Anda di halaman 1dari 15

Rhima Ramadhanty

31116084
Farmasi 1B

Penyajian Data
A. Tabel
Penyajian data tunggal dalam bentuk tabel dinamakan tabel distribusi frekuensi
tunggal. Di sini langsung melibatkan frekuensinya masing-masing.
Contoh :
Berikut adalah data ulangan harian matematika dari 30 siswa kelas XI.
7, 8, 6, 8, 7, 7,
6, 6, 6, 7, 7, 7,
7, 7, 8, 6, 6, 6,
7, 7, 5, 5, 7, 7,
6, 6, 8, 8, 5, 6
Dari kumpulan dita di atas, susunlah dalam bentuk tabel!.
Penyelesaian :
Dari data di atas, terdapat beberapa nilai yang sama.
*). nilai amatan 5 muncul sebanyak 3 sehingga frekuensinya f=3

*). nilai amatan 6 muncul sebanyak 10 sehingga frekuensinya f=10

*). nilai amatan 7 muncul sebanyak 12 sehingga frekuensinya f=12

*). nilai amatan 8 muncul sebanyak 5 sehingga frekuensinya f=5


Tabel distribusi frekuensi tunggalnya,

Tally(Turus) menyatakan tanda yang menunjukkan banyakknya data.


Daftar distribusi frekuensi data tunggal
Contoh : hasil nilai ulangan matemaika dari 30 siswa :

Daftar distribusi frekuensi data berkelompok


Data yang di kelompokkan dalam kelas-kelas dengan interval yang sama, maka daftar
distribusi frekuensi data berkelompok contohnya sebagai berikut :

Beberapa istilah yang penting dalam membuat daftar distribusi frekuensi data berkelompok
antara lain sebagai berikut.
o Kelas interval
Pada data di atas terdapat 5 kelas, yaitu :
Kelas interval 9 12, meliputi nilai 9, 10, 11, 12
Kelas interval 13 16
Kelas interval 17 20
Kelas interval 21 24
Kelas interval 25 28
o Batas kelas
Pada setiap kelas, nilai terkecil d sebut batas bawah kelas dan nilai terbesar di sebut
batas atas kelas. Sebagai contoh, pada kelas interval 9 12, 9 merupakan batas bawah
kelas dan 12 sebagai batas atas kelas.
o Tepi kelas
Tepi kelas adalah setengah dari jumlah batas atas dan batas bawah dua kelas interval
yang berurutan. Sebagai contoh, kelas pertama 9 12 dan kelas kedua 13 16, maka
tepi kelas adalah (12 + 13) = 12,5 yang merupakan tepi atas (ta) kelas pertama dan
juga merupakan tepi bawah (tb) kelas kedua.
o Panjang kelas
Panjang kelas di sebut juga lebar kelas atau interval kelas, yaitu selisih antara tepi atas
dan tepi bawah dari tiap interval yang sama. Sebagai contoh, data yang di sajikan
pada daftar distribusi frekuensi di atas, mempunyai panjang kelas 4.
o Titik tengah kelas
Nilai titik tengah kelas adalah setengah dari jumlah batas bawah kelas dan batas atas
kelas. Sebagai contoh, kelas interval 9 12 mempunyai titk tengah (9 + 12) =10,5.
Selisih tiap titik tengah kelas yang berurutan sama dengan panjang kelas.

Cara menyusun daftar distribusi frekuensi berkelompok


Beberapa langkah yang perlu di perhatikan dalam menyusun daftar distribusi frekuensi
berkelompok adalah sebagai berikut.
Menentukan nilai data terbesar, Xmaks, dan nilai terkecil , Xmin , kemudian di tentukan
jangkauannya (J) dengan rumus :
J = Xmaks Xmin

Menentukan banyaknya kelas interval. Salah satu cara untuk menentukan banyaknya
kelas interval (k) dari n buah data adalah berdasarkan aturan Sturgess, yaitu :
K = 1 + 3,3 log n
Pada umumnya di ambil nilai 5 k 15, tetapi bila jangkauannya besar di ambil nilai
o k : 10 k 20.
Menentukan panjang kelas (c) dengan rumus :
c = J/k
Menyusun daftar distribusi frekuensi dengan menetapkan kelas-kelas sehingga nilai
statistik minimum termuat dalam kelas interval terendah, tetapi tidak harus sebagai
batas bawah kelas. Selanjutnya, menetapkan frekuensi tiap kelas yang dapat di lakukan
dengan menggunakan rumus.

Daftar Distribusi frekuensi Kumulatif, Frekuensi Relatif, dan Frekuensi Kumulatif


relatif
Daftar Distribusi frekuensi kumulatif dapat di susun dari daftar distribusi frekuensi
berkelompok. Terdapat dua jenis frekuensi kumulatif, yaitu kumulatif kurang dari tepi atas
(fk ta) dan frekuensi kumulatif lebih dari bawah (fk tb).
Contoh :
Daftar distribusi frekuensi kumulatif ,misal:

Setiap frekuensi fi, dalam daftar distribusi frekuensi yang dinyatakan dalam persentase di
sebut frekuensi relatif (fr). frekuesi relative dapat di tentukan dengan rumus :
fr = fi /n X 100%
Selanjutnya daftar distribusi frekuensi kumulatif relatif dapat di susun dari daftar distribusi
kumulatif. Seperti halnya frekuensi kumulatif, terdapat dua jenis frekuensi kumulatif relatif,
yaitu frekuensi kumulatif relatif kurang dari tepi atas (fkr ta) dan frekuensi kumulatif relatif
lebih dari tepi bawah (fkr tb ). Kedua frekuensi kumulatif relative tersebut dapat di tentukan
dengan rumus:
(fkr ta ) =(fk ta )/n X 100% (fkr tb ) =(fk tb )/n X 100%
B. Diagram
a) Diagram Batang
Diagram batang adalah diagram penyajian data dalam bentuk batang atau
kotak yang dicatat dalam interval tertentu pada bidang cartesius. Ada dua
jenis diagram batang, yaitu diagram batang vertikal dan diagram batang
horizontal.
Contoh :
Jumlah lulusan SMA X di suatu daerah dari tahun 2001 sampai tahun 2004
adalah sebagai berikut.

Nyatakan data di atas dalam bentuk diagram batang.


Penyelesaian :
Data tersebut dapat disajikan dengan diagram batang sebagai berikut.

Kegunaan : untuk menggambarkan pengembangan nilai-nilai suatu objek


penelitian dalam kurun waktu tertentu
Kelebihan : paling sederhana dan umum digunakan.
Kekurangan : hanya dapat disajikan data yang telah dikelompokan atas atribut
dan kategori.
b) Diagram Garis
Diagram garis adalah diagram penyajian data dalam bentuk garis.
Diagram garis biasanya digunakan untuk menggambarkan keadaan yang
berkesinambungan.
Contoh :
Dalam enam bulan pertama tahun 2007, pemakaian daya listrik dari koperasi
ABC seperti tertuang pada tabel berikut.

Sajikan data diatas ke dalam diagram garis dan kemudian tafsirkan.!


Penyelesaian :

Dari diagram garis di atas dapat dibaca dan ditafsirkan, misalkan :


*). Pada bulan Januari - Februari pemakaian listrik bertambah dengan kemiringan
garisnya positif.
*). Pada bulan Februari - Maret pemakaian listrik menurun dengan kemiringan
garisnya negatif.
*). Dari bulan Maret - Juni pemakaian listrik semakin meningkat dengan kemiringan
garisnya positif untuk setiap bulannya, meskipun kemiringannya ini masih lebih kecil
dibandingkan dengan periode bulan Januari - Februari.
Kegunaan : untuk menyajikan data yang berkesinambungan .
Kelebihan : biasanya digunakan untuk menaksir atau memperkirakan data
berdasarkan pola-pola yang telah diperoleh.
Kekurangan : hanya digunakan untuk data yang berkala, tidak bisa data yang
lainnya, perlu ketelitian dalam membaca diagram ini.

c) Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran adalah diagram penyajian data dalam bentuk
lingkaran. Bagian-bagian dari daerah lingkaran menunjukkan bagianbagian
atau persen dari keseluruhan. Untuk membuat diagram lingkaran, terlebih
dahulu ditentukan besarnya persentase tiap objek terhadap keseluruhan data
dan besarnya sudut pusat sektor lingkaran.
Cara menentukan besar sudut dan persentase datanya,

Besar persentase :
Persentase nilai A = banyak Ajumlah seluruh data100%
Besar Sudut :
Sudut nilai A = banyak Ajumlah seluruh data360

Untuk memudahkan mengingat, pada lingkaran berlaku perbandingan :


banyak nilai A jumlah seluruh data=Sudut A360=Persen A100%
Contoh :
Tabel berikut menunjukkan banyaknya siswa di suatu kabupaten menurut tingkat sekolah
pada tahun 2007.

Sajikan data di atas dalam diagram lingkaran dan tentukan besar persentasenya masing-
masing!
Penyelesaian :
Jumlah seluruh siswa adalah 1.000 orang. Seluruh siswa diklasifikasikan menjadi 5 katagori:
SD = 175 orang, SMP = 600 orang, dan SMA = 225 orang.
*). Menentukan besarnya persentase masing-masing :
siswa SD = 1751000100%=17,5%

siswa SMP = 6001000100%=60%

siswa SMA = 2251000100%=22,5%


*). Menentukan besarnya sudut masing-masing :
siswa SD = 1751000360=63

siswa SMP = 6001000360=216

siswa SMP = 2251000360=81


Berikut diagram lingkarannya :

Kegunaan : untuk penyajian data dalam bentuk persen


Kelebihan : tempat untuk membuat diagram lingkaran tidak terlalu besar,
berguna untuk menunjukkan dan membandingkan proporsi dari data.
Kekurangan : tidak dapat menunjukan frekuensinya

d) Diagram Peta
Diagram peta (diagram kartogram) yaitu diagram yang melukiskan fenomena
atau keadaan dihubungkan dengan tempat kejadian itu berada. Teknik
pembuatannya digunakan peta geografis sebagai dasar untuk menerangkan
data dan fakta yang terjadi.
Kegunaan : untuk memudahkan dalam mencari data
Kelebihan : lebih mudah dalam menjumlahkan karena setiap gambar
mewakili jumlah tertentu
Kekurangan : perlu kreatifitas untuk membuatnya.

e) Diagram Pencar
Diagram pencar atau diagram titik atau diagram sebaran ialah diagram yang
menunjukkan gugusan titik-titik setelah garis koordinat sebagai penghubung
dihapus. Biasanya diagram ini digunakan untuk menggambarkan titik data
korelasi atau regresi yang terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.
Untuk kumpulan data yang terdiri atas dua variabel dengan nilai kuantitatif,
diagramnya dapat dibuat dalam sistem sumbu koordinat dan gambarnya akan
merupakan kumpulan titik-titik yang terpancar. Tahapan-tahapan ini
menerangkan setelah peneliti menyelesaikan analisis datanya dengan cermat,
kemudian langkah selanjutnya peneliti menginterprestasikan hasil
analisisnya.
Contoh diagram titik

C. Histogram
Histogram adalah diagram yang menyajikan data dari tabel distribusi frekuensi
dengan bentuk batang dan berimpitan. Sumbu mendatar (sumbu x) menyatakan tepi

kelas, dan sumbu tegak (sumbu y) menyatakan frekuensi. Untuk pembuatan


histogram, pada setiap interval kelas diperlukan tepi-tepi kelas. Tepi-tepi kelas ini
digunakan unntuk menentukan titik tengah kelas. Penyajian histogram dapat
disajikan berdasarkan tepi-tepi kelas atau berdasarkan nilai tengah.
*). nilai tengah = 12 (batas bawah + batas atas)
atau
*). nilai tengah = 12 (tepi bawah + tepi atas) .
*). Tepi bawah kelas ke-k = 12 [ Nilai tengah kelas ke-(k1) + Nilai tengah kelas ke-k ]

*). Tepi atas kelas ke-k = 12 [ Nilai tengah kelas ke-k + Nilai tengah kelas ke-(k+1) ]

*). Panjang kelas = Nilai tengah kelas ke-(k+1) Nilai tengah kelas ke-k
Contoh :
Dari tabel angket berikut, buatlah histogramnya.!

Penyelesaian :
Histogram yang disajikan berdasarkan tepi-tepi kelas
D. Poligon frekuensi
Poligon frekuensi adalah diagram garis yang menghubungkan setiap titik tengah
batang bagian atas dari suatu histogram dan batang - batangnya dihapus.
Contoh :
Hasil pengukuran berat badan terhadap 100 siswa SMP X digambarkan dalam
distribusi bergolong seperti di bawah ini. Sajikan data tersebut dalam histogram dan
poligon frekuensi.
Penyelesaian :
Histogram dan poligon frekuensi dari tabel di atas dapat ditunjukkan sebagai berikut.

Frekuensi Relatif dan Kumulatif


Frekuensi relatif dari suatu data adalah dengan membandingkan frekuensi pada interval
kelas itu dengan banyak data dinyatakan dalam persen.
Frekuensi relatif kelas ke-k = frekuensi kelas ke-k Total data100%
Frekuensi kumulatif kelas ke-k adalah jumlah frekuensi pada kelas yang dimaksud
dengan frekuensi kelas-kelas sebelumnya.
Ada dua macam frekuensi kumulatif, yaitu :
1) frekuensi kumulatif "kurang dari" ("kurang dari" diambil terhadap tepi atas kelas).
2) frekuensi kumulatif "lebih dari" ("lebih dari" diambil terhadap tepi bawah kelas).

contoh :
Dari tabel distribusi frekuensi berikut,
Tentukan :
a). Frekuensi kumulatif untuk interval 46 - 55 (kelas ke-4),
b). Frekuensi kumulatif lebih dari,
c). Frekuensi kumulatif kurang dari.
Penyelesaian :
a). Frekuensi relatif kelas ke-4
= frekuensi kelas ke-4Total data100%=1035100%=28,57% .

b). Frekuensi kumulatif kurang dari (menggunakan tepi atas)


*). kelas ke-1 : 16 - 25 , tepi atas 25 + 0,5 = 25,5.
frekuensi kumulatif kurang dari 25,5 adalah 5
*). kelas ke-2 : 26 - 35 , tepi atas 35 + 0,5 = 35,5.
frekuensi kumulatif kurang dari 35,5 adalah 5 + 3 = 8
*). kelas ke-3 : 36 - 45 , tepi atas 45 + 0,5 = 45,5.
frekuensi kumulatif kurang dari 45,5 adalah 5 + 3 + 9 = 17
*). kelas ke-4 : 46 - 55 , tepi atas 55 + 0,5 = 55,5.
frekuensi kumulatif kurang dari 55,5 adalah 5 + 3 + 9 + 10 = 27
*). kelas ke-5 : 56 - 65 , tepi atas 65 + 0,5 = 65,5.
frekuensi kumulatif kurang dari 65,5 adalah 5 + 3 + 9 + 10 + 6 = 33
*). kelas ke-6 : 66 - 75 , tepi atas 75 + 0,5 = 75,5.
frekuensi kumulatif kurang dari 75,5 adalah 5 + 3 + 9 + 10 + 6 + 2 = 35
c). Frekuensi kumulatif lebih dari (menggunakan tepi bawah)
*). kelas ke-1 : 16 - 25 , tepi bawah 16 - 0,5 = 15,5.
frekuensi kumulatif lebih dari 15,5 adalah 5 + 3 + 9 + 10 + 6 + 2 = 35
*). kelas ke-2 : 26 - 35 , tepi bawah 26 - 0,5 = 25,5.
frekuensi kumulatif lebih dari 25,5 adalah 3 + 9 + 10 + 6 + 2 = 30
*). kelas ke-3 : 36 - 45 , tepi bawah 36 - 0,5 = 35,5.
frekuensi kumulatif lebih dari 35,5 adalah 9 + 10 + 6 + 2 = 27
*). kelas ke-4 : 46 - 55 , tepi bawah 46 - 0,5 = 45,5.
frekuensi kumulatif lebih dari 45,5 adalah 10 + 6 + 2 = 18
*). kelas ke-5 : 56 - 65 , tepi bawah 56 - 0,5 = 55,5.
frekuensi kumulatif lebih dari 55,5 adalah 6 + 2 = 8
*). kelas ke-6 : 66 - 75 , tepi bawah 66 - 0,5 = 65,5.
frekuensi kumulatif lebih dari 65,5 adalah 2

E. Ogif (ogive)
Grafik yang menunjukkan frekuensi kumulatif kurang dari atau frekuensi
kumulatif lebih dari dinamakan poligon kumulatif. Untuk populasi yang besar,
poligon mempunyai banyak ruas garis patah yang menyerupai kurva sehingga
poligon frekuensi kumulatif dibuat mulus, yang hasilnya disebut ogif.
Ada dua macam ogif, yaitu sebagai berikut.
a. Ogif dari frekuensi kumulatif kurang dari disebut ogif positif.
b. Ogif dari frekuensi kumulatif lebih dari disebut ogif negatif.
Contoh :
Hasil tes ulangan Matematika terhadap 40 siswa kelas XI IPA digambarkan dalam
tabel di bawah ini.

Gambarlah ogif naik dan ogif turun.


Penyelesaian :
*). Daftar frekuensi kumulatif kurang dari dan lebih dari

*). Berikut diagram ogif (ogive) dari tabel di atas.

Anda mungkin juga menyukai