan infeksi berulang
5. Obesitas Grade I
Assesment
- Etiologi
Aktivitas fisik kurang
Pola makan yang tidak baik
- Komplikasi
Hipertensi
Penyakit jantung
Initial Plan
- IP Dx
BMI
X Foto Thorax
- IP Tx
Mengurangi makanan berlemak dan gorengan
Mengurangi makanan dan minuman manis
- IP Mx
Monitoring KU dan BB
- IP Ex
Menjelaskan kepada pasien tentang komplikasi dari kegemukan
6. Hipoalbumin
Assesment
- Etiologi
Gagal jantung
- Komplikasi
Asites
Edem Anasarka
Initial Plan
- IP Dx
Albumin (evaluasi)
USG Abdomen
X Foto Thorax
- IP Tx
Inf Albumin 20% 50 mL
- IP Mx
Koreksi Albumin
- IP Ex
Istirahat yang cukup
S Gemuk
O IMT : 28,8
A Obesitas Grade 1
P Kurangi makanan berlemak
S Lemas
O Albumin 3.1 (L)
A Hipoalbumin
P Diet tinggi albumin (diet ekstra putih telur)
S Keluhan (-)
O Ronki (+/+)
USG effusi pleura kanan
X foto thorax effusi pleura kanan
A Effusi Pleura
P Pungsi
HOME VISIT (TANGGAL 22 JUNI 2017)
22 Juni 2017
S Ssesak saat berjalan (+)
O KU : baik
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit
RR : 26 x/menit
T : 36 oC
Thorax : stem fremitus melemah (+), redup pada basal paru (+), vesikuler
melemah (+), ronki (+/+)
Abdomen : membesar, pekak sisi (+), pekak alih (+), Tes undulasi (+),
Lingkar Perut 95 cm
JVP meningkat
Ekstermitas : inferior edem +/+
A CHF
P Medikamentosa
Spironolacton 1 x 100 mg
Digoxin 2 x 1/2
Non Medikamentosa
Batasi asupan cairan
Bed rest setengah duduk
Kurangi asupan garam
S Gemuk
O IMT : 28,8
A Obesitas Grade 1
P Kurangi makanan berlemak
BAB II
2. PEMBAHASAN
Dari hasil anamnesis pasien berusia 57 tahun tersebut mengeluh sesak nafas.
Sesak nafas timbul apabila pasien berjalan lama, tidur dengan bantal rendah dan pada
malam hari. Pasien juga mengeluh bengkak pada kaki dan perut membesar. Pada
pemeriksaan fisik di dapatkan pelebaran jantung, ronki dan juga peningkatan JVP.
Pada pemeriksaan penunjang dengan USG abdomen didapatkan kesan ascites dan
effusi pleura kanan. Dan pada pemeriksaan penunjang X foto thorax didapatkan
kesan cardiomegali, bronkopneumonia, dan effusi pleura kanan. Dari anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dokter dapat mendiagnosis bahwa
pasien terkena gagal jantung.
Gagal jantung merupakan kegagalan ventrikel kiri dan atau ventrikel kanan
dari jantung yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk memberikan cardiac output
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan, menyebabkan terjadinya kongesti
pulmonal dan sistemik.
Hipoalbumin merupakan suatu keadaan dimana terjadinya penurunan kadar
albumin di dalam plasma. Sedangkan albumin itu sendiri memiliki fungsi menjaga
tekanan onkotik didalam vaskular. Ketika tekanan onkotik ini turun maka akan terjadi
ekstravasasi di dalam ruangan ekstravaskuler dimana akan terjadi edem diseluruh
tubuh (edem anasarka). Pada pasien ini tanda-tanda dari adanya ekstravasasi cairan
tersebut yaitu edem pada ekstremitas bawah, asites dan efusi pleura. Ekstravasasi
tersebut akan dikompenasi oleh tubuh dengan meretensi Na dan air dalam ginjal
namun hal tersebut akan mengakibatkan edem yang berat karena tekanan onkotik
didalam plasma tetap berkurang.
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140
mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat (tenang). Pada pasien
ini termasuk dalam hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 % kasus. Banyak
faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan
saraf simpatis, sistem renin-angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na
dan Ca intraselular, dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko, seperti obesitas,
alkohol, merokok, serta polisitemia. Salah satu komplikasi dari hipertensi adalah
kerusakan pada jantung.