Anda di halaman 1dari 16

PERSIAPAN TAMBANG TERBUKA

Persiapan tambang adalah pekerjaan yg dilakukan untuk menyingkap endapan mineral untuk siap
ditambang. Proses yang termasuk disini adalah semua tahapan yang diperlukan untuk suatu tambang
menuju ke penjadwalan produksi yang lengkap, termasuk disini perencanaan, perancangan, konstruksi
dan lain lain.

Dari titik pandang fisik di permukaan tambang, sifat utama persiapan adalah melengkapi jalan menuju ke
endapan bijih yang memungkinkan para pekerja, peralatan, supplier dapat melaluinya.

Faktor factor yang mempengaruhi persiapan tambang adalah:

1. Factor lokasi
2. Factor geologi dan alamiah
- Tanah dan topografi
- Relasi spasial ( ukuran, bentuk, attitude) dari badan bijih termasuk kedalaman
- Konsinderasi geologi, mineralogy, petrografi, struktur, genesa badan bijih, gradient
temperature batuan, air.
- Sifat mekanika batuan: kekuatan, modulus elastic, kekerasan, abrasiveness
- Sifat sifat kimia dan metalugi (akibat penyimpanan, proses)
3. Factor social-ekonomi-politik-lingkungan
Sangat tergantung pada factor luar. Factor faktor ini antara lain:
- Demografi dan keterampilan penduduk setempat
- Finansial dan pemasaran
- Kestabilan politik setempat
- Peraturan polusi
- Bantuan pemerintahan yang lain

Tahapan persiapan

Tahapan ini dapat berlaku untuk persiapan ditambang terbuka maupun tambang bawah tanah, yaitu:

a. Adopsi dari laporan studi kelayakan sebagai dokumen perencanaan, subyek ke modifikasi sebagai
kemajuan pengembangan
b. Konfirmasi dari metode penambangan dan rencana pertambangan umum
c. Pengaturan finansial yang berdasarkan pada estimasi biaya yang telah dikonfirmasikan pada
laporan studi kelayakan
d. Pengumpulan data tanah, termasuk undang undang pertambangan
e. Pengarsipan pernyataan dampak lingkungan, mendapatkan IUP Operasi dan Produksi termasuk
rencana reklamasi
f. Melengkapi jalan jalan permukaan, transportasi, komnunikasi, dan power supply ke tambang
g. Perencanaan dan konstruksi pabrik, termasuk fasilitas pendukung, pelayanan dan control
administrasi
h. Pabrik pengolahan mineral, fasilitas pengapalan, penimbunan dan waste dump area
i. Pemilihan peralatan penambangan untuk persiapan dan eksplorasi
j. Konstruksi dari bukaan jalan tambang ke badan bijih
k.
l. Pengadaan tenaga kerja dan
m. pelatihan tenaga kerja dan pelayanan pendukung( perumahan,transportasi, gudang yang
diperlukan)
beberapa factor pada persiapan tambang menerima beberapa perhatian khusus didalam tahap preparasi
tambang terbuka. Dari factor lokasi,iklim adlah factor yang lebih kritis yang berhubungan dengan operasi
dipermukaan. Diantara factor geologi, lapangan, kedalaman dan karakteristik spasial dari endapan serta
kberadaan air adalah sangat penting pada tambang terbuka. Pada factor lingkungan, beberapa persyaratan
anti polusi dan reklamasi sangat perlu diperhatikan.

Gambar 4.1 menunjukkan diagram penjadwalan dari suatu tambang terbuka yang dirancang untuk
produksi bijih besi 20.000 ton/hari. Tahap prospeksi selama 2,5 tahun. Tahap eksplorasi dan studi
kelayakan sekitar 5,5 tahun. Tahap persiapan memerlukan lebih dari 3 tahun, dan dengan tahun tambahan
untuk percobaan produksi untuk mencapai target produksi yang direncanakan, jadi waktu total sekitar 12
tahun. Reklamasi, pembuangan waste dan pengupasan tanah penutup lanjut dijadwalkan pada tahap ke 3.

Gambar 4.2 memperlihatkan denah dari plant suatu tambang batubara di black thunder
Pemilihan alat

Pemilihan beberapa alat terlihat pada table IV.1


Stripping Ratio

Nisbah pengupasan adalah perbandingan antara tonase waste yang harus dipindahkan terhadap satu ton
bijih yang ditambang. Hasil suatu perancangan pit akan menentukan beberapa tonase bijih dan waste yang
terdapata pada pit tersebut. Perbandingan antara waste dan bijih tersebut akan memberikan nisbah
pengupasan rata rata suatu open pit.

Menurut Jennings dan Black, ada dua nisbah pengupasan yang harus dibedakan :

a. Overall stripping ratio, R

R menyatakan beberapa volume waste yang harus dipindahkan untuk menyingkap satu volume
unit bijih dengan,
b. Breakeven stripping ratio

Untuk menganalisis kemungkinan sistem penambangan yang akan digunakan, apakah tambang
terbuka atau tambang bawah tanah, maka digunakan konsep breakeven stripping ratio (BESR).

1) BESR(1) (Overall stripping ratio)

Yaitu perbandingan antara biaya penambangan bawah tanah dengan penambangan terbuka

Ini berarti hanya bagian endapan yang mempunyai BESR lebih kecil dari nilai D yang dapat ditambang
secara tambang terbuka dengan menguntungkan, jadi nilai D adalah BESR 1 tertinggi yang masih
dibolehkan untuk operasi tambang terbuka dengan kondisi tersebut diatas.

Setelah ditentukan bahwa akan digunakan sistem tambang terbuka, maka dalam rangka pengembangan
rencana penambangan digunakan BESR2 dengan rumus sebagai berikut:

2). BESR2 (Economic stripping ratio)

Artinya berapa besar keuntungan yang dapat diperoleh bila endapan bijih itu ditambang secara tambang
terbuka
3).BESR3

Biasanya keuntungan maksimum dimasukkan dalam pertimbangan BESR. Sebagai berikut:

Contoh perhitungan BESR2 untuk bijih tembaga kadar 0,80%, 0,75%, dan 60% Cu lihat tabel IV.2

Dari grafik BESR2 terlihat bahwa tinggi rendahnya BESR sangat dipengaruhi oleh:

- Kadar logam dari bijih yang akan hilang

- Harga logam dipasaran

Jadi pada dasrnya, jika terjadi kenaikan harga logam di pasaran, dapat mengakibatkan perluasan tambang
karena cadangan bertambah, sebaliknya jika harga turun, maka jumlah cadangan akan berkurang.
Equivalent yardage

Menyatakan berapa ongkos pemindahan lapisan penutup per satuan unit volume tanah tertutup

MET

Besaran ini diterima dan menjadi standard pada berbagai tambang dan distrik di AS. Konsep ini berguna
unutk menghitung maximum allowable stripping ratio dan pit limit. Beberapa standard yang dipakai:

Equivalent yardage rating, e, adalah perbandingan ongkos pengupasan suatu material terhadap ongkos
pengupasan rata rata standard pada e= 1. Harga epada berbagai material, lihat table IV.3

METODE EKSTRAKSI MEKANIK

Penambangan endapan bijih, batubara atau batuan yang dilakukan dipermukaan dikenal sebagai tambang
terbuka. Jadi metode ini prinsipnya berdasarkan pada permukaan.

Metode ekstraksi mekanik yang menggunakan proses mekanik pada lingkungan yang kering dapat
dibedakan atas:
1. Open pit mining

2. Kuari

3. Open cast mining

4. Auger mining

Keempat metode ini adalah penanggung jawab 90% dari produksi permukaan.

Secara luas, metode open pit dan open cast menggunakan siklus operasi penambangan yang
konvensional, pemecahan batuan dengan pemboran dan peledakan, diikuti operasi penanganan
material penggalian, pemuatan dan penganggkutan. Pada kuari dan auger, peledakan merupakan
kegiatan yang selalu melekat bersamanya.

Pada open pit mining tanah penutup ditransportasikan ke suatu daerah pembuangan yang tidak
ada endapan mineral dibawahnya, sedangkan open cast mining yang hampir sama dengan metode
open pit mining tetapi berbeda pada satu hal yaitu: tanah penutu atau overburden ke daerah
pembuangan tetapi diangkut langsung kedaerah yang berbatasan dan telah ditambang.
Penambangan material disini terdiri dari penggalian dan penganggkutan, yang pada umumnya
dikombinasikan oleh suatu alat mekanis.

Beberapa petunjuk praktis dari ukuran jenjang dapat dilihat pada tabel V.1

Sedangkan variasi dari open pit mining dapat dilihat pada gambar 5.1
kuari hampir sama dengan open pit , tetapi jenjangnya pendek dan hampir vertikal. Jadi batu gamping
yang di crusher dihasilkan oleh open pit sedangkan batu gamping berdimensi dihasilkan oleh kuari

auger mining adalah suatu metode untuk permukaan berdinding tinggi atau outcrop recovery dari
batubara dengan pemboran atau penggalian bukaan ke dalam lapisan, diantara lapisan penutup.

METODE EKSTRAKSI AQUEOUS


Metode ini berhubungan dengan air atau cairan untuk memperoleh mineral dari dalam bumi, baik dengan
aksi hidrolik maupun dengan serangan cairan.

Ada dua jenis penambangan didalam metode ini yaitu placer mining dan solution mining. Placer mining
menggunakan air untuk menggali, mentransportasi dan mengkonsentrasi mineral mineral berta,
sedangkan solution mining adala metode yang membuat cair mineral mineral sehingga dapat
ditransportasikan menggunakan air atau cairan pelarut, placer mining terdiri dari hydraulicking dan
dredging, sedangkan solution mining terdiri dari borehole extraction dan leaching.

- Placer mining : hydraulicking

Secara geologi , suatu endapan placer adalah suatu konsentrasi mekanik dari mineral berat,
yang dapat menjadi suatu endapan bijih jika menguntungkan dari segi nilainya. Pada umum
nya endapan ini adalah emas, intan, timah, titanium,platina, tungsten, kromit, magnetit dan
phospat. Placer diklasifikasikan oleh media sebagai aluvial dikategorikan sebagai residual,
jenjang, stream, pantai, atau padang pasir.

Kualitas yang berbeda dari endapan place sehingga memungkinkan dikategorikan sebagai
ekstraksi aqueousksi adalah ( DAILY, 1968) :

1. Material di tempat memungkinkan terdesintegrasi oleh aksi tekanan air. ( atau aksi
mekanik ditambah hidrolik)

2. Ketersediaan supply airpada head yang diperlukan

3. Ketersediaan ruang untuk penempatan waste

4. Konsentrasi berat adalah mineral yang berharga, memungkinkan ke pengolahan mineral


sederhana

5. Pada umumnya, gradient alamiah dan rendah sudah memungkinkan trasnportasi hidrolik
dan mineral

6. Dapat memenuhi peraturan peraturan lingkungan yang berhubungan dengan air dan
pembuangan waste
Gambar 6.1 memperlihatkan metode hydraulicking.

Tinggi jenjang yang disemprot pada umumnya berkisar antara 5- 15 m tetapi dapat
mencapai 60m ( MORRISON dan RUSSEL, 1973)

Salah satu rancangan monitor dapat dilihat sebagai berikut :

Placer mining : dredging

Dredging adalah mesin tambang menerus yang ditemukan pertamakali, dredging adalah penggalian
bawah air dari endapan placer.

Dredges dapat diklasifikasikan sebagai berikut( TURNER, 1975) :

1.Mekanik

- bucket line (endless chain of buckets revolving along ladder)


- bucket- wheel suction ( buckets discharge in suction pipeline)

- dripper (showel, grapple, or dragline mounted on barge)

2. Hidraulik

- suction (open intake suction line)

- cutter head (excaration by rotating cutter on suction line)

Gambar 6.2 dan 6.3 menunjukkan dredging mekanik dan dredging hidraulik.
Solution mining : borehole extraction.

Bila produksi bijih konvensional menjadi lebih sulit dan lebih mahal, maka daya tarik solution mining
sebagai metoda exploitasi meningkat. Solution mining adalah salah satu metode ekstraksi aqueous dimana
mineral diperoleh biasanya ditempat dengan dilarutkan, dicairkan, diluluhkan atau slurrying meskipun
beberapa persiapan atau eksploitasi dibawah tanah, tetapi hamper semua operasi dilakukan dipermukaan.

Pada borehole mining, air diinjeksikan melalui lubang bor ke dalam formasi mineral yang kemudian
dilarutkan, dicairkan, atau slurries menjadi mineral berharga dan dipompakan kepermukaan melalui
lubang bor. Kadang kadang suatu reagen ditambahkan ke air, yang membentuk leaching kimia.

Contoh mineral yang dapat dieksploitasi dengan bore hole mining adalah : evaporates ( garam, potash,
dan trona dengan dissolusi, belerang dengan melting ( frasch process), phospat, kaolin, oil sand, batubara,
gilsonite, uranium, dengan slurrying (percobaan) dan uranium dan liquate dengan leaching kimia.

Solution mining : leaching

Leaching adalah ekstraksi kimia dari metal atau mineral dari ikatan suatu cadangan bijih sebaik dari
material yang telah digali dan ditambang (SCHLITT, 1982). Proses pada dasanya adalah kimiawi tetapi
dapat jugaproses bakteri( beberapa bakteri bereaksi sebagai katalist untuk mempercepat reaksi pada
leaching sulfida). Jika ekstraksi dilakukan ditempat mineral tersebut maka dinamakan leaching insitu, dan
bila dilakukan ditempat penimbunan disebut leaching timbunan (heap leaching) yang termasuk metode
penambangan sekunder.

Leaching pada saat ini adalah proses kombinasi, karena ditambahkan pada ekstraksi, hal itu dilengkapi
benefication dalam tahap awal dari pengolahan mineral ( LASTRA dan CHASE, 1984) akibatnya, biaya
produksi cenderung relative rendah dari pada metode penambangan konvensional. Sebagai perbandingan
(BHAPPU, 1982), menunjukkan untuk tambang tembaga, biaya produksi total yang diperkirakan untuk
metode open pit sekitar US 3,60 US 4,40/ton.

Aplikasi dari leaching insitu sejauh ini dibatasi pada tembaga dari uranium, dengan emas dan perak
dengan leaching timbunan. Studi percobaan mengindikasikan bahwa banyak logam seperti mangan, emas,
perak, alumunium, dan cobalt-nikel adlah kandidat utama untuk leaching insitu(PORTER et.al, 1982).
Leaching insitu dari lignite juga sedang diteliti (SALDER dan HUANG, 1981)

PERBANDINGAN METODE TAMBANG TERBUKA

Suatu rangkuman perbandingan keadaan geologi, spasial dan kondisi alamiah yang menuntun
penggunanaan metode tambang terbuka tertentu dapat dilihat pada table VII.1

sedangkan karakteristik dalam bentuk keuntungan dan kerugian dari berbagai metode tambang terbuka
dapat dilihat pada table VII.2
ONGKOS DAN ORGANISASI PENAMBANGAN

Kebanyakan struktur organisasi yang digunakan oleh perusahaan tambang adalah organisasi staff dan
garis (BOYD, 1973) seperti yang terlihat pada gambar 8.1

Secara umum ongkos penambangan langsung berasosiasi sampai suatu tambang berproduksi melalui
empat tahap : prospeksi, eksplorasi, persiapan dan penambangan. Jika perhitungan dilakukan pada dasar
yang umum (gross basis), ongkos tersebut adalah ongkos per unit (unit cost). Sedangkan ongkos tidak
langsung adalah overhead yang biasanya termasuk suatu allowance dari 5,10% untuk ongkos
administrasi. Jumlah keduanya disebut baik sebagai ongkos total maupun sebagai ongkos per unit disebut
ongkos keseluruhan :

Ongkos keseluruhan = ongkos langsung + ongkos tidak langsung

Jika ongkos penambangan ini ditambahkan semua ongkos yang lain (processing, smelting, transportasi)
maka ongkos ini menjadi ongkos keseluruhan produksi. Tabel 8.1 memperlihatkan perkiraan ongkos
penambangan termasuk ongkos langsung dan tidak langsung.

Anda mungkin juga menyukai