Ileus
PEMBIMBING :
DR. RONA YULIA, SP. RAD
BAB 1
PENDAHULUAN
• Ileus adalah suatu kondisi dimana terjadi gangguan/hambatan pasase
(jalannya makanan) di usus. Ileus dibagi menjadi dua yaitu ileus obstruktif
dan ileus paralitik. Di Indonesia ileus paralitik paling sering disebabkan oleh
peritonitis, sedangkan ileus obstruksi paling sering disebabkan oleh hernia
inkarserata. ileus paralitik maupun ileus obstruktif mempunyai gambaran
khas yang berbeda (Isselbacher, 2007).
ANATOMI DAN
FISIOLOGI
DEFINISI
KLASIFIKASI
TOPIK PEMBAHASAN
PATOFISIOLOGI
PEMERIKSAAN
RADIOLOGI
PENUNJANG
PENATALAKSANAAN
BAB II
Tinjauan Pustaka
ANATOMI
Usus Halus
• Duodenum : merupakan segmen yang paling proksimal,
terletak retroperitoneal berbatasan dengan kaput dan batas
inferior dari pankreas. Pemisahan duodenum dan jejunum
ditandai oleh ligamentum treitz suatu pita muskulofibrosa yang
berorigo pada krus dekstra diafragma dekat hiatus esofagus
dan berinsersio pada perbatasan duodenum dan jejunum.
Ligamentum ini berperan sebagai ligamentum suspensorium
(penggantung). Pada bagian kanan duodenum merupakan
tempat bermuaranya saluran empedu (duktus koledokus) dan
saluran pankreas (duktus pankreatikus), tempat ini dinamakan
papilla vateri.
• Jejunum: Jejunum terletak di regio abdominalis media sebelah kiri.
Panjangnya 2 – 3 meter dan berkelok – kelok, terletak di sebelah kiri atas
intestinum minor. Dengan perantaraan lipatan peritoneum yang berbentuk
kipas (mesentrium) memungkinkan keluar masuknya arteri dan vena
mesentrika superior, pembuluh limfe, dan saraf ke ruang antara lapisan
peritoneum.
• Ileum: Ujung batas antara ileum dan jejunum tidak jelas, panjangnya ± 4 – 5
m. Ileum merupakan usus halus yag terletak di sebelah kanan bawah
berhubungan dengan sekum dengan perantaraan lubang orifisium iliosekalis
yang diperkuat sfingter dan katup valvula ceicalis (valvula bauchini) yang
berfungsi mencegah cairan dalam kolon agar tidak masuk lagi ke dalam
ileum.
Usus Besar
• Sekum adalah kantong tertutup yang menggantung di bawah area katup
ileosekal apendiks. Pada sekum terdapat katup ileosekal dan apendiks yang
melekat pada ujung sekum.
• Kolon adalah bagian usus besar dari sekum sampai rektum.
Kolon Ascenden: Berjalan ke atas dari sekum ke permukaan inferior lobus
kanan hati, menduduki regio iliaca dan lumbalis kanan. Setelah mencapai hati,
kolon ascenden membelok ke kiri membentuk fleksura koli dekstra (fleksura
hepatik).
Kolon Transversum: menyilang abdomen pada regio umbilikalis dari fleksura
koli dekstra sampai fleksura koli sinistra. Kolon transversum, waktu mencapai
daerah limpa, membengkok ke bawah, membentuk fleksura koli sinistra
(fleksura lienalis) untuk kemudian menjadi kolon descenden.
Kolon Descenden: merentang ke bawah pada sisi kiri abdomen dan menjadi
kolon sigmoid berbentuk S yang bermuara di rektum.
• Rektum adalah bagian saluran pencernaan selanjutnya dengan panjang 12 –
13 cm. Rektum berakhir pada saluran anal dan membuka ke eksterior di anus.
FISIOLOGI
• Usus halus mempunyai dua fungsi utama yaitu pencernaan dan absorpsi bahan-
bahan nutrisi dan air. Proses pencernaan dimulai dalam mulut dan lambung oleh
kerja ptialin, asam klorida, dan pepsin terhadap makanan masuk. Proses dilanjutkan
di dalam duodenum terutama oleh kerja enzim-enzim pankreas yang menghidrolisis
karbohidrat, lemak, dan protein menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Proses
pencernaan disempurnakan oleh sejumlah enzim dalam getah usus (sukus
enterikus). Banyak di antara enzim-enzim ini terdapat pada brush border vili dan
mencernakan zat-zat makanan sambil diabsorpsi. Pergerakan segmental usus halus
mencampur zat-zat yang dimakan dengan sekret pankreas, hepatobiliar, dan sekresi
usus,dan pergerakan peristaltik mendorong isi dari salah satu ujung ke ujung lain
dengan kecepatan yang sesuai untuk absorpsi optimal dan suplai kontinu isi
lambung.
• Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan
proses akhir isi usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah
mengabsorpsi air dan elektrolit, yang sudah hampir lengkap pada kolon
bagian kanan. Kolon sigmoid berfungsi sebagai reservoir yang menampung
massa feses yang sudah dehidrasi sampai defekasi berlangsung. Kolon
mengabsorpsi air, natrium, khlorida, dan asam lemak rantai pendek serta
mengeluarkan kalium dan bikarbonat. Hal tersebut membantu menjaga
keseimbangan air dan elektrolit dan mencegah dehidrasi.
ILEUS
Ileus merupakan suatu kondisi dimana terdapat gangguan pasase (jalannya
makanan) di usus yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan. Ileus
terutama dibagi dua berdasarkan penyebabnya, yaitu ileus obstruktif dan ileus
paralitik (Hamami, 2003).
ILEUS PARALITIK
Definisi
• Ileus paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan dimana usus gagal atau tidak
mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya
(Sjamsuhidajat, 2003). Ileus paralitik ini bukan suatu penyakit primer usus
melainkan akibat dari berbagai penyakit primer, tindakan (operasi) yang
berhubungan rongga perut, toksin, dan obat – obatan yang dapat
mempengaruhi kontraksi otot polos usus. Ileus paralitik merupakan kondisi
dimana terjadi kegagalan neurogenik atau hilangnya peristaltik usus tanpa
adanya obstruksi mekanik.
Penyebab
Neurologik Metabolik
• Pasca operasi • Gangguan keseimbangan elektrolit
• Kerusakan medula spinalis (terutama hipokalemi)
Konservatif
• Penderita dirawat di rumah sakit
• Penderita dipuasakan
• Kontrol status airway, breathing, dan circulation
• Dekompresi dengan nasogastric tube
• Intravenous fluids and electrolyte
• Dipasang kateter urin untuk menghilang balance cairan
Farmakologis
• Antibiotik broadspectrum untuk bakteri anaerob dan aerob
• Analgesik apabila nyeri
• Prokinetik: metaklopromide, cisapride
• Parasimpatis stimulasi: bethanecol, neostigmin
• Simpatis blokade: alpha 2 adrenergik antagonis
Operatif
Ileus paralitik tidak dilakukan intervensi bedah kecuali disertai dengan
peritonitis. Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekompresi nasogastric
untuk mencegah sepsissekunder atau rupture usus. Operasi diawali dengan
laparotomi kemudian disusul dengan teknik bedah yang disesuaikan dengan
hasil explorasi melalui laparotomi.
• Pintas usus: ileostomi, kolostomi
• Reseksi usus dengan anastomosis
• Diversi stoma dengan atau tanpa reseksi
PENATALAKSANAAN ILEUS OBSTRUKSI
• Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang mengalami
obstruksi untuk mencegah perforasi. Tindakan operasi biasanya selalu
diperlukan. Menghilangkan penyebab obstruksi adalah tujuan kedua.
Kadang-kadang suatu penyumbatan sembuh dengan sendirinya tanpa
pengobatan, terutama jika disebabkan oleh perlengketan.
• Dekompresi pipa bagi traktus gastrointestinal diindikasikan untuk dua alasan:
1. Untuk dekompres lambung sehingga memperkecil kesempatan aspirasi isi
usus.
2. Membatasi masuknya udara yang ditelan ke dalam saluran pencernaan,
sehingga mengurangi distensi usus yang bisa menyebabkan peningkatan
tekanan intralumen dan kemungkinan ancaman vaskular.
Persiapan
• Pipa lambung harus dipasang untuk mengurangi muntah, mencegah aspirasi
dan mengurangi distensi abdomen (dekompresi). Pasien dipuasakan,
kemudian dilakukan juga resusitasi cairan dan elektrolit untuk perbaikan
keadaan umum. Setelah keadaanoptimum tercapai barulah dilakukan
laparatomi. Pada obstruksi parsial atau karsinomatosis abdomen dengan
pemantauan dan konservatif.
Operasi
• Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan organ-organ vital
berfungsi secara memuaskan. Tetapi yang paling sering dilakukan adalah
pembedahan sesegera mungkin. Tindakan bedah dilakukan bila: Strangulasi,
Obstruksi lengkap, Hernia inkarserata, Tidak ada perbaikan dengan
pengobatan konservatif (dengan pemasangan NGT, infus,oksigen dan
kateter).
Pasca Bedah
• Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan dan
elektrolit.Kita harus mencegah terjadinya gagal ginjal dan harus memberikan
kalori yang cukup.Perlu diingat bahwa pasca bedah usus pasien masih dalam
keadaan paralitik.