Anda di halaman 1dari 5

Epidemiologi

Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral antara lain melalui
makanan/minuman yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja penderita.
Beberapa perilaku dapat menyebabkan penyebaran kuman enteric dan meningkatkan resiko
terjadinya diare. Perilaku tersebut antara lain : tidak memberi ASI secara penuuh 4-6 bulan
pada pertama kehidupan. Pada bayi yang tidak diberi ASI resiko untuk menderita diare lebih
besar dari pada bayi yang diberi ASI penuh, dan kemungkinan menderita dehidrasi berat
lebih besar.
Menggunakan botol susu, penggunaan botol ini memudahkan pencemaran oleh
kuman karena botol susah dibersihkan.
Menyimpan makanan masak pada suhu kamar.Bila makanan disimpan beberapa jam pada
suhu kamar,makanan akan tercemar dan kuman akan berkembang biak.
Menggunakan air yang tercemar. Air mungkin sudah tercemar dari sumbernya atau
pada saat disimpan dirumah. Pencemaran dirumah dapat terjadi kalau tempat penyimpanan
tidak tertutup atau apabila tangan yang tercemar menyentuh air pada saat mengambil air dari
tempat penyimpanan.
Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang tinja anak atau
sebulum makan.
Tidak membuang tinja (termasuk tinja bayi ) denga benar. Sering beranggapan bahwa
tinja bayi tidaklah berbahaya, padahal sesungguhnya mengundang virus atau bakteri dalam
jumlah besar.selain itu tinja binatang dapat pula menyebabkan infeksi pada manusia.
ETIOLOGI
2. 2. 1 Faktor Infeksi
1. Infeksi internal, yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare.
2. Infeksi bakteri : Vibrio coma, Echeseria coli, Salmonella, Shigella, Compilobacter, Yersenia
dan Acromonas.
3. Infeksi virus : Entero virus (Virus echo, Coxechasi dan Poliomyelitis), Adeno virus, Rota
virus dan Astrovirus.
4. Infeksi parasit : Cacing, protozoa dan jamur.
5. Infeksi parental, yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan, seperti otitis media
akut, tonsilopharingitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama pada bayi dan anak dibawah 2
tahun.

2. 2. 2 Bukan Faktor Infeksi


1. Alergi makanan : susu dan protein
2. Gangguan metabolik atau malabsorbsi
3. Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan
4. Obat-obatan seperti antibiotik
5. Penyakit usus seperti colitis ulserative, crohn disease dan enterocolitis
6. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas
7. Obstruksi usus
8. Kurang gizi

2. 2. 3 Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat
Disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa). Monosakarida (intoleransi glukosa,
fruktosa, dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering adalah intoleransi
laktosa.
Malabsorbsi lemak.
CARA PENULARAN
Penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung,
seperti :
Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga
atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.
Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering memasukan tangan /
mainan / apapun kedalam mulut. Karena virus ini dapat bertahan di permukaan udara sampai
beberapa hari.
Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar
Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih.
Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau membersihkan tinja
anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan dan alat-alat yang dipegang.
B. Etiologi
Menurut Ngastiyah (2005) penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor:
a. Faktor Infeksi
1) Infeksi enterial
Infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab diare pada anak. Meliputi
infeksi enteral sebagai berikut:
a) Infeksi virus : Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis), Adenovirus, Rotavirus,
Astrovirus dan lain-lain.
b) Infeksi bakteri: vibrio, Ecoli, salmonella, shigella.
c) Infeksi parasit: Cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongyloides), protozoa (entamoeba
hystolytica, giardia lambilia, trichomonas hominis), jamur (candida albicanas)
2) Infeksi pareteral
Infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti: otitis media akut, tonsilitis/tonsilofaringitis,
bronchopneumonia, ensefalitis dan sebagainya. Keadaan terutama terdapat pada bayi dan
anak berumur di bawah 2 tahun.
b. Faktor Malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat
Disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa,
fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering intoleransi laktosa.
2) Malabsorbsi lemak
3) Malabsorbsi protein
c. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
d. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar)

Anda mungkin juga menyukai