Anda di halaman 1dari 16

proyek penelitian pun direncanakan untuk menguji hipotesis.

Hasil studi tersebut menolong


peneliti untuk mendeduksi atau menyimpulkan bahwa mengendalikan kegaduhan yang
mengganggu memang membantu peserta untuk meningkatkan kinerja mereka pada teka-teki
mental. Metode yang dimulai dengan kerangka teoretis, mernmLiskan hipotesis, dan secara
logis menarik kesimpulan dari hasil studi disebut sebagai metode hipotetis-deduktif.
Rintangan penyelidikan ilmiah digambarkan dalam Figur 2.1 dan meliputi proses mengamati
fenomena pada awalnya, mengidentifikasi masalah, membangun sebuah teori yang mungkin
berlaku, membuat hipotesis, menentukan aspek-aspek desain penelitian, mengumpulkan data,
menganalisis data, dan menginterpretasi hasil.

membatasi generalisasi temuan. Dengan demikian, tidak selalu mungkin untuk memenuhi
semua ciri sains sepenuhnya. Sifat bisa diperbandingkan, konsistensi, dan generalisasi yang
luas sering sulit dicapai dalam penelitian. Tetap saja, dalam rangka mendesain penelitian
untuk memastikan kejelasan tujuan, ketepatan, dan sifat dapat diuji, dapat ditiru, dapat
digeneralisasi, objektivitas, hemat, dan ketelitian serta keyakinan yang semaksimal
mungkin, kita harus berusaha keras untuk menggunakan investigasi ilmiah. Beberapa
keterbatasan lain yang mungkin dalam studi penelitian dibahas dalam bab-bab berikut.
Deduksi dan Induksi
Jawaban atas persoalan dapat ditemukan entah dengan proses deduksi atau proses induksi,
atau dengan kombinasi keduanya. Deduksi adalah proses di mana kita tiba pada suatu
kesimpulan beralasan melalui generalisasi logis dari sebuah fakta yang diketahui. Misalnya,
kita mengetahui bahwa semua orang yang berkinerja tinggi adalah sangat menguasai
pekerjaan mereka. Bila John berkinerja tinggi, kita kemudian menyimpulkan bahwa ia
sangat mengnasai pekerjaannya. lnduksi, di sisi lain, merupakan proses di mana kita
mengamati fenomena tertentu dan berdasarkan hal tersebut tiba pada kesimpulan. Dengan
kata lain, dalam induksi, kita secara logis membuat sebuah proposisi umum berdasarkan
fakta yang diamati. Misalnya, kita melihat bahwa proses produksi merupakan ciri utama
dari pabrik manufaktur. Karena itu, kita menyimpulkan bahwa pabrik eksis untuk tujuan
produksi. Baik proses deduktif maupun induktif digunakan dalam investigasi ilmiah.
Teori yang berdasarkan deduksi dan induksi membantu kita untuk memahami, menjelaskan,
dan/atau memprediksi fenomena bisnis. Bila penelitian direncanakan untuk menguji
beberapa hasil spesifik yang dihipotesiskan, sebagai contoh, untuk melihat apakah
mengendalikan kegaduhan yang mengganggu dalam lingkungan akan meningkatkan kinerja
orang dalam memecahkan teka-teki mental, langkah-langkah berikut dilakukan.
Investigator memulai dengan teori bahwa kegaduhan secara merugikan memengaruhi
mental untuk pemecahan masalah. Hipotesis kemudian dihasilkan bahwa jika kegaduhan
dikendalikan, teka-teki mental dapat dipecahkan dengan lebih cepat dan tepat. Berdasarkan
hal ini, sebuah

Seorang man-ajer penjualan menganrati bahwa konsumen mungkin tic{ak sepuas


sebagaimana mestinya. Manajer tersebut mungkin tidak vakin bahwa hal ini benar bcnar
1<asus, tetapi mungkin mcngalami kegelisahan dan kekhawatiran bahwa kepuasan
konsumen sedang mcngalami penurunan. Proses pengamatan (ohsert~ation) atau
merasakan fenomena di sekitar kita merupakan permulaan kebanyakan penelitian entah
terapan atau dasar. Langkah berikut bagi manajer tersebut adalah menentukan apakah ada
sebuah masalah nyata, dan jika demikian, seberapa serius. Identifikasi masalah (problem
ideratification) ini memerlukan sejumlah pengumpulan data awal. Manajer tersebut c{apat
sambil lalu berbincang dengan beberapa pelanggan untul< untuk menemukan bagaimana
perasaan mereka terhvdap produk c{an layanan konsumen. Selama proses percalcapan
tersebut, manajer mungkin mcnemukan bahwa pelanggan mcnyukai produknya, tetapi
kecewa karena banyak item yang mereka perlukan sering tidak tersedia, dan mereka merasa
pramuniaga tidak banyak menolong. Dari diskusi dengan sejumlah pramuniaga, manajer
mungkin mengetahui bahwa pabrik tidak menyuplai barang tepat waktu dan menjanjikan
tanggal pengiriman baru vang pada saatnya gagal dipenuhi. Pramuniaga juga munglcin
mengatakan bahwa mercka herusaha untuk menvenangkan dan mempertahankan konsumen
dengan menyampaikan tanggal pengiriman yang dijanjikan oleh pihak pabrik.

Gabungan informasi yang diperoleh melalui proses wawancara informal dan formal
membantu manajer untuk menentukan bahwa sebuah masalah eksis. Hal tersebut juga
membantu manajer untuk merumuskan sebuah model konseptual atau kerangka teoretis
(theoretical framework) dari semua faktor yang menimbulkan masalah. Dalam kasus ini,
terdapat jaringan koneksi antara faktor-faktor berikut: keterlambatan pihak pabrik mengirim
barang, pemberitahuan tanggal pengiriman selanjutnya yang tidak ditepati, janji
pramuniaga kepada konsumen (dengan harapan mempertahankan mereka) yang tidak dapat
dipenuhi, kesemua itu berkontribusi pada ketidakpuasan konsumen. Dari kerangka teoretis,
yang merupakan gabungan berarti dari semua informasi yang diperoleh; beberapa hipotesis
(hypotheses) dapat dibuat dan diuji untuk menemukan apakah data membuktikannya.
Konsep-konsep kemudian didefinisikan secara operasional (operationally defiraded)
sehingga dapat diukur. Desain penelitian (research design) disusun untuk menentukan, di
antara hal lainnya, cara mengumpulkan (collect) data lebih lanjut, menganalisis (analyze)
dan menginterpretasikannya (interpret), dan akhirnya, memberikan jawaban atas oasalah.
Proses menarik kesimpulan dari analisis logis yang meyakinl<an disebut deduksi
(deduction). Dengan demikian, rintangan sains menyediakan pcrmulaan bagi metode
penelitian ilrniah hipotetis-deduktif, yang akan dibahas berikut ini.

ME TOD E HI POTETI S -D EDU KTI F


Tujuh Langkah Metode Hipotetis-Deduktif
Tujuh langkah yang termasuk dalam metode penelitian hipotetis-deduktif yang berakar
dari rintangan yang dibahas di atas, dan didaftarkan dan dibahas di hawah ini.
1. Pengamatan
2. Pengumpulan informasi awal
3. Perumusan teori
4. Penyusunan hipotesis
5. Pengumpulan data ilmiah lebih lanjut
6. 6. Analisis data
7. Deduksi
Pen gamatan
Pengamatan adalah tahap pertama, di mana seseorang merasakan bahwa perubahan
tertentu sedang terjadi, atau bahwa beberapa perilaku, sikap, dan perasaan baru sedang
mengemuka dalam lingkungan seseorang (dalam hal ini, tempat kerja). Ketika fenomena
yang diamati tersebut tampaknya mempunyai konsekuensi penting, orang tersebut akan
melanjutkan ke langkah berikut.
Bagaimana seseorang mengamati fenomena dan perubahan dalam lingkungan? Manajer
yang berorientasi-orang selalu peka dan sadar akan apa yang terjadi dalam dan di sekitar
tempat kerja. Perubahan dalam sikap, perilaku, pola dan gaya komunikasi, serta tanda
verbal dan isyarat nonverbal lainnya dapat disadari oleh manajer yang peka terhadap
berbagai nuansa. Entah kita berurusan dengan hal keuangan, akuntansi, manajemen,
pemasaran, atau administrasi, dan tanpa menghiraukan kecanggihan mesin dan Internet,
dalam analisis terakhir, adalah orang yang mencapai tujuan dan membuat sesuatu
terjadi. Entah itu pemasangan Sistem Informasi Manajemen yang efektif, teknologi
pabrik yang baru, saluran distribusi, rencana strategis, sistem akuntansi biaya, rencana
investasi, atau skema pelatihan, adalah terutama lewat usaha karyawan agar tujuan bisa
dicapai. Reaksi atau respons mayoritas secara positif atau negatif terhadap beragam
faktor dalam lingkungan kerja, dan isyarat yang disampaikan secara sadar atau tidak
sadar, adalah yang manajer dapat dengan mudah petik. Bila benar-benar ada masalah
yang muncul, manajer mungkin tidak memahami apa yang sesungguhnya terjadi, tetapi
dapat dengan pasti merasakan bahwa hal-hal tidak herlangsung seperti seharusnya.
Sama halnya seperti penurunan penjualan, gangguan produksi yang sering, catatan
akuntansi yang salah, investasi dengan sedikit hasil, ketidaktertarikan karyawan terhadap
pekerjaan mereka, dan semacamnya, bisa dengan mudah menarik perhatian manajer,
meskipun penyebab keadaan tersebut mungkin masih teka-teki.

Pengumpulan Informasi Awal


Pengumpulan informasi awal meliputi mencari informasi secara mendalam mengenai hal
yang diamati. Hal ini dapat dilakukan dengan berbicara secara informal dengan beberapa
orang dalam konteks kerja atau klien, atau kepada sumber relevan lainnya, dengan
demikian dapat mengumpulkan informasi mengenai apa dan mengapa sesuatu hal terjadi.
Melalui wawancara yang tidak terstruktur ini, seseorang memperoleh gagasan atau
"perasaan" mengenai apa yang sedang berlangsung. Setelah peneliti meningkatkan tingkat
kesadaran mengenai apa yang terjadi, ia kemudian dapat fokus pada masalah dan faktor
terkait melalui wawancara formal dan terstruktur dengan kelompok yang relevan. Di
samping itu, dengan melakukan penelitian perpustakaan, atau memperoleh informasi lewat
sumber lainnya, investigator akan mengetahui bagaimana persoalan tersebut ditangani
dalam situasi lain. Informasi tersebut akan memberikan wawasan tambahan mengenai
faktor lain yang bisa saja berlaku dalam situasi tertentu-melampaui dan di atas faktor lain
yang tidak terungkap dalam wawancara sebelumnya.
Dengan demikian, banyak informasi akan diperoleh melalui wawancara dan penelitian
pustaka. Langkah selanjutnya adalah mengartikan faktor-faktor yang telah diidentifikasi
dalam tahap pengumpulan informasi dengan memilahnya bersama dalam beberapa cara
yang bermakna.

Perumusan Teori
Langkah berikutnya adalah perumusan teori, yaitu usaha untuk menggabungkan semua
informasi dalam cara yang logis, sehingga faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah
dapat dikonseptualisasi dan diuji. Kerangka teoretis yang dirumuskan sering dituntun oleh
pengalaman dan intuisi. Pada langkah ini, variabel kritis diuji kontribusi dan pengaruhnya
dalam menjelaskan mengapa masalah terjadi dan bagaimana hal tersebut dapat diselesaikan.
Jaringan asosiasi yang diidentifikasi di antara variabel kemudian akan dijalin bersama
secara teoretis dengan justifikasi alasan mengapa hal tersebut berpengaruh terhadap
masalah. Proses perumusan teori ini dibahas lebih jauh dalam Bab 5.
Saat ini, seseorang mungkin mernpertanyakan mengapa sebuah teori harus dirumuskan
setiap kali sebuah masalah diteliti, dan mengapa seseorang tidak dapat bertindak
berdasarkan informasi yang terkandung dalam temuan penelitian yang dipublikasikan
sebelumnya, saat sedang menyelidiki literatur. Ada beberapa alasan untuk hal ini, salah
satunya adalah bahwa studi yang berbeda mungkin mengidentifikasi variabel yang berbeda,
yang sebagian di antaranya mungkin tidak relevan untuk situasi yang sedang dihadapi.
,Juga, dalam studi sebelurnnya, sejumlah hipotesis mungkin terbukti dan lainnya tidak,
sehingga menimbulkan situasi yang membingungkan. Karena itu, solusi dalam setiap situasi
masalah yang kompleks dipermudah dengan merumuskan dan menguji teori-teori yang
relevan dengan situasi tersebut.

Penyusunan Hipotesis
Penyusunan hipotesis adalah langkah logis selanjutnya setelah perumusan teori. Dari
jaringan asosiasi teori di antara variabel, hipotesis atau perkiraan tertentu yang dapat diuji
pun bisa dihasilkan. Misalnya, pada poin ini, seseorang mungkin menyusun hipotesis
bahwa jika sejumlah itern ditaruh di rak-rak, ketidakpuasan konsumen akan sangat
berkurang. Hal tersebut merupakan sebuah hipotesis yang dapat diuji untuk menentukan
apakah pernyataan tersebut akan terbukti.
Pengujian hipotesis disebut penelitian deduktif (deductive). Terkadang, hipotesis yang
tidak dirumuskan secara orisinil dihasilkan melalui proses induksi (induction). Yaitu,
setelah data diperoleh, beberapa gagasan kreatif muncul, dan berdasarkan hal tersebut,
hipotesis baru pun bisa dihasilkan untuk diuji kemudian. Biasanya, dalam penelitian,
pengujian hipotesis melalui penelitian deduktif dan hipotesis yang dihasilkan dengan
induksi keduanya adalah lazim. Eksperimen Hawthorne merupakan contoh yang bagus
terkait dengan hal ini. Dari garis perakitan yang bersambung, banyak eksperimen diadakan
sehingga meningkatkan pemakaian listrik dan semacamnya, berdasarkan hipotesis semula
bahwa hal tersebut akan berpengaruh pada peningkatan produktivitas. Tetapi kemudian,
ketika hipotesis tersebut tidak terbukti, sebuah hipotesis baru pun disusun berdasarkan data
pengamatan. Fakta bahwa orang-orang yang dipilih untuk studi tersebut memberi mereka
perasaan tentang pentingnya meningkatkan produktivitas: entah penerangan, kehangatan,
atau pengaruh lain ditingkatkan atau tidak, kemudian menciptakan istilah Hawthorne
effect (Pengaruh Hawthorne)!

Pengumpulan Data Ilmiah Lebih Lanjut


Setelah menyusun hipotesis, data yang terkait dengan setiap variabel dalam hipotesis
perlu dikumpulkan. Dengan kata lain, pengumpulan data ilmiah lebih lanjut adalah
diperlukan untuk menguji hipotesis yang dihasilkan dalam studi. Misalnya, untuk
menguji hipotesis bahwa menyediakan item yang memadai akan mengurangi
ketidakpuasan konsumen, seseorang perlu mengukur tingkat kepuasan konsumen saat
ini dan mengumpulkan data lebih lanjut mengenai tingkat kepuasan konsumen kapan
pun sejumlah item yang memadai disimpan dan tersedia bagi konsumen. Data pada
setiap variabcl daalam kerangka teoretis di mana hipotesis dihasilkan juga harus
dikumpulkan. Data tersebut kemudian menjadi dasar untuk analisis data lebih lanjut.

Analisis Data
Dalam langkah analisis data, data yang dikumpulkan dianalisis secara statistik untuk
melihat apakah hipotesis terbukti. Misalnya, untuk melihat jika level persediaan
memengaruhi kepuasan konsumen, seseorang dapat menggunakan analisis korelasi dan
menentukan hubungan antara dua faktor. Hampir serupa, hipotesis lain dapat diuji
dengan analisis statistik yang tepat. Analisis kuantitatif dan kualitatif terhadap data
dapat dilakukan jika sejumlah perkiraan terbukti. Data kualitatif mengacu pada
informasi yang diperoleh dalam bentuk naratif melalui wawancara dan pengamatan.
Misalnya, untuk menguji teori bahwa keterbatasan anggaran secara berlawanan
berpengaruh pada respons manajer terhadap pekerjaan mereka, beberapa wawancara
dapat dilakukan dcngan para manajer setclah pcmbatasan anggaran ditetapkan. Respons
dari para manajer yang mengungkapkan reaksi mereka dalam cara yang berbeda
kemudian dapat dikelola untuk melihat kategori masing-masing dan tingkat di mana
jenis respons serupa disampaikan oleh manajer.

Deduksi
Deduksi adalah proses tiba pada kesimpulan dengan menginterpretasikan arti dari hasil
analisis data. Misalnya, jika ditemukan dari analisis data bahwa meningkatkan
persediaan berkorelasi positif dengan (peningkatan) kepuasan konsumen (misalnya 0,5),
maka oraug dapat menarik kesimpulan bahwa untuk meningkatkan kepuasan konsumen,
rak-rak harus menampilkan persediaan yang lebih baik. Kesimpulan lain dari analisis
data tersebut adalah bahwa persediaan di rak berkontribusi pada (atau menjelaskan)
varians sebesar 25% dalam kepuasan konsumen (0,5 2).
Penulisan Laporan

Bidang Masalah yang Luas, Pengumpulan Data Awal


PROSES PENELITIAN
proses penelitian dalam lima kotak pertama. Kotak 6 dan 7 memasukkan aspek
desain, yang akan diuraikan kemudian dalam buku ini.
Kotak 8 merupakan deduksi akhir dari pengujian hipotesis. Bila semua atau
sebagian besar hipotesis diterima dan pertanyaan penelitian sepenuhnya terjawab,
peneliti menulis laporan dan melakukan presentasi, dan manajer pun dapat
menimbang beberapa cara untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan
akhir, seperti ditunjukkan dalam kotak 9, 10 dan 11. Tetapi, jika beberapa hipotesis
ditolak, atau hanya sebagian yang terbukti, seseorang dapat merunut kembali alasan
di balik hal tersebut. Perhatikan garis putus-putus dan tanda panah yang diarahkan
ke beberapa kotak lain dalam Figur 4.1, yang menunjukkan bahwa proses dapat
diulangi pada titik di mana peneliti merasa perlu menguji kembali. Tetapi,
keputusan manajerial dapat dibuat berdasarkan temuan saat ini, entah karena
kekurangan waktu atau alasan lain, di mana peneliti berusaha membuat perkiraan
yang tepat mengenai mengapa hipotesis tertentu tidak terbukti, dan kemudian
menulis laporan yang merefleksikan hal tersebut. Hal ini ditunjukkan oleh garis
bergelombang dalam Figur 4.1 yang mengarah d ari kotak Tidak ke Menulis
Laporan.
Meskipun model penelitian yang ditampilkan dan dibahas dalam buku ini seolah-
olah merupakan proses langkah demi langkah yang linier , perlu diingat bahwa hal
tersebut tidak selalu demikian dalam praktik. Misalnya, meskipun pencarian
literatur dan wawancara telah dilakukan sebelum merumuskan kerangka teoretis,
kita dapat mundur ke belakang dan mengadakan lebih banyak wawancara dan/atau
mencari informasi tambahan dari literatur untuk memperoleh pemahaman yang
lebih jelas, juga untuk mempertajam teori. Tempat penelitian, sampel, ukuran
variabel, dan persoalan desain lainnya juga harus terus dipertimbangkan saat kita
mengidentifikasi masalah, merumuskan teori, dan menyusun hipotesis.
Masing-masing komponen model penelitian akan dibahas dalam buku ini. Bab ini
secara khusus membahas langkah l sampai 3 dari Figur 4. l : (1) identifikasi bidang
masalah yang luas, (2) pengumpulan informasi awal, terutama melalui wawancara
terstruktur, tidak terstruktur, serta survei literatur, dan (3) definisi masalah.

BIDANG MASALAH YANG LUAS


Identifikasi bidang masalah yang luas melalui proses pengamatan dan fokus pada
situasi yang dibahas dalam Bab 2. Ingat kembali bahwa bidang masalah yang luas
mengacu pada seluruh situasi di mana seseorang melihat sebuah kemungkinan

Adalah penting untuk diingat bahwa informasi dari data sekunder dapat diambil dari
beragam sumber, termasuk buku dan majalah, puhlilcasi dan sumber informasi
pemerintah, media, sensus, laporan pasar saham, dan semua jenis informasi mekanis,
seperti elektronik seperti bar code, data scarmzer, dan lnternet. Data sekunder dapat
diambil dari dokumen sejarah organisasi itu scndiri, ciari informasi yang telah tersedia
di intranet, atau dari sumber elcsternal seperti yang sudah disebutkan di atas, entah
lewat Intcrnet atau lainnya.

SURVEI LITERATUR
Survei literatur merupakan dokumentasi dari tinjauan menyeluruh terhadap karya
publikasi dan nonpublikasi dari sumber sekunder dalam bidang minat khusus bagi
peneliti. Perpustakaan merupakan pusat penyimpaman yang kaya bagi data sekunder,
dan peneliti biasanya menghabiskan beberapa minggu dan terkadang bulan untuk
menelusuri buku, jurnal, surat kabar, majalah, laporan konferensi, disertasi doktoral,
tesis master, publikasi pemerintah, laporan keuangan, pemasaran, dan lainnya, untuk
menemukan informasi yang terkait dengan topik penelitian mereka. Dengan basis data
komputerisasi yang kini tersedia dan dapat diakses, pencarian literatur pun menjadi
sangat cepat dan mudah, dan hisa dilakukan tanpa harus memasuki pintu gerbang
sebuah gedung perpustakaan.
Peneliti dapat memulai survei literatur, bahkan sambil mengumpulkan informasi dari
wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Meninjau literatur yang berkaitan dengan
bidang topik pada saat ini membantu peneliti untuk memfokuskan wawancara
berikutnya secara lebih baik pada aspek-aspek tertentu yang ditemukan penting dalam
publikasi studi lain, bahkan jika hal tersebut belum mengemuka selama tanya-jawab
pendahuluan.

Alasan untuk Survei Literatur


Tujuan dari tinjauan literatur adalah untuk memastikan bahwa tidak ada variabel penting
di masa lalu yang ditemukan bernlang kali mempunyai pengaruh atas masalah, yang
terlewatkan. Adalah mungkin bahwa sejumlah variabel penting tidak pernah
mengemuka dalam wawancara, entah karena karyawan tidak dapat mengungkapkannya
atau tidak menyadari dampaknya, atau karena v-ariabel tersebut tampak sangat jelas
bagi yang diwawancara sehingga tidak dinyatakan secara spesifik. Bila terdapat variabel
yang tidak terungkap selama wawancara, namun sangat memengaruhi masalah, maka
penelitian yang dilakukan tanpa mempertimbangkan hal tersebut akan menjadi
penelitian yang gagal. Dalam hal tersebut, alasan yang sebenarnya di balik persoalan
akan tetap tersembunyi, bahkan setelah penelitian selesai. Untuk menghindari
kemungkinan tersebut, peneliti perlu mempelajari semua hasil penelitian penting yang
berkaitan dengan bidang masalah yang sedang diteliti.
Contoh berikut ini akan membantu menyoroti kepentingan survei literatur. Dalam
membuat prosedur seleksi karyawan, sebuah perusahaan mungkin melakukan hal yang
benar, seperti menyusun tes yang tepat untuk menilai kemampuan analitis, pendapat,
kepemimpinan, motivasi, dan keterampilan lisan dan tulisan karyawan, dan seterusnya.
Meskipun demikian, mereka masih saja terus kehilangan para MBA yang sangat bagus
sebagai manajer, dalam waktu setahun, meskipun digaji tinggi. Alasan tingginya tingkat
keluarnya para MBA tersebut mungkin belum mengemuka selama wawancara dengan
kandidat. Tetapi, tinjauan terhadap literatur dapat menunjukkan bahwa jika harapan
kerja karyawan tidak terpenuhi (yaitu,.harapan awal mereka mengenai peranan dan
tanggung jawab tidak sesuai dengan kenyataan), mereka akan cenderung untuk keluar
dari organisasi. Dalam pembicaraan lebih lanjut dengan pejabat perusahaan, mungkin
ditemukan bahwa peninjauan kerja yang realistis (realistic job previews) tidak pernah
diberikan kepada kandidat pada waktu wawancara. Hal tersebut dapat menjelaskan
mengapa kandidat mengalami frustrasi terhadap pekerjaan dan mengundurkan diri
setelah
beberapa waktu. Faktor penting yang secara signifikan memengaruhi tingkat penggantian
karyawan manajerial tersebut, mungkin belum jelas benar sebelum diadakan survei
literatur. Bila variabel ini tidak dimasukkan dalam investigasi penelitian, masalah
mungkin tidak akan terselesaikan sama sekali!
Kadang kala mungkin terjadi bahwa investigator menghabiskan banyak waktu dan usaha
untuk "menemukan" sesuatu yang telah sepenuhnya diteliti. Tinjauan literatur akan
mencegah pemborosan sumber daya tersebut dalam menemukan kembali roda. Tetapi,
karena tiap situasi adalah unik, penelitian lebih jauh perlu dipertimbangkan berkenaan
dengan variabel yang relevan untuk situasi tertentu. Akhirnya, survei literatur yang baik
dengan sendirinya bisa menjadi dasar untuk penelitian kualitatif, misalnya, menelusuri
asal-usul, kemajuan teknologi, dan memperkirakan ke mana arahnya di kemudian hari.
Survei literatur tidak saja menolong peneliti untuk menyertakan semua variabel yang
relevan ke dalam proyek penelitian, tapi juga memfasilitasi penggabungan kreatif dari
informasi yang diperoleh melalui wawancara terstruktur dan tidak terstruktur dengan apa
yang ditemukan dalam studi sebelumnya. Dengan kata lain, hal tersebut memberikan
kerangka dasar yang baik untuk diproses lebih lanjut dengan investigasi. Survei literatur
yang baik dengan demikian menyediakan dasar untuk menyusun kerangka teoretis yang
komprehensif di mana hipotesis dapat dibuat untuk diuji. Penyusunan kerangka teoretis
dan hipotesis akan dibahas dalam bab selanjutnya.
Dengan demikian, survei literatur memastikan bahwa:
1. Variabel penting yang kemungkinan besar memengaruhi situasi masalah tidak
terlewatkan dalam studi.
2. Gagasan yang lebih jelas akan muncul, misalnya variabel apa yang paling penting
untuk dipertimbangkan (sifat hemat), mengapa variabel tersebut dianggap penting, dan
bagaimana variabel diinvestigasi untuk memecahkan masalah. Dengan demikian, survei
literatur membantu penyusunan kerangka teoretis dan hipotesis untuk pengujian.
3. Pernyataan masalah dapat dibuat dengan tepat dan jelas.
4. Sifat dapat diuji dan dapat ditiru dari temuan penelitian saat ini meningkat.
S. Peneliti tidak mengalami risiko "menemukan kembali roda" yang memboroskan usaha
dengan mencoba menemukan kembali sesuatu yang sudah diketahui.
6. Masalah yang diselidiki diterima oleh komunitas ilmiah sebagai relevan dan
penting.
Mengadakan Survei Literatur
Berdasarkan persoalan spesifik yang menjadi keprihatinan manajer dan faktorfaktor yang
ditemukan selama proses wawancara, tinjauan literatur perlu dilakukan berkenaan dengan
variabel-variabel tersebut. Langkah pertama dalam proses tersebut meliputi
pengidentifikasian berbagai bahan publikasi dan nonpublikasi yang tersedia mengenai
topik persoalan, dan-memperoleh akses ke hal tersebut. Langkah kedua adalah
pengumpulan informasi relevan, entah melalui pencarian bahan yang diperlukan di
perpustakaan atau pencarian akses ke sumber online. Langkah ketiga adalah menulis
tinjauan literatur. Semua itu akan kita bahas sekarang.

Mengidentifikasi Sumber Relevan


Sebelumnya, seseorang harus secara manual menelusuri beberapa indeks bibliografi yang
disusun secara periodik, mendaftar jurnal, buku, dan sumber lain di mana publikasi karya
yang berkaitan dengan persoalan yang diteliti dapat ditemukan. Tetapi, dengan teknologi
modern, mencari sumber di mana topik persoalan telah dipublikasikan menjadi mudah.
Hampir semua perpustakaan saat ini mempunyai sistem online komputer untuk mencari
dan mencetak publikasi informasi mengenai beragam topik.
Informasi bisnis global, publikasi artikel dalam koran dan majalah, dan makalah
konferensi, di antara sumber lain, semuanya sekarang tersedia pada basis data. Basis data
yang terkomputerisasi meliputi bibliografi, abstrak, dan teks lengkap artikel mengenai
berbagai topik bisnis. Basis data statistik dan keuangan juga mudah diakses. Peranti keras
dan lunak komputer memungkinkan penyimpanan, pembaruan, dan figur informasi
mengenai aktivitas global. Indikator ekonomi dan data lain tentang berbagai negara dapat
ditelusuri dengan mudah. Abstrak statistik dan semacamnya kini tersedia pada CD-ROM
da Internet menyediakan semua informasi yang diperlukan peneliti hanya dengan
memekan tombol komputer yang tepat.
Pada dasarnya, ada tiga basis data yang dapat digunakan ketika meninjau literatur, seperti
ditunjukkan di bawah ini.
~. Basis data bibliografi (bibliographic data bases), yang hanya menampilkan
kutipan bibliografi, yaitu nama penulis, judul artikel (atau buku), sumber publikasi, tahun,
jilid, dan jumlah halaman. Hal tersebut memuat informasi yang sama seperti yang
ditemukan dalam Indeks Bibliografi buku-buku di perpustakaan, yang secara periodik
diperbarui, dan mencakup artikel yang diterbitkan dalam majalah, surat kabar, buku, dan
sebagainya. 2. Basis data abstrak (abstract database), yang sebagai tambahan memuat
abstrak atau ikhtisar artikel.
3. Basis data teks-lengkap ( full-text datahase), yang menyediakan teks len~kap
artikel.
Basis data juga tersedia untuk memperoleh statistik-pemasaran, keuangan, dan
seterusnya-dan direktori disusun menurut subjek, judul, lokasi geografis, kesempatan
perdagangan, pedagang luar negeri, bangunan industri, dan lain-lain. Beberapa basis data
ini ditunjukkan dalam Bagian 1 pada I,ampiran di akhir bab ini.
Pencarian online mempunyai sejumlah kelebihan. Di samping menghemat banyak waktu,
hal tersebut juga komprehensif dalam daftar dan tinjauan referensi, dan peneliti pun dapat
berfokus pada bahan yang paling penting bagi usaha penelitiannya. Selain itu,
menemukan akses ke pencarian online juga relatif tidak mahal.
Beberapa basis data penelitian penting yang tersedia onlirze dan di World Wide Web
ditampilkan dalam Lampiran bab ini. Akses dapat secara onlirze atau melalui Internet.
Bila suatu sumber informasi tidak diketahui, strategi pencacian pada Internet akan
membantu. Basis data rneliputi antara lain daftar artikel jurnal, terbitan buku, data sensus,
abstrak disertasi, makalah konferensi, dan abstrak surat kabar yang berguna bagi
penelitian bisnis. Rincian sejumlah basis data tersebut dapat dilihat dalam Lampiran bab
ini.
Menyarikan Informasi Relevan
Mengakses sistem online dan memperoleh cetakan semua karya publikasi yang diminati
dari sebuah indeks bibliografi (sejumlah indeks yang berguna ditampilkan dalam Bagian 2
dari Lampiran bab ini) akan memberikan bibliografi komprehensif mengenai subjek yang
akan membentuk dasar untuk langkah selanjutnya. Sementara, cetakan terkadang bisa
meliputi seratus atau lebih daftar, pandangan sekilas pada judul artikel atau buku akan
menunjukkan mana dari semua itu yang
mungkin berhubungan dan mana yang hanya merupakan permukaan dari studi yang diteliti.
Abstrak dari artikel semacam itu yang kelihatannya relevan, kemudian dapat diperoleh
melalui sistem online. Hal tersebut akan memberi gagasan mengenai artikel yang perlu
ditelaah lebih dalam, sehingga teks lengkapnya pun kemudian bisa dicetak. Sambil
membaca artikel tersebut, informasi rinci mengenai masalah yang diteliti, rincian desain
studi (seperti ukuran sampel dan metode pengumpulan data), dan temuan akhir dapat
dicatat secara sistematis dalam sejumlah format yang sesuai. Hal tersebut mempermudah
penulisan tinjauan literatur dengan gangguan minimal dan efisiensi maksimal. Sambil
membaca, adalah mungkin bahwa faktor tertentu lainnya juga ditemukan berkaitan erat
dengan masalah yang diteliti. Misalnya, ketika membaca artikel tentang efektivitas Sistem
Informasi, peneliti mungkin rnenemukan bahwa ukuran perusahaan juga ternyata
merupakan faktor penting. I'eneliti kemudian munglcin ingin mengetahui lebih banyak
mengenai bagaimana ukuran organisasi dikategorikan dan diukur oleh pihak lain, dan
karena itu, mungkin ingin membaca bahan mengenai ukuran organisasi. Semua actikel yang
dianggap relevan untuk studi saat ini kemudian dapat dicantumkan sebagai referensi,
menggunakan format referensi tepat, dan dibahas dalam Bagian 3 dari Lampiran bab ini.
Menulis Tinjauan Literatur
Dokumentasi studi relevan yang mengutip penulis dan tahun studi disebut sebagai tinjauan
literatur atau survei literatur. Survei literatur merupakan penyajian yang jelas dan logis
mengenai karya penelitian yang relevan yang dilakukan sejauh ini dalam bidang
investigasi. Seperti disebutkan sebelumnya, tujuan survei literatur adalah untuk
mengidentifikasi dan menyoroti variabel-variabel penting, dan untuk mendokumentasikan
temuari penting dari penelitian sebelumnya yang akan berfungsi sebagai dasar bagi
kerangka teoretis dan hipotesis investigasi saat ini. Dokumentasi semacam itu adalah
penting untuk meyakinkan pembaca bahwa (l ) peneliti menguasai persoalan dan telah
melakukan pekerjaan rumah pendahuluan yang diperlukan untuk mengadakan penelitian,
dan (2) kerangka teoretis akan disusun di atas penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
dan akan berkontribusi pada dasar pengetahuan yang kukuh yang telah ada sebelumnya.
Perlu dicatat bahwa survei literatur hendaknya menampilkan semua informasi yang relevan
dengan cara yang meyakinkan dan logis, alih-alih menampilkan semua studi dalam urutan
kronologis dengan kepingan dan potongan informasi yang tidak beraturan. Survei literatur
yang baik juga membawa seseorang secara logis pada pernyataan masalah yang baik.
sampai saat ini mengenai topik tersebut dalam cara yang meyakinkan pemhaca bahwa
peneliti telah benar-benar menelusuri penelitian seputar EO dan ingin berkontribusi pada
pemahaman konsep, mengadopsi pendekatan kontinjensi sebelumnya dengan lebih kreatif.
Peneliti secara hati-hati meratakan jalan untuk langkah berikutnya, yaitu untuk menyusun
model efektivitas organisasi yang lebih tepat dan tegas. Model tersebut akan disusun secara
logis, menggabungkan beberapa arus penelitian yang dilakukan dalam bidang lain (seperti
manajemen lintas budaya, sosiologi, dsb), yang akan dijalin lebih lanjut ke dalam tinjauan
literatur. Setelah peneliti menjelaskan kerangka seperti apa saja yang tnerupakan EO dan
faktor apa yang memengaruhinya, langkah berikutnya adalah menyusun hipotesis yang
dapat diuji untuk melihat jika model yang baru benar-benar berlaku.
Dengan demikian, survei literatur menyediakan dasar atau fondasi untuk membuat
kerangka konseptual untuk melihat masalah secara lebih berguna dan/atau kreatif. Hal
tersebut, pada gilirannya, membantu menyusun hipotesis yang dapat diuji yang akan
menguatkan atau menyangkal teori kita.
Contoh survei literatur yang baik dapat ditemukan pada pendahuluan dari setiap artikel
dalam Academ y o f Managenaent Jour nal dan sebagian besar jurnal akademis atau
yang berorientasi pada praktisi. Contoh sebuah survei literatur pun dapat dilihat kemudian
dalam buku ini.
Satu manfaat penting yang diperoleh dari bagian survei literatur yang ditulis dengan baik
adalah bahwa peneliti akan mampu menjelaskan fokus masalah secara logis, tepat, dan
tajam untuk investigasi penelitian. Penjelasan atau defrnisi masalah, yang merupakan
langkah selanjutnya dalam proses penelitian, akan dibahas sekarang.
DEFINISI MASALAH
Setelah wawancara dan tinjauan literatur, peneliti kini berada dalam posisi untuk
mempersempit masalah dari dasar yang semula luas dan mendefinisikan persoalan dengan
lebih jelas. Adalah penting bahwa fokus penelitian selanjutnya, atau dengan lain kata,
masalah, diidentifikasi dan didefinisikan secara terang. Tidak ada penelitian yang baik yang
dapat menemukan solusi atas situasi, jika isu utama atau masalah yang dipelajari belum
ditunjukkan dengan tepat.
Sebuah masalah tidak selalu berarti bahwa ada sesuatu yang secara serius salah dengan
situasi saat ini yang perlu segera diperbaiki. Suatu "masalah" bisa saja
menunjukkan minat terhadap persoalan di mana menemukan jawaban yang tepat akan
mungkin menolong meningkatkan situasi saat ini. Dengan demikian, adalah bermanfaat
untuk mendefinisikan masalah sebagai situasi di mana terdapat celah antara keadaan aktual
dan keadaan ideal yang diharapkan (define prohlem as any situation where a gap exists
hetween the actual and the desired ideal states). Peneliti dasar selalu mendefinisikan
investigasi mereka dari perspektif tersebut. Misalnya, kita secara ideal menyukai tingkat
kerusakan nol (zero defect), persediaan barang tidak laku yang rendah, penentuan harga
saham tinggi, dan seterusnya. "Masalah" tersebut kernudian dapat menjadi fokus penelitian.
Dengan demikian, definisi masalah bisa meliputi masalah yang ada dalam keadaan saat ini,
sekaligus penyelidikan untuk kondisi ideal dalam organisasi. Karena itu, kita mungkin
menemukan sejumlah manajer yang mendefinisikan masalah mereka sebagai, misalnya,
penurunan hebat dalam produktivitas, atau perusahaan dengan cepat kehilangan pangsa
pasarnya, di mana tujuannya adalah memperbaiki situasi yang sangat mendesak. Manajer
lain mungkin mendefinisikan "masalah" sebagai situasi di mana terdapat minat yang besar
untuk menarik insinyur berkualitas tinggi ke perusahaan, atau meningkatkan kualitas hidup
karyawan mereka.
Da1am tiap kasus, seseorang sebaiknya mengetahui apa persoalan yang sebenarnya, yang
perlu memperoleh jawaban. Adalah sangat penting bahwa gejala (symptoms) masalah tidak
didefinisikan sebagai masalah nyata. Contohnya, seorang manajer mungkin berusaha
memacu produktivitas dengan menaikkan tingkat produksi, tetapi tidak terlalu berhasil. Di
sini, masalah (prohlem) yang sebenarnya mungkin adalah rendahnya semangat dan
motivasi karyawan yang merasa tidak dianggap sebagai kontributor yang berharga bagi
sistem dan tidak memperoleh "pujian" untuk kerja baik yang mereka lakukan. 1'roduktivitas
yang rendah mungkin hanya merupakan sebuah gejala dari masalah semangat dan motivasi
yang mendasar. Di bawah kondisi tersebut, tingkat produksi yang lebih tinggi tidak akan
meningkatkan produktivitas! Dengan demikian, menemukan jawaban yang "tepat" untuk
definisi masalah yang "salah" tidak akan membantu. I<arena itu, harus diakui bahwa
identifikasi masalah yang benar adalah sangat penting untuk menemukan solusi masalah.
Sering, manajer cenderung menjelaskan masalah dalam artian gejala selama wawancara.
Daripada menerimanya begitu saja, peneliti perlu mengidentifikasi masalah secara lebih
akurat setelah berbicara dengan karyawan dan menelaah literatur, seperti dibahas
sebelumnya. Satu cara untuk membedakan masalah ,
dan gejala, adalah dengan mengajukan pertanyaan (setelah mengumpulkan cukup informasi
melalui wawancara dan pencarian literatur), "Apakah faktor
ini saya identifikasi sebagai penyebab, masalah (problem) yang sebenarnya, atau
konsekuensi (consequence)?" Istilah-istilah tersebut dapat dibahas dalam konteks contoh
produktivitas yang rendah. Persoalan atau masalah yang sebenarnya di sini adalah semangat
dan motivasi yang rendah. Perhatikan bahwa konsekuensi (atau pengaruh) motivasi rendah
dapat juga mewujud dalam absensi, sabotase, atau pengaruh merugikan lainnya bagi
perusahaan. Karena itu, masalah sebenarnya yang perlu diselesaikan dalam kasus ittz bukan
produktivitas, melainkan motivasi. Penyebab masalah (faktor kontribusi) dalam hal tersebut
tampaknya adalah kurangnya penghargaan atas kontribusi karyawan. Sampai karyawan
dihargai atas pekerjaan mereka, motivasi dan semangat mereka tidak akan meningkat,
begitu pula produktivitas mereka, sebagai konsekuensinya. Tanpa menemukan persoalan
yang sesungguhnya, sekali pun diberikan kenaikan gaji, atau perlengkapan yang lebih baik
untuk memacu produktivitas, hasil yang diharapkan tidak akan tercapai karena masalah
yang sebenarnya belum diselesaikan.
Definisi masalah atau pernyataan masalah (problem definition or problem statement),
demikian hal tersebut juga sering disebut, adalah pernyataan dari pertanyaan yang jelas,
tepat, dan ringkas atau persoalan yang diinvestigasi untuk menemukan jawaban, atau
solusi. Seperti disebutkan sebelumnya, definisi masa(ah bisa berkaitan dengan (1) masalah
bisnis saat ini, di mana manajer mencari sebuah solusi, (2) situasi yang mungkin bukan
merupakan masalah apa pun saat ini, tetapi oleh manajer dirasa ada peluang untuk
peningkatan, (3) bidang di mana sejumlah kejelasan konsep diperlukan untuk penyusunan
teori yang lebih baik, atau (4) situasi di mana seorang peneliti mencoba menjawab sebuah
pertanyaan penelitian secara empiris karena berminat terhadap topik tersebut. Dua yang
pertama termasuk dalam bidang penelitian terapan, dan dua terakhir di bawah penelitian
dasar.

Anda mungkin juga menyukai