Oleh :
Widyati, S., A. D. Sudarman, E. Fuskhah
Dan Tim Asisten Ilmu Tanaman Pakan
LABORATORIUM EKOLOGI DAN PRODUKSI TANAMAN
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wataala atas rahmat
dan karunia Nya sehingga Petunjuk Praktikum Ilmu Tanaman Pakan dapat diselesaikan
dengan baik.
Praktikum merupakan sarana untuk menambah ketrampilan mahasiswa dalam
mempelajari teori yang diberikan dalam ruang kuliah dan mata kuliah Ilmu Tanaman
Pakan ini merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa S1 Agroekoteknologi.
Petunjuk praktikum ini disusun sebagai pegangan untuk mahasiswa S1 Program
Studi Agroekoteknologi, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian
Universitas Diponegoro, Semarang yang mengambil mata kuliah Ilmu Tanaman Pakan
pada semester V. Petunjuk praktikum ini berisikan tentang pengenalan jenis hijauan
pakan unggul dari famili gramineae dan leguminosa, dan pengelolaan hijauan pakan
dengan sistem tanam monokultur dan tumpangsari antara rumput dan leguminosa pakan
unggul.
Semoga petunjuk praktikum ini bermanfaat membantu mahasiswa dalam
melaksanakan praktikum Ilmu Tanaman Pakan.
Tujuan :
Prinsip Dasar :
Observation set-up :
Sasaran pengamatan :
Langkah-langkah pengamatan :
Analisis data :
3. Amati beda pokok morfologi kedua jenis tanaman pakan tersebut yang ada
kaitannya dengan kelangsungan hidup tanaman (fotosintesis)
Diskusi :
Laporan :
Tugas selanjutnya :
Pustaka :
Whyte, R. O., TGR, Moir and J. P. Cooper. 1959. Grasses in Agriculture. FAO of The
United Nation, Rhome. Italy.
Tujuan :
- Mahasiswa mengetahui cara pengolahan lahan yang benar
- Mahasiswa mampu memilih bahan tanam yang sesuai
- Mahasiswa mengetahui cara menanam tanaman tumpangsari yang benar
- Mahasiswa mengetahui jarak tanam yang tepat
- Mahasiswa mampu memupuk yang benar
- Mahasiswa mengetahui interval pemotongan yang tepat
- Mahasiswa mampu memprediksi produksi hijauan pakan pada system tumpangsari
Prinsip Dasar :
Tujuan utama membangun lahan tanaman pakan adalah menyediakan hijauan
pakan yang bergizi tinggi, efisisen, dan kontinyu sepanjang tahun. Produktivitas ternak
sangat dipengaruhi oleh ketersediaan hijauan pakan yang cukup dengan kalitas yang
baik, sedangkan produktivitas dan kualitas hijauan sangat dipengaruhi oleh bibit hijauan
yang baik dan persiapan lahan yang baik.
Pengolahan lahan merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan untuk
membangun suatu lahan tanaman pakan. Pengolahan lahan yang biasa dilakukan
meliputi pembersihan areal yang bertujuan untuk membersihkan area dari semak-semak,
alang-alang dan tanaman lain, pembajakan bertujuan memecah lapisan tanah menjadi
bongkahan sehingga gembur agar proses mineralisasi bahan organik berlangsung cepat
dan penggaruan yang bertujuan menghancurkan bongkahan padat hasil pembajakan
menjadi struktur tanah remah sekaligus membersihkan sisa-sisa tumbuhan liar.
Bahan tanam yang dapat digunakan adalah benih, pols, stek, dan stolon. Bahan
tanam untuk rumput biasanya berupa benih, pols, dan stek, sedangkan untuk legum
berupa benih dan stek. Dasar pertimbangan dalam pemilihan bahan tanam yaitu sesuai
dengan lingkungan setempat, mudah dikembangkan dan dikelola, kemungkinan dapat
memberikan produksi yang tinggi dan palatabel.
Secara umum cara penanaman terdiri dari 3 macam yaitu penanaman di dalam jalur
apabila bahan tanam yang dipakai berupa stek, penanaman dalam lubang apabila bahan
tanam yang digunakan benih, dan penanaman secara disebar apabila bahan tanam yang
dipakai benih dan untuk daerah yang luas.
Jarak tanam bergantung pada beberapa faktor antara lain sifat tumbuh spesies
tanaman dan kesuburan tanah. Untuk tanaman yang tumbuh tegak dan berumpun, jarak
tanam yang direkomendasikan 60 90 x 45 60 cm, untuk tanaman yang membentuk
stolon/rhizome jarak tanam yang direkomendasikan 90x100 cm dan 100x100 cm. Jarak
tanam pada tanah yang subur lebih lebar untuk memberikan ruang yang cukup tanaman
tumbuh dan berkembang.
Beberapa cara pemberian pupuk yaitu disebar dalam jalur, dan didalam baris.
Penentuan pupuk ditentukan oleh efisiensi penggunaan pupuk, kerusakan tanaman yang
ditimbulkan akibat pemupukan dan kemudahan dalam pelaksanaan.
Pola tanam tumpangsari adalah suatu pertanaman antara dua jenis atau lebih
tanaman pada sebidang tanah dan waktu yang sama dengan membentuk baris-baris yang
teratur untuk tiap jenis tanaman. Tujuan pola tanam tumpangsari pada umumnya untuk
meningkatkan produktivitas tanah dan meningkatkan kualitas hijauan yang dihasilkan
per satuan luas lahan. Sistem tumpangsari pada umumnya lebih menguntungkan
dibandingkan tanaman monokultur karena produkstivitas lahan menjadi tinggi, jenis
komoditas yang dihasilkan beragam, hemat dalam pemakaian sarana produksi dan resiko
kegagagalan dapat diperkecil. Sistem tumpangsari juga dapat memperkecil erosi, bahkan
cara ini dapat mempertahankan kesuburan tanah. System tumpang sari yang baik adalah
antara lain rumput dan legum.
Defoliasi atau pemotongan dengan atau langsung oleh ternaknya (digembala)
dengan tujuan untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas hijauan yang baik, menjaga
kelestarian tanaman, juga merupakan cara yang efektif untuk membasmi tumbuhan
pengganggu. Pemotongan biasanya dilakukan pada akhir fase vegetatif, dimana
pertumbuhan tanaman sudah maksimum, dan cadangan makanan untuk tumbuh kembali
sudah terbentuk. Tinggi pemotongan akan mempengaruhi produksi hijauan karena
mempengaruhi pertumbuhan kembali tanaman setelah dilakukan pemotongan. Tinggi
pemotongan yang direkomendasikan adalah 10 20 cm dari atas permukaan tanah.
Interval pemotongan erat hubungannya dengan pemanfaatan hijauan dan bergantung
pada musim. Interval pemotongan pada musim hujan direkomendasikan 30 40 hari dan
pada musim kemarau 50 60 hari.
Produksi hijauan pakan adalah produksi persatuan luas lahan pertahun. Prediksi
produksi hijauan pakan dapat dihitung dengan rumus :
Rumus :
P= xp +
Keterangan :
BB = bulan basah p = produksi cuplikan
BK = bulan kering Iph = interval pemotongan musim penghujan
30 = jumlah hari dalam 1 bulan Ipk = interval pemotongan musim kemarau
Pemotongan paksa dilakukan untuk rumput (10 cm dari atas tanah) dan
kalopo/centro (5 cm dari atas tanah) pada 4 minggu setelah tanam rumput. Perhitungan
produksi pada pemotongan kedua untuk rumput dan kalopo 4-6 minggu setelah potong
paksa.
Petak untuk tanaman Rumput Gajah mini (Petak I) Monokultur
jarak tanam
R R R
50 cm
100 cm
R R R
100 cm
R R R
Petak tumpangsari rumput gajah mini dan kalopo/centro larik (Petak II)
jarak tanam 25 cm
R v v R v v R
1/2 jt 100 cm 50 cm
100 cm
R v v R v v R
R v v R v v R
Keterangan:
R : tanaman Rumput Gajah mini
v : tanaman kalopo
Petak tumpangsari rumput gajah mini dan kalopo/centro silang (Petak III)
jrk tnm 50 cm
jrk R v R v R
Tanam 100 cm
v v v
100 cm
R v R v R
v v 100 cm v
R v R v R
75 cm jrk tnm 50 cm
v v v v
50 cm 75 cm
100 cm
50 cm
v v v v
100cm
75 cm v v v v
Keterangan:
v : tanaman kalopo
jumlah tanaman kalopo per petak 12 tanaman sama dengan yang ada di petak
tumpangsari
Pembagian Tugas:
Kelas A terdiri ats 14 kelompok (44 anak) Kelas B terdiri ats 13 kelompok (39 anak)
Rumput: Gajah mini ; Legum : Kalopo Rumput: Gajah mini ; Legum : Centro
Petak I : 1A, 13A Petak I : 1B, 14A
Petak II : 2A, 3A, 4A, 5A Petak II : 2B, 3B, 4B, 5B
Petak III : 6A, 7A, 8A, 9A Petak III : 6B, 7B, 8B, 9B
Petak IV : 10A, 11A, 11A, 12A Petak IV : 10B, 11B, 12B, 13B
Langkah-langkah Pengamatan :
1. Siapkan meteran, alat tulis dan buku catatan
2. Tiap kelompok praktikan diwajibkan mengukur tinggi tanaman dan jumlah daun
untuk tanaman pakan tiap minggu dan mencatatnya dalam laporan sementara.
Pengukuran dilakukan 1 minggu setelah potong paksa Pengukuran dilakukan
pada semua tanaman dalam luasan petak (4m x 4m)
3. Tinggi tanaman diukur dari atas tanah sampai ketitik tertinggi tanaman setelah
daun disatukan (untuk rumput)
4. Tinggi tanaman untuk legum diukur dari atas tanah sampai titik tumbuh.
5. Menghitung jumlah daun, daun yang sudah kering tidak dihitung.
6. Menghitung jumlah tunas (kalopo) dan jumlah anakan (Rumput)
7. Mengukur produksi dapat dilakukan dengan memotong semua tanaman yang ada
dalam petak. Pemotongan dilakukan pada tanaman rumput maupun legum 4-6
minggu setelah potong paksa
8. Setelah dipotong, ditimbang kemudian diambil sampel untuk dianalisis bahan
keringnya dengan oven.
Analisis Data :
1. Buatlah tabel pengamatan untuk semua parameter yang diamati meliputi tinggi
tanaman, jumlah daun, jumlah tunas (kalopo), dan jumlah anakan (rumput), serta
produksi bahan segar dan bahan keringnya.
2. Amati rata-rata penambahan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah tunas, jumlah
anakan, masing-masing tanaman pakan untuk mengetahui pertumbuhan tanaman.
Diskusi :
1. Diskusikan tentang pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah tunas, dan
jumlah anakan sehubungan dengan pertumbuhan.
2. Diskusikan mengenai fase pertumbuhan pada tanaman pakan.
3. Diskusikan perhitungan produksi BK tanaman pakan yang saudara amati.
Laporan
Buat laporan pengamatan yang berisi tujuan, materi dan metoda, hasil pengamatan,
diskusi dan kesimpulan.
Tugas selanjutnya :
Pelajari hasil-hasil praktikum untuk pertanggung jawaban akhir praktikum.
Pustaka :
Reksohadiprodjo, S. 1985. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. Edisi
Revisi. BPFE. Yogyakarta.
Whyte, R. O., TRG. Moir and J. P. Cooper. 1959. Grasses in Agriculture FAO of The
United Nation, Rome. Italy.
Semarang, ...........................
Koordinator Asisten
______________________
Tabel 2. Pengamatan Jumlah Daun Rumput Gajah mini pada pola tanam tumpangsari/
monokultur
Jumlah Minggu ke
I II III IV V VI VII VIII Keterangan
Tunas
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Rerata
Paraf Ast.
Catatan:
Semarang, ...........................
Koordinator Asisten
______________________
Tabel 3. Pengamatan Jumlah anakan Rumput Gajah mini pada pola tanam
tumpangsari/monokultur
Jumlah Minggu ke
I II III IV V VI VII VIII Keterangan
Tunas
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Rerata
Paraf Ast.
Catatan:
Semarang, ...........................
Koordinator Asisten
______________________
Tabel 4. Pengamatan Tinggi Tanaman Kalopo/centro pada pola tanam tumpangsari
monokultur
Jumlah Minggu ke
I II III IV V VI VII VIII Keterangan
Tunas
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Rerata
Paraf Ast.
Catatan:
Semarang, ...........................
Koordinator Asisten
______________________
Tabel 5. Pengamatan Jumlah Daun kalopo pada pola tanam tumpangsari/ monokultur
Jumlah Minggu ke
I II III IV V VI VII VIII Keterangan
Tunas
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Rerata
Paraf Ast.
Catatan:
Semarang, ...........................
Koordinator Asisten
______________________
Tabel 6. Pengamatan Jumlah Tunas kalopo/centro pada pola tanam tumpangsari/
monokultur
Jumlah Minggu ke
I II III IV V VI VII VIII Keterangan
Tunas
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Rerata
Paraf Ast.
Catatan:
Semarang, ...........................
Koordinator Asisten
______________________
Pembagian kelompok mahasiswa/ praktikan ITP
KLAS A
KELOMPOK 13 KELOMPOK 14
Gita Ayu L. Devy Octaviany
Nurul Widyaningsih Yunita Mahda S.
Rihadatul Funun Fiorentina Chelsea
Irvan Adi F. Jeni Laras Utami
Ast. RFA Ast. HAR
Koordinator Praktikum:
Rahmat Fitra A. (RFA)
Hani Atur R. (HAR)
Pembagian kelompok mahasiswa/ praktikan ITP
KLAS B
KELOMPOK 13
Silfareda Aulia
Ardhia Dwi C
Delia Anindyarasmi
Ast. WDN
Koordinator Praktikum:
Widi Dwi Noviandi (WDN)
Kurnia Yuni A. (KUR)
TIM ASISTEN ILMU TANAMAN PAKAN
No. Nama Kode NIM Contact Person
1. Widi Dwi Noviandi WDN 23030114140070 Id line:
wididwinoviandi
HP : 085724199633
2. Rahmat Fitrah Al- RFA 23030114120040 Id line:
masni rahmatfitrah28
HP : 085263691803
3. Hani Atur Rosyidah HAR 23030114120043 Id line: haniar_
HP : 08966937992
4. Kurnia Yuni Astuti KUR 23030114120007 Id line: kurniayastuti
HP : 081285524204