Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

I. KASUS ( MASALAH UTAMA ) :


Gangguan Proses Pikir : Waham

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Pengertian.
a. Waham adalah suatu keadaan dimana individu mengalami
kerusakan dalam pengoperasian kognitif dan aktivitas (Tonwsend,
1998).
b. Waham atau delusi adalah idea yang salah dan bertentangan atau
berlawanan dengan semua kenyataan dan tidak ada kaitannya dengan
latar belakang budaya (Keliat, 2009).
c. Waham yaitu keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau
dibuktikan dengan realitas. Keyakinan individu tersebut tidak sesuai
dengan tingkat intelektual dan latar belakang budayanya, serta tidak
dapat diubah dengan alasan yang logis. Selain itu keyakinan tersebut
diucapkan berulang kali, (Kusumawati, 2010).

Proses Terjadinya Waham


1. Perasaan diancam oleh lingkungan , cemas dan merasa sesuatu yang
tidak menyenangkan dirinya
2. Individu meancoba mengingkari ancaman dari obyek realitas dengan
menyalahkan kesan terhadap kejadian
3. Individu memproyeksikan pikiran dan perasaan internal pada
lingkungan, sehingga tidak dapat diterima menjadi bagian eksternal
4. Individu mencoba memberi pembenaran / rasional / alasan
interpretasi personal tentang realita pada diri sendiri / orang lain

1 | Sigit Setyawan (1320031) Stikes Kepanjen


Macam-Macam Waham
1. Waham agama adalah keyakinan klien terhadap suatu agama secara
berlebihan, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan
2. Waham kebesaran adalah keyakinan klien secara berlebihan bahwa
klien memiliki kebesaran/kekuasaan khusus, diucapkan berulang kali
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
3. Waham somatik adalah klien yakin bahwa bagian tubuhnya
terganggu / terserang penyakit, diucapkan berulang kali tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan
4. Waham curiga adalah klien yakin bahwa ada seseorang / kelompok
yang berusaha merugikan / mencederai dirinya, diucapkan berulang
kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
5. Waham nihilistik adalah klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada
di dunia / meninggal, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan
6. Waham dosa adalah klien yakin bahwa dirinya merasa berdosa dan
selalu dibanyangiperasaan bersalah dengan perbuatannya, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
7. Waham yang bizar
a. Sisip pikir adalah keyakinan klien terhadap suatu pikiran orang
lain yang disisipkan di dalam pikirannya secara berlebih dan
diucapkan secara berulang-ulang tetapi tidak sesuai kenyatan
b. Siar pikir adalah kaeyakinan klien terhadapsesuatu atau orang
lain mengetahui apa yang ia pikirkan walaupun ia tidak
mengatakanaanya kepada orang tersebut dan diucapkan secara
berulang-ulang, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
c. Kontrol pikir, waham pengaruh adalah klien yakin bahwa
pikirannya selalu dikontrol oleh kekuatan di luar dirinya atau
kekuatan aneh, diucapkan secara berulang-ulang, tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan.

2 | Sigit Setyawan (1320031) Stikes Kepanjen


2. Rentang Respon

RENTANG RESPON NEUROBIOLOGIK

RESPON ADAPTIF RESPON MALADAPTIF

Pikiran logis Proses pikir kadang Gangguan proses pikir


Persepsi akurat menyimpang ilusi waham
Emosi konsisten Reaksi emosi berlebihan Kesukaran proses
dengan pengalaman atau kurang emosi
Perilaku sesuai Perilaku yang tidak biasa Perilaku tidak
terorganisir
Hubungan sosial Menarik diri Isolasi sosial
Harmonis
( Stuart dan Laraia, 1998)

3. Penyebab
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor biologis
a) Hambatan perkembangan otak khususnya sistem limbik,
korteks frontalis, dan temporalis
b) Gejala yang mungkin muncul adalah hambatan dalam belajar,
berbicara, daya ingat dan perilaku menarik diri
c) Pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal,
perinatal, neonatus dean kanak-kanak
2) Faktor Psikologis
a) Penolakan dan kekerasan dalam kehidupan klien
b) Penolakan yang dirasakan dari pengasuh, ibu atau teman
yang bersifat dingin cemas, tidak sensitif, atau bahkan terlalu
melindungi

3 | Sigit Setyawan (1320031) Stikes Kepanjen


c) Pola asuh masa kanak-kanak tidak adequat misalnya tidak
ada kasih sayang, diwarnai kekerasan, ada kekeosongan
emosi
d) Konflik dan kekerasan dalam keluarga (pertengkaran orang
tua, aniaya dan kekerasan rumah tangga)
3) Faktor Sosial Budaya
a) Kemiskinan
b) Konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan, kerawanan)
c) Kehidupan yang terisolasi disertai stres yang menumpuk

b. Faktor Presipitasi
1) Hubungan yang bermusuhan
2) Merasa ada tekanan
3) Isolasi diri / sosial
4) Pengganguran disertai perasaan tidak berguna
5) Putus asa dan tidak berdaya

4. Tanda Dan Gejala


Menurut Kusumawati, (2010) yaitu :
1. Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat)
Cara berfikir magis dan primitif, perhatian, isi pikir, bentuk, dan
pengorganisasian bicara (tangensial, neologisme, sirkumtansial).
2. Fungsi persepsi
Depersonalisasi dan halusinasi.
3. Fungsi emosi
Afek tumpul kurang respons emosional, afek datar, afek tidak sesuai,
reaksi berlebihan, ambivalen.
4. Fungsi motorik.
Imfulsif gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme, stereotipik
gerakan yang diulang-ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi
stimulus yang jelas, katatonia.
5. Fungsi sosial kesepian.

4 | Sigit Setyawan (1320031) Stikes Kepanjen


Isolasi sosial, menarik diri, dan harga diri rendah.
6. Dalam tatanan keperawatan jiwa respons neurobiologis yang sering
muncul adalah gangguan isi pikir: waham dan PSP: halusinasi.

5. Akibat
1. Kerusakan komunikasi verbal
2. Risiko perilaku kekerasan

III. A. POHON MASALAH

Akibat ------------------------- Kerusakan Komunikasi Verbal

Gangguan Proses Pikir :


Masalah utama ---------------- Waham

n
Harga Diri Rendah
Penyebab ----------------------

B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU


DIKAJI
a. Kerusakan komunikasi verbal
DS : Saya ini seorang raja yang mempunyai banyak kerajaan
DO : - Klien bicara kacau / inkoheren
- Tidak kooperatif dalam berkomunikasi
- Apatis dalam berkomunikasi
- Tidak mampu berkonsentrasi
- Jawaban kurang sesuai / berbelit-belit
- Klien merasa dirinya seorang penguasa
-

5 | Sigit Setyawan (1320031) Stikes Kepanjen


b. Gangguan proses pikir : waham
DS : Saya ini seorang raja yang menguasahi banyak kerajaan,
namun ada orang yang mau merebut kerajaan saya
DO : - Merasa dirinya seorang raja yang berkuasa
- Curiga
- Bicara berbelit-belit
- Tidak merasa dirinya sakit
- Mudah tersinggung
- Tidak kooperatif
- Mempunyai pikiran yang aneh-aneh terhadap dirinya
c. Harga diri rendah
DS : Saya ini seseorang yang gagal dalam meniti karir
DO : - Merasa rendah diri
- Kurang percaya diri
- Pemalu dan suka menyendiri
- Kontak matanya kurang
- Selalu menyalahkan dirinya sendiri
- Sedih, putus asa, disertai perilaku apatis

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1) Gangguan proses pikir : waham
2) Harga diri rendah

V. RENCANA KEPERAWATAN
Dx. 1. Gangguan proses pikir : waham
1. Tujuan umum (TUM ) :
Klien dapat mengontrol wahamnya
2. Tujuan khusus (TUK) :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan klien, beri salam
terapeutik (panggil nama klien), sebutkan nama perawat, jelaskan

6 | Sigit Setyawan (1320031) Stikes Kepanjen


tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak
yang jelas (topik, waktu, tempat)
1.2 Jangan membantah dan mendukung waham klien
a. Katakan perawat menerima keyakinan klien :Saya menerima
keyakinan anda disertai ekspresi menerima
b. Katakan perawat tidak mendukung : Sukar bagi saya untuk
mempercayainya disertai ekspresi ragu tapi empati
c. Tidak membicarakan isi waham klien
1.3 Observasi apakah waham klien mengganggu aktifitas sehari-hari
dan perawatan diri

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki


2.1 Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis
2.2 Diskusikan dengan klien kemampuan yang dimiliki pada waktu
lalu dan saat ini yang realistis. (hati-hati terlibat diskusi dengan
waham)
2.3 Tanyakan apa yang bisa dilakukan (kaitkan dengan aktifitas
sehari-hari dan perawatan diri) kemudian anjurkan untuk
melakukan saat ini.
2.4 Jika klien selalu bicara tentang wahamnya dengarkan sampai
kebutuhan waham tidak ada. Perawat perlu memperhatikan
bahwa klien penting.

3. Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi


3.1 Observasi kebutuhan klien sehari-hari.
3.2 Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi selama dirumah
maupun di Rumah Sakit.
3.3 Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan timbulnya
waham.
3.4 Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan
memerlukan waktu dan tenaga.

7 | Sigit Setyawan (1320031) Stikes Kepanjen


3.5 Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk
menggunakan wahamnya.

4. Klien dapat berhubungan dengan realitas


4.1 Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (realitas diri,
relitas orang lain, waktu dan tempat).
4.2 Sertakan klien dalam terapi aktifitas kelompok : Orientasi
realitas.
4.3 Berika pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien.

5. Klien dapat dukungan keluarga


5.1 Diskusikan dengan keluarga tentang.
a. Gejala waham.
b. Cara merawatnya.
c. Lingkungan keluarga.
d. Fallow up dan obat
5.2 Anjurkan keluarga melaksanakan dengan bantuan perawat.

6. Klien dapat menggunakan obat dengan benar


6.1 Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang obat, dosis,
frekuensi, efek, dan efek samping obat dan akibat penghentian.
6.2 Diskusikan perasaan klien setelah makan obat.
6.3 Berikan obat dengan prinsip 5 benar dan observasi setelah makan
obat

8 | Sigit Setyawan (1320031) Stikes Kepanjen


DAFTAR PUSTAKA

1. Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Alih Bahasa :


Yasmin Asih, Edisi 6, EGC, Jakarta, 1998
2. Keliat, B. A. 2009. Model Praktik Keperawatan Professional Jiwa. Jakarta:
EGC.
3. Kusumawati dan Hartono. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika
4. Stuart, G.W. & Michele T. Laraia, Principles and Practice of Psychiatric
Nursing, 6 th Edition, Mosby Company, St. Louis, 1998
5. Townsend, M.C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Keoerawatan
Psikiatri, edisi 3. Jakarta: EGC.

9 | Sigit Setyawan (1320031) Stikes Kepanjen

Anda mungkin juga menyukai