Anda di halaman 1dari 14

LEARNING TASK INTEGRITAS KULIT

Jumat, 17 Januari 2014


Ns. NKG Prapti, MNS

KELOMPOK 1-4:
1. Sebutkan dan jelaskan fungsi dari lapisan kulit :
Jawaban :
a) Lapisan Epidermis
Lapisan Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit manusia dan
menerima nutrisi dari lapisan dermis di bawahnya. Lapisan epidermis
tersusun dari lima lapisan, yaitu :
Stratum corneum (lapisan tanduk). Stratum corneum merupakan
lapisan kulit yang paling luar. Stratum korneum paling tebal pada
telapak kaki dan paling tipis pada pelupuk mata, pipi dan dahi.
Stratum lucidum (daerah rintangan). Stratum lucidum
menunjukkan berbagai daerah sawar hanya terlihat pada telapak kaki
dan telapak tangan.
Stratum granulosum (lapisan seperti butir). Stratum granulosum
berpartisipasi aktif dalam proses keratinisasi, hanya mekanismenya
belum diketahui jelas.
Stratum spinosum (lapisan sel duri). Stratum spinosum (stratum
malpighi) terdiri dari beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang
besarnya berbeda-beda karena adanya proses mitosis.
Stratum germinativum (lapisan sel basal). Lapisan ini merupakan
lapisan epidermis yang paling bawah. Disini ditemukan sel-sel yang
membelah diri dan membentuk sel kulit baru yang selanjutnya
bergeser ke lapisan lebih atas sehingga suatu saat menjadi lapisan
cornium.
b) Lapisan Dermis
Lapisan Dermis merupakan lapisan di bawah epidermis yang lebih tebal
dari lapisan epidermis. Lapisan Dermis tersusun oleh jaringan ikat dan
kolagen serta terdapat bagian- bagian seperti pembuluhdarah, folikel
rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat, serabut saraf, dan lapisan
lemak subkutan.

c) Lapisan Subkutan
Lapisan subkutan merupakan lapisan paling dalam dan berada langsung di
bawah dermis. Batas antara jaringan subkutan dan dermis tidak tegas. Sel-
sel terbanyak pada lapisan subkutan adalah liposit yang menghasilkan
banyak lemak. Jaringan subkutan tersusun atas jaringan adipose, jaringan
connective, pembuluh darah dan membentuk lapisan pelindung terhadap
organ di dalamnya. Fungsi dari jaringan subkutan adalah penyekat panas,
bantalan terhadap trauma dan tempat penumpukan energi.

2. Sebutkan dan jelaskan :


Jawaban :
a. Variasi warna kulit :
- Cyanosis : warna kebiru biruan
- Jaundice : warna kuning atau kehijauan
- Pallor ( pucat ) : penurunan warna kulit
- Erytema : warna kemerahan pada kulit
b. Penyebab dari masing-masing warna kulit
Cyanosis : penurunan ikatan oksihemoglobin atau
penurunan oksigenasi darah. Dapat disebabkan oleh
penyakit paru, penyakit jantung, abnormalitas hemoglobin,
atau karena udara dingin.
Jaundice : bilirubin jaringan meningkat yang menyebar melalui darah.
Pallor : penurunan aliran darah ke pembuluh superficial atau
penurunan
jumlah hemoglobin dalam darah
Erytema : erytema general disebabkan oleh demam,
erytema lokal disebabkan karena infeksi lokal atau terbakar
matahari.
c. Tempat atau lokasi umum ditemukannya variasi warna kulit tersebut :
Cyanosis : bibir, kuku, dan mukosa mulut
Jaundice : sklera, mukosa, kulit
Pallor : muka, palpebra konjunctiva, mulut dan di
bawah kuku
Erytema : wajah, kulit

3. Apa yang anda ketahui tentang albino, jelaskan !

Jawaban :
Albino dari bahasa latin (Albus) yang berarti putih disebut juga
hypomelanism atau hypomelanosis adalah salah satu bentuk dari
hypopigmentary congenita disorder. Albino adalah sebutan bagi penderita
Albinism, albinisim adalah suatu kelainan pigmentasi kulit bawaan. Albino
adalah murni penyakit infeksi dan tidak dapat ditularkan melalui kontak fisik
ataupun melalaui transfusi darah.

Ciri-ciri penderita Albino :


1. Mempunyai kulit dan rambut abnormal yaitu berwarna putih susu atau
putih pucat
2. Memiliki iris merah muda atau biru dengan pupil merah (tidak semua)
3. Hilangnya pigmen melanin pada mata,kulit,dan rambut (atau lebih jarang
hanya ada mata)
4. Rabun jauh dan rabun dekat yang sangat ekstrim

Penyebab dari Albino :


Albino disebabkan karena mutasi pada salah satu gen yang memberikan
instruksi kode kimia untuk membuat salah satu dari beberapa protein yang
terlibat dalam produksi pigmen melanin,melanin dihasilkan oleh sel yang
disebut melanosit yang ditemukan pada kulit dan mata mutasi gen mungkin
menyebabkan tidak ada produksi melnin pada semua atau penurunan yang
signifikan dalam jumlah melanin.

4. Sebutkan dan jelaskan perbedaan antara luka dan luka tekan !


Jawaban :
Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit (Taylor,1997),
dimana telah terjadi kerusakan struktur dan fungsi anatomis normal akibat
proses patologis yang berasal dari internal maupun eksternal dan mengenai
organ tertentu (Lazarus et al). Berdasarkan klasifikasinya, luka dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa bagian diantaranya :
a) Berdasarkan status integrasi kulit contohya luka terbuka yakni luka yang
melibatkan robekan pada kulit dan membrane mukosa, luka tertutup yakni
luka tanpa robekan pada kulit, luka kronik merupakan luka yang gagal
mengalami proses perbaikan dan luka akut yakni luka yang mengalami
penyembuhan sesuai dengan tahap yang normal.
b) Berdasarkan penyebab contohnya dapat berupa luka yang disengaja seperti
insisi bedah dan luka yang tidak disengaja seperti luka bakar.
c) Berdasarkan tingkat keparahan dapat berupa luka permukaan yakni hanya
mengenai lapisan epidermis dan penetrasi yakni luka yang menyebabkan
rusaknya lapisan epidermis, dermis, ataupun organ yang lebih dalam.
d) Berdasarkan tingkat keparahan contohnya perforasi yakni luka penetrasi
akibat masuk dan keluarnya benda asing dari organ dalam tubuh.
e) Berdasarkan kebersihan contohnya luka bersih yakni luka yang tidak
mengandung organisme pathogen, terkontaminaasi bersih yakni luka dalam
kondisi aseptik tetapi melibatkan rongga tubuh yang secara normal
mengandung mikroorganisme, terkontaminasi yakni luka yang berada pada
kondisi yang mungkin mengandung mikroorganisme, terinfeksi yakni
terdapat bakteri pada luka dan terkolonosasi yakni luka mengandung
mikroorganisme.
f) Berdasarkan kualitas deskriptif contohnya laserasi yakni jaringan tubuh
robek dengan sisi yang tidak beraturan, abrasi yakni luka permukaan
meliputi luka potong atau lecet, dan kontusio yakni luka tertutup karena
pukulan benda tumpul.
Dekubitus atau luka tekan merupakan nekrosis jaringan lokal yang cenderung
terjadi ketika jaringan lunak tertekan diantara tonjolan tulang dengan
permukaan eksternal dalam jangka waktu lama( National Pressure Ulner
Advisory Panel (NPUAP) ). Dimana dekubitus dapat disebabkan oleh
berbagai faktor diantaranya :
a) Gangguan input sensorik, klien yang mengalami perubahan persepsi
sensorik terhadap nyeri dan tekanan berisiko tinggi mengalami gangguan
integritas kulit dibandingkan klien yang sensasinya normal contohnya pada
orang lumpuh.
b) Gangguan fungsi motorik, klien yang tidak mampu mengubah posisis
secara mandiri berisiko tinggi mengalami dekubitus contohnya imobilisasi.
c) Perubahan tingkat kesadaran, klien bingung, disorientasi, atau mengalami
perubahan tingkat kesadaran tidak mampu melindungi diri sendiri dari
dekubitus, contoh pasien koma.
d) Gips, Traksi, Alat ortotik, dan peralatan lain, gips dan traksi mengurangi
mobilisasi klien dan ekstremitasnya sehingga dapat menyebabkan
dekubitus.

5. Jelaskan tentang proses penyembuhan luka !


Jawaban :
Penyembuhan luka dapat dibagi menjadi 2 yaitu penyembuhan primer dan
penyembuhan sekunder. Penyembuhan primer merupakan penyembuhan luka
yang terjadi secara cepat, misalnya penyembuhan pada luka setelah operasi.
Penyembuhan sekunder merupakan penyembuhan luka yang memerlukan
waktu yang cukup lama, selain itu dapat menyebabkan kehilangan fungsi
jaringan secara permanen, contohnya pada luka bakar, luka tekan.
A. Proses penyembuhan luka primer pada umumnya terdiri dari 3 fase, yang
dilihat secara biologis yaitu :
Fase Inflamasi: Berlangsung sejak terjadinya luka sampai kira-kira hari
kelima.
Fase Proliferasi (Fibroplasia): Berlangsung dari akhir fase proliferasi
sampai kira-kira akhir minggu ketiga.
Fase Remodeling : Dapat berlangsung berbulan-bulan sampai bertahun-
tahun dan dinyatakan berakhir kalau semua tanda radang sudah lenyap.
Dari 3 fase diatas dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Fase Inflamasi
Bertujuan menghilangkan mikroorganisme yang masuk dalam luka, benda-
benda asing ataupun jaringan mati. Fase inflamasi terdiri dari 3 komponen
yaitu :
Komponen vaskuler
Segera setelah terjadi luka terjadi vasokonstriksi transisional pada pembuluh
darah selama 5 - 10 menit. Sesudah itu terjadi vasodilatasi, penambahan aliran
darah, peningkatan permeabilitas vena. Plasma yang mengandung elektrolit
dan molekul-molekul besar keluar dari vaskuler dan masuk ke rongga luka
sehingga menimbulkan edema. Perubahan-perubahan ini terjadi atas pengaruh
substansi yang dilepaskan di daerah luka seperti histamin, dan serotonin.
Komponen hemostatika
Bersamaan dengan vasokonstriksi, terjadi pula pengerutan ujung pembuluh
darah yang putus (retraksi) dan lumennya tertutup. Terbentuk fibrin yang
berisi trombosit, eritrosit dan leukosit. Hemostasis terjadi karena trombosit
yang keluar dari pembuluh darah saling melengket, dan bersama dengan jala
fibrin yang terbentuk membekukan darah yang keluar dari pembuluh darah
dan pembuluh limfe. Obstruksi pembuluh limfe mencegah penyebaran cairan
dari daerah luka, sehingga reaksi inflamasi terlokalisir. Pada infeksi
streptokokus terjadi fibrinolisis sehingga infeksi dan reaksi inflamasi cepat
meluas ke bagian tubuh lain.
Komponen seluler
Respon seluler terjadi mulai 12 - 16 jam sesudah leukosit meninggalkan
pembuluh darah. Leukosit meninggalkan pembuluh darah dengan jalan
diapedesis, bergerak aktif ke daerah luka karena daya kemotaktif. Leukosit
menghasilkan enzim hidrolitik yang membantu mencerna bakteri dan kotoran
luka. Pada awal proses, PMN > MN, tetapi karena umur PMN lebih pendek,
maka pada akhir fase inflamasi MN lebih banyak. Jika PMN mati, enzim-
enzim intrasel dan debrisnya dilepaskan ke dalam luka menjadi eksudat atau
pus. Fase inflamasi ini disebut juga fase lambat, karena reaksi pembentukan
kolagen masih sedikit dan luka hanya dipertautkan oleh fibrin yang amat
lemah.
2. Fase Proliferasi (Fibroplasia)
Munculnya pembuluh darah baru sebagai hasil dari rekontruksi. Fase
proliferasi terjadi dalam waktu 3-24 hari. Aktivitas utama selama fase
regenerasi merupakan fase mengisi luka dengan jaringan penyambung atau
jaringan granulasi yang baru dan menutup bagian atas luka dengan epitelisasi.
Fase proliferasi Terdiri dari 3 komponen yaitu :
Komponen epitelisasi
Terjadi migrasi dan proliferasi sel-sel epitel yang berasal dari tepi luka serta
appendices kulit yang terkena trauma, bermigrasi ke jurusan luka,
berproliferasi secara mitosis dan berdiferensiasi menjadi sel-sel epitel dewasa.
Proses ini berlangsung dalam 24-48 jam setelah perlukaan.
Komponen Kontraksi Luka
Tujuan utama melakukan kontraksi luka adalah penutupan luka atau
memperkecil permukaan luka. Proses terjadinya kontrasi luka ini berhubungan
erat dengan proses fibroplastik. Menghentikan sama sekali. Kortison juga
menghentikan proses kontraksi luka.
Reparasi Jaringan Ikat
Pada fase ini biasanya defek jaringan pada permukaan sudah ditutupi oleh sel-
sel epitel, sedang pada bagian yang lebih dalam fibroblast mulai bermigrasi ke
dalam luka untuk mengawali sintesis jaringan parut, kolagen primer,
polisakarida dan protein.
3. Fase remodeling
Fase ini dimulai pada hari ke-21, sesudah jaringan parut selesai dibentuk.
Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terdiri dari penyerapan jaringan
yang berlebih, pengerutan sesuai dengan gaya gravitasi, dan akhirnya
perupaan kembali jaringan yang baru terbentuk.
B. Penyembuhan sekunder
Luka yang mengalami banyak kehilangan jaringan, maka penyembuhan luka
akan memerlukan waktu yang lebih lama. Luka terbuka yang besar biasanya
lebih banyak mengeluarkan cairan daripada luka tertutup. Inflamasi yang
terjadi seringkali bersifat kronik dan jaringan rusak lebih banyak digranulasi
yang rapuh daripada dipenuhi oleh kolagen. Jaringan granulasi merupakan
salah satu bentuk jaringan konektif (penyambung) yang memiliki lebih
banyak suplai darah daripada kolagen. Hal ini disebabkan karena luka tersebut
lebih luas, oleh karena itu jumlah jaringan parut menjadi lebih luas. Sel epitel
dan jaringan penyambung tidak dapat menutup luka maka akan terjadi
kontraksi. Kontraksi yang ditimbulkan meliputi pergerakan dermis dan
epidermis pada setiap sisi luka.Kontraksi luka mengakibatkan jaringan
disekitar luka menipis, dan ukuran serta bentuk jaringan parut pada akhirnya
akan sama dengan garis ketegangan di daerah yang dirusak.

6. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses


penyembuhan luka !
Jawaban :
Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka tersebut adalah :
Usia. Anak dan dewasa penyembuhannya lebih cepat daripada orang tua.
Orang tua lebih sering terkena penyakit kronis, penurunan fungsi hati dapat
mengganggu sintesis dari faktor pembekuan darah.
Nutrisi. Penyembuhan menempatkan penambahan pemakaian pada tubuh.
Klien memerlukan diit kaya protein, karbohidrat, lemak, vitamin C dan A,
dan mineral seperti Fe, Zn. Pasien kurang nutrisi memerlukan waktu untuk
memperbaiki status nutrisi mereka setelah pembedahan jika mungkin.
Klien yang gemuk meningkatkan resiko infeksi luka dan penyembuhan
lama karena supply darah jaringan adipose tidak adekuat.
Infeksi. Infeksi luka menghambat penyembuhan. Bakteri sumber penyebab
infeksi.
Sirkulasi (hipovolemia) dan Oksigenasi. Sejumlah kondisi fisik dapat
mempengaruhi penyembuhan luka. Adanya sejumlah besar lemak subkutan
dan jaringan lemak (yang memiliki sedikit pembuluh darah). Pada orang-
orang yang gemuk penyembuhan luka lambat karena jaringan lemak lebih
sulit menyatu, lebih mudah infeksi, dan lama untuk sembuh. Aliran darah
dapat terganggu pada orang dewasa dan pada orang yang menderita
gangguan pembuluh darah perifer, hipertensi atau diabetes millitus.
Oksigenasi jaringan menurun pada orang yang menderita anemia atau
gangguan pernapasan kronik pada perokok. Kurangnya volume darah akan
mengakibatkan vasokonstriksi dan menurunnya ketersediaan oksigen dan
nutrisi untuk penyembuhan luka.
Penyakit Diabetes. Penyakit diabetes ini pengaruhnya adalah dalam
hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula
darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan
terjadi penurunan protein-kalori tubuh.
Iskemia. Iskemia merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan
suplai darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal
ini dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga
terjadi akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh darah
itu sendiri.
Lingkungan. Lingkungan yang dimaksud yakni mencakup kebersihan
tempat tidur dan keadaan lembab- basah lingkungan serta keberadaan
benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan
terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini
timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah merah),
yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut dengan nanah
(pus).
Hematoma. Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada
luka secara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi
jika terdapat bekuan yang besar, hal tersebut memerlukan waktu untuk
dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan luka.
Cara perawatan luka. Cara perawatan luka yang baik dapat mendukung
proses penyembuhan luka, namun apabila sebaliknya maka proses
penyembuhan menjadi semakin lama.
Obat. Pemberian obat anti inflamasi (contohnya steroid dan aspirin),
heparin dan anti neoplasmik mempengaruhi penyembuhan luka.
Penggunaan antibiotik yang lama dapat membuat seseorang rentan
terhadap infeksi luka.
Aktivitas. Aktivitas seseorang saat sedang mengalami luka dapat
mempengaruhi proses penyembuhan luka, apabila saat sedang luka kita
melakukan aktifitas berat maka proses penyembuhan luka akan menjadi
lama.

7. Carilah instrument yang digunakan untuk menilai resiko terhadap kerusakan


integritas kulit dan jelaskan cara penggunaan instrument tersebut serta
interpretasinya !
Jawaban :
Skala Norton menilai faktor risiko : kondisi fisik, kondisi mental,
aktivitas , mobilisasi, dan inkontinensia. Total nilai berada di antara 5
sampai 20, total nilai terendah mengindikasikan risiko tinggi terjadinya
dekubitus.
Skala Gosnell menilai status mental, kontinensia, mobilisasi, aktivitas, dan
nutrisi. Total nilai berada dalam rentang antara 5 sampai 20 di mana total
nilai tinggi mengindikasikan risiko dekubitus.
Alat pengkajian Knoll mengembangkan delapan faktor risiko meliputi
status kesehatan umum, status mental, aktivitas, mobilisasi, inkontinensia,
asupan nutrisi melalui oral, asupan cairan melalui oral, dan penyakit yang
menjadi faktor predisposisi. Total nilai berada pada rentang 0 33. Total
tinggi menunjukkan risiko tinggi terjadi dekubitus. Nilai risiko berada pada
nilai 12 atau lebih.
Skala Braden terdiri dari 6 subskala meliputi persepsi sensori, kelembaban,
aktivitas, mobilisasi, nutrisi, friksi dan gesekan. Nilai total berada pada
rentang 6 sampai 23, total nilai rendah menunjukkan risiko tinggi
terjadinya dekubitus.

8. Diskusikan salah satu kasus/masalah kesehatan yang mungkin menyebabkan


terjadinya kerusakan integritas kulit, bagaimana cara memonitor integritas
kulit pada klien tersebut.
ex. pasien diare perineal care.
Jawaban :
Suatu kasus : Tuan Messy berusia 60 tahun, penderita hipertensi yang tidak
terkontrol datang kerumah sakit. Kondisi umum pasien mengalami penurunan
kesadaran, kesadaran pasien somnolent/ mengantuk, tangan kiri dan kaki kiri
sulit untuk digerakkan, BB Px : 85 kg, T : 158 cm, dirawat dibangsal kelas III,
spray diganti setiap hari, kasur tidak anti dekubitus.
Dari data diatas diperoleh skala Braden untuk perkiraan risiko
dekubitus sebagai berikut:

Persepsi sensorik :3
Kelembapan :3
Aktivitas :1
Mobilitas :1
Dari hasil diatas dapat dijabarkan sebagai berikut :
Persepsi sensorik memiliki nilai 3 berdasarkan skala braden
memiliki arti sedikit terbatas berespons pada perintah verbal,
tetapi tidak selalu mengkomunikasikan ketidaknyamanan atau
harus dibantu membalikkan tubuh .Cara memonitornya dengan
melihat ekspresi wajah klien apabila tidak merasa nyaman. Selain
itu dapat berkomunikasi dengan keluarga atau orang terdekat klien
dalam proses pemenuhan kebutuhan dasar klien.
Kelembapan memiliki nilai 3 berdasarkan skala braden memiliki
arti kadang-kadang lembab, kulit kadang-kadang lembab,
memerlukan penggantian alat tenun ekstra satu kali sehari.
Aktivitas memiliki nilai 1 berdasarkan skala braden memiliki arti
tirah baring terbatas diatas tempat tidur. Cara memonitor yaitu
dengan melakukan pengaturan posisi serta melakukan ROM pasif.
Mobilisasi memiliki nilai 1 berdasarkan skala braden yang
memiliki arti imobilisasi total tidak dapat melakukan perubahan
posisi tubuh atau ekstremitas tanpa bantuan walaupun hanya
sedikit. Cara memonitor yaitu dengan melakukan ROM pasif serta
melakukan perubahan posisi secara bertahap selama 2 jam.

DAFTAR PUSTAKA

Potter PA, Perry AG. Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice. 4th
ed. Vol. 2. EGC; 2006: 1252.
Prapti NKG. 2014. Integritas Kulit ( slide presentation)
INTEGRITAS KULIT
By : SGD III

1. Kadek Lisa Dwi Budayani (1302105009)


2. Ni Putu Giri Karmany (1302105010)
3. Ni Wayan Luh Wahyuni (1302105011)
4. Ni Kadek Ayu Juliantini (1302105012)
5. Luh Putu Listiani Yanti (1302105038)
6. Putu Pebriani Widiasih (1302105039)
7. Putu Eri Aditya (1302105073)
8. Ni Kadek Devi Indriyani (1302105085)
9. Ni Made Eny Tisna Wati (1302105086)

FAKULTAS KEDOKTERAN JURUSAN ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS UDAYANA
BALI
2014

Anda mungkin juga menyukai